Anda di halaman 1dari 31

MERKANTILISME

oleh
HENDI HIDAYAT
MATERI AJAR
• Latarbelakang Lahirnya Merkantilisme
• Pengertian Merkantilisme
• Jenis-jenis Merkantilisme
• Kebijakan Merkantilisme
• Pokok-pokok Ajaran Merkantilisme
• Prinsip-prinsip Merkantilisme
• Tokoh-tokoh merkantilisme
• Negara-negara pengantut Merkantilisme
• Dampak Merkantilisme Bagi Dunia
• Dampak Merkantilisme Bagi Indonesia
PENDAHULUAN
Perkembangan perdagangan internasional pada dasarnya
diawali dengan perkembangan yang terjadi di Eropa saat
beberapa kerajaan memiliki pusat perdagangan seperti London,
Napoli, Paris dan Milan sebagai pusat industri rumah
tangga.Perkembangan itu telah mendorong perubahan dalam
masyarakat dari masyarakat yang feodal menuju masyarakat
yang kapitalis.Muncul banyak pedagang yang kemudian
melahirkan hubungan antara penguasa dan pedagang untuk
memenangkan perdagangan.Tidak heran pada masa itu muncul
hubungan khusus antara pedagang dengan keluarga raja untuk
mendapatkan proteksi.
LATARBELAKANG LAHIRNYA
MERKANTILISME
• Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris,
Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
• Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan,
kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
• Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap
mampu bertahan.
• Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran
kekayaan suatu Negara.
• Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta
eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.
PENGERTIAN MERKANTILISME

Paham yang ditandai dengan adanya campur


tangan pemerintah secara ketat dan
menyeluruh dalam kehidupan perekonomian
guna memupuk kekayaan logam mulia
sebanyak-banyakanya
sebagai standard dan ukuran kekayaan yang
dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara
tersebut.
JENIS-JENIS MERKANTILISME
Merkantilis dibagi kedalam dua kelompok, yaitu :
a.  Bullionist, tokoh kelompok ini adalah Gerald Malynes yang
menekankan pada kemakmuran negara dengan peningkatan
pemilikan logam mulia. Kelompok ini berpendirian bahwa
menjual barang kepada negara lain, akan selalu lebih baik
daripada membeli barang dari negara lain sebab menjual barang
menghasilkan keuntungan sedangkan membeli barang hanya akan
menimbulkan kerugian. Kekuatan pada menjual barang itu selalu
mendorong digunakannya kebijakan ekonomi yang dapat
menghasilkan surplus ekspor, karena dengan surplus ekspor
berarti akan dibayar dengan loga mulia. Gagasan untuk mencapai
surplus ekspor ini adalah gagasan untuk menumpuk logam mulia.
 b. Merkantilist murni, pada kelompok ini teori atau pemikiran
yang paling menonjol adalah masalah suku bunga (rate). Suku
bunga yang sangat rendah akan menguntungkan bagi setiap
penerima kredit dan bunga rendah akan sangat mendorong
kegiatan ekonomi, karena perluasan usaha dimana usaha baru
hanya mungkin dilakukan apabila tersedia kredit dengan
tingkat suku bunga rendah. Agar aktivitas ekonomi
