Anda di halaman 1dari 18

Teori Perdagangan

Internasional
Mata Kuliah Bisnis Internasional
Administrasi Bisnis

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Perdagangan internasional secara umum dan pentingnya
2. Merkantilisme
3. Adam Smith dan teori keunggulan absolut
4. David Ricardo dan teori keunggulan komparatif
5. The Heckscher-Ohlin (HO, factor proposition) Model
6. Raymond Vernon dan teori siklus hidup produk perdagangan
7. Teori Perdagangan Kontemporer
8. Porters Diamond

PERDAGANGAN INTERNASIONAL SECARA


UMUM DAN PERANANNYA

Negara saling terhubung satu sama lain


Politik
Sosial
Budaya
Kegiatan Komersial, dsb

PERDAGANGAN INTERNASIONAL SECARA


UMUM DAN PERANANNYA

Salah Satunya juga

perdangangan internasional,
yaitu: pertukaran barang/ jasa
yang dilakukan antar orang
(individu), organisasi dan negara.

PERDAGANGAN INTERNASIONAL SECARA


UMUM DAN PERANANNYA

Pertukaran ini terjadi karena

perbedaan dalam biaya produksi


antar negara dan karena itu
meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masing-masing negara
dengan memperluas berbagai
barang dan jasa yang tersedia
untuk konsumsi.

PERDAGANGAN INTERNASIONAL SECARA


UMUM
DAN PERANANNYA
Semenjak negara dan bisnis ada, perdagangan antar negara

telah menjadi sarana vital perekonomian negara-negara dan


bisnis.

Mengapa perdagangan internasional terjadi dan


bagaimana hal itu mempengaruhi keberadaan dan
kelangsungan hidup suaut negara dan bisnis?

Apakah perdagangan berlangsung antara negara-negara


atau antara perusahaan?

Apa pentingnya teori perdagangan antar negara dalam


rangka daya saing suatu negara?

Apakah perdagangan internasional meningkatkan


kesejahteraan warga suatu negara?

Kemudian apakah perlu mempelajari perdagangan


internasional?

Semua pertanyaan ini akan dibahas dalam konteks bab ini,


dan mudah-mudahan mahasiswa akan memiliki pemahaman
yang lebih baik dari perdagangan internasional dan

Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat


ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad ke 16 sampai
abad ke 18 di Eropa Barat. Pada awal
abad ke 16 beberapa kota yang relatif
besar mulai bermunculan seperti
London, Paris dan Napoli. Di kota-kota
itu produk untuk keperluan mulai dibuat
oleh pengrajin, seperti alat rumah
tangga, alat-alat dapur, gerabah dan
pakaian jadi. Periode ini menandai
kemunculan masyarakat Pasar.

Merkantilisme

Pada dasarnya merkantilime adalah sebuah tahap dalam


perkembangan sejarah kebijakan ekonomi, sebuah sistem
tentang kebijakan ekonomi yang banyak dipraktekkan
oleh banyak bangsawan Eropa dalam rangka menjamin
kesatuan politik dan kekuatan nasional. Merkantilis
sendiri dapat dibedakan antara kelompok bullionist dan
merkantilist murni. Kelompok bullionist berkembang
sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist
murni, Ide dasarnya sebenarnya sama, yaitu berusaha
mencapai kemakmuran negara, yang membedakan
adalah usaha untuk mencapai kemakmuran tersebut.

Merkantilisme

Kelompok Bullionist, yang dipelopori oleh Gerald Malynes, mengaitkan


kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia, semakin besar stok logam
mulia di dalam negeri mencerminkan kemakmuran, kekuasaan dan kemegahan.
Oleh karena itu kebijakan dalam perdagangan adalah mendorong ekspor sebesarbesarnya, kecuali logam mulia dan melarang impor dengan ketat, kecuali logam
mulia, sehingga apabila terdapat surplus ekspor, maka surplus ekspor ini akan
dibayar dengan logam mulia. Menjual barang ke luar negeri selalu lebih baik dari
membeli barang dari negara lain, karena menjual barang dari negara lain akan
dibayar dengan logam mulia sedangkan membeli barang dari negara lain akan
mengurangi logam mulia.

Sedangkan golongan merkantilis murni, hal yang paling menonjol adalah aspek
suku bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan
ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat
berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan harga
barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang yang
berupa logam mulia dapat diperbanyak maka jalan yang paling mudah adalah
melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib
berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable
balance of trade). Surplus ekspor dapat menambah logam mulia, dan dengan
masuknya logam mulai maka negara akan menjadi makmur dan kuat.

Merkantilisme

Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:

Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran, sehingga
negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat.

Logammulia yang banyak tersebut dapat digunakanuntuk membiayai armada


perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.

Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar


negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia

Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif
akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin
besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari
luar negeri.

Merkantilisme

Pendukung utama keompok merkantilis murni adalah Thomas Mun di Inggris,


Colbert di Perancis sehingga merkantilis di Perancis dinamakan colbertisme yang
lebih menitik beratkan pada perkembangan industri dalam negeri daripada perdagangan internasional, Von Hornigh dan Becker di Jerman dan Austria dan
sistemnya disebut sebagai cameralisme.

