ABSTRAK
Pembelajaran Interaktif Sejarah di SMAN 1 Sewon dengan memanfaatkan teknologi
untuk mendukung minat dan pemahaman belajar peserta didik. Penulisan artikel ini
bertujuan untuk: (1) Mengetahui kendala dalam pembelajaran tingkat kelas X (Fase
E) di SMAN 1 Sewon; (2) Menyusun solusi pembelajaran sejarah Fase E SMAN 1
Sewon; (3) Mengetahui Potensi Keberhasilan dari solusi pembelajaran berdasarkan
penelitian terdahulu. Artikel disusun dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Informasi didapat berdasarkan wawancara dengan guru mata
pelajaran pengampu Fase E, pengalaman mengajar penulis, observasi yang
dilaksanakan di kelas dan data nilai. Hasil pengamatan diperoleh bahwa (1)
Pembelajaran Sejarah Fase E masih dominan menggunakan metode ceramah, (2)
Antusiasme peserta didik dalam pembelajaran sejarah biasa saja, peserta didik
cenderung sering bertanya karena tidak sabar dengan proses literasi, (3) Model
pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan PADLET dirancang agar peserta didik
terlibat aktif dalam diskusi, (4) Penelitian Richo Budi Santoso (2022) menyebutkan
bahwa penggunakan Padlet memiliki kelebihan mampu meningkatkan minat diskusi
peserta didik, Nunuk Suryani (2010) menyebutkan bahwa Pembelajaran kolaborasi
mampu mendorong peserta didik bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akademik
di kelas.
Kata Kunci: Pembelajaran Kolaboratif, PADLET, Pembelajaran Sejarah, Fase E
PENDAHULUAN
terjadi efisiensi materi yang diajarkan pada tingkat kelas X atau Fase F. Sedangkan
dari struktur kurikulum, jam pelajaran sejarah tiap minggunya 4jam pelajaran yang
terdiri dari 3 jam tatap muka dan 1 jam proyek. Sehingga yang terjadi kemudian, guru
meminta peserta didik melakukan literasi baik digital maupun non digital.
tiap tingkat kelas. Selain melayani pembelajaran bagi peserta didik Reguler (Afirmasi,
Prestasi, Zonasi) juga membuka layanan pembelajaran inklusi bagi peserta didik
kurikulum. Kurikulum Merdeka di tingkat kelas X dan kurikulum 2013 di tingkat kelas
XI dan XII. Jumlah peserta didik yang diterima sejumlah 360 peserta didik yang terdiri
dari 72 peserta didik Kelas Khusus Olahraga, 4 Peserta didik Inklusi dengan kategori
Netra, Tuli, Slow Learner dan Daksa dan 284 peserta didik regular.
yang dimiliki oleh guru adalah kurangnya sumber ajar. Buku referensi yang diberikan
kepada peserta didik merupakan buku yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan
yang dari sisi materi, masih jauh dari lengkap. Lebih lanjut dalam wawancara dengan
guru pengampu mata pelajaran sejarah Fase E, dapat diuraikan lebih lanjut bahwa
mengajar guru (kehadiran, jurnal/ lembar observasi dan nilai), penulis memiliki ide
PADLET. Pembelajaran kolaboratif dapat menjadi solusi bagi peserta didik terutama
berkolaborasi dengan teman satu kelasnya untuk membangun pemahaman atas satu
atau dua topik kajian yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Daya pikir peserta didik
yang kritis diberi ruang yang luas dalam model pembelajaran kolaborasi. Penggunaan
METODE PENELITIAN
wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Sejarah Fase E Bapak Rendhi
Rinaldi, S.Pd. Adapun sumber data sekunder yang dipakai yaitu kumpulan artikel
adalah Observasi dalam kelas, Wawancara dengan guru pengampu dan pencermatan
terhadap dokumen guru (daftar kehadiran peserta didik, Jurnal/ Observasi PD, dan
Daftar Nilai).
Teknik yang digunakan dalam analisis data yaitu Teknik deskriptif kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2018) pendekatan kualitatid
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Fokus penelitian ini adalah
pada fenomena social, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan
di bawah studi.
PEMBAHASAN
A. TEMUAN MASALAH
fisika dan 1 laboratorium biologi serta 1 ruang tari dan karawitan. Selain itu, untuk
Peserta didik, SMAN 1 Sewon memiliki 65 orang guru. Sebaran jumlah beban
mengajar guru di SMAN 1 Sewon tidak merata. Dengan penerapan 2 kurikulum pada
tahun pelajaran ini, ada beberapa mata pelajaran yang jumlah beban kerja gurunya
jauh diatas 24jp per minggu. Sebagai contoh, guru mata pelajaran sejarah di SMAN 1
Sewon ada 4 orang. 2 diantaranya menjadi Wakil Kepala Sekolah bidang Humas dan
Wakil Kepala Sekolah Bidang kurikulum dengan beban mengajar masing-masing 20jp
per minggu ditambah ekuivalensi jam Waka 12 jam. Sehingga total beban kerja 32 jp
per minggu. Guru Sejarah yang mengampu di Fase F mengampu 34 jp per minggu
dengan rincian mengajar 10 kelas di fase F dan 2 kelas di kelas XI Kurikulum Merdeka.
tidak mendapat bantuan biaya dari pemerintah. Berbeda dengan sekolah penggerak,
baik dalam penyiapan kurikulum maupun bahan ajar. Hal ini berdampak pada
kesiapan sekolah dalam menyediakan buku ajar bagi peserta didik fase E.
