NIM : 2005113183
RESUME PERTEMUAN 3
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu
negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang
bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode
modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul).
Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur
perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan
akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak
peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem
ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya
teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations,
ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri
terbesar di dunia.
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori
keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanya persaingan,
perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam
hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik
berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan
mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.
Apa yang dimaksud dengan keunggulan yang absolut? Maksudnya begini, jika negara A
dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja sedangkan negara B untuk komoditi
yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk komoditi lain
misalnya gandum, negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga kerja sedangkan untuk
negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa negara A
mempunyai keunggulan absolut dalam produksi kentang dibandingkan dengan negara B,
sedangkan negara B dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum
dibandingkan negara A. Perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua
negara tersebut jika negara A mengekspor kentang dan mengimpor gandum dari negara B, dan
sebaliknya negara B mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari negara A.
Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David Ricardo. Teorinya
dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif. Berbeda dengan teori keunggulan absolut
yang mengutamakan keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara
dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat
terjadi walaupun satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di
kedua negara berbeda.
Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-
komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor saja komoditi-komoditi
lainnya. Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan
jika salah satu negara tidak usah memiliki keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti yang
diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga
untuk suatu komoditi di negara yang satu denganyang lainnya relatif berbeda.
4. Keunggulan Kompetitif secara umum (model daya saing internasional ME Porter
dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho)
Teori Porter tentang daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik
yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat.
Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan (yang ada di
negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri
melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Porter menawarkan Diamond Model
sebagai tool of analysis sekaligus kerangka dalam membangun resep memperkuat daya saing.
Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik dari berbagai
kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam persamaan Porter
ini, salah satunya adalah bahwa model diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh negara
maju, sehingga tidak terlalu tepat jika digunakan untuk menganalisis negara – negara sedang
membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat globalisasi, serta perubahan sistem
perekonomian mengikuti perubahan rezim politik, menjadikan model diamond Porter hanya
layak sebagai pioner dan acuan pertama dalam kancah studi membangun daya saing negara.
RESUME PERTEMUAN 4
Teori perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan arah dan komposisi
perdagangan antar negara serta bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara.
Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan
yang timbul dari adanya keuntungan perdagangan (gain from trade). Teori yang menjelaskan
tentang perdagangan internasional pada dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:
teori praklasik merkantilis, Teori Klasik, dan teori modern.
1. Teori Modern The Proportional Factors Theory dari Eli Heckscher dan Bertil
Ohlin
Menurut teori Heckscher – Ohlin atau teori H – O, perbedaan opportunity cost suatu produk
antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan, jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki endowment factors masing – masing negara. Perbedaan
opportunity cost tersebut dapat menimbulkan terjadinya perdagangan internasional. Negara –
negara yang memiliki faktor produksi relatif banyakmurah dalam memproduksinya akan
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya masing – masing
negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif langka mahal dalam memproduksinya.
Dalam analisisnya, teori modern H – O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva
“isocost”, yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama dan kurva
“isoquant”, yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro, kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biayacost tertentu akan diperoleh produk yang maksimal; atau dengan
biayacost minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu Hady, 2009:39.
Teori Hecksher-Ohlin (H-0) menjelaskan perdagangan antara dua negara. Teori ini
mengemukakan bahwa suatu negara akan mengekspor komoditi yang produksinya memerlukan
lebih banyak faktor produksi yang relatif melimpah dan murah, dan dalam waktu bersamaan
akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang
relatif langka dan mahal di negara tersebut. Teori H-0 melnpunyai dua definisi konsep
kelimpahan faktor produksi yaitu definisi fisik dan definisi harga faktor. Diasumsikan di sini
hanya ada dua negara (H dan 0, dua komoditi yaitu komoditi 1 dan komoditi 2 serta dua faktor
produksi yaitu modal dan tenaga kerja. Kedua negara tersebut hanya berbeda dalam ha1
kelimpahaan faktor produksinya. Menurut definisi fisik, suatu negara H berkelimpahan modal
apabila rasio total jumlah modal terhadap total jumlah tenaga kerja di negara if lebih besar
dibandingkan dengan di negara F (KH/LH > K,4LF), sedangkan menurut definisi harga faktor,
suatu negara H berkelimpahan modal apabila rasio harga ~ilodal terhadap harga tenaga kerja di
negara H lebih rendah dibandingkan dengan di negara F (lvH/rH > u2,drF), dengan w dan r
berturut-turut menyatakan liarga faktor produksi tenaga kerja dan modal.
Diasumsikan juga bahwa komoditi 1 sebagai komoditi padat tenaga kerja (artinya pada
saat produksinya menggunakan rasio tenaga kerja terhadap modal yang lebih banyak daripada
rasio tenaga kerja terhadap modal yang digunakan dalam memproduksi komoditi 2), sementara
komoditi 2 merupakan kolnoditi padat modal (artinya pada saat produksinya menggunakan rasio
modal terhadap tenaga kerja yang lebih banyak daripada rasio modal terhadap tenaga kerja yang
digunakan dalam melnproduksi komoditi 1).
Teori H-0 mengemukakan bahwa saat terjadi perdagangan, negara H sebagai negara
yang berkelimpahan modal akan mengekspor komoditi 2 dan mengimpor komoditi 1, sebaliknya
negara F akan mengekspor komoditi 1 dan mengimpor komoditi 2. Adanya perdagangan tersebut
akan mendorong terjadinya penyamaan harga faktor produksi di negara H dan F, baik secara
relatif maupun secara absolut. Dalam teori H-0 ditelaah sebab-sebab munculnya keunggulan
komparatif bagi setiap negara dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh hubungan dagang
terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang bersangkutan. Menurut H-0,
perbedaan kelimpahan faktor produksi menjadi penentu keunggulan komparatif bagi masing-
masing negara yang selanjutnya akan menjadi landasan berlangsungnya perdagangan.
Perdagangan juga dapat berfungsi sebagai pengganti mobilitas faktor produksi internasional
dalam menyamakan tingkat harga faktor produksi atau pendapatan faktor produksi baik secara
relatif atau absolut di antara negara yang terlibat dalam hubungan dagang tersebut.
*Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar
Internasional yang terjadi adalah: kedua Negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu
dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar
Y5.
Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari peningkatan
kesejahteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva
IC Negara bergeser dari ICa menjadi ICa dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadiI Cb).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2
pada kurva ICa, kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4),
sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5).