Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA

SEJARAH WAJIB

Anggota : - Dhehilda Putri

- Nabilla
- Naufal Amin
- Ponik Almatin
- Alif Ronan

XI IPS 3

Guru Pembimbing : Octaviani Yeni, S.Pd.

SMAN 02 Cileungsi

Metland Cileungsi Jl. Gandaria Utara No. 2 Cileungsi-Bogor

Tahun ajaran 2016-2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan karunia

Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu

Makalah ini berisikan informasi tentang terbentuknya Negara

Republik Indonesia. Makalah ini juga dapat memberikan informasi

kepada pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses pembuatan makalah ini sehingga dapat di

selesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca agar dapat menjadi makalah yang kebih baik di kemudian hari.

Cileungsi, April 2017

Penulis

II
DAFTAR ISI

Kata pengantarII

Daftar isi.....III

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang..1

Rumusan Masalah1

Tujuan......1

Manfaat2

BAB II PEMBAHASAN

Persiapan kemerdekaan Indonesia...3

Proklamasi kemerdekaan Indonesia...10

Proses Pembentukan Negara dan Pemerintahan Indonesia...13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan16

Saran..17

III
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap bangsa mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan setiap
bangsa mempunyai hak untuk mengatur segala aspek kehidupan di negaranya. Tetapi,
itu hanya berlaku bagi negara yang bebas atau merdeka. Sebaliknya, bagi bangsa-
bangsa yang sedang terjajah tidak akan mungkin bisa mewujudkan harapannya untuk
merdeka. Karena ini menyangkut hak kemerdekaan negara tersebut yang
kemerdekaannya dirampas oleh bangsa imperialis-kolonialis. Oleh sebab itu banyak
terjadinya perjuangan atau perlawanan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan
bagi negaranya sendiri. Contohnya seperti bangsa kita yaitu bangsa Indonesia yang
merupakan satu dari beberapa negara yang berada di kawasan Asia yang secara terus-
menerus berjuang menghadapi para penjajah untuk merebut kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.

2. Bagaimana rumusan Dasar Negara sebelum kemerdekaan.

3. Apa saja persistiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi.

4. Bagaimana penyusunan alat kelengkapan negara.

C. Tujuan
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang terbentuknya Negara
Indonesia.
2. Mengetaui sejarah terbentuknya Indonesia.
3. Dapat mengetahui tentang kemerdekaan Indonesia, dsb..

1
D. Manfaat

Kita semua dapat mengetahui seluk-beluk pada saat indonesia dijajah oleh
bangsa lain seperti belanda dan jepang dan perjuangan rakyat indonesia untuk
mempertahankan negara kesatuan indonesia, dan juga kita bisa mengetahui siapa saja
tokoh-tokoh nasional yang sudah mempersiapkan kemerdekaan indonesia mulai dari
merumuskan dasar negara sampai proses pembentukan kelengkapan negara. Sehingga
setelah kita lebih mengetahui sejarah terbentuknya negara indonesia kita bisa
berupaya untuk menghargai jasa para pahlawan dengan cara, kita ikut berpatisipasi
dalam setiap kegiatan memperingati hari-hari pahlawan. Dengan itu, artinya kita
sudah menghormati dan menghargai jasa para pahlawan yang sudah mempertahankan
indonesia. Tidak hanya itu, kita juga harus giat belajar agar tidak menjadi bangsa
yang bodoh seperti pada saat kita dijajah oleh bangsa lain. Agar kita bisa tetap
mempertahankan kemerdekaan NKRI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Kedatangan Jepang ke Indonesia mendapat sambutan hangat dari rakyat, karena


Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua. Mereka mengatakan bahwa
kedatangannya ke Indonesia guna membebaskan rakyat dari jajahan bangsa Eropa.
Untuk mencapai tujuannya itu, Jepang mengeluarkan propaganda gerakan 3A,
yang isinya :