berkembang, harga barang harus meningkat dan peningkatan
harga barang  mungkin terjadi jika jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat bertambah. Golongan ini mementingkan
uang. Agar uang dapat diperbanyak, jalan paling sering
ditempuh oleh banyak negara adalah melalui perdagangan
internasional. Prinsip yang dianut oleh aliran ini antara lain
adalah foreign trade produces richest, richest power, power
preserves of trade and religion.
KEBIJAKAN PELAKSANAAN
MERKANTILISME
• Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
• Meningkatkan perdagangan luar negeri
• Mengembangkan industri berorientasi ekspor
• Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga
kerja industri
• Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
• Melakukan perlindungan barang dagangan dengan
menggunakan bea masuk yang sangat tinggi.
• Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu
Negara mengekspor lebih dari Negara lain
POKOK-POKOK AJARAN EKONOMI
MERKANTILISME
Berikut ini adalah 7 ajaran pokok dari merkantilisme dalam buku
perkembangan pemikiran ekonomi oleh Teguh Sihono, 2008. Tujuh hal
pokok dalam ajaran merkantilisme yakni :
1. Logam Mulia berupa Emas dan Perak adalah jenis kekayaan yang sangat
diinginkan. Beberapa kaum merkantilis mempercayai bahwa logam mulia
adalah satu-satunya kekayaan yang berharga untuk dicari.
2. Merkantilisme mengajarkan tentang nasionalisme. Tidak semua Negara
menikmati surplus dari ekspor besar dan mengumpulkan kekayaan dari
pembayaran yang dilakukan dengan negeri tetangga. Hanya kekuatan
orang yang dapat mempertahankan koloninya dan mendominasi lalulintas
perdagangannya, akan sanggup bersaing dengan Negara-negara lain dan
sukses dalam persaingan ekononomi.
3. Menganjurkan impor bahan mentah tanpa pajak bilamana barang itu dapat
diproduksikan didalam negeri dan pengeluaran barang-barang mentah.
4. Pedagang-pedagang kapitalis percaya bahwa penguasaan atau dominasi
serta monopoli di daerah colonial adalah untuk keuntungan Negara
penjajah. Mereka juga berusaha agar Negara jajahan tergantung pada
Negara jajahan.
5. Merkantilis memperbolehkan adanya monopoli dan perdagangan bebas
disini dalam hal perpajakan saja, yang tidak sama dengan prinsip
perdagangan bebas, sehingga tidak semua orang bebas menggunakan
modalnya dengan hak-hak utama/ free trade.
6. Menghendaki pemerintah sentral yang kuat untuk dapat melaksanakan
peraturan-peraturan di dalam bidang perdagangan dan perusahaan.
Pemerintah mengijinkan hal-hal untuk mengadakan monopoli guna
melakukan perdagangan luar negeri.
7. Meskipun mengutaakan kekayaan bangsa, akan tetapi merkantilis tidak
mendorong untuk kekayaan sebagian besar penduduk. Dalam kenyataanya
kaum merkantilis senang akan masyarakat atau penduduk yang bekerja
giat, yang mampu menyediakan tenaga kerja murah dan tentara serta kelasi
yang siap untuk bertempur demi kejayaan bangsa serta memperkaya
pemimpin-pemimpin mereka.
PRINSIP EKONOMI MERKANTILISME

