Disusun Oleh :
Raffi Herlyzuliatama
1901155482
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikankita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “Politik atau Kebijakan pada masa Penjajahan Jepang”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Politik
Pertahanan Di Indonesia. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Raffi Herlyzuliatama
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………….....…….….............….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………......…….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..………........................….iii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1. Bagaimana Usaha Spionase Jepang di Indonesia ?....................................................................5
2. Bagaimana Aksi Propaganda Jepang di Indonesia ?..................................................................5
3. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Militer Jepang ?..................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................5
1. Mengetahui Usaha Spionase Jepang di Indonesia......................................................................5
2. Mengetahui Aksi Propaganda Jepang di Indonesia....................................................................5
3. Mengetahui Kebijakan Pemerintah Militer Jepang....................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................7
2.1 Usaha Spionase Jepang di Indonesia...........................................................................................7
2.2 Aksi Propaganda Jepang di Indonesia.........................................................................................8
2.3 Kebijakan Pemerintah Militer Jepang..................................................................................12
2.3.1 Pembentukan Organisasi Sosial..........................................................................................12
2.3.4 Japanisasi................................................................................................................................19
BAB III..................................................................................................................................................24
PENUTUP.............................................................................................................................................24
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................24
SARAN..............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Mei 1940, awal perang dunia II Belanda diduduki oleh Nazi Jerman.
Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di bulan Juli mengalihkan
ekspor untuk Jepag ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang
yang bertujuan untuk megamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di
bulan Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan
Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan
Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan
Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
4
Jepang membentuk pesiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI ( Badan
penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau ( Dokuritsu
junbi Chosa-kai ) dalam bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk
persiapan-persiapan prakemerdekaan dan membuat dasar Negara dan di
gantikan oleh PPKI yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
5
Lembaga
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Wilayah Sumatra di bawah pemerintahan Angakatan Darat (Bala Tentara XXV)
yang berpusat di Bukittinggi. Wilayaha Jawa dan Madura di bawah pemerintahan
Angakatan Darat (Bala Tentara XVI) yang berpusat di Jakarta.
8
Runtuhnya kekuasaan Di Hindia Belanda. Indonesia bersedia bekerja
sama dengan pemerintah pendudukan Jepang. Tahap kedua (1943-
1944) adalah tahap partisipasi dan mobilisasi, pada tahap ini orang-
orang Indonesia dilibatkan dalam jabatan-jabatan pada kantor-kantor
pemerintahan sebagai pendamping atau penasehat pejabat bagi
kepentingan pemerintahan pendudukan Jepang. Tahap ketiga (1944-
1945) adalah tahap peningkatan mobilisasi dengan memberikan suatu
janji-janji politik tentang kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
3. Secara operasional pemerintahan pendudukan Jepang dilaksanakan
oleh kepala staf yang disebut Guenseikan. Guenseikan ini membawahi
departemen-departemen (bu) yang terdiri atas somubu(Departemen
Urusan Umum), Naimubu (DepartemenDalam Negeri), Sangyobu
(Departemen Perekonomian Zaimubu (Departemen Keuangan),
Shidobu (DepartemeKehakiman), Keimubu (Departemen Kepolisian),
Kotsubu (Departemen Lalu Lintas), Sendenbu
(DepartemenPropaganda).
4. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kebijakan mereka di
wilayah pendudukan Jawa, Pemerintahan militer memerlukan alat
untuk mengambil hati rakyat, dan alat inilah yang 3 Pemda
Kotamadya TK. II, 1981, Sejarah Kota Bandung Periode Revolusi
Kemerdekaan1945-1950,Pustaka,digunakan sebagai alat propaganda.
Alat ini disalurkan kelapangan- lapangan yang jauh lebih luas dari
pada lapangan kemiliteran, oleh karena itu organisasi propaganda-
propaganda yang dibentuk jepang mempunyai tugas menyalurkan
pesan ke lapangan masyarakat umum, sampai ke lapangan
penghiburan dan kebudayaan.
