Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH KOTA TUA PENINGGALAN BELANDA DI KELURAHAN

PASAR MUARA TEMBESI KECAMATAN MUARA TEMBESI


KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI
Proposal
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1) Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora.

Oleh:
RENI WULANDARI
AS.160975

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut kuntowijoyo, ilmu sejarah merupakan ilmu yang meliputi
keseluruhan aktifitas manusia, dengan memperhatikan proses dan struktur yang
tunggal dalam ruang dan waktu, demikian halnya dengan sejarah itu sendiri,
sejarah dipandang sebagai rangkaian peristiwa yang dialamai manusia didunia ini,
dengan kejadian-kejadian yang datang silih berganti di masa lalu dan membentuk
masa sekarang serta masa akan datang.1 Dengan demikian keadaan yang kita
kenal pada saat ini merupakan hasil dari proses sejarah. Proses yang dengan jelas
menunjukan bagaimana sistem kemasyarakatan dengan struktur ekonomi, sosial
dan politik, yang kemudian tumbuh berubah dan mencapai tingkat perkembangan
sampai saat ini. Sejarah sering didentik dengan perubahan suatu daerah atau
wilayah dengan sendirinya memberikan perubahan, bagi daerah tersebut baik itu
secara keseluruhan maupun sebagian. Difenisi waktu sangatlah penting sebab
perubahan ialah sebuah proses dalam waktu.2 Didalam sejarah, perkembangan
desa atau pun kota dipengaruhi oleh masyarakat setempat. bertambah atau
berkurangnya penduduk memberikan pengaruh yang besar bagi perubahan desa
atau kota. Perubahan yang dimaksud bisa dilihat melalui prilaku dari anggota
masyarakat sehari-hari secara individual atau kelompok.
Setiap gejalah sejarah yang berhubungan dengan kehidupan sosial
suatu komunitas atau kelompok disebut sejarah sosial. Adapun bentuk kehidupan
sosial beraneka ragam, seperti kehidupan keluarga beserta pendidikannya, gaya
hidup yang meliputi pakaianm, perubahan, makanan, perawatan kesehatan, segala
macam bentuk rekreasi, seperti permainan, kesenian, olahraga, peralatan, upacara,

1
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, (Yokyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003), hlm. 34
2
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, (Yokyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003), hlm. 20
dan lain sebagiannya, dengan demikian, luang lingkup sejarah sosial sangat luas
oleh karena itu hampir segala aspek hidup mempunyai dimensi sosialnya3
Dalam memahami suatu proses, penelitian dan penulisan sejarah
merupakan suatu usaha untuk merekontruksi ataupun menulis kembali perstiwa
sejarah dan menyusunnya menjadi sebuah historiografi yang lengkap. Historigrafi
pada prinsipnya bukanlah sekedar suatu usaha penyuntingan ulang cerita lama.
Untuk menjadi disiplin ilmu, historiografi berkembang dengan menggunakan
metode dan pendekatan-pendekatan ilmu sosial. Sebab dengan menggunakan
pendekatan ilmu-ilmu sosial ruang lingkup sejarah tidak lain dibatasi oleh
pertanyaan-pertanyaan tentang proses, tetapi juga mulai memikirkan mengenai
struktur sejarah yang bermulai bersifat cerita yang semata-mata deskriptif dan
diakronik mulai menuju kearah tulisan yang analisis dan sinkronis.4
Provinsi Jambi merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang
pernah, diduduki penjajahan Belanda dan jepang sebelum kemerdekaan, serta
menjadi wilayah serangan agensi militer kedua di Indonesia pada tahun 1949.
Bukti sejarah bahwa Belanda dan Jepang pernah menduduki Provinsi Jambi
terdapat di berbagai wilayah Provinsi Jambi. Tidak banyak yang di tulis tentang
Jambi pada masa-masanya dan pada tahun 1860-1878 dan 1880-an salah satunya
yang terjadi di Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari di sana ada
salah satu monument tugu kedaulatan yang di bangun untuk memperingati
penyerahan kedaulatan oleh belanda.5
Untuk Provinsi Jambi yang pada saat itu langsung dihadiri oleh wakil
presiden Republik Indonesia yaitu Mohd Hatta sedangkan Jambi diwakili oleh
Letnan Kolonel Abundjani jauh sebelum masa kemerdekaan Muara Tembesi
sudah memiliki sejarah kejayaan di masa lalu karena pernah menjadi pusat
kerajaan melayu kuno dan Muara Tembesi memiliki letak yang strategis berada di
pertemuan tiga arus sungai yang sangat berperan penting bagi sektor ekonomi

