Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KELOMPOK IV
AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI
INDONESIA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disusun Oleh :
- I Gede Reza Aditya (03)
- I Nyoman Adhi Predana (07)
- Ketut Santhi Sannidhi (12)
- Komang Bagus Darma Cendana (14)
- Ni Komang Sri Purnama Dewi (19)
- Ni Luh Wahyuning Arya Santi (20)
- Ni Putu Intan Pratiwi (23)

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan
berupa makalah yang berjudul “AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA”
Sumber dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi
yang didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber lainnya.
Diantara sumber-sumber tersebut kami  susun, semua informasi dan fakta yang sesuai dengan
makalah ini, sehingga menurut kami data-data di dalam makalah  ini sudah cukup akurat.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami temui namun
kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika
ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca mohon
dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 2


KATA PENGANTAR……………………………………………………………….... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………… 4
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………….. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Negatif dan Positif Pendudukan Jepang di Indonesia………………..6
B. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)……………………………………………………..………..6
C. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)……………9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………… 10
B. Saran……………………………………………………………………………. 10

BAB I
PENDAHULUAN

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 3


A. Latar Belakang
Masa pendudukan Jepang di Indonesia merupakan salah satu periode yang sangat
penting dalam sejarah negeri ini. Masa itu sering dipandang sebagai latar belakang terjadinya
revolusi dalam masyarakat maupun politik bangsa indonesia dalam usaha memerdekakan diri
dari penjajahan.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada
tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir.Soekarno
dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada Mei 1940, awal perang dunia II Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-
Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di bulan Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke
Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan
persediaan bahan bakar pesawat gagal di bulan Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan
Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra
menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda.
Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada bulan Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan
kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban
terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para kyai didekorasi
oleh kaisar Jepang pada tahun 1943 tetapi pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia
sangat berpariasi, tergantung dimana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut.
Jepang membentuk pesiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI ( Badan penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau ( Dokuritsu junbi Chosa-kai ) dalam bahasa
Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan prakemerdekaan dan membuat
dasar Negara dan di gantikan oleh PPKI yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
Oleh karena itu, pembahasan tentang pendudukan Jepang hingga menjelang
kemerdekaan sangat menarik untuk dikaji karena memberikan pengaruh penting terhadap
revolusi dalam masyarakat maupun politik bangsa indonesia dalam usaha memerdekakan diri
dari penjajahan. Selain itu juga memberikan suatu informasi sehubungan dengan penjajahan
Jepang di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Dampak Negatif dan Positif Pendudukan Jepang di Indonesia ?
2. Jelaskan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI?
3. Jelaskan Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Dampak Negatif dan Positif Pendudukan Jepang di Indonesia
2. Mengetahui Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI
3. Mengetahui Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

D. Manfaat Penulisan
1. Siswa

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 4


Siswa dapat menambah ilmu tentang Sejarah Revolusi Indonesia, khususnya pada
masa pendudukan Jepang hingga menjelang kemerdekaan.
2. Umum
Dapat dijadikan bahan bacaan yang menambah wawasan dan pengetahuan sejarah
revolusi Indonesia pada masa pendudukan Jepang hingga menjelang kemerdekaan.
3. Lembaga
Makalah ini dapat dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman tentang
sejarah revolusi Indonesia pada masa pendudukan Jepang hingga menjelang
kemerdekaan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 5


a. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
1). Dampak Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

