PENDAHULUAN
1
kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang dibanding negara lain namun
memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif dalam memproduksi barang,
dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat berdagang dengan negara
lain. Abad 20, munculah teori dari ekonom Swedia, yaitu Eli Heckser dan Bertil
Ohlin, yang biasa disebut H-O Theory.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Teori Heckscher-Ohlin menekankan saling mempengaruhi antara proporsi di
mana faktor-faktor produksi ada di negara-negara berbeda dan proporsi dimana
mereka diperlukan untuk memproduksi barang-barang tertentu. penjelasan ini
percaya pada asumsi bahwa negara-negara mempunyai bermacam-macam
endowment berupa faktor-faktor produksi. Dari teori ini, menyatakan bahwa lebih
sedikit penjelasan kuat dunia nyata tentang pola berdagang dibanding pemikiran-
pemikiran yang muncul.
Satu tanggapan awal terhadap kegagalan Teori Heckscher-Ohlin untuk
menjelaskan pola perdagangan internasional yang diamati adalah Teori Product
Life-Cycle. Teori yang diusulkan oleh Raymon Vernon ini menyatakan bahwa
awal daur hidup produk, kebanyakan produk baru diproduksi dan diekspor dari
negeri di mana mereka telah dikembangkan. setelah produk baru diterima secara
luas atau secara internasional, maka produksi mulai ke negara-negara lain. sebagai
hasilnya, teori menyarankan, produk akhirnya bisa diekspor kembali ke negeri
dimana inovasi produk tersebut berasal.
Sekitar tahun 1980 ahli ekonomi Paul Krugman dari Massachusetts
Institute of Technology mengembangkan apa yang nantinya dikenal sebagai teori
perdagangan baru (New Trade Theory). Teori ini menekankan bahwa dalam
beberapa hal negara-negara tidak mengkhususkan produksi dan ekspor dari
produk tertentu karena mendasari perbedaan dalam faktor endowment, tetapi
karena pasar dunia industri tertentu hanya mendukung suatu jumlah terbatas
perusahaan. Dalam industri yang demikian, perusahaan yang pertama masuk pasar
dan membangun suatu keunggulan kompetitif, sesudah itu sukar untuk
menghadapi tantangan. pola perdagangan tiba pada kemampuan perusahaan di
suatu Negara yang ditentukan oleh bagaimana untuk menangkap first-mover
advantage.
Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter dari Harvard Business
School mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori National
Competitive Advantage, dengan mencoba untuk menjelaskan mengapa negara-
negara tertentu mencapai sukses internasional dalam industri tertentu. sebagai
tambahan terhadap faktor endowment, Porter menunjukkan pentingnya faktor
4
negeri seperti permintaan domestik dan persaingan domestik dalam menjelaskan
suatu kekuatan bangsa dalam produksi dan ekspor produk tertentu.
2.4.1 Merkantilisme
Teori perdagangan internasional pertama muncul pada abad 16 dan terus
berkembang di negara-negara Eropa, yaitu merkantilisme. Sistem ini didasarkan
pada gagasan bahwa pemerintah terlibat dalam transfer barang-barang antar
bangsa agar meningkatkan kekayaan diantara bangsa-bangsa yang terlibat.
Kekayaan didapat dengan mengumpulkan logam berharga terutama emas. Sebagai
konsekuensinya pemerintah membuat kebijakan memaksimalkan eksport dan
meminimalkan import. Untuk meminimalkan import yaitu dengan pemberlakuan
tarif dan quota sedang untuk memaksimalkan eksport diperlukan pemberian
5
subsidi. Pada periode ini daerah koloni yang ada memberikan suatu sumber daya
alam berupa bahan-bahan baku atau logam berharga. Dalam sistem perdagangan
ini negara-negara koloni dieksploitasi dan perusahaan lokal ditekan. Negara
koloni sering diminta membeli barang-barang dari negara induknya. Kelemahan
konsep merkantilisme adalah adanya keyakinan yang kurang tepat bahwa emas
atau logam berharga mempunyai nilai intrinsik, padahal emas tidak dapat
digunakan untuk produksi atau untuk dikonsumsi. Jadi bangsa yang menganut
merkantilisme, kekayaannya non produktif. Selain itu merkantilisme mengabaikan
konsep efisiensi produksi melalui spesialisasi yang mampu menekan biaya
produksi secara efektif. Teori ini ditentang oleh Adam Smith, David Hume dan
John Locke.
