Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar

“Energi Dalam Gerak Planet dan Satelit”

Dosen :

Ika Mustika Sari, S.Pd., M.PFis

Disusun oleh :

Alifiannisa Sukma Arini ( 1902572)

Almas Safanah (1905007)

Dita Indah Sari ( 1901681)

Mira Maulida Fitria (1909439)

Rahimah Suka (1901072)

Yaulanda Fadhila (1904022)

Yusi Mutiara Nurfauziah ( 1900468)

Zulfa Fathi Arinalhaq ( 1900800)

PROGRA STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2019

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan nikmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan mengenai “Energi Dalam Gerak Planet dan Satelit“

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Bandung, 19 November 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 2
A. ENERGI ...................................................................................................................................... 2
1) Energi Mekanik ....................................................................................................................... 3
2) Energi Potensial ...................................................................................................................... 3
3) Energi Kinetik ......................................................................................................................... 3
B. GERAK PLANET ...................................................................................................................... 5
C. SATELIT .................................................................................................................................. 10
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 11
A. ENERGI DALAM GERAK SATELIT DAN PLANET .......................................................... 12
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ketika dua benda yan berbeda massa didekatkan maka akan ada
gaya tarik antar benda tersebut. Benda yang besar biasanya akan menarik
benda yang kecil. Hal tersebut dapat kita lihat dari bumi dan manusia,
bumi memiliki massa yang jau lebih besar dibandingkan manusia sehingga
manusia ditarik oleh gaya tarik bumi. Gaya tarik bumi ini disebut dengan
gaya gravitasi bumi. Namun gaya gravitasi bukan hanya dimiliki oleh
bumi, gaya tarik tersebut dimiliki juga oleh planet- planet dan satelit di
luar angkasa. Gaya gravitasi atau gaya tarik antar planet ini berbeda
nilainya dengan gaya gravitasi bumi. Setiap planet memiliki gravitasinya
masing-masing tergantung pada ukuran dan bentuk benda tersebut.
Gaya gravitasi planet dan satelit memerlukan energi untuk menarik
benda yang ada di sekitarnya. Ketika ada suatu benda yan melintas di
dekatnya maka benda itu akan tertarik oleh suatu gaya gravitasi planet
tersebut. Dari situlah kita dapat menghitung energi yang dimiliki dan yang
diperlukan sistem tersebut.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana gerak planet dan satelit?
2) Berapa jumlah energi yang dibutuhkan planet dan satelit dalam
melakukan pergerakannya?

3. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui bagaimana gerak dari planet dan satelit
2) Mengetahui besar energi yang dibutuhkan planet dan satelit
3) Mengetahui cara menghitung energi dari gerak suatu planet dan satelit

1
BAB II LANDASAN TEORI

A. ENERGI
Energi merupakan konsep yang sangat abstrak. Energi tidak memiliki
massa, tidak dapat diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung. Akan
tetapi kita dapat merasakan perubahannya. Kita dapat beraktivitas sehari-hari
karena tubuh kita memiliki energi. Sumber energi utama di alam ini adalah
matahari. Menurut Campbell (2003) energi adalah kemampuan untuk
mengatur ulang suatu kumpulan materi atau dengan kata lain, energi adalah
kapasitas atau kemampuan untuk melaksanakan kerja. Hukum kekekalan
energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan,
tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain.
Energi dapat menyebabkan perubahan pada benda atau lingkungan.
Perubahan energi yang dimaksud dapat terjadi dengan berbagai cara untuk
merubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain.
Konsep bentuk energi tidak terlepas dari perubahan energi, karena yang
berubah adalah bentuk energi. Air yang mendidih karena dipanaskan mampu
menggerakkan baling-baling kertas. Dalam peristiwa ini terjadi perubahan dari
energi termal pada air menjadi energi kinetik (gerak) pada gerakan baling-
baling kertas. Dari peristiwa ini dapat memahami bahwa ada bentuk energi
termal (panas) dan bentuk energi kinetik. Contoh peristiwa yang lain yaitu
jika seseorang meletakkan bola di tempat yang lebih tinggi, kemudian bola
tersebut menggelinding ke bawah. Pada saat bola berada di tempat yang tinggi
dan diam, ia memiliki energi potensial dan ketika bola bergerak energi
potensial berubah menjadi energi kinetik. Peristiwa ini dapat diamati pada
gambar berikut.