Dalam prinsip ini mengandung beberapa sifat


merkantilisme sebagai berikut:
1.Menitikberatkanpada perdagangan antarnegara,
2.Hasrat untuk mencapai suatu kemakmuran,
3.Usaha untuk mengembangkan kekuasaan,
4.Hubungan yang erat antara kebutuhan akan
kekuasaan dengan perdagangan maupun agama.
TOKOH MERKANTILISME
1.      Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori
tentang uang dan harga. Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh
dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga barang-
barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan
oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan
raja. Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga
sangat dikecam pada saat itu. Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux
Paradoxes de Malestroit (1568), dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-
harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni :
1.      Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
2.      Praktek memonopoli yang dilakukan oleh dunia swasta maupun
peran Negara.
3.      Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian
hasil produksi di ekspor.
4.      Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
5.      Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung
di dalamnya dikurangi atau dipermainkan.
Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadap warga Negara, karena Negara
berada di atas hukum. Sebenarnya teori yang dikemukakan oleh
bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori ini
mencerminkan kebutuhan Negara-negara nasional yang sedang
tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan
menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para
kaum bangsawan, Jean Bodin menekankan apabila jumlah
cadangan yang berupa persediaan emas tersebut lebih baik disimpan
terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan
berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya inflasi.
Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari
itu dalam selang waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher
menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori kuantitas uang.
2.      Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia
banyak menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan
sempat menjadi karya yang terkenal berjudul England’s Treasure by
Foreign Trade adalah salah satu sumbangan besar terhadap teori
perdagangan luar negeri.  Thomas Mun mengecam kaum bullion yang
melarang mengalirnya emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa
dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor
keluar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh
Negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap akan
menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara
melakukan transaksi pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai
jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-belikan itu.
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena
menaikkan harga-harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan
meningkatkan pendapatan para pengusaha, namum kenaikan tersebut
secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan,
karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
3.      Jean Baptis Colbert (1619-1683)
J. B. Colber adalah seorang pejabat Negara Perancis dengan kedudukan
sebagai Menteri Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam
pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat olehnya lebih mengarah
pada kekuasaan dan kejayaan Negara daripada untuk meningkatkan
kekayaan orang-perorang.
Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan
menekankan pengenaan bea impor, dengan tujuan memberikan subsidi
kepada kapal-kapal pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan
Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk
mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak
dan murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri,
sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke dalam Negara.
J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan guna mendorong timbulnya perusahaan baru
khususnya untuk perdagangan antar Negara dan para saudagarnyapun
mendukung kebikakan yang dilakukan pemerintah. Ia juga mendorong
pengembangan ilmu pengetahuan dengan, perpustakaan, dan
memberikan subsidi ke setiap sector ekonomi
4.      Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William
banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal
sebagai inonator, ahli bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di
suatu akademi.
Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662),
yang berisi tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja
yang menentukan nilai suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan agar
para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang, menurutnya uang diperluka dalam jumlah secukupnya, tetapi
lebih atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemhudaratan.
Harga untuk uang adalah bunga modal, dengan demikian, semakin besar
jumlah uang beredar, maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong
kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi
proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga
dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya.
Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya ini, ia
menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka
studi statsitika semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan
pertama kali tentang nilai tenaga kerja yang kurang dimengerti oleh ahli-ahli
berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang bernama David Ricardo.
5.      Sir Dudley North (1641-1691)
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya
perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan
intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan
segala peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah
tidak perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama
emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu
Negara adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan
dan bukan untuk symbol kekayaan Negara. Negara akan
jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan
dan kepentingan pembayaran untuk Negara lain.
Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong
perdagangan dan kemudian akan memperkaya Negara.
6.      David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan,
dan beranggapan bahwa ketidekadilan akan memperlemah
suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan  kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh
kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin.
Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang
diinginkan oleh Hume tersebut.
Dalam teorinya, Hume membahas tentang hubungan antara
neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga
barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono,
2008).
Negara-negara penganut
paham ekonomi merkantilisme
1. Merkantilisme Spanyol
2. Merkantilisme Perancis
3. Merkantilisme Inggris
4. Merkantilisme Belanda
1. Merkantilisme Spanyol