6
2.4.3 Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Dari gambaran tersebut di atas, teori Adam Smith juga mempunyai
kelemahan. Karena dalam perdagangan internasional akan terjadi keunggulan
absolut yang berbeda, dimana hanya ada satu negara yang memiliki keunggulan
absolut untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi perdagangan
internasional yang menguntungkan. Teori ini kemudian diperbaiki dan
dikembangkan lagi oleh David Ricardo dengan teori Comparative Advantagenya.
Menurut Ricardo, jika negara tidak memiliki keunggulan mutlak maka hendaknya
melihat perbandingan efisiensi antara dua produk dan menghasilkan produk yang
lebih efisien. Dalam bukunya Pricipless of Political Economy (1817), Ricardo
menyebutkan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana
negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang
dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efektif.
Teori ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana
nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal
pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu
negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan
mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam
memproduksi.
Ada kalanya suatu negara dapat menghasilkan dua jenis produk dan
mempunyai keuntungan mutlak untuk kedua produk tersebut. Menurut teori
7
absolute advantage maka perdagangan tidak mungkin terjadi tetapi secara
comparative advantage perdagangan tersebut dapat terjadi. Karena yang dilihat
disini adalah keuntungan komparatif yang diperoleh oleh suatu negara
dibandingkan dengan negara lainnya.
3. Kita beranggapan banyak perbedaan pada harga dari sumber daya alam di
negara yang berbeda. Kita tidak mengatakan tentang tingkat kurs,
8
perumpamaan sederhana bahwa coklat dan beras tidak dapat ditukar satu per
satu.
4. Kita beranggapan bahwa sumber daya dapat pindah secara bebas pada
produksi satu barang ke yang lain di dalam suatu negara. Pada kenyataannya,
ini adalah tidak selalu kasus.
9
bisa menjga beberapa hasil pertanian, sumber daya tidak selalu cepat berubah
dengan mudah dari memproduksi satu barang ke barang yang lain.
Sumber daya tidak selalu berpindah dengan dari kegiatan ekonomi satu ke
kegiatan ekonomi yang lain. Sebuah proses menimbulkan perselisihan dan juga
penderitaan bagi manusia. Meskipun teori memprediksikan bahwa keuntungan
dari perdagangan bebas mempertimbangkan biaya-biaya dengan kesempatan
penting, ini merupakan kenyamanan yang memikul biaya. Jadi, perlawanan politik
untuk mengadopsi perdagangan bebas kalangan khusus datang dari pekerjaan-
pekerjaan yang berisiko.
G
cocoa
G'
0 Rice
Figure diatas lebih realistis untuk mengasumsikan diminishing return karena dua
alasan. Pertama, tidak semua sumber daya berkualitas sama. Alasan kedua karena
diminishing return yang barangnya berbeda menggunakan sumber daya dengan
proporsi yang berbeda.
10
Diminishing return untuk spesialisasi mempengaruhi keuntungan dari
spesialisasi yang kemungkinan menjadi habis sebelum spesialisasi lengkap.
Kesimpulan dasar dari perdagangan bebas tertutup adalah keuntungan yang tetap
dijaga, meskipun karena diminishing return, keuntungan tidak bisa sama besar
dengan yang diusulkan dalam kasus return konstan.
11
2.7.5 Fakta hubungan antara perdagangan dan pertumbuhan
Sesuai prediksi teori standar dari keuntungan komparatif, negara yang
memilihjalan lebih terbuka menuju perdagangan internasional menikmati tingkat
pertumbuhan lebih tinggi daripada perdagangan ekonomi yang tertutup.
12
Tak ada yang cukup yakin mengapa kita meneliti paradoks Leontief. Satu
kemungkinan keterangan adalah bahwa Amerika Serikat mempunyai keuntungan
spesial dalam memproduksi produk baru atau barang-barang yang dibuat dengan
teknologi inovatif.
13
Britania Raya. Dari waktu ke waktu banyak kompetitor masuk ke pasar.
Akhirnya, Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya (Jepang dan Britania
Raya) berubah dari pengekspor mesin fotocopy menjadi pengimpor. Evolusi pada
pola perdagangan internasional mesin fotocopy tersebut cocok dengan prediksi
dari teori dari produk life-cycle bahwa industri-industri yang dewasa keluar dari
Amerika dan masuk ke lokasi-lokasi biaya rendah. Bagaimanapun, Teori Product
Life-Cycle bukan tanpa kelemahan. Dilihat dari segi Asia dan Eropa, argumen
Vernon bahwa banyak produk baru dikembangkan dan dikenalkan di Amerika
Serikat kelihatan etnosentris.
