KELOMPOK IV
AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI
INDONESIA
Disusun Oleh :
- I Gede Reza Aditya (03)
- I Nyoman Adhi Predana (07)
- Ketut Santhi Sannidhi (12)
- Komang Bagus Darma Cendana (14)
- Ni Komang Sri Purnama Dewi (19)
- Ni Luh Wahyuning Arya Santi (20)
- Ni Putu Intan Pratiwi (23)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan
berupa makalah yang berjudul “AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA”
Sumber dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi
yang didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber lainnya.
Diantara sumber-sumber tersebut kami susun, semua informasi dan fakta yang sesuai dengan
makalah ini, sehingga menurut kami data-data di dalam makalah ini sudah cukup akurat.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami temui namun
kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika
ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca mohon
dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Dampak Negatif dan Positif Pendudukan Jepang di Indonesia ?
2. Jelaskan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI?
3. Jelaskan Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Dampak Negatif dan Positif Pendudukan Jepang di Indonesia
2. Mengetahui Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI
3. Mengetahui Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
D. Manfaat Penulisan
1. Siswa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dihapusnya organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda dimana
sebelumnya hal ini bermanfaat dalam kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi dan
juga kesejahteraan warga.
2. Berlakunya sistem kerja paksa yang tidak manusiawi/Romusha .
3. Segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam dan minyak dikumpulkan demi
kepentingan perang Jepang. Akibatnya rakyat menjadi kelaparan.
4. Krisis ekonomi akibat pencetakan uang secara besar-besaran oleh negara Jepang
menyebabkan inflasi.
5. Kebijakan dari self sufficiency menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar
masyarakat.
6. Melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan tingkat yang sangat parah. Menyebar
polisi khusus sebagai mata dan telinga. Menangkap, menginterogasi dan membunuh
orang yang dicurigai melawan Jepang.
7. Pembatasan pers dan seluruh kegiatan pers dibawah pemerintah Jepang.
8. Kekacauan dan situasi yang berbahaya. Seperti perampokan, pemerkosaan dan lain
sebagainya.
9. Pelarangan buku berbahasa asing sehingga pendidikan dan pengetahuan lebih tinggi
terasa mustahil.
10. Guru-guru dipekerjakan sebagai pejabat setempat sehingga menyebabkan kemunduran
standar pendidikan secara tajam.
Dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur Raya, Jepang menghalalkan segala cara.
Pada waktuJepang masuk ke Indonesia, daerah seperti Tarakan, Balikpapan, yang merupakan
penghasil minyak dijadikan sasaran pertama.
Tujuan utama Jepang menguasai daerah tersebut agar memiliki persediaan bahan bakar untuk
melanjutkan serangan ke daerah lain. Akibatnya alokasi minyak untuk penduduk pribumi
semakin terbatas.
Jepang juga memaksa para petani untuk menyerahkan hasil panennya, tetapi para petani
hanya memperoleh sedikit dari hasil kerjanya dan menimbulkan kelaparan di daerah
pedesaan.
Adanya perampasan kekayaan pribadi dengan dalih untuk membiayai perang telah
menimbulkan meningkatnya kemiskinan. Dengan itu menyebabkan banyak diantara
penduduk menggunakan pakaian dari goni karena tak mampu membeli pakaian.
2. Dalam segi ekonomi didirikannya kumyai yang kemudian menjadi koperasi yang
berhaluan untuk keperluan bersama.
4. Pembentukan strata warga hingga tingkat sangat bawah adalah rukun tetangga (RT)
atau Tonarigumi.
Untuk mempertahankan diri dari sekutu, jepang tidak mempunyai cara lain kecuali dengan
meningkatkan bantuan kekuatan dari rakyat indonesia. Agar usaha tersebut berjalan dengan lancar,
melalui perdana menteri koiso jepang menjajikan kemerdekaan bagi indonesia dikemudian hari.
Seiring dengan jatuhnya pulau okinawa, kabinet koiso pun mengalami kejatuhan dan diganti dengan
kabinet suzuki. Kabinet koiso berakhir pada tanggal 5 april 1945. Dengan berakhirnya kabinet koiso,
koiso tidak lagi berbuat apapun atas rencana pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) yang
diumumkan panglima bala tentara XVI Letnan Jenderal Kumakichi Harada Pada Tanggal 1 Maret
1945. mengingat posisi jepang yang tidak membaik Kabinet Suzuki Bertanggung jawab atas “janji
Koiso”. Pada tanggal 29 April 1945 Susunan keanggotaan BPUPKI diumumkan. BPUPKI dibentuk
dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki hal - hal penting yang berhubungan denga
pembentukan negara Indonesia merdeka.