1. Jepang Cahaya Asia.


2. Jepang Pemimpin Asia.
3. Jepang Pelindung Asia.

Dengan propaganda gerakan 3A rakyat Indonesia simpati kepada jepang. Dan


agar rakyat Indonesia semakin percaya Jepang juga membebaskan para pemimpin
Indonesia yang ditawan Belanda. Hal ini disebabkan para petani masih menanam
padi di sawahnya masing-masing. Tetapi ketika bangsa Indonesia dijajah Jepang
semua kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan sulit didapat.kerja paksa pada
zaman jepang dinamakan Romusha. Para Romusha tidak hanya bekerja di
Indonesia, tetapi juga ada yang dikirim ke luar negeri. Akibat tindakan kejan dan
bengis dari Jepang, rakyat Indonesia yang semula percaya kepada Jepang menjadi
tidak percaya dan benci kepada Jepang.

Penindasan yang dilakukan Jepang kian hari makin merajarela, sehingga


rakyat Indonesia bertekat melawan Jepang. Perlawanan rakyat Indonesia sangat
beragam, ada yang bergerilya atau bergerak di bawah tanah dan ada yang
melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata. Adanya perlawanan dari
rakyat dan adanya gempuran dari sekutu membuat kedudukan Jepang semakin
lemah, khususnya di daerah Asia Tenggara. Apalagi Pulau Saipan telah dikuasai
Sekutu, yang membuat posisi Jepang semakin terdesak. Dalam keadaan ini Jepang
berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan berjanji akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia jika Rakyat Indonesia mau membantu Jepang.

3
A. Persiapan Kemerdekaan Indonesia

1. Pembentukan Chou Sangi In

Posisi pasukan Jepang di pasifik mulai terdesak. Untuk menarik dukungan


penduduk di negara jajahan, Jepang merencanakan memberi kemerdekaan kepada
Birma dan Filipina. Rencana itu tidak menyebut nasib Indonesia. Oleh karena itu,
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengajukan protes kapada Jepang, menanggapi
protes dan ancaman tokoh-tokoh nasionalis di Indonesia, pemeritah Jepang
kemudian menempuh kebijaksanaan partisipasi politik. Maksudnya, memberikan
peran aktif kepada tokoh-tokoh Indonesia di dalam lembaga pemerintahan. Untuk
ini telah diambil langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pembentukan Dewan Pertimbangan Kepresidenan (Shu Sangi Kai).


a. Tokoh-tokoh Indonesia diangkat sebagai penasehat di berbagai departemen.
b. Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Chou Sangi In).
c. Pengangkatan orang-orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisme
resmi lainya.

Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, maka pada tanggal 5 September
1943, Saiko Shikikan (Kumaikici Harada) mengeluarkan Osamu Seire No. 36 dan
37 tentang pembentukan chou sangi in dan chou sangi kai. Hal yang boleh dibahas
dalam chou sangi in antara lain :

a. Pengembangan pemerintahan militer.


b. Mempertinggi derajat rakyat.
c. Pendidikan dan penerangan.
d. Industri dan ekonomi.
e. Kemakmuran dan bantuan sosial.
f. Kesehatan.

Pada sidang Chou Sangi In, tanggal 17 Oktober 1943 dilantik secara resmi,
ketua Chou Sangi In, yakni Soekarno dan 2 orang wakil ketua, yakni R.M.A.A.
Kusumo Utoyo dan Dr. Buntara Bartoatmojo. Pada tanggal 15 November 1943,
delegasi Chou Sangi In yang terdiri dari Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Bagus
Hadikusumo, diundang ke Jepang.

4
Pada saat pertemuan dangan PM Tojo, delegasi Chou Sangi In minta agar
Indonesia diizinkan mengibarkan bendera Sang Merah Putih dan menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta mendesak agar Indonesia disatukan dalam
satu pemerintahan. Permintaan ini ditolak oleh PM Tojo. Dalam tahun 1944
Jepang makin terdesak di dalam perang Asia Timur Raya. Kemunduran-
kemunduran pasukan Jepang dan masalah-masalah yang dihadapi menyebabkan
jatuhnya kabinet Tojo. Dari segi perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
keberadaan Chou Sangi In tidak banyak berarti. Akan tetapi adanya badan itu
semakin menambah wawasan dan pengalaman bagi para anggota. Hal ini penting,
karena para anggota Chou Sangi In umumnya adalah para pejuang nasionalis yang
bercita-cita mencapai kemerdekaan.

