SEJARAH adalah disiplin ilmu yang sudah cukup lama. Istilah “sejarah” dipergunakan
disetiap bangsa dengan nama yang berbeda-beda, seperti di Inggris, History (sejarah) berasal
dari kata Yunani yaitu “Istoria” yang berarti ilmu, namun dalam penggunaan istilah Istoria,
oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles, bearti suatu penelaahan sistematis
mengenai seperangkat gejala alam. Perkembangan selanjutnya, kata latin yang sama artinya
dengan Scientia lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan penelaahan sistematis non-
kronologis mengenai gejala alam, akhirnya kata Istoria biasanya diperuntukan bagi
penelaahan mengenai gejala-gejala terutama hal-ihwal manusia dalam urutan kronologis.
Dalam bahasa umumnya, kata “history” berarti “masa lalu umat manusia”. Sedangkan di
Jerman, mereka menggunakan istilah “Geschichte” yang bearti sesuatu yang telah terjadi.
Berbeda dengan Inggris dan Jerman, di
Indonesia, disiplin ilmu yang mempelajari masa lalu
umat manusia, menggunakan istilah “Sejarah”.
Akarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu “Syajaratun”,
yang berarti pohon kehidupan. Seperti layaknya
sebuah pohon yang mempunyai akar, batang dan
ranting yang bercabang, sehingga kita dapat
mengartikan bahwa setiap peristiwa satu selalu
mempunyai keterkaitan pada peristiwa yang lain.
Berarti kita dapat menarik benang merah dari
beberapa istilah baik dari beberapa bangsa, bahwa ini
adalah sebuah ilmu yang khusus membicarakan
kehidupan/peristiwa yang terjadi pada kehidupan
manusia.
Gambar 1 Pohon kehidupan. Sumber Ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai
(https://www.researchgate.net/profile/Stev
en....) ilmu dikarenakan berbagai peristiwa yang terjadi di
umat manusia disoroti sebagai suatu permasalahn
dengan cara menganalisis hubungan sebab-akibat, sehingga dapat ditemukan hukum-hukum
sejarah tertentu yang menjadi patokan bagi terjadinya peristiwa-peristiwa dimaksud. Oleh
sebab itulah, hasil penelitian ilmu sejarah pada akhirnya harus dapat dipakai sebagai norma
untuk pedoman bagi menilai keadaan sekarang dan memperhitungakn segala sesuatu yang
mungkin akan terjadi dimasa depan.
SEJARAH mempunyai 3 unsur yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lainnya,
mungkin inilah yang menjadi spesialnya ilmu yang satu ini. Kalau kita berbicara mengenai
sejarah, kita tidak boleh meninggalkan 3 unsur terpenting dalam sejarah, apabila ada satu
saja unsur ini ada yang hilang, bearti tidak layak peristiwa tersebut dikatakan “sejarah”.
Unsur tersebut adalah manusia, ruang (spasial) dan waktu (temporal).
Berbicara sejarah, kita akan mempelajari perubahan-perubahan, perubahan tidak
selalu didorong atau disebabkan oleh fenomena alam, namun sering kali justru manusia yang
menjadi aktor dan perancangnya. Manusia memiliki akal fikiran, sehingga mempunyai
kemampuan untuk menciptakan perubahan-perubahan, lalu apa hubungannya antara
manusia, spasial dan temporal?, Nah coba perhatikan baik-baik ilustrasi dibawah ini.
Pembabakan waktu atau periodisasi adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam
sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Terdapat banyak sekali
peristiwa sejarah yang dikelompokan menurut sifat, unit atau bentuk satu kesatuan pada waktu
tertentu. Tujuan pembentukan periodisasi adalah untuk memudahkan kita untuk memahami
peristiwa-peristiwa sejarah yang mempunyai kesamaan. Lalu menyederhanakan gerak pikiran,
maksudnya karena peristiwa sejarah sangat banyak, sehingga kita akan mengalami kesulitan untuk
berfikir, oleh sebab itu kita perlu membuat ikhtisar-ikhtisar yang mudah diartikan. Selanjutnya agar
kita mendapatkan pengetahuan sejarah secara kronologis.
Kronologis adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan waktu atau
urutan suatu kejadian. Contohnya adalah pada peristiwa-peristiwa sejarah yang kronologi
peristiwanya dimulai dari awal mula hingga berakhirnya suatu peristiwa. Kronologis adalah sebuah
istilah yang berasal dari bahasa Yunani. Kronologis berasal dari kata Chronos dan Logos. Chronos
memiliki arti waktu dan logos artinya adalah ilmu. Jika digabungkan, maka kronologis berdasarkan
bahasa Yunani adalah ilmu tentang waktu.