9
Propaganda Jepang dilakukan seiring dengan penaklukan terhadap negeri-negeri
yang didudukinya. Keinginan yang besar dalam penaklukan ini bukanlah suatu hal
yang baru timbul di dalam sejarah Jepang. Anggapan sebagai “bangsa terpilih”
menguatkan kepercayaan bangsa ini akan tugas suci Jepang untuk menaklukan dan
menguasai negeri orang. Dua ribu enam ratus tahun yang lalu Djinanmu Tennc,
kaisar Jepang yang pertama, disebut-sebut sebagai raja pemberi“sabda suci” Hakko
Ichiu, yang bertujuan menaruh ke delapan penjuru arah mata angin di bawah panji-
panji dari Nippon. Bahkan rencana tertentu di dalam politikpenaklukan Jepang,
seperti rencana “Lingkungan Kesemakmuran Asia Timur Raya”, dapat dicari
kembali pada akhir abad-16.
Napoleon negeri Jepang itu, menyerang Korea dalam tahun 1592 sebagai
batul oncatan untuk menguasai Tiongkok, tidak hanya bertujuan di situ saja.
PolitikToyotomi Hideyoshi ialah suatu rencana kerajaan Asia yang besar dengan
Tiongkok, Jepang dan Korea sebagai kelompok kesatuan yang pertama
dankemudian diperluas dengan wilayah-wilayah Asia lainnya, sampai-sampai
kedaerah Nanyo atau daerah lautan selatan. Dalam melakukan ekspansi dan
imperialisnya, Jepang tidak hanya menjalankannya secara membabi buta tanpa
diiringi sikap moral dan maksud baik dari Jepang. Mereka selalu mengatakan hal-
hal seperti: “ingin membebaskan bangsa asia dari penjajahan barat” atau yang
lainnya seperti “menciptakan Lingkungan Kesemakmuran Asia Timur Raya
terhadap negara-negara yang ditaklukannya”. Hal ini dilakukan untuk menciptakan
citra dikalangan rakyat jajahan, bahwa sebenarnya Jepang mempunyai maksud
yang baik dan cita-cita yang besar untuk kebesaran bangsa Asia. Dengan bantuan
para propagandis yang bersama-sama datang dengan tentara Jepang, mereka terus
giat dengan berbagai semboyan yang muluk-muluk. Semboyan-semboyan ini
umumnya berdasarkan pada politik rasial.
10
Pada masa pergerakan nasional banyak orang Jepang yang mencari nafkah di
Hindia Belanda sebagai pedagang, Mereka dikenal sebagai tuan-tuan toko. Sikap
mereka terhadap orang-orang Indonesia yang sangat ramah, menjadikan mereka
mendapat simpati dari masyarakat. Maka tak heran ketika Jepang datang, sambutan
yang hangat pun diberikan penduduk begitu antusias.
11
2.3 Kebijakan Pemerintah Militer Jepang
Salah satu upaya pemerintah Jepang agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia
mau mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan
perkumpulan. Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang di
antaranya adalah Gerakan Tiga A, Putera, Jawa Hokokai, MIAI dan Masyumi.
12
1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Kantor
propaganda Jepang mendirikan Gerakan ini dengan semboyannya:
13
Beberapa organisasi yang bergabung dengan Putera adalah Persatuan Guru
Indonesia, Perkumpulan Pos Telepon dan Telegraf, Pengurus Besar Isteri
Indonesia, Badan Perantaraan Pelajar-pelajar Indonesia (Baperpi). Karena
kegiatan Putera lebih menguntungkan pejuang kemerdekaan dari-pada
menguntungkan Jepang, maka Putera dibubarkan pada tahun 1944.
3. Jawa Hokokai
14
Organisasi ini dibiarkan berkembang oleh Jepang karena golongan Islam dinilai
paling anti barat. Jepang juga ikut membantu MIAI dalam bentuk memberikan
zakat dan mendirikan masjid. Bantuan Jepang ini berhasil dimanfaatkan oleh
pemuka-pemuka Islam untuk kepentingan umat Islam di Indonesia. MIAI
secara resmi dibubarkan Pemerintah Jepang di akhir Oktober 1943. Sebagai
gantinya, dibentuklah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang
dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur. Masyumi yang
didirikan pada bulan November 1943 ini merupakan wadah bagi seluruh
kekuatan Islam.
1. Heiho
15
Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk
menjadi prajurit Jepang (baik angkatan darat maupun angkatan laut). Sejak
mengalami kemunduran, Jepang memerlukan tambahan tenaga militer untuk
mengganti pasukannya yang hancur. Mereka terpaksa mengerahkan tenaga
dari kalangan rakyat yang negaranya mereka duduki.