2. Janji Koiso

Pada awalnya pasukan Jepang banyak mendapatkan kemenangan dalam


pertempuran. Namun saat Jepang ingin menguasai Australia, Sekutu berhasil
mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Laut Karang pada tanggal 7 Mei 1942.
Setelah pertempuran itu kedudukan Jepang di Indonesia mulai terancam, dan
Jepang berusaha memikat rakyat Indonesia. Sebagai buktinya Jepang membentuk
beberapa militer, seperti Heik Peta, Seinendan, Keibodan, dan Fujinkai. Ternyata
situasi pasukan Jepang semakin memburuk pada bulan Juli Agustus 1944. Hal
ini menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo pada tanggal 17 juli 1944 dan sebagai
gantinya kemudian diangkat Jendral Kuniaki Koiso sebagai perdana menteri yang
memimpin kabinet baru (kabinet Koiso). Agar rakyat Indonesia bersedia
membantu Jepang dalam perang Pasifik, pada tanggal 7 September 1944 perdana
menteri jepang Kuniaki Koiso dalam sidang parlemen Jepang (Teikoku Gikei) ke-
85 di Tokyo mengumumkan bahwa, daerah Hindia Timur(Indonesia)
diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari. Janji ini dikenal sebagai Janji
Koiso.

3 BPUPKI

Jepang benar-benar terancam dalam perangnya melawan Sekutu, maka


pada tanggal 1 Maret 1945, Jendral Kumiaki Harada mengumumkan pembentukan
Dokuritsu Junbi Cosakai,

5
atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Pengurus BPUPKI terdiri dari seorang Kaico (ketua), 2 orang Fuku
Kaico (ketua muda), dan 60 orang anggota. Pengurus BPUPKI diresmikan pada
tanggal 29 April 1945. Jepang menunjuk Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua,
semantara wakil ketua, yakni Ichi Bangasae yang sekaligus sebagai kepala badan
perundingan dan RP.Soeroso yang sekaligus sebagai kepala sekretariat yang
dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr.Ag.Pringgodigdo. BPUPKI diresmikan
pada tanggal 28 Mei 1945, dan peresmian ini dilakukan pengibaran bendera
Hinomaru lalu disusul pengibaran bendera Merah Putih. Maksud dan tujuan
dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang
berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia.

Sidang-Sidang BPUPKI

a. Sidang I

Sebagai realisasi pelaksanaan tugas, BPUPKI kemudian mengadakan dua kali


sidang. Sidang BPUPKI satu diadakan pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945.
Kemudian sidang BPUPKI II diadakan pada tanggal 10 16 Juli 1945. Sidang-
sidang BPUPKI itu untuk merumuskan UUD Negara. Sidang pertama membahas
Dasar Negara. Pada saat diadakannya sidang Radjiman Widyodiningrat meminta
pandangan dari para anggota mengenai Dasar Negara. Dari sekian pembicara, ada
tiga tokoh yang pandangannya paling dipertimbangkan, mereka adalah: Muh.
Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Berikut adalah pendapat para tokoh
tersebut:

Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengajukan 5 Rancangan


Dasar Negara Indonesia merdeka yang disebutnya Lima Asas Dasar Negara
Kebangsaan Indonesia, yaitu :

a. Peri Kebangsaan.
b. Peri Kemanusiaan.
c. Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e. Peri Kesejahteraan Rakyat.

6
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo mengajukan lima rancangan
dasar negara Indonesia merdeka, yaitu :

a. Persatuan.
b. Kekeluargaan.
c. Mufakat dan Demokrasi.
d. Musyawarah.
e. Keadilan Sosial.