3
Santono Kontodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm.50
4
Kuntowijoyo Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003), hlm.20
5
Elsbeth Locher-Scholten Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial, hlm.15
perdagangan pada saat itu. Dengan letak yang strategis kemudian Muara Tembesi
menjadi basis pertahanan pada masa penjajahan belanda.
Fasilitas yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Belanda
menyulap Jambi menjadi sebuah kota yang bernuansa Netral di tanah Jambi.
Ketika Belanda menguasai Jambi, Belanda memilih Muara Tembesi sebagai pusat
Kota pemerintahan Belanda karena letaknya yang sangat strategis dimana dia
berada di mulut pertemuan dua sungai utama Batang Hari dan Batang Merangin,
sementara sungai pada zaman dulu adaah jalur transportasi utama masyarakat
Jambi dari Muara Tembesi Belanda bisa leluasa memantau arus lalulintas
keluarmasuk warga dari arah Jambi ke daerah huluan atau sebaliknya.
Wilayah ini sangat strategis dijadikan untuk memantau arus lalu lintas
keluar masuk warga dari arah Jambi ke daerah huluan atau sebaliknya. Sehingga
untuk memudahkan kontrak lalu lintas keluar wilayah bagian pedalaman tersebut
maka dibangunlah benteng di Muara Tembesi yang berfungsi sebagai tempat
kediaman sekaigus perkantoran bagi orang Belanda. Selanjutnya Belanda mulai
mengembangkan dan membangun sebuah Kota yang bernuansa Netral di sana
akhirnya daerah Muara Tembesi dijadikan sebagai pusat pemerintahan colonial
Belanda di Jambi.
Tanggal 17 agustus 1945 yang juga menandai berakhirnya
pemerintahan Jepang di Muara Tembesi, kolonia Belanda kembali datang ke
Muara Tembesi melalui agresi Meliter I dan II pada tahun 1948. Itu tidak
berlangsung lama seiring dengan penyerahan kedaulatan Provinsi Jambi terhadap
Indonesia dari pemerintahan Belanda yang dilaksanakan di Muara Tembesi dan
dihadiri langsung oleh wakil Presiden pertama Repubik Indonesia yang pertama
yaitu Drs. Mohammad Hatta.6
Memasuki abad ke-19 di kepulauan Nusantara terjadi perubahan
politik perusahaan dagang Hindia timur atau lebih dikenal dengan VOC bubar
pada tahun 1798, setelah izinnya dibatalkan pada tahun 1795. Abad ke-18 menjadi
masa awal kemunduran VOC yang disebabkan berbagai faktor, antara lain dari

6
Aziz Faturrahman, Situs Kota Tua Muara Tembesi Jambi beserta Pemanfatannya,
( Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca, 2019), hlm. 3
sisi internet VOC yang dilakukan para pegawainya dari cara kerja yang tidak
bagus serta melakukan tindakan korupsi ditambah lagi dengan sistem tanpa paksa
yang dilakukan membuat rakyat menderita. Demikian faktor kemunduran VOC
yang membuat pemerintahan Belanda mengambil alih perusahaan. Setelah pada
tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldu kerugian mencapai 134,7 juta 7
Masuknya pengaruh Belanda ke wilayah kesultanan Jambi mulai pada
masa pemerintahan sultan Muhammad Fachrudin yaitu pada tahun 1833, ketika
sultan meminta bantuan kepada Belanda untuk mengusir bajak laut yang
menguasai kawasan penting kesultanan Jambi yaitu di kawasan Sungai Batang
Hari yang menjadi pusat perekonomian pada saat itu. Pada tahun 1615 jan
pieterzoon coen, Gubernur Jendral VOC, Mengirim dua kapal ke Jambi di bawah
pimpinan kepala perwakilan dengan (opperkoopman) sterck. Selain tujuan
kunjungan untuk memberantas bajak laut juga menyelidiki kemungkinan
perdagangan di Jambi.8 Peran Belanda dengan Inggris untuk merebut hergemoni
perdagangan mengakibatkan kerugian besar sehingga mempercepat kebengkrutan
VOC.
Jauh sebelum masuk masa kemerdekaan, Muara Tembesi sudah
memiliki sejarah kerajaan di masa lalu karena pernah menjadi pusat kerajaan
melayu kuno dan Muara Tembesi memiliki letak yang strategis berada di
pertemuan tiga alur sungai yang sangat berperan penting bagi sektor ekonomi
perdagangan pada saat itu. dengan letak yang strategis kemudian Muara Tembesi
menjadi basis pertahanan pada masa penjajahan Belanda.9

Dari sekian banyak tema penulisan sejarah, tema tentang sejarah kota
tua merupakan salah satu kajian sejarah yang khusus meneliti tantang sejarah kota
tua, kebanyakan pekerjaan masyarakat pada masa itu ialah sebagai petani dan
krisis perekonomian.10Sejarah Kota Tua memuat tentang awal dari berdiri atau

7
Marwati Djoened Poesponegoro, Nagroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia V.
(Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm.1
8
Ibid, hlm 2-3
9
Sekilas Sejarah Kota Tua Peningalan Belanda Batang Hari terbengkalai (diakses
tanggal 5 juni 2016).
10
Kuntowijoyo Metodologi Sejarah, hlm.74
terbentuk sebuah sejarah, misalnya saja seperti asal-usul sejarah yang
bersangkutan sampai kepada perkembangan daerah itu pada masa berikutnya.
Pada dasarnya setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter masing-masing
Demikian juga kebudayaan yang menjadi produk dari proses sejarah yang
panjang. Oleh karena itu Sejarah Kota Tua merupakan hal yang koplek yang
memiliki banyak aspek dari keseluruhan pengalaman kolektif masa lalu
merupakan sosial budaya, poitik, agama dan sebagiananya dalam suatu wilayah
tertentu.
11