2
1) Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena sifat
geraknya. Energi mekanik terdiri dari energi potensial dan energi kinetik.
Secara matematis dapat dituliuskan :
Em = Ep + Ek

dimana Em = Energi Mekanik

2) Energi Potensial Gravitasi


Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya
(kedudukan) terhadap suatu acuan. Sebagai contoh sebuah batu yang kita
angkat pada ketinggian tertentu memiliki energi potensial, jika batu kita lepas
maka batu akan melakukan kerja yaitu bergerak ke bawah atau jatuh. Jika
massa batu lebih besar maka energi yang dimiliki juga lebih besar, batu yang
memiliki energi potensial ini karena gaya gravitasi bumi, energi ini disebut
energi potensial bumi. Energi potensial bumi tergantung pada massa benda,
gravitasi bumi dan ketinggian benda. Sehingga dapat dirumuskan:
Ep = m.g.h
dimana : Ep = Energi potensial
m = massa benda
g = gaya gravitasi
h = tinggi benda

3) Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin
besar kecepatan benda bergerak makin besar energi kinetiknya dan semakin

3
besar massa benda yang bergerak makin besar pula energi kinetik yang
dimilikinya.

Gambar 2. Energi kinetik benda

Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka


pada benda tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah
dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha atau kerja
pada benda tersebut sebesar W = F. S , dengan F = m a.

Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka
untuk menghitung nilai percepatan a, kita menggunakan persamaan vt2 = vo2 +
2 .a. s.

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a, untuk


menentukan besar usaha :

4
Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda. Karena W
= EK maka kita dapat menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada
benda tersebut adalah :

W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2

Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :

Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah


benda sama dengan perubahan energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan
prinsip usaha-energi. Prinsip usahaenergi berlaku jika W adalah usaha total
yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif
(W) bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai
dengan besar usaha positif tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan
pada benda bernilai negatif, maka energi kinetik benda tersebut berkurang
sebesar W. Dapat dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda di
mana arahnya berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total
tersebut mengurangi laju dan energi kinetik benda. Jika besar usaha total
yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi kinetik benda
tetap (laju benda konstan).
Secara matematis dapat dirumuskan:
Ek = 1/2 ( m.v2 )
Keterangan :
Ek = Energi kinetic
m = massa benda
v = kecepatan benda

B. GERAK PLANET
Karya Kepler sebagian dihasilkan dari data hasil pengamatan yang
dikumpulkan dari Ticho Brahe mengenai posisi planet-planet dalam geraknya

5
di luar angkasa. Hukum ini telah disampaikan oleh Kepler setengah abad
sebelum Newton mengajukan ketiga hukumnya tentang gerak dan hukum
grafitasi universal. Di anatara karya Kepler, terdpat tiga penemuan yang
sekarang kita kenal dengan “Hukum Kepler Tentang Gerak Planet”.

1. Hukum 1 Kepler

Hukum 1 berbunyi “Lintasan planet ketika mengelilingi matahari berbentuk


ellips, dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya”

Kepler tidak mengetahui mengapa alasan mengapa planet bergerak dengan


cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton
menemukan bahwa ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan
secara matematis dari hukum grafitasI universal dan hukum gerak Newton.
Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal
mengenai hukum grafitasi, hanya satu yang berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak yang konsisten dengan hukum Kepler.

Perhatikan orbit ellips yang dijelaskan pada hukum I Kepler. Sumbu


panjang pada orbit ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama,
sedangkan sumbu pendek dikenal dengan sumbu semi utama atau
semimayor.