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengajukan lima asas yang disebut
dengan pancasila, yaitu :

a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau Kemanusiaan.
c. Mufakat atau Demokrasi.
d. Kesejahteraan Sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Untuk menindak lanjuti usulan-usulan dari sidang, BPUPKI membentuk


panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan, yaitu :

a. Ir. Soekarno.
b. Drs. Moh. Hatta.
c. Mr. Mohamad Yamin.
d. Mr. Ahmad Subardjo.
e. Mr. A.A Maramis.
f. Abdul Kadir Muzakir.
g. Kh. Wachid Hasyim.
h. H. Agus Salim.
i. Abikusno Tjokrosujoso.

7
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan yang
terkenal dangan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Berikut ini isi Piagam
Jakarta :

a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para


pemeluknya.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
atau perwakilan.

b. Sidang II

Sidang BPUPKI yang ke-II dilaksanakan tanggal 10-16 Juli 1945 membahas
tentang Dasar Negara yang termuat dalam Piagam Jakarta. Untuk itu BPUPKI
membentuk panitia kecil beranggotakan 19 orang yang bernama Panitia
Perancang UUD, yang diketahui oleh Ir. Soekarno. Panitia kecil ini dipimpin oleh
Mr. Soepomo. pada rapat tanggal 11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD secara
bulat menerima Piagam Jakarta sebagai isi pembukaan UUD. Dalam sidang
tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari
Panitia Perancang UUD, yaitu :

a. Pernyataan Indonesia Merdeka.

b. Pembukaan UUD.

c. Batang tubuh UUD.

Sidang menyetujui tugas laporan dari Panitia Perancang UUD yang dilaporkan
oleh Ir. Soekarno. Setelah tugas BPUPKI dipandang selesai, BPUPKI dibubarkan
pada tanggal 7 Agustus 1945 dan digantikan dengan PPKI.

8
4. PPKI

Jepang semakin mengalami kemunduran dalam perang Asia Timur Raya. Pada
tanggal 6 Agustus 1945, kota Hirosima dibom atom oleh Amerika Serikat.
Menghadapi situasi ini, Jendral Tarauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu
Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Persetujuan ini
terjadi pada tanggal 7 Agustus 1945. Anggota PPKI berjumlah 21 orang Indonesia
yang mewakili berbagai daerah di Indonesia. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan
wakilnya Drs.Moh. Hatta, sedangkan penasehatnya adalah Mr. Ahmad Soebardjo.
Untuk kepentingan peresmian dan pelantikan PPKI, Jendral Tarauchi, pada
tanggal 9 Agustus 1945 memanggil Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, dan Radjiman
Widyodiningrat untuk pergi ke Dalat (Vietnam). Di Dalat, Jendral Tarauchi
menyampaikan bahwa pemerintah kemaharajaan Jepang memutuskan untuk
menyerahkan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk melaksanakannya telah
dibentuk PPKI. Selama masa tugasnya PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga
kali, yaitu :

Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 :

a. Mengesahkan Rancangan UUD sebagai UUD Negara RI.

b. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil.

c. Untuk sementara waktu presiden dibantu oleh Komite Nasional Indonesia.

Sidang PPKI II tanggal 19 Agustus 1945 :

a. Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi dan menunjuk

gubernurnya.

b. Menetapkan 13 kementrian.

c. Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan.

d. Pembentukan Komite Nasional di setiap Provinsi.

9
Sidang PPKI III tanggal 22 Agustus 1945 :

a. Dibentuknya Komite Nasional.

b. Dibentuknya Partai Nasional Indonesia.

c. Dibentuknya Badan Keamanan Rakyat.

