Aliran Merkantilisme dan Klasik NAMA KELOMPOK : SHALSABILA KRISMA P. (33117010003) NASTASYA MOURITA (33117010006) ADE MAULANI A. (33117010021) ELVIRA CHANRA (3311701003) JUNITA MANURUNG (3311701003) • Perdagangan Internasional • Aliran Merkantilisme • Aliran Klasik • Pemikiran Ekonomi Mengenai Perdagangan Internasional dari Aliran Merkantilisme dan Klasik Perdagangan Internasional • Ialah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama, Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan, individu dengan pemerintah suatu negara/pemerintah suatu negara dengan negara lain Aliran Merkantilisme • Pertumbuhan ekonomi atau perkembangan ekonomi suatu negara menurut kaum Merkantilis ditentukan oleh peningkatan perdagangan internasional dan penambahan pemasaran hasil industri serta surplus neraca perdagangan. Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional. Jenis Merkantilisme: A. Kelompok Bullionist • Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah dan berkuasa negara tersebut. Kebijakan kelompok ini adalah - mendorong ekspor sebesar- besarnya, (kecuali logam mulia) - melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia) - surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia B. Merkantilist Murni • Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade). Kritik terhadap Merkantilisme • A. David Hume Ide pokok merkantilis yang mengagungkan logam mulia dikritik keras oleh David Hume. Hume menyatakan bahwa menambah logam mulia sama dengan menambah jumlah uang beredar (money supply). Bila money supply naik sedangkan tingkat produksi tetap, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga). Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang ekspor, sehingga jumlah barang yang di-ekspor akan menurun. Pada situasi dimana harga barang impor lebih rendah daripada barang dalam negeri, akan meningkatkan impor. Hingga nett ekspor mencapai negatif, cadangan logam mulia akan dipakai untuk membiayai impor. Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara/raja menjadi lebih miskin (berkurang kekayaannya). B. Adam Smith Kritikan Hume ini kemudian melahirkan teori klasik atau absolute advantage dari Adam Smith pada akhir abad ke-18. Kritik Adam Smith: 1. Ukuran kekayaan suatu negara bukan berdasarkan logam mulia. 2. Kemakmuran suatu negara berdasarkan jumlah nilai tambah produksi barang domestik (PDB) ditambah dengan surplus perdagangan. 3. Pemerintah perlu mengurangi campur tangannya dalam perdagangan, sehingga mendukung terjadinya perdagangan bebas. 4. Perdagangan bebas akan meningkatkan daya kompetisi, sehingga akan mendorong spesialisasi berdasarkan absolute advantage. 5. Spesialisasi akan mendorong produktivitas dan efisiensi. 6. Peningkatan produktivitas adan efisiensi akan meningkatkan PDB dan surplus perdagangan. 7. Peningkatan PDB dan surplus perdagangan identik dengan peningkatan kemakmuran suatu negara/raja.