6
F1 dan F2 adalah titik fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada
pada P. tidak ada benda langit lainnya berada pada F2. Total jarak dari F1
dan F2 ke sama untuk semua titik dalam kurva ellips. Jarak pusat ellips O
dab titik fokus (F1 dan F2) adalah ea, dimana e merupakan angka tak
berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas. Jika
e=0 maka ellips berubah menjadi lingkaran. Kenyataannya, orbit planet
berupa ellips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar
eksentrisitas tidak pernah sama dengan nol. Nila e untuk orbit planet bumi
adalah 0.017. Perihelion merupakan titik terdekat dengan matahari,
sedangkan titik terjauh disebut aphehelon.

Pada persamaan hukum grafitasi Newton, telah dipelajari bahwa gaya tarik
grafitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), dimana hal ini
hanya bisa terjadi pada orbit yang berbentuk ellips atau lingkaran saja.

2. Hukum Keppler II

Hukum Kepler ke II mengatakan “Luas daerah yang disapu oleh garis antara
matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu sama”.

7
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan matahari
dengan planet melewati sudut dθ . Garis tersebut melewati daerah yang
1 2
diarsir yang berjarak r, dan luas dA= r dθ. Laju planet ketika melewati
2
𝑑𝐴
daerah itu adalah disebut dengan kecepatan sektor (bulan vektor). Hal
𝑑𝑡

yang paling utama dalam hukum Kepler II adalah kecepatan sektor


mempunyai harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang
berbentuk ellips. Ketika plenet berada di perihelion nilai r kecil, sedangkan
𝑑𝜃
besar. Ketika planet berada di apehelion nilai r besar, sedangkan
𝑑𝑡
𝑑𝜃
kecil.
𝑑𝑡

3. Hukum III Kepler

Hukum ketiga Kepler mengatakan bahwa “Kuadrat waktu yang diperlukan


oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat
tiga jarak rata-rata planet-plenet tersebut dari matahari”.

Jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan


jarak rata-rata dari matahari, maka :

(1)

Persamaan ini dapat kita tulis kembali menjadi

(2)

𝑟3
Ini berarti bahwa harus sama untuk setiap planet. Tabel 1 ditunjukkan
𝑇2

data planet yang digunakan pada hukum Kepler III.

Tabel 1. Data planet yang digunakan pada Hukum Kepler III

8
Newton menunjukkan bahwa Hukum Kepler III juga dapat diturunkan
secara otomatis dari HukumGrafitasi Universal dan Hukum Newton tentang
gerak dan gerak melingkar. Sekarang, marilah kita tinjau Hukum Kepler III
menggunakan pendekatan Newton. Terlebih dahulu kita tinjau orbit
lingkaran yang merupakan kasus khusus dari orbit ellips.

Jika ditulis kembali persamaan Huku II Newton, yaitu

∑F=ma
(3)

Pada kasus gerak melingkar beraturan, hanya terdapat percepatan


sentripetal yang besarnya adalah

𝑣2
Aorbit = 𝑟

(4)

Jika ditulis kembali persamaan Hukum Gravitasi Newton

𝑚1 𝑚2
Fg = G 𝑟2

(5)

Sekarang dimasukkan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan


sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton (3) maka diperoleh

𝑚1 𝑚2 𝑣2
G =m1 𝑟
𝑟2

(6)

9
dengan m1 adalah massa planet, m2 adalah massa matahari, r1 adalah jarak
rata-rata planet dari matahari dan v1 adalah laju rata-rata planet pada
orbitnya. Wartu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu
orbit adalah T1 dimana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran 2πr
. Dengan demikian, besar v1 adalah

(7)

Dengan memasukkan persamaan (7) kedalam (6) maka akan diperoleh

(8)