Dari pembahasan Latar Belakang permasalahan yang ada diatas


penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul yaitu. Sejarah Kota
Tua Peninggalan Belanda Di Kelurahan Pasar Muara Tembesi Kecamatan
Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya sehingga penulis merumuskan masaah
pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Sejarah Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan Pasar
Muara Tembesi?
2. Bagaimana Perkembangan Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan
Pasar Muara Tembesi?
C. Batasan masalah
Peneliti ini berfokus kepada Sejarah,Perkembangan dan upaya masyarakat,
Muara Tembesi sudah memiliki sejarah kerajaan di masa lalu karena pernah
menjadi pusat kerajaan melayu kuno dan Muara Tembesi memiliki letak yang

11
Azis faturahman Situs Kota Tua Muara Tembesi Jambi beserta pemanfaatannya.
(pemerintahan Garudhawaca). hlm.3
strategis berada di pertemuan tiga alur sungai yang sangat berperan penting bagi
sektor ekonomi perdagangan pada saat itu. dengan letak yang strategis kemudian
Muara Tembesi menjadi basis pertahanan pada masa penjajahan Belanda
Selama menduduki Jambi, Belanda membangun fasilitas-fasilitas
pendukung untuk kelangsungan aktifitas kehidupan mereka baik di Kota maupun
di pedalaman, benteng, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, rumah tinggal,
perkantoran dan lain-lain. bagunan yang didirikan oleh Belanda dan masih ada
sampai sekarang adalah menara air jelutung, kantor pos muara tebo, perpustakaan
Kota Jambi dan bangunan unja lama, jembatan makalam dan makam belanda.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan Pasar
Muara Tembesi?
2. Bagaimana Perkembangan Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan
Pasar Muara Tembesi?
E. Manfaat penelitian
a. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang sejarah kota tua
peninggalan belanda di kelurahan pasar muara tembesi kecamatan muara
tembesi kabupaten batanghari provinsi jambi
b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana jurusan sejarah
peradaban islam fakultas adab dan humaniora uin sts jambi
c. Menumbuhkan rasa nasionalisme bagi masyarakat tembesi dijambi
d. Menjadi pedoman dan membantu para generasi muda untuk selektif dalam
menyaring setiap sejarah yang ada di kota tembesi
F. Tinjauan Pustaka
Satu hal penting yang harus dilakukan dalam penelitian ilmia adalah
melakukan tinjauan atau penelitian terdahulu. Hal ini lazim disebut dengan istilah
prior research. Prior research penting dilakukan dengan alasan untuk
menghindsri adanya duplikasi ilmia, untuk membandingkan kekurangan ataupun
kelebihan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilaukan dan untuk
menggali informasi penelitian atas tema yang diteliti dari peneliti sebelumnya.
Selanjutnya, sebuah buku yang di tulis oleh Azis Faturahman yang
berjudul Situs Koa Tua Muara Tembesi Jambi Beserta Pemanfaatannya. Buku ini
merupakan sebuah kajian analisis yang dilakukan oleh penulis tentang Situs Kota
Tua. Buku yang yang di tulis oleh seorang lulusan Universitas Jambi sangat bagus
dan sangat membantu penulis dalam peneliti karna membahas tentang Situs Tota
Tua hingga sampai kepada pembahasan dasar-dasar persoalan yang mengarah
terhadapnya.
Selanjutmya, sebuah buku yang di tulis oleh Elsbeth Locher-Scholte dan
Ali Muzakir dalam bukunya yang berjudul Kesultanan Sumatra dan Negara
Kolonial seperti buku yang membahas tentang perdebatan keserjanaan
imperiyalisme belanda yang dimulai pada era 1970an perdebatan itu
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang bertentanggan dan memperbaharui
minat orang terhadap banyak contoh spesipik exspansi belanda diluar jawa antara
tahun 1890-1914. Hubungan antara pemerintah india timur dibatapia dan
kesultanan Sumatra di jambi. Hubungan itu melukiskan Imperialism belanda,
sehingga reaksi terhadap Imperialisme itu dari dari warga pribumi.
Selanjutnya, skripsi Tezar Pirliansa, yang berjudul tentang kota jambi
sebagai pusat pemerintahan colonial dan pelabuhan dagang tahun 1906-1942,
yang membahas tentang masuknya pengaruh belanda kewilayah kesultanan jambi
mulai pada masa pemerintahan sultan Muhammad farudin yakni pada tahun 1833,
ketika sultan meminta bantuan pada belanda untuk mengusir bajaklaut yang
menguasai kawasan penting kesultanan jambi yaini di kawasan sugai batang hari
yang menjadi pusat ekonomi pada saat itu. Pada tahun 1615 jan-pieterzooncoen,
gubernur jendral VOC, mengirim dua kapal kejambi dibawah pimpinan kepala
perwakilan dagang (operkopman) sterck. Selain tujuan kunjungan untuk
memberantas bajaklaut juga menyelidiki kemungkinan perdaganggan di jambi.
G. Karangka teori
Indonesia merupakan sala satu nengara yang banyak sekali ditemui banyak
peninggalan arkeologi, yang tersebar diseluruh Provinsi. Terutana di Provinsi
yang memiliki jejak pengingalan sejarah kolonia Belanda. Sayangnya banyak dari
peristiwa-peristiwa masa lalu yang dilakaukan oleh unat manusia baik itu
peristiwa yang berhubungan dengan pemerintahan, ideologi keagamaan bahkan
tentang sebuah kebudayaan, yang mana peristiwa-peristiwa ini terkadang masih
banyak diantara kita belum mengetahui bangai mana jejak-jejak peristiwa sejarah
hinga bisa pada suatu daerah tersebut. Padahal peristiw-peristiwa masa lalu ini
haruh diketahui sebagai suatu identitas dalam membentuk karakter daerah bahkan
suatu bangsa, salah satu dari peristiwakan masa lalu yang ada di negeri ini
terutana di Provinsi Jambi yang memiliki jejak peninggalan sejarah Kolonia
Belanda, jejak peninggalan masa penjajahan Kolonia Belanda yang masih ada
hingga sekarang seperti jalanan, Rumah, hingga Benteng yang masih ada hingga
sekarang, yang biasa disebut Kota Tua.
Bangunan Kota Tua ini perlu dipelihara dan dilestarikan karena
merupakan kekayaansejarah bangsa, yang merupakan pengninggalan Belanda
hingga sekarang menjadi Aset Negara Rpoblik Indonesia, hingga harapan agar
tetap hidup sebagai warisan untuk generasi selanjutnya. Salah satu bentuk dari
peninggalan Belanda adalah Kota Tua Peninggalan Belanda yang tepatnya berada
di Kelurahan Pasar Muara Tembesi Kecamatan Muara Tembesi Kabupeten
Batang Hari Provinsi Jambi, yang merupakan bagian dari peristiwa sejarah masa
lampau sesuai dengan teori yang peneliti gunakan.
1. sejarah
Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisa dan peristiwa masa
lampau umat manusia, sejarah adalah fakta, perbedaan pokok antara sejarah
dengan fisik ialah sejarah menyuguhkan fakta, sedangkan fisik menyuguhkan
khayalan, imajinasi, atau fatasi.12
Sejarah menurut Ibnu Khaldu mendefinisi, sejarah adalah catatan tentang
masyarakat umat mmanusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan
yang terjadi pada watak mmasyarakat, seperti keliaran, keramat-keramat, dan
soolidaritas golongan; tentang revolusi dan pemerontakan oleh segolong rakyar