Kritikan-kritikan ini menggiring dunia
untuk mengakhiri era merkantilisme, dan memasuku ekonomi klasik. Aliran Klasik • merupakan aliran atau mazhab yang dikembangkan oleh Adam Smith warga negara Skotlandia yang ditulis dalam karyanya “ An Inquary Into the Natural and Causes of the Wealth of Nations “ terbit tahun 1776, dalam buku tersebut Adam Smith banyak mengemukakan/membahas permasalahan ekonomi yang sebelumnya sudah banyak dibahas oleh para ekonom sebelumnya. Adam Smith ( 1723 -1790 ) dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi dunia ( Father Modern Economic) . dikenal sebagai teori absolut cost advantage. Dalam teori ini menganggap (asumsi):
Ada dua negara saja yang berdagang satu sama
lain, dua komoditi yang bisa dihasilkan di kedua negara tersebut Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variable) riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variable riil seperti misalnya nilai sesuatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja Teori Klasik itu mempunyai dua manfaat:
memungkinkan kita dengan secara sederhana
menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. meskipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan. Masing-masing negara yang melakukan perdagangan internasional akan didorong untuk melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang yang mempunyai keuntungan mutlak. Keuntungan mutlak (absolute advantage) adalah keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang tersebut. Keuntungan akan diperoleh apabila masing-masing negara mampu menghasilkan barang- barang tertentu dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan seandainya barang-barang itu dibuat oleh negaralain. Beberapa kelemahan teori Adam Smith adalah: Ia tidak mempersoalkan kemungkinan negara- negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak terhadap negara-negara lain. Misalnya negara-negara sedang berkembang terhadap negara-negara maju. Selain itu ia tidak menjelaskan berapa besar dasar tukar (term of trade) yang akan terjadi. Seandainya negara- negara tersebut benar-benar jadi melakukan perdagangan internasional dan seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh masing-masing negara dari perdagangan internasional tersebut. Bertitik tolak dari kelemahan-kelemahan analisa Adam Smith, Ricardo berusaha untuk memperbaikinya. Ia membagi perdagangan menjadi dua yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo perdagangan luar negeri tidak mungkin
dilakukan atas dasar keuntungan mutlak. Menurut dia dasar tukar barang-barang ditentukan oleh biaya comparatif (comparative cost). Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang terkecil. Teori biaya mutlak Adam Smith tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana perdagangan internasional dapat terjadi di antara kedua negara di mana salah satu negara memiliki keuntungan mutlak dalam produksi semua barang yang mau diperdagangkan b. Teori kemanfaatan relatif (Comparative Advantage) J.S. Mill
Pada dasarnya teori comparative cost
dari Ricardo dan comparative advantage sama, hanya kalau pada teori comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing negara output-nya berbeda, pada comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu negara dengan negara lain teori-teori klasik tersebut diatas disusun berdasarkan beberapa anggapan
Hanya ada dua negara dan dua barang yang diperdagangkan.
Mendasarkan diri pada labor theory of value. Ongkos produksi konstan. Ongkos transportasi diabaikan (sama dengan nol). Faktor-faktor produksi dapat bergerak bebas di dalam negeri, tetapi sama sekali tidak dapat berpindah melewati perbatasan negara. Persaingan sempurna di pasar barang maupun di pasar factor produksi. Distribusi pendapatan dalam suatu negara tidak mempengaruhi perniagaan antar negara. Perdagangan dilaksanakan hanya dalam ujud barter (pertukaran barang dengan barang).
Tidak ada perubahan teknologi.
Kelebihan Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional
Kaum neoklasik mengatakan bahwa baik perdagangan international
maupun aliran modal international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu Negara maupun antar Negara.
Ada tiga asumsi dasar dalam ilmu ekonomi neoklasik: 1) Orang-orang
rasional.. 2) Individu dan perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba. 3) Individu berperilaku secara independen dan dengan informasi lengkap. Awalnya berhak oleh Thorstein Veblen pada tahun 1900 dalam karyanya "prakonsepsi Ilmu Ekonomi," tumbuh ekonomi neoklasik dari sebuah gerakan revolusioner untuk menggabungkan utilitas dan pemikiran rasional ke dalam ajaran inti ekonomi. Dijuluki oleh banyak orang sebagai "revolusi marjinal," karya yang mendorong gerakan ini termasuk "Teori Ekonomi Politik," oleh William Jevons Stanley, "Prinsip Ekonomi," oleh Carl Menger, dan "Elemen Ekonomi Murni," oleh Leon Walras. Sebagai ekonomi neoklasik adalah teori ekonomi yang dominan, itu sesuai mencakup sebagian besar subtopik studi di bawah ekonomi seperti ekspektasi rasional, organisasi industri, ekonomi makro,dll Salah satu manfaat utama dari ekonomi neoklasik adalah bahwa hal ini membantu untuk menjelaskan bagaimana menetapkan harga dan kuantitas yang dihasilkan tiba di dalam perekonomian.. Dengan memperkenalkan individu sebagai utilitas memaksimalkan agen dalam perekonomian, teori ini dapat menjelaskan mengapa harga naik kekurangan atau bagaimana monopoli membatasi suplai untuk memaksimalkan keuntungan. Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu
paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan. TERIMA KASIH