1. PETA
Romush
Romusha adalah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan
secara paksa pada masa penjajahan jepang di Indonesia dari tahun1942
hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak oktober 1943
pihak jepang mewajibkan para petani menjadi romusha, jumlah orang-orang
16
yang menjadi romusha tidak diketahui pasti perkiraan yang ada bervariasai
dari 4 hingga 10 juta. Dalam sidang yang pertam, Chuo Sangi In
mengusulkan beberapa syarat antara lain supara dibentuk badan-badan yang
memotivasi rakyat menjadi tenaga sukarela, melalui kerja sama dengan
bupati, wedana, camat dan kepala desa untuk pengarahan tenaga kerja
(buruh) sukarela diperusahaan-perusahaan bala tentara jepang.
17
Mereka meninggal karena kekurangan makan, kelelahan, malaria dan
terserang penyakit, sealin itu juga karenakesrasnya pengawasan dan siksaan
jepang yang kejam dan tidak berprikemanusiaan. Dibarak-barak romusha
tidak tersedia perawatan dan tenaga keseahatan. Seakan-akan tealah menjadi
rumus bahwa siapa yang tidak lagi kuat bekerja maka akan mati. Sebagai
mana alam pemikiran Jepang, bahwa bukan manusianya yang
diperhitungkan melainkan tujuannya yaitu”menang perang”.
17
3. Hasil kekayaan alam Indonesia yang berupa hasil tambang
perkebunan dan hutan diangkut ke Jepang
4. Jepang memaksa penduduk untuk menanam pohon jarak pada lahan
pertanian
5. Pemerintah Jeapang mengeluarkan peraturan untuk melakukan
pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran sisa persediaan
barang diperketat.
6. Semua harta benda dan perusahaan perkebunan milik orang Belanda
disita dan beberapa perusahaan vital seperti pertambangan, listrik,
telekomunikasi, dan perusahaan transport dikuasai oleh pemerintah.
7. Jepang memonopoli penjualan hasil perkebunan teh, kopi, karet dan
kina.
8. Jepang melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan
menambah bahan pangan secara besar-besaran.
9. Jenis perkebunan yang tidak berguna dibatasi, dimusnahkan,dan
diganti dengan tanaman bahan makan seperti teh, kopi, tembakau
yang diganti oleh tebu untuk pembuatan gula.
10.Bekas perkebunan tembakau, kopi dan teh dipakai untuk ditanami
bahan makanan.
11.Rakyat hanya diperbolehkan mempunyai 40% dari hasil pertaniannya,
sedangkan 60% lainnya harus disetorkan kepada pemerintah Jepang
dan Lumbung desa.
2.3.4 Japanisasi
Proses Japanisasi di Indonesia sangat berpengaruh dalam berbagai bidang,
diantaranya:
1. Bidang Politik
Organisasi politik di Indonesia tidak berkembang bahkan dihapuskan oleh Jepan
Didirikan/ dibentuknya berbagai organisasi Jepan Kehidupan politik rakyat diatur
oleh pemerintah Jepang Meskipun ada organisasi politik yang masih terus berjuang
menentang Jepang.
2. Bidang Ekonomi
Sama dengan negara imperialis yang lain Jepang datang dengan masalah ekonomi
18
yaitu untuk mencari daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk
memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari pemasaran untuk hasil-hasil
industrinya. Aktivitas ekonomi zaman Jepang sepenuhnya di pegang oleh Jepang.
3. Bidang Pendidikan
4. Pendidikan berkembang pesat di banding masa Hindia Belanda
5. Bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk sekolah di sekolah yang
dibangun pemerintah
6. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pada sekolah-
sekolah
7. Berbagai nama diIndonesiakan
Tetapi semua yang dilakukan oleh Jepang tersebut hanya untuk menarik simpati
rakyat agar mau membantu Jepang mengahadapi lawan-lawannya dalam Perang
Pasifik.
4. Bidang Sosial
5. Jepang memperkenalkan sistem Tonorigumi (Rukun Tetangga/RT)
yang tergabung dalam Ku (desa)
6. Kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan sebab rakyat
harus memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi
musuhnya.