Dengan cara yang sama akan diperoleh

C. SATELIT
Satelit adalah suatu radio repeater di udara dimana sistem satelit
berisi transponder, stasiun bumi untuk mengontrol operasinya dan
pengguna dari stasiun bumi yang dilengkapi dengan pemancar dan
penerima dari jalur komunikasi yang menggunakan sistem satelit. Sebuah
satelit yang mengorbit bumi tetap berada pada posisinya karena gaya
sentripetal pada satelit diimbangi oleh gaya tarikan gravitasi dari bumi.
Sebenarnya ada beberapa macam orbit satelit yang dapat digunakan dalam
penempatan satelit di ruang angkasa. Tulisan ini akan mencoba
menguraikan sedikit pengetahuan tentang macam-macam orbit satelit yang

10
sudah digunakan orang. Dilihat dari jarak suatu satelit di dalam orbit
untuk berputar mengelilingi bumi di dalam pola lingkaran, dengan
kecepatan sudut yang paling besar disebut prograde sedangkan yang
tekecil disebut retrograde. Jarak maksimum orbit satelit dengan permukaan
bumi disebut dngan apogee, sedangkan jarak minimum dari orbit satelit
disebut dengan perigee.

BAB III PEMBAHASAN


Tata surya yang memiliki matahari sebagai pusatnya dann terdiri atas 8
planet (merkirius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan
neptunus) yang tiap planet kecuali merkurius dan venus memiliki satelit
alam. Semua bergerak saling mengelilingi, satelit mengelilingi planet,
planet mengelilingi matahari.

Kata satelit berasal dari kata latin satelles yang diartikan pelayan, atau
seseorang yang mematuhi atau melayani pihak lain. Sedangkan secara
ilmiah, satelit adalah suatu benda yan bergerak mengitari benda lain—
biasanya lebih besar— dalam jalur yang dapat diprediksi yang disebut
orbit, atau singkatnya setiap benda angkasa yang bergerak mengitari
sebuah planet membentuk jalur lingkaran atau eliptikal.

Satelit sendiri secara sederhana dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Satelit Alami. Satelit yang memang berasal dari alam, contoh


sederhananya adalah bulan yang menjadi satelit alami bagi bumi. Bumi
dan planet-planet lain dalam tata surya kita juga menjadi satelit alami dari
matahari.
2. Satelit Buatan. Satelit yang dibuat oleh manusia ditempatkan disuatu orbit
menggunakan kendaraan peluncur untuk fungsi tertentu, untuk
komunikasi, pemetaan, monitor cuaca dan lain sebagainya. Contohnya
seperti satelit Palapa, Telkom, Garuda, Indostar dan banyak lainnya.

Satelit dapat mengatasi beberapa hal yang dapat menjadi kendala pada sistem
telekomunikasi terestrial entah itu waktu, jarak atau kompleksitas konten.

11
Dengan satelit, daerah yang jauh dapat dengan mudah memiliki sistem
komunikasi yang sama dengan di kota dan dapat menghubungkan dengan
daerah lain dengan lebih cepat.

Satelit memiliki area cakupan yang luas sehingga, bandwidth yang besar dan
instalasi yang lebih cepat dengan karakteristik layanan yang
seragam.Indonesia membutuhkan satelit karena terdiri dari beberapa pulau dan
kontur geografisnya yang beraneka ragam, dimana akan sangat sulit untuk
sistem komunikasi terrestrial untuk dapat mengcover seluruh wilayahnya.

Satelit juga menjadi solusi untuk pemerataan akses telekomunikasi hingga ke


pelosok nusantara.