12
Kuntowijoyo, metodologi sejarah, (Yogyakarta;Tiara Wacana Yogya,2003), Hal. 157
melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan
negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam; tentang tentang bermacam-
macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya,
maupun dalam bemacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukaran; dan
pada umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena
watak masyarakat itu sendiri.
2. Kota Tua
Secara fisik, Kota merupakan daerah merupakan dan bangunan-bangunan
yang merupakan kesatuan tempat kediaman, seain itu kota juga merupakan pusat
kegiatan pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.13 Kota dahulu di
Indonesia istilah kota dikenal dengan daerah dikenal tingkat II kotamadya. Sejak
di berlakukannya UUD No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah. Istilah
Daerah II kotamadya pun diganti dengan kota saja. Dan kota merupakan kawasan
pemukinan yang secara fisik ditunjukan oeleh kumpulan rumah-rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri.
Sedangkan tua sangat berhubungan dengan usia. Dikenal 2 jenis usia yaitu:
a. Usia kronologis adalah ditentukan berdasarkan perhitungan kalender,
sehingga tidak dapat dikurangi dan dicegah.
b. Usia biologis adalah yang berkaitan dengan kondisi fisik bagunan yang
sangat terpengaruh oleh lingkungan.
Maka dari itu Kota Tua dapat disimpulkan bahwa sekumpulan rumah-rumah
yang memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warga masa lampau
sehingga meninggalkan peninggalan yang masih ada sekarang.
H. Metode penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitia
Penelitian ini tentang Sejatah Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan
Pasar Muara Tembesi Kecamata Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari Provinsi
Jambi. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

13
Dewan Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Arkeologi, (Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional 1999-2000), hlm.185
pandang sejarah instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
proposal ini dengan wawancara. Observasi dan dokumentasi.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini
adalah Muara Tembesi Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari
Privinsi Jambi Serta juga yang menjadi fokus utama penelitian ini yaitu:
3. Metode Sejarah
Pada penelitian sejarah pedesaan ini, peneliti menggunakan metode sejarah
untuk mencapai penyusunan yang sistematis dan teruji kredibilitasnya, maka
dalam penelitian ini digunakan beberapa tahapan untuk melacak informasi yang
akan dijadikan rujukan. Adapun tahap-tahap yang akan ditempuh yaitu sebagai
berikut
a. Heuristik atau pengumpulan data
Tahapan ini merupakan teknik atau cara untuk memperoleh, mendapatkan,
mengumpulkan atau menemukan sumber sejarah. Sumber sejarah yang
dimaksudkan adalah sejumlah matrei yang tersebar dan teridentifikasi seperti
catatan, tradisi lisan, sejarah lisan, runtuhan atau bekas-bekas bangunan
peninggalan, inskripsi atau dengan kata lain sumber sejarah merupakan
peningalan-peninggalan manusia dan aktivitas manusia yang telah diteliti. dengan
demikian teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini yaitu penelitian
yang menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun sumber-sumber sejarah adalah terdapat dimuseum-museum
atau perpustakaan yang katalog-katalognya dapat dipergunakan sebagai alat utama
heuristik. Akan tetapi sumber-sumber tertulis itu tidak selamanya terkleksi secara
rapi, namun ternyata sumber-sumber itu terdapat pada koleksi swasta atau
perorangan maka yang terlebih penting ialah dapat diketahui tempat-tempat
dimana lokasi dokumen itu tersedia.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang kelakukan manuisa seperti terjadi dalam
kenyataan. Dengan observasi dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang
kehidupan sosial, yang sulit diperoleh dengan metode lainnya. Dalam penelitian
ini peneliti telah melakukan observasi lansung terhadap objek yang diteliti kepada
objek peninggalan dengan menggunkaan indera. Dalam hal ini penulis akan
melihat bagaimana kondisi keagamaan dan kebudayan masyarakat Muara
Tembesi dari dulu sampai saat ini. Peneliti juga akan melihat bagaimana kondisi
ekonomi masyarakat Muara Tembesi