PPKI telah selesai melaksanakan tugasnya pada tanggal 22 Agustus 1945,


namun PPKI baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1945 bersamaan dengan
pelantikan anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

B. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Peristiwa Rengasdengklok

Menyerahnya Jepang kepada Sekutu memunculkan perbedaan pendapat di


antara tokoh pejuang Indonesia. Golongan muda segera menemui Bung Karno dan
Bung Hatta di Jln. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Golongan muda mendesak agar
Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Bung Karno dan
Bung Hatta sependapat bahwa mereka tidak dapat memproklamasikan
kemerdekaan tanpa mermusyawarah dengan PPKI. Kekalahan Jepang ternyata
tidak lantas memunculkan kesamaan pandangan nasib Indonesia. Justru
memunculkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda. Golongan tua
memiliki kecendrungan untuk menyesuaikan diri dengan janji Jepang dalam
kemerdekaan Indonesia. Sementara itu kaum muda menghendaki kemerdekaan
dilaksanakan secepatnya. Akibat perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal
16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok,
Karawang. Tujuanya untuk mengamankan kedua tokoh pemimpin tersebut agar
tidak mendapat pengaruh dari Jepang. Sementara itu di Jakarta terjadi
perundingan antara para pemuda dengan Mr. Ahmad Subardjo untuk membawa
kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta. Mr. Ahmad Subardjo memberi jaminan
kapada kaum muda bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilakukan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Subeno sebagai Kompi tentara PETA bersedia
melepas Soekarno-Hatta dan langsung kembali ke Jakarta.

10
2. Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

a) Perumusan Teks Proklamasi

Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1945


sekitar pukul 23.30. Mereka kemudian berkumpul di Jalan Imam Bonjol No.1 di
rumah Laksamana Muda Maeda. Dalam pertemuan di rumah Laksamana Muda
Maeda, disepakati agar Soekarno-Hatta menemui Mayor Jendral Nishimura yang
menjabat sebagai kepala pemerintahan umum angkatan darat Jepang, untuk
menjajaki sikap resmi Jepang terhadap rencana proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Ternyata Nishimura tetap memegang teguh tugasnya menjaga status
Qua di Indonesia, dengan dengan pengertian tidak melakukan perubahan apapun.
Akhirnya Soekarno-Hatta kembali ke rumah Muda Maeda dan mengadakan
partemuan dengan hasil keputusan Proklamasi Kemerdekaan akan tetap
dilaksanakan tanpa persetujuan jepang. Perumusan naskah Proklamasi
selanjutnya disusun oleh Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad
Subardjo. Mr. Ahmad Subardjo menulis teks Proklamasi yang terdiri dari 2
kalimat yang berbunyi kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia. Drs.Moh. Hatta menyempurnakan dengan kalimat
hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan cara saksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Teks Proklamasi
yang telah selesai diserahkan kapada Sayuti Melik untuk diketik, dengan
beberapa perubahan dari hasil tulisan tangan Soekarno sebagai konsep, yaitu :

1. Kata tempoh diubah menjadi tempo.

2. Kata wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa

Indonesia.

3. Tulisan Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen

05.

Naskah Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang dianggap
naskah yang otentik. Berikut adalah teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti
Melik:

11
PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l.,diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

b) Detik-detik menjelang Proklamasi

Pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan diselenggarakan di rumah Soekarno


di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Demi keamanan saat pelaksanaan
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, maka dikerahkan pasukan PETA di bawah
pimpinan Shodanco Latief Hendraningrat dan Arifin Abdurahman. Setelah setelah
semua pihak yang dianggap berkepentingan datang, maka proses Proklamasi pun
dilaksanakan. Hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Ir. Soekarno
didampingi oleh Drs.Moh. Hatta memproklamasikan kamerdekaan Indonesia.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Setelah pembacaan
teks Proklamasi, dilaksanakan pengibaran bendera Merah Putih oleh S. Suhud dan
Latief Hendraningrat, dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wr.
Supratman. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari walikota Suwirjo dan
Murwardi.

c) Proses Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan

Peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung arti yang sangat penting dan


membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu :

12
1. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai

kemerdekaan.

2. Dengan Proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk


menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.

3. Proklamasi merupakan jembatan emas untuk menuju masyarakat yang adil


dan makmur.

C . Proses Pembentukan Negara dan Pemerintahan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,


merupakan langkah awal mewujudkan cita-cita kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk menata tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) mengadakan rapat pleno yang membahas penetapan alat
kelengkapan bernegara.