Peserta didik fase E tidak memperoleh buku fisik karena keterbatasan dana
dari sekolah. Sehingga pihak sekolah hanya memberikan ebook sesuai yang
disediakan oleh pemerintah melalui Platform Merdeka Belajar. Dari sisi pelayanan
Pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, seperti
yang disampaikan dalam wawancara dengan guru pengampu, Bapak Rendhi Rinaldi,
S.Pd bahwa peserta didik Fase E mengalami masa transisi belajar dari kultur SMP ke
SMA yang dari sisi logika berpikir dan daya juang, masih perlu didampingi. Dalam
pembelajaran dalam kelas, guru mengambil peran dominan dengan ceramah karena
setelah melalui proses identifikasi, ceramah memberikan hasil yang lebih baik
daripada ketika peserta didik diminta secara mandiri untuk berliterasi. Peserta didik
cenderung lebih sering bertanya kepada guru karena merasa tidak paham saat
besar disampaikan dengan powerpoint. Guru tidak memberikan Lembar Kerja Siswa
tahun 2022 dan Panduan Penilaian dan Asesmen, KKM tidak lagi dipergunakan di
SMAN 1 Sewon. Guru Menyusun rubrik penilaian dimana peserta didik dikategorikan
dengan pencapaian Kurang, Cukup, Baik, Baik Sekali. Sehingga setiap mata
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang mengikuti
memiliki fitur seperti papan tulis digital. Pengguna Padlet dapat memilih
Fasilitator kolaboratif oleh guru yang menjadi admin, sehingga dapat mengawasi
pengumpulan tugas.
sebagai berikut:
a. User dalam hal ini guru dan peserta didik masuk menggunakan akun
pribadi. Pilih layanan Padlet terlebih dahulu. Neon (gratis), Gold (20
b. Pada beranda Padlet, pilih menu make a padlet lalu pilih tampilan yang akan
digunakan.
Gambar 1. Tangkapan layar background Padlet pada pembelajaran Sejarah
c. Guru memberikan copy address sehingga peserta didik dapat Join Padlet
e. Agar tidak dapat diakses oleh peserta didik diluar waktu pembelajaran yang
disediakan, guru menutup atau mengunci padlet dengan klik bagian change
privacy.
menjadi pembelajaran yang interaktif bagi peserta didik kelas X Fase E Mata
mendekatkan peserta didik dengan cara belajar mutakhir yang lekat dengan
diakomodir melalui Padlet yang memberi ruang pada peserta didik untuk
mengungkapkan secara tertulis dan mendapat feedback baik oleh guru maupun
teman sebaya.
pada siswa sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat
MENGGUNAKAN PADLET
PENUTUP
setiap harinya. Kebutuhan peserta didik akan layanan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan zaman secara positif berdampak pada minat belajar dan
bagi peserta didik untuk mengembangkan analisis berpikir yang lebih kompleks,
menanamkan karakter Kerjasama serta menumbuhkan kepercayaan antar peserta
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Lexy J. Moleong. (2018). Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof. DR. Lexy J.
Moleong, M.A. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
JURNAL
2897-7634-1-PB. (n.d.).
Alghozi, A. A., Hanifah Salsabila, U., Sari, S. R., Astuti, R. T., & Sulistyowati, H. (2021).
PENGGUNAAN PLATFORM PADLET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DARING PADA PERKULIAHAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM DI MASA
PANDEMI COVID-19. In ANWARUL : Jurnal Pendidikan dan Dakwah (Vol. 1).
https://ejournal.yasin-alsys.org/index.php/anwarul
Budi Santoso, R. (2022). Pemanfaatan media pembelajaran digital padlet sebagai
solusi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Educenter : Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 1(5), 478–485. https://doi.org/10.55904/educenter.v1i5.166
Ketrampilan, M., Siswa, S., & Suryani, N. (n.d.). IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN
SOSIAL SISWA.
Wayan Sunita, N., Parmithi, N., & Putu Wahyuni Risma Yanti, N. (n.d.). Jurnal
Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Pengaruh Model Pembelajaran
Kolaboratif Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta
Didik Kelas X IPS SMA Negeri 1 Abiansemal The Effect of Collaborative Learning
Model and Learning Motivation on The Results of Metamatic Learning
Participants in Class X SMA Negeri 1 Abiansemal.
WAWANCARA
Rinaldi, Rendhi. (2023). Pembelajaran Sejarah Fase E di SMAN 1 Sewon. Hasil
Wawancara Pribadi: 2-3 Maret 2023, SMAN 1 Sewon.