2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara
menanyakan atau mengajukan pertanyaan kepada subjek penelitian/informen yang
berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan
wawancara secara langsung kepada masyarakat yang ada di Muara Tembesi
tersebut. Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang telah digunakan yaitu
wawancara tidak terstruktur yang bertujuan untuk subjek penelitian atau
naraseumber lebih bebas menggunakan pendapatnya dan tidak terkesan mengajari
kepada informen. Bentuk wawancara ini juga dilakukan dengan santai tanpa ada
tekanan yang mengganggu kenyamanan narasumber dan untuk mempermudah
memperoleh data dalam mengadakan wawancara, atau menggunakan alat bantu
perekaman suara maupun cetatan kecil yang menjadi suatu alat utama dalam
melakukan wawancara yang baik dan benar Dalam hal ini peneliti akan
mewawancarai ketua lembaga adat Muara Tembesi dan akan menanyakan tentang
bagaimana sejarah berdirinya Kota Tua di Muara Temebesi tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik akhir yang digunakan dalam
penggumpulan data, dokumentasi merupakan teknik pencarian menghimpun,
memeriksa dan mencatat dokumen-dokumen atau arsip yang berhubungan dengan
objek penelitian.7 Dokumentasi ini juga digunakan untuk melengkapi data yang
diperoleh dari wawancara, seperti buku-buku yang berhubungan yang berkaitan
dengan objek penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mencari dokumen berupa
poto-poto, arsip yang berhubungan dengan sejarah berdirinya Kota Tua kondisi
keagamaan dan kebudayaan, dan juga tentang kondisi ekonomi disana
b. Jenis dan sumber data
a. Jenis data
Jenis data yang digunakan dlam penelitian ini adalah primer dan sekunder
sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh
peneliti dari sumber pertama. Data primer yang dimaksud adalah data yang
diperolah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Yang mana data
primer ini peroleh langsung dari masyarakat yang telah mengetahui tentang
sejarah Kota Tua seperti lembaga adatnya, para ulama, tokoh agama atau tokoh
kemasyarakatan, kepala desa dan lainnya. Selain itu juga ada kata-kata dan
tindakan orang-orang yang diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber
data dicatat melalui catatan yang bersifat tertulis maupun melalui rekaman video,
pengambilan foto atau film. Data atau sumber primer antara lain meliputi
dokumen historis dan ilegal, hasil dai suatu eksperimen, data statistik, lembaran-
lembaran penulis kreatif dan objek-objek seni.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah merupakan data pendukung yang dikumpulkan,
diolah, dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberi komentar, analisis,
kritik, dan sejenisnya yang berkaitan dengan data primer. Data sekunder yang
dimaksudkan adalah data yang dipeoleh melalui dari data dokumentasi dan
mempunyai hubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data yang dipeoleh
melalui dari tulisan-tulisan yang berbentuk jurnal, skripsi, tesis maupun disertai
yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Termasuk juga orang atau
masyarakat dan materi yang terdapat di Muara Tembesi Kecamatan Muara
Tembesi Kbaupaten Batang hari Provinsi Jambi.
b. Sumber data
Sumber data merupakan suatu objek yang berkaitan dengan dari mana data
yang bersangkutan diperoleh. Apabila penelitian ini menggunakan teknik
wawancara dalam memperoleh, maka sumber data tersebut yaitu responden yang
merupakan orang yang menjawab pertanyaan penelitian atau orang yang
merespon baik secara tertulis maupun lisan atau juga tertulis, sumber data yang
dijadikan sumber utama dalam penelitian ini adalah informan seperti:
1. Tokoh keagamaan, tokoh masyarakat, dan tuo-tuo tengganai.
2. Kepala desa atau jejarannya
3. Masyarakat umum di Muara Tembesi
Selain ini sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seperti
buku-buku yang berkaitan. Jurnal-jurnal, skripsi, maupun disertai dokumentasi
yang diambil dari dokumentasi yang terdapat dilokasi penelitian tersebut