Sidang pertama PPKI tersebut dilaksanakan di Jalan Pejabon, Jakarta. Keputusan


tersebut adalah :
a. Mengesahkan UUD,

Undang-undang dasar ini merupakan hasil dari BPUPKI 10-16 Juli 1945, yang
masih berupa Rancangan UUD. Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
diadakan beberapa perubahan, yaitiu :

1. Sila pertama Pancasila menyatakan bahwa berdasarkan kepada Ketuhanan


dengan kewajiban menjalankan syariat bagi pemeluk-pemeluknya, diubah
menjadi berdasarkan kepada Ketuhanan YME.
2. Bab III pasal 6 menyatakan bahwa Presiden ialah orang Indonesia asli yang
beragama Islam, diubah menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden,

Dalam sidang PPKI, Otto Iskandardinata mengusulkan pada sidang agar


pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara aklamasi. Ia mengajukan
calon Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, semua anggota sidang menerima secara
aklamasi.

13
Sehari setelah sidang pertama, PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 mengadakan
rapat pleno kedua. Keputusan yang dihasilkan saat itu, antara lain sebagai berikut :

1. Menetapkan Susunan Kementrian :

Hasil rapat dari panitia kecil yang terdidri dari Ahmad Subardjo, Kasman
Singodimedjo, dan Sutardjo Kartohadikusumo tentang susunan kementrian
akhirnya dibahas dalam rapat pleno kedua. Rapat pleno berhasil menyusun
kementrian kabinet presidensil dengan 12 menteri yang memimpin departemen
dan 4 menteri negara. Hanya berselah sekitar 3 bulan setelah Proklamasi
Kemerdekaan tatanan pemerintahan berubah dari Presidensil menuju Parlementer.
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai
pembantu presiden, namun sejak tanggal 16 Oktober 1945 berfungsi sebagai
badan Legislatif. Perubahan yang ditandai dengan keluarnya maklumat
pemerintah pada tanggal 3 November dan maklumat presiden bernomor X yang
menjelaskan tentang pendiria partai politik.

2. Menetapkan Pembagian Wilayah Propinsi

Wilayah Indonesia berdasarkan hasil sidang kedua PPKI, tanggal 19 Agustus


1945 ditetapkan menjadi 8 Propinsi setiap Propinsi diketuai seorang gubernur.

Delapan Propinsi yang dibentuk yakni :

A. Sumatra : Teuku Muhammad Hasan


B. Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusumo
C. Jawa Tengah : R. Panji Soeroso
D. Jawa Timur : R.A. Soerjo
E. Sunda Kecil : I Gusti Ketut Pudja
F. Maluku : J. Latuhar Hary
G. Sulawesi : Dr.G.S.S.J Ratulangi
H. Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor

Dalam sidang PPKI yang ke tiga tanggal 22 Agustus 1945 dibentuk tiga badan,
yaitu :

14
a. Komite Nasional Indonesia (KNI),

Tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat pleno dipimpin oleh wakil
presiden Moh. Hatta. Salah satu hasil rapat pleno, yakni terbentuknya Komite
Nasional Indonesia (KNI) di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta. Komite
Nasional Indonesia (KNI) diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1945. KNIP
berfungsi sebagai DPR sebelum pemilu diselenggarakan. KNI terbagi dua, pada
tingkat pusat disebut KNIP, dan pada tingkat daerah disebut KNID. KNIP diketuai
oleh Kasman Singodimedjo.

b. Partai Nasional (PNI), merupakan satu-satunya partai di Indonesia.


