Konsep perdagangan internasional sudah muncul sejak abad ke tujuh belas dan delapan belas
mengenai filosofi ekonomi yang disebut merkantilisme. Menurut teori tersebut bahwa satu-
satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan
sebanyak mungkin ekspor dan sesedikit mungkin impor (Salvatore, 1997).
Teori ini menjadi salah satu teori perdagangan internasional yang paling dikenal. Teori yang
dikemukakan oleh Adam Smith ini menyatakan bahwa keuntungan mutlak merupakan
keuntungan yang didapatkan oleh sebuah negara karena berhasil membuat biaya produksi
barang dengan harga yang lebih murah dari negara lain. Dalam teori ini, jika biaya produksi
antar negara tidak berbeda, maka perdagangan internasional tidak ada alasan untuk dapat
melangsungkan perdagangan tersebut. Contoh sederhananya ialah, Indonesia memiliki
keunggulan dalam memproduksi kain yang lebih murah di bandingkan dengan Negara
Belanda. Sedangkan Belanda memiliki keunggulan dalam memproduksi Televisi dengan
biaya yang lebih murah dari kita. Kedua negara memiliki keunggulan mutlak terhadap dua
komoditas yang berbeda. Artinya bahwa antara indonesia dan Belanda dapat melakukan
perdagangan internasional melalui dua komoditas tadi. Belanda menjual TV kepada
kita,sebaliknya kita menjual Kain kepada Belanda.
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Dalam teori ini lebih melihat
kepada keuntungan dan kerugian perdagangan inyernasional dengan perbandingan relatif.
Sampai dengan saat ini keunggulan komparatif merupakan dasar dalam melaksanakan
perdagangan internasional. Teori komparatif milik David Ricardo juga dikenal sebagi teori
modern perdagangan internasional. Dalam teorinya David Ricardo berpendapat bahwa
meskipun sebuah negara tidak memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain dalam
memproduksi barang tertentu, perdagangan internasional antar negara yang saling
menguntungkan masih dapat terjadi. Dengan catatan bahwa negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif lebih kecil dibandingkan
negara lain.
Teori ini dikemukanan oleh JS Mill, sebenarnya munculnya teori ini adalah untuk
melanjutkan teori dari teori komparatif Ricardo dimana mencari titik keseimbangan antara
pertukaran barang antar dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan
menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Teori ini lebih menekankan kepada
kesembangan antara permintaan dan penawarannya, sebab permintaan dan penawaran
merupakan penentu dalam menentukan jumlah barang yang akan diekspor dan diimpor. J.S
Mills menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dapat bermanfaat bagi kedua belah
negara jika terdapat perbedaan dalam rasio produksi dan konsumsi antar dua negara tersebut.
Selain itu, jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ekspor harus lebih
kecil dibamdingkan untuk memproduksi barang impor. Maka negara otomotis akan diberi
manfaat dari perdagangan internasional yang dilakukan.
Mazhan Neoklasik mengubah pandangan dan teori tentang perdagangan internasional bahwa
pandangan ekonomi dan teori tidak lagi didasarkan pada tenaga kerja, atau biaya produksi
namun telah beralih pada tingkat kepuasan (Marginal Utility). Pendekatan ini menjadi salah
satu cara dalam mengungkapkan teori ekonomi. Adanya perubahan pandangan ini tentu juga
merubah teori yang ada serta metodeloginya.