14
variasi produk yang tersedia untuk konsumen. Kemungkinan lain, mereka bisa
memproduksi produk, tetapi dalam volume rendah yang biaya dan harga unitnya
lebih tinggi daripada kekuatan mereka jika skala ekonomi bisa dicapai.
Sekarang mengingat apa yang terjadi ketika perdagangan negara satu sama
lain. Pasar negara individual dikombinasikan ke dalam pasar dunia yang lebih
besar. Seperti ukuran pasar yang berkaitan dengan luas perdagangan, perusahaan-
perusahaan individual mungkin dapat mencapai skala ekonomi lebih baik. Sebuah
implikasi, menurut teori perdagangan baru, bahwa setiap negara mampu untuk
menspesialisasi dalam memproduksi produk lebih sempit pada kekurangan
perdagangan, masih dengan membeli barang-barang dari negara lain, setiap
negara dapat secara serempak meningkatkan variasi dari barang-barang yang
tersedia untuk konsumennya dan biaya yang lebih rendah dari barang-barang
tersebut – jadi perdagangan menawarkan sebuah kesempatan untuk keuntungan
bersama bahkan ketika negara-negara tidak berbeda pada sumber daya pendukung
atau teknologi mereka.
15
2.14 Implikasi New Trade Theory
Teori perdagangan baru mempunyai implikasi penting. Teori itu
menyatakan bahwa negara-negara bisa tetap untung ketika mereka tidak berbeda
dalam sumber daya pendukung dan teknologinya. Teori tersebut juga menyatakan
bahwa suatu negara bisa mendominasi ekspor dari sebuah barang yang sederhana
karena cukup menguntungkan mempunyai satu atau lebih perusahaan pertama
untuk memproduksi barang itu.
Teori ini cukup berguna dalam menjelaskan pola-pola perdagangan. Studi
empiris nampaknya mendukung prediksi dari teori bahwa perdagangan
meningkatkan spesialisasi produksi di dala sebuah industri, menambah variasi
produk yang tersedia untuk konsumen, dan menghasilkan harga rata-rata yang
lebih rendah.
Mungkin banyak yang memperdebatkan implikasi dari teori perdagangan
baru dengan argumen bahwa teori perdagangan baru menimbulkan campur tangan
pemerintah dan kebijakan perdagangan strategis. Ahli teori perdagangan baru
menekankan keuntungan, entrepreneurship, dan inovasi dalam memberi
perusahaan keuntungan-keuntungan first-mover.
Firm’s
Strategy
Structure
Rivalry
Endowment
factors Demand
condition
Related and
Supporting
industries
16
Atribut-atribut Porter’s Diamond
- Faktor endowment (pendukung) - posisi sebuah negara dalam faktor produksi
seperti tenaga kerja terlatih atau kebutuhan infrastruktur untuk bersaing dalam
industri.
- Demand Condition (kondisi permintaan) - Permintaan terhadap produk dan
jasa dalam negeri.
- Relating and Supporting Industries (pemasok) - Kehadiran pemasok dan
industri sejenis yang sangat kompetitif secara internasional.
- Firm Strategy Structure and Rivalry (Strategi, struktur dan persaingan
perusahaan) - Kondisi pemerintahan yang membentuk bagaimana perusahaan
diciptakan, diorganisasikan, diatur serta mengetahui bagaimana kondisi
persaingan domestik.
Porter beragumen bahwa perusahaan-perusahaan banyak kemungkinan
untuk sukse dalam industri atau segmen industri dimana the diamond paling
menguntungkan. Dia juga beragumen bahwa the diamond menguatkan sistem satu
sama lain. Akibat dari satu atribut bergantung pada negara lainnya. Contohnya,
Porter beragumen kondisi permintaan yang menguntungkan tidak akan
menghasilkan keuntungan kompetitif kecuali jika persaingan negara cukup
menyebabkan perusahaan merespon mereka.
17
basis factor dan advanced factor adalah kompleks. basis factor dapat
menyediakan suatu keuntungan awal yang sesudah itu diperkuat dan diperluas
oleh investasi didalam advanced factor. Dan sebaliknya kerugian didalam basis
factor dapat menciptakan tekanan untuk menanam modal dalam advanced factor.