c. Badan Keamanan Rakyat,

Pada tanggal 23 Agustus 1945, presiden Soekarno menyampaikan pidato


radionya yang menyatakan berdirinya BKR, PNI, dan KNIP. BKR ditugaskan
untuk memelihara keselamatan dan keamanan rakyat. Anggota BKR terdiri dari :
Bekas BKR, KNIL, HEIHO, SANENDAN, KEIBODAN, dan KEISATSUTA.
Keberadaan BKR ternyata tidak mampu memberikan rasa keamanan dan
keselamatan sepenuhnya bagi rakyat. Pada tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah RI
mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
pada tanggal 5 Oktober 1945. Pemimpin tertinggi TKR ialah Supriyadi (pemimpin
pemberontakan PETA di Blitar), dan kepala staf umum ialah Oerip Soemohardjo.
Berhubung Supriyady tidak diketahui keberadaannya, maka jabatan pemimpin
tertinggi TKR kosong. Pada bulan November 1945 diselenggarakan konferensi
TKR yang dihadiri oleh wakil-wakil TKR. Akhirnya terpilih kolonel Soedirman,
Panglima Divisi V / Bayumas, yang pada saat itu bertempur di Ambarawa.
Sesudah diangkatnya Soedirman sebagai Panglima Besar TKR, pada tanggal 1
Januari 1946 Tentara Keamanan Rakyat diubah manjadi Tentara Keselamatan
Rakyat tanggal 26 Januari 1946 TKR diubah menjadi Tentera Republik Indonesia
(TRI). Pada tannggal 3 Juni 1947 dikeluarkan penetapan presiden, yaitu : TRI,
badan perjuangan dan laskar-laskar disatukan dalam organisasi yang disebut
Tentara Nasional Indonesia (TNI), maka pada tanggal 3 Juni 1947 disahkan
berdirinya TNI.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membuat karya tulis ilmiah ini kami mendapat kesimpulan bahwa,
perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai suatu kemerdekaan telah melalui
proses yang sangat panjang. Perjuangan rakyat indonesia untuk mencapai suatu
kemerdekaan dimulai dari proses merumuskan undang-undang dasar negara, hingga
akhirnya bangsa indonesia menproklamasikan kemerdekaan negara indonesia.
Puncak perjuangan bangsa indonesia terjadi pada 17 agustus 1945, dimana bangsa
indonesia memproklamasikan diri sebagai bangsa merdeka yang membuktikan
bahwa sejak itu bangsa indonesia bebas dari jajahan bangsa-bangsa penjajah. setelah
bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaan, proses penyebaran berita
proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui berbagai radio maupun surat kabar,
proses penyebaran berita proklamasi sangat cepat hingga ke seluruh penjuru dunia.
Sehingga kemerdekaan bangsa indonesia terdengar ke telinga bangsa belanda.
Namun, belanda ternyata tidak menginginkan bangsa indonesia merdeka. Mereka
berusaha untuk kembali menjajah bangsa indonesia. Mereka memboncengi tentara
sekutu yang datang untuk melucuti tentara jepang. Sehingga, terjadilahr perlawanan
yang dilakukan rakyat terhadap belanda dan sekutu di berbagai daerah. Karena,
sudah puluhan bahkan ratusan tahun bangsa indonesia berjuang untuk mencapai
kemerdekaan, dan akhirnya kemerdekaan yang dicita-citakan dapat diwujudkan.
Namun, baru saja kita menikmati kemerdekaan yang telah kita peroleh sudah mau
direbut oleh bangsa lain, maka dari itu bangsa indonesia ingin mempertahankan
kemerdekaan NKRI.

16
B. Saran-saran

Sekarang ini kita hidup di zaman kemerdekaan. Hidup di zaman kemerdekaan


artinya tidak lagi dijajah oleh bangsa asing. Kemerdekaan yang kita nikmati ini
adalah hasil dari perjuangan para tokoh bangsa. Karena, kemerdekaan tidaklah
datang dengan sendirinya, tetapi kemerdekaan memerlukan perjuangan yang keras
dan panjang. Adapun, jasa para tokoh pahlawan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, itu semua harus kita hormati dan kita hargai. Dengan cara,
kita harus selalu ikut serta dalam kegiatan hari-hari besar pahlawan dan mendoakan
agar para pahlawan diterima disisinya. Tanpa jasa mereka tidak mungkin kita dapat
menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini. Maka dari itu, kita sebagai generasi
penerus bangsa senantiasa bisa mencontoh pengorbanan mereka, dan kita harus bisa
berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Agar dikemudian hari kita tidak
dijajah oleh bangsa asing lagi.

17

Anda mungkin juga menyukai