Anda di halaman 1dari 2

PENDEKATAN UTILITAS

Pada permulaan abad ke–18, ahli matematika Daniel Bernoulli telah mempelopori
perkembangan suatu ukuran utilitas. Bernoulli mengusulkan bahwa nilai sebenarnya (true
worth) kekayaan seseorang merupakan logaritma sejumlah uang. Selanjutnya konsep utilitas
dikembangkan lagi oleh Von Neumann dan Morgenstern pada tahun 1974, mereka
mengusulkan bahwa kurva utilitas dapat dibuat untuk setiap individu, asalkan asumsi tertentu
tentang preferensi individu tersebut berlaku. Utilitas merupakan preferensi atau nilai guna
pengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor risiko berupa angka yang mewakili
nilai pay off sebenarnya berdasarkan keputusan. Angka utilitas terbesar mewakili alternatif
yang paling disukai, sedangkan angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling
tidak disukai
Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif
(gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau
menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari
usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas
adalah util. Doktrin dari utilitarianisme melihat maksimalisasi dari utilitas sebagai kriteria
moral untuk organisasi dalam masyarakat. Menurut para utilitarian, seperti Jeremy Bentham
(1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1876), masyarakat harus bertujuan untuk
memaksimalisasikan jumlah utilitas dari individual, yang bertujuan untuk "kebahagiaan
terbesar untuk jumlah terbesar". Pendekatan ini menganggap bahwa jika konsumen membeli
barang karena memperoleh manfaat atau nilai guna (utility). Dimana utility meningkat, jika
jumlah barang yang dikonsumsi meningkat.1
Ada dua pendekatan yang berbeda di dalam pilihan konsumen yang bisa digunakan yaitu
pendekatan utilitas (utility approach) dan pendekatan kurva indiferens (indifference curve).
Pendekatan kurva indiferens sekarang ini lebih sering digunakan. Pendekatan kedua tersebut
menganggap bahwa perbandingan utilitas antar individu adalah "tidak benar" dan unit yang
dikonsumsi rumah tangga adalah lebih banyak dari pada individu.
1. Pendekatan utilitas (pengukuran cardinal)
Pendekatan utilitas menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh
dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama
seperti untuk berat atau tinggi. Oleh karena itu pendekatan ini disebut juga
pengukuran cardinal. Misalnya seseorang yang mempunyai berat 100 kg bisa

1
Haniah Pratiwi, perilaku konsumen, https://www.academia.edu/36507029/makalah_periilaku_Konsumen,
diakses pada 20 September 2021, pukul 19.06.
dikatakan mempunyai berat dua kali lebih berat disbanding orang yang mempunyai
berat 50 kg. Demikian pula halnya dengan kepuasan (utility), tingkat utilitas sebesar
200 dikatakan dua kali lebih besar daripada 100.
2. Pendekatan kurva indiferens (pengukuran ordinal)
Pendekatan kurva indiferens menganggap bahwa kepuasan atau utilitas yang
diperoleh konsumen dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa hanya bisa dihitung
dengan pengukuran ordinal, seperti tingkat kecerdasan seseorang (IQ). Contoh: Si
Amat dengan tingkat IQ setinggi 150 dikatakan lebih cerdas daripada Si Amin yang
ber-IQ setinggi 75. Tetapi tidak benar jika kita mengatakan bahwa Si Amat adalah
dua kali lebih cerdas daripada Si Amin. Kita tidak bisa menambahkan dua orang yang
ber-IQ setinggi 75 untuk menyamai seseorang yang ber-IQ setinggi 150. Di dalam
pendekatan ordinal ini, kita dapat mengatakan bahwa tingkat utilitas sebesar 300
adalah lebih besar daripada tingkat utilitas sebesar 150, tetapi tidak dapat kita
mengatakan bahwa utilitas tersebut dua kali lebih besar.
Asumsi – Asumsi pendekatan utilitas :
1. Konsumen Rasional. Konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasan dengan batasan
pendapatannya,
2. Tingkat utilitas total yang dicapai seseorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya atau additual dan Independent :
Utilitas = U ( barang X, barang Y, barang Z, …)
3. Utilitas dapat diukur secara cardinal.
4. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus (faktor lain dianggap tetap).
5. Konsumen akan memilih barang-barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya
dengan tunduk kepada kendala (constraints) anggaran (budget) mereka.
6. pendapatan konsumen tetap.2

2
Adam Syafri, Pendekatan Utilitas dan Indeveren, https://www.scribd.com/doc/133324925/Pendekatan-
Utilitas-Dan-Indiferen, Diakses pada 20 September 2021, pukul 19.12.

Anda mungkin juga menyukai