18
2.15.5 Mengevaluasi Teori Porter
Porter menetapkan bahwa derajat tingkat bagi suatu bangsa mungkin untuk
mencapai sukses internasional dalam suatu industri tertentu adalah suatu fungsi
dampak faktor endowment yang dikombinasikan, kondisi-kondisi permintaan
domestik, hubungan dan dukungan industri, dan persaingan domestik. ia
membantah bahwa kehadiran dari semua empat komponen pada umumnya
diperlukan untuk Diamond ini untuk menaikkan capaian kompetisi. Porter juga
menetapkan bahwa pemerintahan dapat mempengaruhi masing-masing empat
komponen diamond itu. Faktor endowment dapat dipengaruhi oleh tunjangan,
kebijakan ke arah pasar modal, kebijakan ke arah pendidikan, dan seterusnya.
pemerintahan dapat membentuk permintaan domestik melalui standard produk
lokal atau dengan regulasi dan dengan mempengaruhi persaingan perusahaan,
seperti dengan peraturan pasar modal, mengenakan kebijakan pajak, dan hukum
yang melarang monopoli industry.
Jika porter benar, kita harapkan modelnya untuk meramalkan pola
perdagangan internasional yang kita mengamati. Negara-negara harus
mengekspor produk dari industri itu dimana semua empat komponen tidaklah
baik. Belum dilakukan pengujian empiris terhadap Teori Porter. Banyak teori
menyakinkan, tetapi hal yang sama dikatakan oleh Teori Perdagangan Baru (New
Trade Theory), Teori Keuntungan Kompetitif (Competitive Advantage), dan Teori
Heckscher-Ohlin (H-O Theory). Mungkin saja bahwa masing-masing teori ini,
melengkapi satu sama lain, menjelaskan tentang suatu pola perdagangan
internasional.
19
BAB III
KAJIAN EMPIRIS
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) dan Nganjuk (Jawa Timur) merupakan
daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia. yang memiliki potensi
wilayah kondusif bagi pengembangan bawang merah. Dengan keunggulan
komparatif yang dimiliki dalam hal potensi wilayah dan tenaga kerja diharapkan
mampu meningkatkan daya saing komoditas bawang merah.
Berdasarkan hasil penelitian pada studi kasus di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa komoditas bawang merah di Kabupaten Brebes dan Nganjuk
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang cukup tinggi. Dalam Tabel
3 pada studi kasus di atas menunjukkan bahwa rasio biaya sumberdaya (domestik)
untuk usahatani bawang merah di Jawa Tengah dan Jawa Timur bernilai positif
dan lebih kecil dari satu (biaya oportunitasnya lebih kecil dibandingkan dengan
harga “border”). Besaran rasio ini mengindikasikan bahwa usahatani bawang
merah di kedua lokasi tersebut memiliki keunggulan komparatif. Hal ini juga
menunjukkan bahwa nilai sumberdaya domestik yang digunakan dalam proses
produksi bawang merah lebih rendah dibandingkan dengan nilai "foreign
exchange" yang diterima atau dihemat. Indikator ini secara tidak langsung
memberikan indikasi adanya peluang ekspor bawang merah, dengan asumsi
bahwa berbagai kriteria pasar internasional yang menyangkut standarisasi mutu
produk dapat dipenuhi oleh komoditas bersangkutan.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi wilayah, hendaknya daya saing
komoditas bawang merah dapat ditingkatkan dengan peningkatan produktivitas
usahatani misalnya dengan perbaikan sistem budidaya dan penggunaan teknologi
pertanian yang lebih efisien, selain itu pengembangan komoditas bawang merah
harusnya diiringi dengan pengembangan agroindustri dan penyimpanan bawang
merah untuk bibit, karena nilai tambah yang di dapat lebih besar. Kebijakan
pemerintah efektif masih dibutuhkan oleh petani guna keberlangsungan agribisnis
misalnya: subsidi pada input tradeable vital seperti pupuk, pestisida, penghapusan
pungutan liar pada aktivitas perdagangan, pengawasan yang lebih ketat pada
22
Dinas Bea Cukai untuk menjamin terealisasinya aturan perdagangan tentang bea
masuk dan tarif impor-ekspor secara adil dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
23