Daftar Pustaka

Buku
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, Yokyakarta: Universitas Gajah
Mada, 2003.
____ Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, Yokyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003
____ Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, Yokyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003
____Metodologi Sejarah: Edisi Kedua, Yokyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003
Kontodirjo Santono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992
Locher-Scholten Elsbeth Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial
Faturahman Azis Situs Kota Tua Muara Tembesi Jambi beserta pemanfaatannya.
pemerintahan Garudhawaca
------ Situs Kota Tua Muara Tembesi Jambi beserta pemanfaatannya.
pemerintahan Garudhawaca
Jurnal
http://jambi.tribunnwus.com\2015\02\08/ini-daftar-sungai-di-provinsi-jambi:
diakses pada tanggal 18 januari 2018 pukul 20:00 WIB
Skrifsi
Amri Muhammad Nurul Bin Noor Hamdi, Sejarah Kesultanan Melaka Analisis
Faktor-Faktor Keruntuhannya Pada Tahun 1511
Pirliansa Tezar Kota Jambi Sebagai Pusat Pemerintahan Kolonial Dan Pelabuhan
Dagang Tahun 1906-1942
_____ Kota Jambi Sebagai Pusat Pemerintahan Kolonial Dan Pelabuhan Dagang
Tahun 1906-1942
Utama Tirta Sinuhaji, Perdangangan Komoniti Karet DI Daerah Airan Sungai
Batang Hari Jambi Tahun 1906-1942, Skripsi Depertemen Sejarah Fakutas Ilmu
Budaya Universal Sumatra Utara Medan, 2016
_____ Perdangangan Komoniti Karet DI Daerah Airan Sungai Batang Hari Jambi
Tahun 1906-1942, Skripsi Depertemen Sejarah Fakutas Ilmu Budaya Universal
Sumatra Utara Medan, 2016
______ Perdangangan Komoniti Karet DI Daerah Airan Sungai Batang Hari
Jambi Tahun 1906-1942, Skripsi Depertemen Sejarah Fakutas Ilmu Budaya
Universal Sumatra Utara Medan, 2016
Pdf
Dewan Pendidikan Nasional, Metode Penelitian Arkeologi, Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional 1999-2000
Sekilas Sejarah Kota Tua Peningalan Belanda Batang Hari terbengkalai diakses
tanggal 5 juni 2016
A. Latar Belakang
Provinsi Jambi merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang
pernah, diduduki penjajahan Belanda dan jepang sebelum kemerdekaan,
serta menjadi wilayah serangan agensi militer kedua di Indonesia pada
tahun 1949. Bukti sejarah bahwa Belanda dan Jepang pernah menduduki
Provinsi Jambi terdapat di berbagai wilayah Provinsi Jambi. Tidak banyak
yang di tulis tentang Jambi pada masa-masanya dan pada tahun 1860-1878
dan 1880-an salah satunya yang terjadi di Kecamatan Muara Tembesi
Kabupaten Batang Hari di sana ada salah satu monument tugu kedaulatan
yang di bangun untuk memperingti penyerahan kedaulatan oleh belanda.
Masyarakat Kota Jambi adalah masyarakat yang multientis.
Penduduk asli tinggal bersama dengan para pendatang dalam suatu Kota.
Adapun penduduk asli Jambi dibagi menjadi dua, yaitu: wedoid (suku
anak dalam =suku kubu), serta meayu, yang terbagi lagi menjadi: proto
melayu, suku bajau, suku kerinei, suku (orang) batin, dan deutro melayu:
suku pindah, orang penghulu, orang melayu Jambi, sedangkan pedatang
terdiri dari: suku bugis, jawa, sunda, batak, minangkabau, pelembang dan
masih banyak lagi di samping juga penduduk asli yaitu arab, cina, india dll
dapat di simpulkan bahwa penduduk Jambi heterogen atau multienis. Kota
jambi berkembang sejaca special menjadi kota sungai (riverfront city),
yang memiiki keunikan sendiri. Sungai Batang Hari membelah kota Jambi
menjadi dua bagian dua kota, yaitu: kota yang berkembanga dewasa ini
dan daerah seberang yang merupakan enclave orang melayu.
Jauh sebeum dibentuk provinsi Jambi merupakan sebuah wilayah
kesultanan sejak tahun 1615-1906. Wilayahnya tercatat membentuk 350
kilometer dari timur ke barat dan 220 kilometer dari utara ke selatan.
Jambi memiliki posisi yang sangat strategis yakni dicekungan sebuah
sungai yang memiliki banyak anak sungai, Batang Hari merupakan Sungai
utama yang ada di wilayah Kesultanan Jambi. Sungai Batang Hari berhulu
di pengunungan bukit barisan dan bermuara di selat Berhala. Sungai
Batang Hari merupakan sungai yang memliki kawasan Daerah Aliran
Sungai (DAS) terbesar di Sumatra yang berkelok-kelok menyusuri
wilayah sepanjang 800 kilometer. Sungai yang menjadi anak sungai
Batang Hari terdiri dari batang merao, batang manungka, batang lampur,
batang tabir, batang merangin, batang limau, batang asai, batang pelepat,
batang jujuhan, batang bunggo, batang tebo, batang tembesi, batang asam
hingga sungai air hitam. Sungai-sungai inilah yang memiliki fungsi vital
dalam menghubungkan kawasan hulu dan ilir. Sungai Batang Hari menjadi
urat nadi utama transportasi yang menghubungkan antara wilayah yang
ada di kawasan kesultanan Jambi.
Selama menduduki Jambi, Belanda membangun fasilitas-fasilitas
pendukung untuk kelangsungan aktifitas kehidupan mereka baik di Kota
maupun di pedalaman, benteng, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah,
rumah tinggal, perkantoran dan lain-lain. bagunan yang didirikan oleh
Belanda dan masih ada sampai sekarang adalah menara air jelutung, kantor
pos muara tebo, perpustakaan Kota Jambi dan bangunan unja lama,
jembatan makalam dan makam belanda.
Kota Tua Muara Tembesi memiliki banyak peninggalan yang di
antaranya, benteng pertahanan belanda, tugu kedaulatan, rumah belanda,
rumah singgah bung hatta, rumah sakit, kantor pos, sekolah rakyat,
bioskop pertama di kabupaten batang hari, makam-makam perjuangan
jambi, dan makam tentang belanda dan sebagiannya. Keberadaan situs
kota tua muara tembesi ini telah ada sejak masa pemerintahan kolonial
belanda pada tahun 1903 namun, sejak kekalahan perang dan datangnya
jepang kejambi, belanda menyerah tanpa syarat pada tahun 1942 dan
menandai berlangsungnya pemerintahan jepang di muara tembesi selama 3
tahun sampai tahun 1945.
Peninggalan sejarah kota tua muara tembesi yang ada di kota tua
berdasarkan hasil surpe peneliti lakukan maka peneliti maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenaai.” Sejarah
Kota Tua Peninggalan Belanda Di Kelurahan Pasar Muara Tembesi
Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah kota tua peninggalan belanda di kelurahan pasar
muara tembesi kecamatan muara tembesi kabupaten batang hari
provinsi jambi?
2. bagaimana perkembangan kota tua peninggalan belanda di
kelurahan pasar muara tembesi kecamatan muara tembesi
kabupaten batang hari provinsi jambi?