1. Dihapusnya organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda dimana
sebelumnya hal ini bermanfaat dalam kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi dan
juga kesejahteraan warga.
2. Berlakunya sistem kerja paksa yang tidak manusiawi/Romusha .
3. Segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam dan minyak dikumpulkan demi
kepentingan perang Jepang. Akibatnya rakyat menjadi kelaparan.
4. Krisis ekonomi akibat pencetakan uang secara besar-besaran oleh negara Jepang
menyebabkan inflasi.
5. Kebijakan dari self sufficiency menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar
masyarakat.
6. Melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan tingkat yang sangat parah. Menyebar
polisi khusus sebagai mata dan telinga. Menangkap, menginterogasi dan membunuh
orang yang dicurigai melawan Jepang.
7. Pembatasan pers dan seluruh kegiatan pers dibawah pemerintah Jepang.
8. Kekacauan dan situasi yang berbahaya. Seperti perampokan, pemerkosaan dan lain
sebagainya.
9. Pelarangan buku berbahasa asing sehingga pendidikan dan pengetahuan lebih tinggi
terasa mustahil.
10. Guru-guru dipekerjakan sebagai pejabat setempat sehingga menyebabkan kemunduran
standar pendidikan secara tajam.

Dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur Raya, Jepang menghalalkan segala cara.
Pada waktuJepang masuk ke Indonesia, daerah seperti Tarakan, Balikpapan, yang merupakan
penghasil minyak dijadikan sasaran pertama.

Tujuan utama Jepang menguasai daerah tersebut agar memiliki persediaan bahan bakar untuk
melanjutkan serangan ke daerah lain. Akibatnya alokasi minyak untuk penduduk pribumi
semakin terbatas.

Jepang juga memaksa para petani untuk menyerahkan hasil panennya, tetapi para petani
hanya memperoleh sedikit dari hasil kerjanya dan menimbulkan kelaparan di daerah
pedesaan.

Adanya kekurangan pangan tersebut lama-kelamaan menyebabkan timbulnya berbagai


penyakit dan angka kematian yang meningkat di berbagai daerah.

Adanya perampasan kekayaan pribadi dengan dalih untuk membiayai perang telah
menimbulkan meningkatnya kemiskinan. Dengan itu menyebabkan banyak diantara
penduduk menggunakan pakaian dari goni karena tak mampu membeli pakaian.

2). Dampak Positif Pendudukan Jepang di Indonesia

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 6


Pendudukan Jepang di Indonesia pada umumnya memberikan dampak negatif pada
masyarakat Indonesia. Akan tetapi, terdapat pula dampak positif dari pendudukan
Jepang di Indonesia, dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia antara lain.

1. Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional.

2. Dalam segi ekonomi didirikannya kumyai yang kemudian menjadi koperasi yang
berhaluan untuk keperluan bersama.

3. Menghapuskan diskriminasi dalam sistem pendidikan, dan menggantinya dengan


sekolah dengan jenjang 12 tahun (SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun).

4. Pembentukan strata warga hingga tingkat sangat bawah adalah rukun tetangga (RT)
atau Tonarigumi.

5. Diperkenalkan suatu sistem baru untuk pertanian adalah line system (sistem


pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang berhaluan untuk meningkatkan
produksi pangan.

6. Melatih mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia sebagai modal bertempur


hingga pada akhirnya terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan
asal usul TNI.

Dalam bidang bahasa, pemerintah penduduk Jepang melarang penggunaan bahasa


Belanda dalam kegiatan resmi pemerintahan. Dengan pelarangan tersebut, memberi
kesempatan bagi bahasa Indonesia untuk berkembang. Bahasa Indonesia dapat
dipakai sebagai bahasa resmi pemerintah dan kegiatan belajar di sekolah, bahkan
pemerintah penduduk Jepang pada tanggal 20 Oktober 1943 membentuk Komisi
Bahasa Indonesia

2. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (BPUPKI)
memasuki tahun 1945, posisi jepang dalam menghadapi sekutu semakin tidak menguntungkan.
Tanda-tanda bahwa jepang akan kalah perang sudah mulai terlihat. pendaratan sekutu irian pada
bulan april 1944 dan jatuhnya pulau saipan pada bulan juli 1944 telah mengancam kedudukan
jepang di indonesia.