perjalanan yang dilakukan oleh


Columbus untuk mencari jalur yang lebih
pendek menuju India berhasil menemukan
benua Amerika. Ekspedisi Columbus
tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga
membuat Spanyol menjadi negara yang
memenangkan perlombaan dalam
persaingan untuk mendapatkan barang
dagangan berupa emas dan perak, juga
daerah untuk memasarkan produknya.
2. Merkantilisme Perancis
Pada zaman Raja Louis XIV yang menjadi Menteri
Perdagangan dan Keuangan adalah Jean Baptiste
Colbert, yang menjadi seorang diktator. Tujuan
kebijakan Colbert lebih diarahkan kepada kekuasaan
dan kejayaan negara daripada untuk meningkatkan
kekayaan setiap orang. Ia berjuang keras untuk
memajukan industri dan perdagangan Perancis,
sehingga di Perancis paham merkantilisme terkenal
dengan sebutan Colbertisme.
Tindakan yang dilakukan Colbert di antaranya:
• melarang ekspor hasil pertanian dan bahan baku
• melarang ekspor emas dan perak
• intervensi pemerintah dalam bidang
pengawasan hasil industri, memberikan bantuan
pada perusahaan yang baru berdiri serta negara
mendirikan perusahaannya sendiri
melarang adanya emigrasi dan menganjurkan
imigrasi karena negara kekurangan penduduk.
• memperluas daerah jajahan
3. Merkantilisme Inggris
Di Inggris, merkantilisme dimulai pada zaman pemerintahan Raja
Henry VII sampai zaman Ratu Elizabeth. Pada pemerintahan Ratu
Elizabeth I, tokoh merkantilis yang terkenal adalah Perdana Menteri
Cromwell (1558 – 1603).Tindakan-tindakan yang dilakukan
Cromwell adalah:
• melindungi perikanan dengan cara melarang rakyat memakan
daging pada hari-hari tertentu dan menggantinya dengan ikan
• melindungi peternakan dan industri wol melalui undang-undang
peci, yaitu setiap pria berusia di atas enam tahun harus
mengenakan peci dari wol
• mengeluarkan undang-undang pelayaran yang disebut Act of
Navigation yang berisi bahwa semua kegiatan ekspor dan impor
dari dan ke Inggris harus menggunakan
kapal Inggris.
4. Merkantilisme Belanda
Merkantilisme di Belanda berlaku sejak dibentuknya
VOC, yaitu pada tahun 1602. Praktek merkantilisme
Belanda diberlakukan tidak hanya di negaranya tetapi
juga di semua negara jajahannya, termasuk
Indonesia.Tujuan merkantilisme Belanda adalah:
• memperluas daerah koloni
• mencari bahan baku untuk industri berupa rempah-
rempah, kopi, kelapa sawit, cengkeh, teh, dan lada
• memperluas daerah pemasaran
Dampak Merkantilisme bagi Dunia
Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada
zaman Raja Henry VII. Inggris memperoleh
keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya.
Kemudian, merkantilisme mendorong pemerintah
untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan
sebagai daerah monopoli perdagangannya, Politik
merkantilisme ini Dengan demikian mendukung
berlangsungnya revolusi industri yang sangat berpengaruh
bagi kehidupan dunia, serta yang melahirkan
terbentuknya persekutuan dagang masyarakat Eropa,
seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
1.Lahirnya kolonialisme imprealisme
2.Aktifnya perdagangan internasional.
3. Berkembangnya teknologi-teknologi
baru, misalnya Act of Navigation yang
sangat membantu perkapalan Inggris,
penemuan mesin uap dalam rangka
efisiensi produksi membawa Inggris
pada revolusi industri
Dampak Merkantilisme bagi
Indonesia
Beberapa dampak Merkantilisme bagi
Indonesia:
1. Kedatangan Belanda ke Nusantara, yaitu
dengan Pembentukan voc di batavia untuk
menghindari persaingan tidak sehat antar
pedagang eropa. Selain itu VOC memiliki
kekuatan monopoli dengan kerajaan-
kerajaan di nusantara. VOC berhak ikut
campur dalam urusan intern kerajaan.
2. Pemberlakuan Sistem Sewa tanah oleh Raffles.
Pendapatan negara pada masa pemerintahan Raffles
didapat dari pajak sewa tanah. Raffles berpandangan
bahwa tanah merupakan milik negara. Rakyat hanya
memiliki hak untuk mengolahnya. Rakyat dibebaskan
untuk menanam apapun, asal pajak berjalan lancar.
Akan tetapi sistem tersebut gagal diterapkan setelah
bertahun-tahun lamanya. Rakyat yang diberi
kebebasan untuk menanam, justru terjebak pada
kebiasaan lama. Mereka menjual hasil panen kepada
bupati, bukan kepada pasar. Akhirnya sistem sewa
tanah ini tidak berhasil, karena hanya menguntungkan
para tengkulak.
3. Stratifikasi Sosial
Adapun stratifikasi sosial yang ditetapkan
pemerintahbelanda:
Golongan 1: Orang Belanda dan Orang Asing
kulit putih
Golongan 2:Orang timur Asing
Golongan 3: Orang Pribumi
Pembedaan kelas sosial tersebut diikuti dengan
pembedaan hak dan kewajiban. Hal ini bertujuan
untuk menjaga prestise pemerintah kolonial
dengan menciptakan superioritas orang kulit
putih dan inferioritas orang pribumi.

Anda mungkin juga menyukai