C. Batasan Masalah
dari rumusan maslah di atas adapun batasan masalah yang dapat
diambil dari latar belakang masalah maka batasam masalah dalam
penelitian ini agar lebih terarah, terpokus, dan tidak menyimpang dari
bahsan penelitian maka batasan masalah ini mengacuh pada Sejarah Kota
Tua Peninggalan Belanda Di Kelurahan Pasar Muara Tembesi Kecamatan
Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Kota Tua Peninggalan Belanda di Kelurahan Pasar
Muara Tembesi Kecamatan Muara Tembesi.
2. Bagaimana Perkembangan Kota Tua Peninggalan Belanda di
Kelurahan Pasar Muara Tembesi Kecamatan Muara Tembesi.
E. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang sejarah kota tua
peninggalan belanda di kelurahan pasar muara tembesi kecamatan
muara tembesi kabupaten batanghari provinsi jambi
b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana jurusan
sejarah peradaban islam fakultas adab dan humaniora uin sts jambi
c. Menumbuhkan rasa nasionalisme bagi masyarakat tembesi dijambi
d. Menjadi pedoman dan membantu para generasi muda untuk selektif
dalam menyaring setiap sejarah yang ada di kota tembesi
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait dalam penelitian tersebut yang didalam nya berfungsi untuk
mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, atau melakukan tinjauan atas
penelitian-penelitian terdahulu untuk menghindari adanya duplikasi ilmiah
dan untuk membandingkan kekurangan serta kelebihan antara peneliti
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pengamatan
penulis, samapai saat ini terdapat beberapa karya berupa skripsi yang
membahas mengenai sejarah kota tua. Beberapa karya yang ditulis yaitu :
Pertama, kuntowijoyo, yang berjudul Metodologi sejarah. Buku
ini merupakan sebuah kajian analisis yang di lakukan oleh penulis tentang
Kedua,