Untuk mempertahankan diri dari sekutu, jepang tidak mempunyai cara lain kecuali dengan
meningkatkan bantuan kekuatan dari rakyat indonesia. Agar usaha tersebut berjalan dengan lancar,
melalui perdana menteri koiso jepang menjajikan kemerdekaan bagi indonesia dikemudian hari.
Seiring dengan jatuhnya pulau okinawa, kabinet koiso pun mengalami kejatuhan dan diganti dengan
kabinet suzuki. Kabinet koiso berakhir pada tanggal 5 april 1945. Dengan berakhirnya kabinet koiso,
koiso tidak lagi berbuat apapun atas rencana pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) yang
diumumkan panglima bala tentara XVI Letnan Jenderal Kumakichi Harada Pada Tanggal 1 Maret
1945. mengingat posisi jepang yang tidak membaik Kabinet Suzuki Bertanggung jawab atas “janji
Koiso”. Pada tanggal 29 April 1945 Susunan keanggotaan BPUPKI diumumkan. BPUPKI dibentuk
dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki hal - hal penting yang berhubungan denga
pembentukan negara Indonesia merdeka.

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 7


BPUPKI Diresmikan Pada Tanggal 28 Mei 1945 di gedung Chuo Sangi In Di jalan Penjambon
Jakarta. Dalam upacara peresmian ini dihadiri oleh dua orang pejabat militer jepang, yaitu jenderal
itagaki (Panglima Tentara Ketujuh yang bermarkas di Singapura) dan Letran Jenderal Nagano
(Panglima Tentara Keenam Belas yang baru). Pada peresmian ini dikibarkan bendera jepang
(Hinomaru) oleh Mr.A.G.Pringgodigdo, kemudian disusul bendera indonesia Merah Putih
oleh Tohoyito Masuda.
Tugas pokok BPUPKI yaitu melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia. Untuk itu. BPUPKI membentuk beberapa panita kerja, Panita kerja
yang dibentuk adalah sebagai berikut.
1) Panitia perumus terdiri dari sembilan orang yang diketuai oleh lr Soekarno.
Tugas panitia perumus adalah merumuskan naskah rancangan pembukaan
undang-undang dasar
2) Panitia perancang UUD, diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam panitia perancang
UUD ini dibentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof Dr. Mr. Supomo
3) Panitia ekonomi dan keuangan diketuai oleh Drs. Moh. Hatta
4) Panitia pembela tanah air diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso

1) Sidang-Sidang BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945)

Sidang pertama Ini membicarakan mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Ketua
BPUPKI dalam pembukaannya meminta pandangan kepada para anggota mengenai rumusan dasar
negara tersebut, antara lain Mr.Muh Yamin, Prof.Dr.Supomo, dan Ir.Soekarno. Sidang pertama
BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr.Muh. Yamin mengajukan dasar 5 asas negara Indonesia merdeka
yaitu perikebangsaan, perikemanusiaan,periketuhanan, perikerakyatan,dan kesejahteraan rakyat.

Pada sidang 31 Mei 1945 prof Dr.supomo mengajukan dasar negara Indonesia merdeka, yaitu
persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, serta keadilan sosial dan
Ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan masukan tersebut diberi nama Pancasila oleh Ir. Soekarno
Pancasila terdiri dari tiga sila(Trisila)terdiri dari sosial nasionalisme, sosial demokrasi, dan ketuhanan.

Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945, dan belum menghasilkan keputusan
dasar Indonesia merdeka. Akhirnya diadakan masa reses selama satu bulan. Tanggal 22 Juni 1945
BPUPKI membentuk panitia kecil untuk membahas dasar negara. Panitia kecil ini beranggotakan
sembilan orang. Oleh karena itu disebut panitia sembilan yang beranggotakan Ir.soekarno, Drs.moh
Hatta, Mr. Muh.Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr.A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wahid Hasyim,
H.Agus Salim, dan Abikusno Cokroyuso. Panitia Sembilan ini menghasilkan dokumen yang berisi asas
dan tujuan negara Indonesia merdeka.

Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta(Jakarta Chater),yang isinya sebagai berikut.

a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

b) Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

c) Persatuan Indonesia

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 8


d)Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

e)Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sidang kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)

Sidang kedua BPUPKI digelar pada tanggal 10-17 Juli 1945 di tempat yang sebelumnya digunakan
untuk menghelat sidang pertama, yakni di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila),
Jakarta Pusat.

Sidang BPUPKI kedua bertujuan untuk membahas tentang bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, serta pendidikan.

Sidang kedua BPUPKI dimulai pada tanggal 10 Juli 1945, yang dibuka dengan laporan dari Soekarno,
selaku ketua Panitia Kecil yang dibentuk pada sidang pertama.

Soekarno melaporkan dua hal penting, yaitu:

1. Hasil inventarisasi usul dan pendapat para anggota BPUPKI


2. Usaha mencari jalan tengah atas perbedaan pandangan golongan Islam dan golongan
nasionalis
Setelah Soekarno selesai menyampaikan usulannya, sidang kemudian dilanjutkan dengan membahas
agenda sidang kedua BPUPKI, di antaranya:

1. Rancangan undang-undang dasar


2. Bentuk negara, wilayah negara, dan kewarganegaraan
3. Susunan pemerintahan, unitarisme, dan federalisme
Untuk membahas agenda dari sidang kedua BPUPKI tersebut, maka dibentuk tiga panitia, yakni:

1. Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno


2. Panitia Pembelaan Tanah Air dipimpin Abikusno Cokrosuroyo
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan dipimpin Mohammad Hatta.
Setelah panitia dibentuk, mereka mulai bersidang pada 10 Juli 1945. Secara umum, tiga hal yang
dikerjakan oleh panitia tersebut adalah pernyataan kemerdekaan, preambule atau pembukaan, dan
undang-undang dasar

Selisih pendapat

Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat, meminta para anggota untuk kembali mempertimbangkan
rumusan Piagam Jakarta yang sebelumnya disepakati oleh Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.

Parada Harahap menyatakan setuju dengan isi rumusan, tetapi ia mengusulkan supaya piagam
tersebut memuat rasa terima kasih kepada Jepang. Soemitro Kolopaking juga menyetujui usulan ini.

Sementara itu, Soemitro juga meminta supaya undang-undang memuat pasal mengenai
amandemen agar dapat diubah sesuai kebutuhan.

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 9


Kemudian, Liem Koen Hian mempertanyakan status keturunan Tionghoa, apakah nantinya akan
mendapat kewarganegaraan seperti pribumi.

Pada 11 Juli 1945, sidang pun dilanjutkan. Saat itu, sidang masih dipenuhi dengan perdebatan
mengenai Piagam Jakarta. Johannes Latuharhary keberatan dengan isi piagam yang berbunyi
"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".

Baginya, kalimat itu dapat memberikan dampak besar terhadap agama lain. Dapat mengancam
penganut adat istiadat.

Menanggapi hal tersebut, Agus Salim memastikan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan baik dan penganut agama lain tidak perlu khawatir.

Melihat pertentangan tersebut, Soekarno mengatakan bahwa Piagam Jakarta sudah dibuat
berdasarkan kompromi antara golongan Islam dan nasionalis, sehingga piagam tidak dapat diubah.

Hasil sidang kedua BPUPKI

Setelah pembahasan panjang, akhirnya pada tanggal 16 Juli 1945 BPUPKI menyetujui undang-
undang dasar negara.

Isi rancangannya adalah sebagai berikut.

1. Pernyataan Indonesia merdeka


2. Pembukaan yang memuat Pancasila secara lengkap
3. Batang tubuh undang-undang dasar negara yang tersusun atas pasal-pasal
Dengan disepakatinya RUU, maka tugas BPUPKI sudah selesai. Sidang kedua BPUPKI berakhir tanggal
17 Juli, yang sekaligus menandai berakhirnya BPUPKI.

Setelah hasil didapat, BPUPKI melaporkan kepada pemerintah Jepang.

Pemerintah Jepang kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk
melanjutkan kerja BPUPKI.

3. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


BPUPKI berhasil menyusun rancangan UUD, BPUPKI telah selesai melaksanakan
tugasnya, pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah
Jepang. Sebagai gantinya pemerintah Jepang (Jenderal Terauchi) menyetujui
dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
inkai. Tugas PPKI adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan
pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.

Pemilihan anggota PPKI secara langsung dilakukan oleh Marsekal Terauchi,


penguasa perang tertinggi Jepang untuk seluruh Asia Tenggara. Anggotanya terdiri
dari 12 wakil dari Jawa, tiga dari Sumatera, dua dari Sulawesi, serta masing-masing
satu dari Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan satu perwakilan etnis Tionghoa.
Mereka adalah:
•Soepomo

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 10


•KRT Radjiman Wedyodiningrat
•RP Soeroso
Soetardjo Kartohadikoesoemo
•KH Abdul Wahid Hasyim
Ki Bagus Hadikusumo
•Otto Iskandardinata
•Abdoel Kadir
•Pangeran Soerjohamidjojo
•Pangeran Poerbojo
•Mohammad Amir
•Abdul Abbas
•Mohammad Hasan
•GSSJ Ratulangi
•Andi Pangerang
•AH Hamidan
•I Goesti Ketoet Poedja
•Mr. Johannes Latuharhary
•Yap Tjwan Bing.
Sebagai ketua PPKI ditunjuk Ir. Soekarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad
Subarjo ditunjuk sebagal penasihat. Gunselkan Mayor Jenderal Yamamoto
menegaskan kepada para anggota PPKI bahwa para anggota PPKI tidak hanya
dipilih olen pejabat di lingkungan Tentara Keenam Belas, tetapi juga oleh Jenderal
Terauchi yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

PPKI berbeda dengan BPUPKI karena BPUPKI ditetapkan oleh Panglima Tentara
Keenam Belas di Jawa, sedangkan PPKI ditetapkan oleh penguasa perang tertinggi
tentara Jepang di Asia Tenggara. Oleh karena itu, berkaitan dengan penetapan
tersebut pada tanggal 9 Agustus 1945, Marsekal Terauchi memanggil Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat,
Saigon menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada 12
Agustus, Jenderal Terauci me nyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dapat
dilakukan pada 24 Agustus 1945 yang meliputi bekas Hindia Belanda. Namun, pada
tanggal 15 Agustus ternyata tentara sekutu Jepang menyerah dan pemerintah Jepang
menyuruh Indonesia mempertahankan status quo. Untuk pelaksanaannya dapat
dilakukan segera setelah persiapannya selesai oleh PPKI. Wilayah Indonesia akan
meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Dalam perkembangan selanjutnya atas inisiatif anggota PPKI, anggotanya ditambah


menjadi enam orang tanpa seizin pemerintah Jepang sehingga seluruh anggota PPKI
ber jumlah dua puluh tujuh orang. Maksud penambahan anggota tersebut adalah
agar PPKI tidak terkesan badan bentukan Jepang. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa PPKI telah dapat diambil alih dan dikendalikan oleh pemimpin-
pemimpin Indonesia sehingga menjadi alat perjuangan rakyat Indonesia.

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 11


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama hingga berabad-abad,
Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun. Pemerintah penjajah kadang
juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas umum seperti jalan, jembatan,
perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan beberapa fasilitas lain. Namun penjajahan
tetap saja harus dihentikan karena menimbulkan penderitaan bagi negara yang dijajah, namun
di lain pihak negara yang menjajah akan semakin makmur.

B. Saran

Dalam makalah ini, saya berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat
memahami peristiwa sejarah mengenai Pendudukan Jepang di Indonesia. Selain itu agar kita
tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-rembah dan yang
lainya, yang  mana dahulu bangsa Jepang  memonopilinya
            Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan dapat mendapatkan
nilai yang memuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, tanda koma, titik,
spasi, dll. Sekian Terima Kasih.

Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) 12

Anda mungkin juga menyukai