Ide pokok merkantilis yang mengatakan negara atau raja akan menjadi kuat
dengan semakin banyaknya logam mulia mendapat kritikan dari David Hume,
yang menyatakan bahwa semakin banyak logam mulia maka ini berarti jumlah
uang beredar (money supply) akan semakin banyak. Bila money supply naik
sedangkan produksi tetap, maka tentu akan terjadi inflasi dan kenaikan harga.
Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang ekspor,
sehingga kuantitas ekspor akan menurun.

Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi akan
menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih rendah, sehingga
kuantitas impor akan meningkat. Perkembangan yang demikian akan akan
menyebabkan impor lebih besar dari ekspor dan pada akhirnya logam mulia akan
menurun atau berkurang (untuk membiayai impor). Dengan berkurangnya logam
mulia yang dimiliki maka negara atau raja menjadi lebih miskin

Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori praklasik merkantilisme
menjadi tidak relevan. Selanjutnya muncullah teori klasik atau absolute
advantage dari Adam Smith.

Merkantilisme

Meskipun era merkantilisme berakhir menjelang akhir dari


abad ke 17, argumen dari teori ini masih memiliki aplikasi
sampai hari ini.

Negara tetap mendorong untuk lebih banyak ekspor dari


pada impor barang dan jasa agar supaya dapat memiliki
neraca perdagangan yang lebih menguntungkan.

Dengan kata lain, ekspor membawa pendapatan ke negara,


dan impor menyebabkan negara untuk membayar.

Adam Smith Teori Keuntungan


Absolut
Adam Smith Absolute Advantage: Setiap negara akan

memperoleh manfaat perdagangan (gain from trade) karena


melakukan spesialisasi produksi dalam suatu barang dan
mengekspornya jika negara tersebut memiliki keuntungan
mutlak (absolute advantage), serta mengimpor barang jika
negara tersebut memiliki ketidak unggulan mutlak (absolute
disadvantage).

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori keuntungan


mutlak adalah sebagai berikut:

1. Faktor produksi yang digunakan adalah tenaga kerja


2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara adalah
sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
4.

Tidak ada biaya transportasi atau =0

Adam Smith Teori Keuntungan


Absolut
Shoes

Olive Oil

Spanyol memiliki keunggulan absolut dalam produksi minyak zaitun (olive oil).
Hal ini membutuhkan lebih sedikit orang/jam (2 menjadi kurang dari 4) bagi
Spanyol untuk memproduksi 1 unit minyak zaitun.

Italia, di sisi lain, memiliki keunggulan absolut dalam produksi sepatu. Hal ini
membutuhkan lebih sedikit orang/jam (2 menjadi kurang dari 4) untuk Italia untuk
memproduksi 1 unit sepatu. Spanyol jelas lebih efisien dalam produksi minyak
zaitun. Dibutuhkan Italia 4 orang/jam untuk menghasilkan 1 unit minyak zaitun
sedangkan yang dibutuhkan Spanyol hanya 2 orang/jam untuk menghasilkan unit
yang sama dari minyak zaitun.

Italia membutuhkan dua kali lebih banyak orang/jam untuk menghasilkan output
yang sama. Italia membutuhkan 2 jam kerja untuk memproduksi 1 unit sepatu
yang mengambil Spanyol 4 orang/jam untuk menghasilkan. Spanyol ada-kedepan
membutuhkan 2 lebih orang/jam dari Italia untuk menghasilkan satuan yang
sama sepatu.

Kedua negara masing-masing berlawanan dalam efisiensi relatif dari produksi

Adam Smith Teori Keuntungan


Absolut
Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan
kedua negara apabila masing-masing negara mempunyai
keunggulan absolut yang berbeda.

Dengan demikian, bila hanya satu negara yang memiliki

keuntungan untuk kedua jenis produk maka tidak akan terjadi


perdagangan internasional.

Hal ini merupakan kelemahan teori keuntungan absolut dari


Adam Smith.

Untuk mengatasi kelemahan ini, beberapa teori yang termasuk


teori klasik telah telah dikembangkan, seperti teori
keuntungan komparatif dari John Stuart Mill, dan perbandingan
biaya relatif dari David Ricardo.

David Ricardo Teori Keunggulan


Komparatif

David Ricardo mengambil logika

keunggulan mutlak dalam produksi


selangkah lebih lanjut dengan
menjelaskan bagaimana tiap-tiap
negara dapat memanfaatkan
keuntungan mereka sendiri dan
keuntungan dari perdagangan
internasional

David Ricardo Teori Keunggulan


Komparatif

Perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan


komparatif antar negara. David Ricardo berpendapat bahwa keunggulan
komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang
dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara
lainnya.

Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi


dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan
dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah
secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi
tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara
bersedia bertukar kopi dan timah.

Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan


standar kehidupan dan pendapatannya jika negarai tersebut melakukan
spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan
efisiensi tinggi.

David Ricardo Teori Keunggulan


Komparatif

Teori keunggulan komparatif

bertahan sebagai bagian penting


dari teori perdagangan
internasional saat ini. Secara
keseluruhan, keunggulan
komparatif menurut Ricardo
didasarkan pada apa yang
dikorbankan atau trade off dalam
memproduksi satu produk dari
pada yang lain.

Anda mungkin juga menyukai