G. Kerangka Teori
Provinsi Jambi yang memiliki jejak peninggalan sejarah Kolonia
Belanda, jejak peninggalan masa penjajahan Kolonia Belanda yang masih
ada hingga sekarang seperti jalanan, Rumah, hingga Benteng yang masih
ada hingga sekarang, yang biasa disebut Kota Tua.
Bangunan Kota Tua ini perlu dipelihara dan dilestarikan karena
merupakan kekayaansejarah bangsa, yang merupakan pengninggalan
Belanda hingga sekarang menjadi Aset Negara Rpoblik Indonesia, hingga
harapan agar tetap hidup sebagai warisan untuk generasi selanjutnya.
Salah satu bentuk dari peninggalan Belanda adalah Kota Tua Peninggalan
Belanda yang tepatnya berada di Kelurahan Pasar Muara Tembesi
Kecamatan Muara Tembesi Kabupeten Batang Hari Provinsi Jambi, yang
merupakan bagian dari peristiwa sejarah masa lampau sesuai dengan teori
yang peneliti gunakan.
1. Sejarah
Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisa dan
peristiwa masa lampau umat manusia, sejarah adalah fakta, perbedaan
pokok antara sejarah dengan fisik ialah sejarah menyuguhkan fakta,
sedangkan fisik menyuguhkan khayalan, imajinasi, atau fatasi.
Sejarah menurut Ibnu Khaldu mendefinisi, sejarah adalah catatan
tentang masyarakat umat mmanusia atau peradaban dunia; tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada watak mmasyarakat, seperti
keliaran, keramat-keramat, dan soolidaritas golongan; tentang revolusi dan
pemerontakan oleh segolong rakyar melawan golongan yang lain dengan
akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat
bermacam-macam; tentang tentang bermacam-macam kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam
bemacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukaran; dan pada
umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena
watak masyarakat itu sendiri.
2. Kota Tua
Secara fisik, Kota merupakan daerah merupakan dan bangunan-
bangunan yang merupakan kesatuan tempat kediaman, seain itu kota juga
merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya. Kota dahulu di Indonesia istilah kota dikenal dengan daerah
dikenal tingkat II kotamadya. Sejak di berlakukannya UUD No 22 Tahun
1999 tentang pemerintahan Daerah. Istilah Daerah II kotamadya pun
diganti dengan kota saja. Dan kota merupakan kawasan pemukinan yang
secara fisik ditunjukan oeleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi
tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
warganya secara mandiri.
Sedangkan tua sangat berhubungan dengan usia. Dikenal 2 jenis
usia yaitu:
a. Usia kronologis adalah ditentukan berdasarkan perhitungan
kalender, sehingga tidak dapat dikurangi dan dicegah.
b. Usia biologis adalah yang berkaitan dengan kondisi fisik bagunan
yang sangat terpengaruh oleh lingkungan.
Maka dari itu Kota Tua dapat disimpulkan bahwa sekumpulan rumah-
rumah yang memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
warga masa lampau sehingga meninggalkan peninggalan yang masih ada
sekarang.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian sejarah yang digunakan
untuk mencari gambaran menyeluruh tentang kajian dan peristiwa masa
lampau secara kronologis. Menurut Kuntowijoyo metode penelitian
sejarah terbagi menjadi empat tahap yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi,
Histiografi.
1. Heuristik
Tahapan ini merupakan teknik atau cara untuk memperoleh,
mendapatkan, mengumpulkan atau menemukan sumber sejarah. Sumber
sejarah yang di maksud adalah sejumlah materi yang tersebar dan
teridentifikasi seperti catatan, tradisi lisan, sejarah lisan, atau runtuhan
bekas-bekas bangunan peninggalan inskripsi atau dengan kata lain sumber
sejarah merupakan peninggalan-peninggalan manusia dan aktivitas
manusia yang telahditeliti dengan demikian teknik pengumpulan data yang
digunakan penelitian ini yaitu penelitian yang menggunakan teknik
observasi atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
2. Verifikasi
Kritik ini dilakukan agar mengetahui apakah data yang didapatkan

benar-benar asli ataukah sudah dirubah isinya. Dan juga bisa di lakukan

sebuah perbandingan jika sumber yang berbeda menyebutkan tahapan ini

agar semua sumber dinyatakan kebenarannya sebagai sumber sejarah.

Pada tahapan ini sumber yang telah dikumpulkan pada kegiatan Heuristik
berupa dokumen, buku, jurnal, dan lain sebaginya yang berkaitan dengan

penelitian harus melalui tahapan kritik sumber terlebih dahulu.

Di lakukan dengan cara kritik Eksternal dan Internal. Yang berguna

untuk menguji asli dan tidaknya sumber yang didapatkan tersebut. Kritik

Eksternal menguji tentang keaslian sumber data mengenai obyek

penelitian, Adapun kritik Internal dilakukan dengan menilai secara

Intrinsik sumber-sumber sejarah serta membuat perbandingan kesaksian

dari berbagai sumber. Setelah pengujian dan analisis data di lakukan, maka

semua fakta sejarah yang telah diperoleh, kemudian diberi makna atau

dilakukan interpretasi

3. Interpretasi

Interpretasi adalah yang memuat analisis dan sintesis terhadap data

yang telah di verifikasi (kritik). Pada tahapan ini, peneliti di tuntut untuk

melakukan penafsiran fakta lalu kemudian membandingkannya serta

mengelompokkannya berdasarkan daftar isi yang ada sebelum

mendapatkan kesimpulan lalu kemudian menceritakannya kembali ke

dalam sebuah bentuk tulisan (Historiografi). Interpretasi atau penafsiran

sejarah yang sering kali disebut dengan analisis sejarah. Dalam proses

Interpretasi pengelolaan data dilakukan dengan menguraikan data yang

ada dan menyatukan data-data tersebut.

4. Historiografi

Historiografi merupakan cara penulisan seorang peneliti sejarah

yang telah melewati tiga tahapan sebelumnya yaitu Heuristik, Verifikasi,


dan Interpretasi. Maka tahapan terakhir adalah Historiografi atau bisa

disebut juga penulisan sejarah. Dalam proses penulisan sejarah seorang

peneliti harus benar-benar dapat memilih kata-kata atau bahasa Indonesia

yang tepat dalam menulis sejarah peneliti juga harus dapat

menggambarkan alur sejarahnya dengan jelas mulai dari awal

permasalahan penelitian sampai hasil akhir kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai