DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 6
1. Chintya Novriaty
2. Fruly Natasya
3. Steven
4. Tri Agus Setiadi
5. Yozan Putra Rizanta
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “ Peranan Latief Hendraningrat Sekitar Proklamasi ”.
Kami sebagai mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini, terutama anggota dari kelompok 6
baik dukungan secara materil dan nonmateril dalam penyusunan makalah ini.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Liring Sari, S. Pd
selaku pembimbing mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah membimbing
dan mengarahkan kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
pengetahuan untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Kehidupan Latief Hendraningrat ............................ 2
2.2 Peranan Latief Hendraningrat Sekitar Proklamasi .......................... 3
2.3 Akhir Karir Latief Hendraningrat .................................................... 4
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Peranan Latief Hendraningrat Dalam Peristiwa Proklamasi Indonesia
3
sederhana, bendera pusaka dikibarkan di sebatang bambu lantaran situasi darurat.
Seluruh rangkaian acara itu terselenggara dengan relatif lancar di bawah komando
Latief Hendraningrat.
Setelah Indonesia menjadi negara merdeka, Latief Hendraningrat enggan
duduk di pemerintahan. Ia memilih berjuang dari luar, turut mengamankan negara
karena Belanda datang lagi dengan membonceng pasukan Sekutu dan
berkeinginan berkuasa kembali. Selama periode revolusi kemerdekaan indonesia
(1945-1949) atau masa perang mempertahankan kemerdekaan, Latief
Hendraningrat terlibat dalam berbagai front peperangan melawan Sekutu dan
Belanda. Latief Hendraningrat pernah menjadi Komandan Militer Kota (KMK) di
Yogyakarta yang sejak awal Januari 1946 menjadi ibu kota RI lantaran Jakarta
dalam situasi darurat. Saat itu Yogyakarta sebagai ibu kota RI menjadi area
pertempuran yang paling genting. Latief juga berhubungan baik dengan Panglima
Besar Jenderal Soedirman. Ia juga ikut merumuskan taktik gerilya dan
perencanaan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda pada akhir 1949, Latief
Hendraningrat terus menempuh jalan ketentaraan. Tahun 1952, ia ditunjuk sebagai
atase militer di Kedutaan Indonesia untuk Filipina, kemudian dipindahkan ke
Washington, Amerika Serikat, hingga 1956. Pulang ke tanah air, Latief
Hendraningrat dipercaya memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat
(SSKAD). Sebelum pensiun dari militer, ia sempat menjabat sebagai rektor
pertama IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta) pada 1964-1965.
Tahun 1967, seiring terjadi peralihan kekuasaan dari Orde Lama pimpinan
Soekarno ke rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Latief Hendraningrat
menyepi dari hiruk pikuk politik. Latief Hendraningrat membaktikan diri untuk
Yayasan Perguruan Rakyat dan Organisasi Indonesia Muda hingga akhir
hayatnya. Latief Hendraningrat wafat di Jakarta tanggal 13 Maret 1983 dalam usia
72 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta setelah
menderita penyakit usus buntu. Ia dimakamkan pada 15 Maret 1983 di Taman
Makam Pahlawan Kalibata.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu motivasi Jepang didalam pembentukan PETA yaitu agar Jepang
mendapatkan tambahan kekuatan militer yang nantinya bertujuan untuk melawan
kekuatan sekutu yang berusaha akan datang kembali menguasai Indonesia, maka
dari itu Jepang berharap memiliki kekuatan militer setidaknya pertahanan
dibagian wilayah belakang yang nantinya dikemudian hari dapat diserahkan oleh
rakyat Indonesia. Namun, bagi Indonesia pembentukan PETA bertujuan untuk
mengupayakan berdirinya tentara PETA sebagai bagian Indonesia dalam
mempersiapkan kemerdekaan. Dari hasil latihan yang dilakukan para tentara
sukarela PETA oleh pihak Jepang menjadikan Indonesia berlatih kemiliteran, teori
taktik tempur, gerakan pertempuran. Para pemuda dididik dan dilatih untuk bisa
punya kemampuan yang bisa memimpin pertempuran di lapangan. PETA juga
menjadi kekuatan awal dari terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat yang
kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia. Perjuangan PETA dalam membela
tanah air dan kemerdekaan Indonesia merupakan sumber semangat bagi seluruh
warga Indonesia khususnya tentara Indonesia untuk terus menjaga kedaulatan dan
keamanan bangsa dari ancaman dan gangguan baik yang datang dari dalam
ataupun luar negeri.
3.2 Saran
Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki para pahlawan yang rela berjuang
mengorbankan nyawa kita tentu harus menghormati jasa-jasa mereka. Kita
sebagai generasi muda juga harus mampu memahami nilai-nilai penting dari
perjuangan para pahlawan. Kita dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.veteranri.go.id/no.5.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Latief_Hendraningrat
https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/16/220000879/biografi-
latief-hendraningrat-pengibar-bendera-saat-proklamasi?
page=all#:~:text=Salah%20satu%20peran%20Latief
%20Hendraningrat,Merah%20Putih%20bersama%20S%20Suhud.
https://tirto.id/peran-latief-hendraningrat-dalam-sejarah-proklamasi-
kemerdekaan-ri-giD9