1) Sidang-Sidang BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945)
Sidang pertama Ini membicarakan mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Ketua
BPUPKI dalam pembukaannya meminta pandangan kepada para anggota mengenai rumusan dasar
negara tersebut, antara lain Mr.Muh Yamin, Prof.Dr.Supomo, dan Ir.Soekarno. Sidang pertama
BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr.Muh. Yamin mengajukan dasar 5 asas negara Indonesia merdeka
yaitu perikebangsaan, perikemanusiaan,periketuhanan, perikerakyatan,dan kesejahteraan rakyat.
Pada sidang 31 Mei 1945 prof Dr.supomo mengajukan dasar negara Indonesia merdeka, yaitu
persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, serta keadilan sosial dan
Ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan masukan tersebut diberi nama Pancasila oleh Ir. Soekarno
Pancasila terdiri dari tiga sila(Trisila)terdiri dari sosial nasionalisme, sosial demokrasi, dan ketuhanan.
Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945, dan belum menghasilkan keputusan
dasar Indonesia merdeka. Akhirnya diadakan masa reses selama satu bulan. Tanggal 22 Juni 1945
BPUPKI membentuk panitia kecil untuk membahas dasar negara. Panitia kecil ini beranggotakan
sembilan orang. Oleh karena itu disebut panitia sembilan yang beranggotakan Ir.soekarno, Drs.moh
Hatta, Mr. Muh.Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr.A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wahid Hasyim,
H.Agus Salim, dan Abikusno Cokroyuso. Panitia Sembilan ini menghasilkan dokumen yang berisi asas
dan tujuan negara Indonesia merdeka.
Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta(Jakarta Chater),yang isinya sebagai berikut.
c) Persatuan Indonesia
Sidang kedua BPUPKI digelar pada tanggal 10-17 Juli 1945 di tempat yang sebelumnya digunakan
untuk menghelat sidang pertama, yakni di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila),
Jakarta Pusat.
Sidang BPUPKI kedua bertujuan untuk membahas tentang bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, serta pendidikan.
Sidang kedua BPUPKI dimulai pada tanggal 10 Juli 1945, yang dibuka dengan laporan dari Soekarno,
selaku ketua Panitia Kecil yang dibentuk pada sidang pertama.
Selisih pendapat
Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat, meminta para anggota untuk kembali mempertimbangkan
rumusan Piagam Jakarta yang sebelumnya disepakati oleh Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.
Parada Harahap menyatakan setuju dengan isi rumusan, tetapi ia mengusulkan supaya piagam
tersebut memuat rasa terima kasih kepada Jepang. Soemitro Kolopaking juga menyetujui usulan ini.
Sementara itu, Soemitro juga meminta supaya undang-undang memuat pasal mengenai
amandemen agar dapat diubah sesuai kebutuhan.
Pada 11 Juli 1945, sidang pun dilanjutkan. Saat itu, sidang masih dipenuhi dengan perdebatan
mengenai Piagam Jakarta. Johannes Latuharhary keberatan dengan isi piagam yang berbunyi
"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".
Baginya, kalimat itu dapat memberikan dampak besar terhadap agama lain. Dapat mengancam
penganut adat istiadat.
Menanggapi hal tersebut, Agus Salim memastikan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan baik dan penganut agama lain tidak perlu khawatir.
Melihat pertentangan tersebut, Soekarno mengatakan bahwa Piagam Jakarta sudah dibuat
berdasarkan kompromi antara golongan Islam dan nasionalis, sehingga piagam tidak dapat diubah.
Setelah pembahasan panjang, akhirnya pada tanggal 16 Juli 1945 BPUPKI menyetujui undang-
undang dasar negara.
Pemerintah Jepang kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk
melanjutkan kerja BPUPKI.
PPKI berbeda dengan BPUPKI karena BPUPKI ditetapkan oleh Panglima Tentara
Keenam Belas di Jawa, sedangkan PPKI ditetapkan oleh penguasa perang tertinggi
tentara Jepang di Asia Tenggara. Oleh karena itu, berkaitan dengan penetapan
tersebut pada tanggal 9 Agustus 1945, Marsekal Terauchi memanggil Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat,
Saigon menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada 12
Agustus, Jenderal Terauci me nyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dapat
dilakukan pada 24 Agustus 1945 yang meliputi bekas Hindia Belanda. Namun, pada
tanggal 15 Agustus ternyata tentara sekutu Jepang menyerah dan pemerintah Jepang
menyuruh Indonesia mempertahankan status quo. Untuk pelaksanaannya dapat
dilakukan segera setelah persiapannya selesai oleh PPKI. Wilayah Indonesia akan
meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
B. Saran
Dalam makalah ini, saya berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat
memahami peristiwa sejarah mengenai Pendudukan Jepang di Indonesia. Selain itu agar kita
tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-rembah dan yang
lainya, yang mana dahulu bangsa Jepang memonopilinya
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan dapat mendapatkan
nilai yang memuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, tanda koma, titik,
spasi, dll. Sekian Terima Kasih.