A. ENERGI DALAM GERAK SATELIT DAN PLANET

Tinjaulah sebuah objek dengan massa m bergerak dengan kecepatan v di sekitar


sebuah obyek masif yang bermassa M, di mana M >> m. Sistem ini mungkin
sebuah planet yang bergerak mengelilingi Matahari, sebuah satelit yang mengorbit
di sekitar Bumi, atau komet yang sekali waktu mengitari Matahari. Jika kita
mengasumsikan obyek massa M sedang beristirahat dalam kerangka acuan
inersia, energi total E mekanik dari sistem dua objek ketika objek yang dipisahkan
oleh jarak r adalah jumlah dari energi kinetik dari objek dengan massa m dan
energi potensial dari sistem, yang diberikan oleh Persamaan 13.14:

12
E=K+U
E = ½ mv2 –
GMm/r (13.16)

Persamaan 13,16 menunjukkan bahwa E bisa positif, negatif, atau nol, tergantung
pada nilai v Untuk sistem terikat seperti sistem Bumi-Matahari, bagaimanapun, E
adalah selalu kurang dari nol karena kita telah memilih konvensi bahwa U →0
ketika r →∞.

Kita dapat dengan mudah menetapkan bahwa E < 0 untuk sistem yang terdiri dari
obyek bermassa m bergerak dalam orbit melingkar disekitar obyek bermassa M
>> m (Gambar 13.13). Hukum kedua Newton diterapkan pada objek dengan
massa m memberikan:

Fg = ma → GMm/r2 = mv2/r

Mengalikan kedua sisi dengan r dan membaginya dengan 2 memberikan:

½ mv2 =
GMm/2r (13.17)

Mengganti persamaan ini ke Persamaan 13.16, kita memperoleh:

E = GMm/2r – GMm/r
E = - GMm/2r (orbit
melingkar) (13.18)

Hasil ini menunjukkan bahwa energi mekanik total adalah negatif dalam kasus
orbit lingkaran. Perhatikan bahwa energi kinetik adalah positif dan sama dengan

13
setengah nilai absolut dari energi potensial. Nilai absolut E juga sama dengan
energi pengikatan sistem karena jumlah energi ini harus diberikan kepada sistem
untuk memindahkan dua benda yang berjauhan sangat jauh.

Total energi mekanik juga negatif dalam kasus orbit elips. Ekspresi untuk E untuk
orbit elips adalah sama dengan Persamaan 13.18 dengan r diganti dengan panjang
sumbu semimajor a:

E = -GMm/2a (orbit elips) (13.19)

Selain itu, energi total adalah konstan jika kita asumsikan sebagi sistem terisolasi.
Oleh karena itu, ketika obyek bermassa m bergerak dari A ke B pada Gambar
13.10 (di postingan sebelumnya), total energi tetap konstan dan Persamaan 13,16
memberikan:

E = ½ mvi2 – GMm/ri = ½ mvf2 – GMm/rf (13.20)

Menggabungkan pernyataan konservasi energi ini dengan pembahasan kita


sebelumnya tentang kekekalan momentum sudut, kita melihat bahwa baik energi
total dan total momentum sudut dari gravitasi terikat, sistem dua objek adalah
konstanta geraknya (Serway, 2010:387-388).

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari materi yang disampaikan diatas bahwa suatu
objek akan memiliki energi mekanik yang kecil ketika objek tersebut jauh
dari orbit, begitupun sebaliknya, suatu objek akan memiliki energi
mekanik yang besr ketika objek tersebut dekat dengan orbit, hal ini terjadi
karena nilai energi mekanik berbanding terbalik dengan jarak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., & R. Resnick (1997). Physics. Terjemahan: Patur Silaban dan Erwin
Sucipto.

Jakarta: Erlangga Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Erlangga.

Putri Saraswati, Mardlijah, dan Kamiran . 2017 . Analisis dan Kontrol Optimal
Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin . Jurnal Sains
Dan Seni Its . 6(2).

https://www.berpendidikan.com/2015/12/pengertian-rumus-dan-bunyi-hukum-
kekekalan-energi-serta-contoh-soalnya.html

https://www.studiobelajar.com/usaha-energi-rumus-kinetik-potensial

http://softonezero.blogspot.com/2013/12/energi-dalam-gerak-planet-dan-
satelit.html?m=1
https://www.infoastronomy.org/2013/01/mengenal-gerak-benda-benda-tata-
surya.html

15
16

Anda mungkin juga menyukai