7. Rakyat juga harus kerja paksa yang disebut dengan kerja Romusha.
Dari kerja paksa tersebut menyebabkan jatuh banyak korban akibat
kelaparan dan terkena penyakit.
8. Banyak wanita Indonesia yang dijadikan wanita penghibur “Jugun
Ianfu” pada masa itu.
9. Bidang Birokrasi
10.Kekuasaan Jepang di Indonesia di pegang oleh kalangan militer yaitu
Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun)
11.Sistem pemerintahan diatur berdasar aturan militer
12.Orang-orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki
jabatan yang lebih penting dari sebelumnya yang hanya dipegang oleh
orang Belanda, dengan masih dalam pengawasan Jepang.
13.Bidang Kebudayaan
19
14.Jepang mempunyai kebiasaan menghormat ke arah matahari terbit
sebagai keturunan Dewa Matahari
15.Pengaruh Jepang dalam kebudayaan terlihat dalam lagu, film, dan
drama sebagai alat propaganda mereka.
16.Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan
Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi
akan harga dirinya.
17.Anak-anak sekolah diberikan latihan olahraga Taiso yang baik untuk
kesehatan mereka.
18.Setiap hari bagi anak-anak sekolah maupun para pegawai wajib untuk
menghormati bendera (merah putih) dan menyanyikan lagu
kebangsaan nasional.
Semua itu merupakan warisan kebiasaan Jepang bagi bangsa Indonesia.
7. Bidang Militer
Para pemuda Indonesia diberi pendidikan militer melalui organisasi PETA. Mereka
akhirnya menjadi inti kekuatan dan pergerakan perjuangan rakyat Indonesia
mencapai kemerdekaan.
1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A didirikanpada bulan april 1942. Kantor propaganda Jepang
mendirikan gerakan ini dengan semboyang: Nippon pemimpin Asia, Nippon
Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia.
20
2. Pusat Tenaga Rakyat (putera)
Gerakan ini dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang didirikan
pada tanggal 1 maret 1943 Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.)
Bagi Jepang, Putera dibentuk dengan tujuan untuk memusatkan untuk seluruh
kekuatan masyarakat demi membantu usaha Jepang.
3. Jawa Hokokai
Jawa Hokokai pada tahun1944, panglima tentara Jepang di Jawa menyatakan
berdirinya Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Organisasi ini dibentuk
karena semakin menghebatnya perang di Asia Pasifik. Kebaktian itu memiliki tiga
dasar yaitu: mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan,dan melaksanakan
tugas untuk Jepang.
2. Pengerahan pemuda
Jepang menyadari perlunya bantuan pemduduk setempat dalam rangka
mempertahankan kedudukannya dikawasn Asia. Pada bulan april 1943,
pemerintahan militer Jeapang secara inisiatif mulai mengorganisir barisan
pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi militer maupun militer. Tujuan Jepang
adalah untu mendidik dan melatih para pemuda agar mampu mempertahankan
tanah air Indonesia dari serangan pasukan sekutu. Berbagai barisan pemuda yang
berbentuk semi militer antara laian Seinendan, Fujinkai, dan Keibodan.
1. Seinendan
Adalah organisasi barisan pemuda yang dibentuk pada tanggal 9 maret 1943.
Tujuannya adalah mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan
tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
21
1. Fujinkai
Organisai ini menghimpun kaum wanita untuk diberi latihan-latihan militer
1. Keibopdan
Adalah organisasi barisan pembantu polisi.
1. Heiho
Adalah organisasi prajurit pembantu Jepang yang dibentuk pada bulan april 1943.
Organisai ini memberi kesempatan pada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit
Jepang baik angkatan darat mupun angkatan laut.
1. PETA
Pembela tanah air ini didirikan pada tangga l3 oktober 1945, pembentukan PETA
ini juga sesuai dengan tuntutan perang yang semakin mendesak.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
SARAN
Demikian dari makalah ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya,
apabila ada kritik atau saran oleh pembaca, silakan memberitahu saya.
Mohon maaf apabila ada kesalahan yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
Bouwsma, T. dan Elly , 1966, Japanese Minority Policy, The Eurasians on Java and
the Dilemma of Ethnic Loyalty, BIJDRAGEN, Journal of the Royal Institute of the
Linguistics and Anthropology, Deel 152, 4e, halaman 553-585.