Oleh
AISYAH DEMOKRATIA AN-NAFI’AH
XII IPA 1
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr .Wb
Puji syukur kita hadiahkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnya-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu, berikut ini saya menyerahkan makalah berjudul “Manusia Purba Homo” yang
semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua untuk memperlajari lebih
lanjut materi sejarah tentang peradaban Manusia Purba Homo. Melalui kata pengantar ini,
penulis memohon maaf dan memohon pemakluman apabila isi dalam laporan ini kurang tepat
atau menyinggung perasaan pembaca
Dengan ini penulis mempersembahkan dengan penuh rasa terimakasih dan semoga
Allah SWT memberkahi laporan praktikum ini sehingga dapat memberi manfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................9
3.2 SARAN...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Berbagai macam bentuk penemuan fosil manusia purba di seluruh dunia menjadi
bahan kajian tersendiri oleh para arkeolog dunia maupun di Indonesia. Karangka yang
berusia mulai dari ribuan hingga jutaan tahun yang lalu menjadi objek penelitian oleh
para ahli sejarah untuk mengetahui rupa, kehidupan dan evolusi dari makhluk tersebut.
Fosil yang ditemukan merupakan kerangka yang sejatinya mirip dengan kerangka
manusia pada saat ini. Hingga berbagai teori muncul ke permukaan untuk
mengembangkan pengetahuian mengenai kehidupan manusia purba di masa lalu dan
prosesnya hingga berevolusi dan memiiki anatomi seperti manusia pada saat ini.
Indonesia banyak menyumbang fosil manusia - manusia purba. Dilihat dari hasil
penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah
peradaban manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus
berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan
para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Itu sebabnya makalah ini dibuat untuk
mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai pengertian manusia purba yang
ditemukan di Indonesia dan homo sapiens serta kehidupannya pada masa itu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia Purba
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (sebelum mengenal tulisan)
disebut manusia purba. Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di Indonesia
yaitu sejak jutaan tahun yang lalu terutama di Pulau Jawa. Ditemukannya manusia
purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia,
hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu dan tertimbun di dalam tanah dalam
waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau
berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan
logam. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung
pada alam. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu :
1. Zaman Palaeolitikum artinya zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan
penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri
kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu hidup berkelompok; tinggal di sekitar
aliran sungai, gua, atau di atas pohon; dan mengandalkan makanan dari alam
dengan cara mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari itu,
manusia purba selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden) belum tahu bercocok tanam. Pada zaman ini alat-alatnya terbuat dari
batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah :
2
2. Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya (mezo) atau pertengahan.
Disebut juga zaman "mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat lanjut",
yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau. Para ahli
memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa Melanesoide
yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai, dan
Aborigin. Manusia zaman mezolitikum mendapatkan makanan dengan cara
berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di gua-gua di bawah bukit karang
(abris souche roche), tepi pantai, dan ceruk pegunungan. Gua abris souche
roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan hujan.
Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah berupa alat-alat
kesenian yang ditemukan di gua-gua dan coretan (atau lukisan) pada dinding
gua, seperti di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan, yang ditemukan oleh Ny.
Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels menemukan alat-alat tajam
berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung,
Ponorogo, dan Madiun. Selain itu, hasil peninggalannya ditemukan berupa
dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai timur
Sumatera yang disebut kjokkenmoddinger. Peralatan yang ditemukan di tempat
itu adalah kapak genggam Sumatera, pabble culture, dan alat berburu dari tulang
hewan.
4. Zaman Megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah
mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan
kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda,
seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan dinamisme
adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga
gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam
kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan manusia pada
Zaman Megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu
dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara
baik sebagai bentuk penghormatan.
4
bertingkat-tingkat sebagai tempat pemujaan. Sedangkan arca adalah perwujudan
dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan.
5. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam,
mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam
ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut
masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang
terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami zaman perunggu tanpa
melalui zaman tembaga. Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil
asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (Proto Melayu) dengan
bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu (Melayu Muda).
Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki
kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara,
penggunaan logam dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM. Masa
penggunaan logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia
purba di Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak
ditemukan di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti
pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.
Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan keterampilan
khusus yang hanya mungkin dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat,
yakni golongan undagi. Di luar Indonesia, berdasarkan bukti-bukti
arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi mereka telah
mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih
menjadi logam lebih mudah untuk tembaga dari pada besi.
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk
dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih
5
sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai
kayu, mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul. Alat-alat tersebut
ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki
dan Punung (Jawa Timur)
6
Otak lebih berkembang dari pada Meganthropus dan pithecanthropus.
Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austramelanosoid.
7
Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol
Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus.
Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata
Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah
atap tengkoraknya dari muka ke belakang
Tingginya sekitar 180 cm
Memiliki volume otak kecil, yaitu sekitar 1000-2000 cc dengan rata-rata
1350-1450 cc.
Tinggi badang antara 130-210 cm, berat badan antara 30-150 kg.
Hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu
Mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang yang masih sederhana.
3) Homo Floresiensis
Pengumuman tentang penemuan manusia Homo floresiensis tahun
2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan
di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia.
Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara
harfiah merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan
tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukim yang
nyaman bagi manusia pada masa pra-aksara. Liang Bua merupakan sebuah
temuan manusia modern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang
menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di
Kepulauan Indonesia.
8
karakter arkaik yang sering ditemukan pada Homo erectus, walaupun beberapa
aspek modern Homo sapiens juga sangat terlihat jelas. Namun demikian,
karakter Homo sapiens hendaknya dilihat sebagai atribut tingkatan evolusi
dalam spesies ini. Bila dikaitkan dengan masa hidup Manusia Liang Bua
sekitar 18.000 tahun yang lalu, maka LB 1 dan LB 6 seharusnya dipandang
sebagai satu dari variasi Homo sapiens.
Ciri-ciri homo floresiensis :
Mempunyai tengkoral yang relatif panjang dan rendah
Ukuran tubuh kerdil
Memiliki ukuran otak yang sangat kecil
Volume otak 380 cc
Memiliki rahang yang menonjol
Memiliki dahi yang sempit
Memiliki berat dan tinggi badan 25 kg dan 106 cm
Memiliki rongga hidung yang kecil dan melebar
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia
purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu
zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena
adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu
zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum,
zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada
beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus
Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan
Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
Corak kehidupan prasejarah indonesia dilihat dari segi hasil kebudayaan
manusia prasejarah menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : bentuk budaya yang
bersifat spiritual dan bersifat material; segi kepercayaan ada dinamisme
dan animisme; pola kehidupan manusia prasejarah adalah bersifat nomaden (hidup
berpindah-pindah dan bersifat permanen (menetap); sistem bercocok tanam/pertanian;
pelayaran; bahasa; food gathering dan menjadi food producing.
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang
sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia
sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
Homo Soloensis
Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan
zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu
terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru
(Neolithikum).
10
3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman
dahulu khususnya manusia purba homo.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. untuk
itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan
kesempurnaan dari makalah ini. Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang
lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang
lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Amurwani Dwi L., dkk. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
http://id.m.wikipedia.org/wiki/homo_floresiensis
http://zonapenemuan.blogspot.com/2018/05/ciri-ciri-manusia-purba-homo.html?m=1
http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-
Praaksara.html
12
LAMPIRAN
13