Dari ilustrasi diatas, ayo tentukan bagian mana yang dimaksud dengan Kronologis dan yang mana
Periodisasi? Jelaskan juga alasannya ya
“Selama metodologi dapat diperiksa atau diuji menurut prosedur ilmiah, maka siapa yang
menulis tidak menjadi persoalan” (Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Hlm. 3)
SEJARAH mempunyai metode sendiri dalam penulisannya, metode ini dilakukan supaya hasil
penulisan sejarah dapat dipertanggung jawabkan dan mendekati objectif. Secara umum, tahapan-
tahapan dalam penelitian sejarah sebagai berikut:
1. Pemilihan Tema
Menentukan tema penelitian dengan mempertimbangkan arti penting, hubungan antara
penulis dengan yang ingin diteliti, biaya penelitian
2. Heuristik (Mengumpulkan sumber/data)
Mengumpulkan data-data pendukung baik sumber primer maupun sekunder
3. Verifikasi (Kritik sumber)
Melakukan seleksi sumber untuk melihat keterkaitan data yang diperoleh dengan yang
dibutuhkan
4. Interpretasi
Melakukan interpretasi dari sumber-sumber yang sudah didapatkan
5. Historiografi
Melakukan penulisan hasil dari temuan/data
Ada beberapa jenis penulisan sejarah di Indonesia, yaitu historigrafi tradisional, colonial dan
nasional, lalu dalam perkembangan berikutnya, di Indonesia juga mengenal historiografi local, atau
nanti kita akan kenal dengan istilah “Sejarah Lokal”.
Historiografi tradisional mempunyai cirri yaitu, dalam penulisannya, penulis cerita biasanya
berasal dari kalangan istana, kontennya pun nanti akan berhubungan dengan kehidupan para raja
maupun keluarga kerajaan. Ciri dari historiografi ini sangat istana-sentris, terkadang juga
mengandung unsure-unsur mistis, menceritakan silsilah raja, kehebatan raja dan kerajaannya, sangat
jarang bercerita mengenai kehidupan nyata masyarakatnya. Contohnya adalah kitab
Negarakertagama, Pararaton, dan lain-lain.
Berikutnya historigrafi colonial, konten penulisannya lebih banyak bercerita mengenai
kondisi Indonesia pada masa kolonialisme. Banyak menceritakan kebijakan-kebijakan pemerintah
colonial, walau sudah cukup rasional dalam penulisannya, namun posisi pribumi masih jarang
diperhatikan/minor. Contohnya adalah History Of Java.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1957 Kementrian Pendidikan melakukan Kongres
Nasional Pertama yang dilaksanakan di Jojgakarta, tujuan kongres ini adalah untuk membuat dan
merancang sejarah nasional yang resmi. Ciri khas dari historiografi nasional ini adalah menceritakan
perjuangan bangsa Indonesia. Sehingga peran orang-orang Indonesia mulai muncul disini.
Selanjutnya dalam perkembangannya, terutama setelah orde baru selesai, para sejarawan
mulai mengenalkan adanya historiografi local, atau Local History. Cirri pada historiografi ini banyak
mngangkat tema sejarah social yang ada dimasyarakat disebuah wilayah, historiografi ini mulai
menempatkan peran-peran masyarakat local dalam peristiwa-peristiwa sejarah yang mungkin luput
TUGAS KELOMPOK:
Nah, sekarang kamu sudah paham kan mengenai bagaimana metodologi sejarah?
Perkembangan hingga macam-macam jenis historiografinya? Jadi sekarang kita akan mencoba
untuk membuat atau menulis tulisan sejarah yang sederhana. Pedoman kita tetap
menggunakan metode penulisan sejarah ya!
Silahkan;
Selamat berkarya
Objektif : Sesuatu yang berkaitan dengan kenyataan, fakta, dan tidak dari pandangan pribadi.
Peristiwa : pada suatu kejadian (kerap kali dipakai untuk memulai cerita).
Buku
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,2003
Tamburaka, H. Rustam E, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat & IPTEK,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999
Nordholt, Henk Schulte dkk (ed.), Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia; KITLV-Jakarta; Denpasar: Pustaka Larasan, 2008
Brahmantyo, Kresno, Bahan Ajar Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA Seluruh Indonesia: Mata Ajar
Sejarah Lisan dan Tradisi Lisan Sebagai Sumber Sejarah, Jakarta: Kemdikbud Dirjen
Kebudayaan Direktorat Sejarah, 2016
Kanumoyoso, Bondan, Bahan Ajar Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA Seluruh Indonesia: Mata Ajar
Metode Sejarah Lokal, Jakarta: Kemdikbud Dirjen Kebudayaan Direktorat Sejarah, 2016
Irsyam, Tri Wahyuningsih M, Bahan Ajar Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA Seluruh Indonesia:
Mata Ajar Hakekat Sejarah Lokal: Komponen dan Aplikasinya, Jakarta: Kemdikbud Dirjen
Kebudayaan Direktorat Sejarah, 2016
Internet
https://www.researchgate.net/profile/Steven.
https://tirto.id