Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “ INTEGRASI SOSIAL ”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat INTEGRASI SOSIAL.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang integrasi
social.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAH LUAN
Latar belakang disusunnya makalah ini pertama untuk memenuhi tugas, kedua
penulis melihat bagaimana pentingnya masalah integrasi social dan mobilitas sosial, itu
terbukti jika kita perhatikan disetiap literature kajian tentang sosiologi, maka
integrasi dan mobilitas social itu memang penting bagi masyarakat. Karena memang
integrasi merupakan suatu pola hubungan yang mengakui tentang adanya perbedaan
dalam masyarakat dan dengan adanya mobilitas social kita dapat melihat pergerakan
social dalam masyarakat akan terjadi setiap saat. Walaupun makalah ini hanya
membahas sepintas saja akan tetapi mengandung penafsiran yang amat luas, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4. Motivasi
Motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkit
topangan dan mengarah tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan
biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
manusia. Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan
bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap
orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia,
membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada
prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat
diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan
agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba
mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi
dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
Motivasi juga bias di bilang dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk
bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar
(lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi
Motivasi, yakni Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik
merupakan dorongan yang secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya
pemicu atau stimulus dari lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan
motivasi yang sebagian besar dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu,
yakni lingkungan. Fokus motivasi adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan.
Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku untuk mendapatkan keinginannya. Motivasi yang ada
pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya motivasi sangat dipengaruhi oleh
sifat dasar individu (motivasi intrinsik), kenyataan yang diperoleh (motivasi ektrinsik),
perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan- angan dan cita-citanya.
2.5. Kepemimpinan
Keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk mengelola sumber waktu yang
sangat tergambar pada keterampilan komunikasi interpersonal. Pemimpin adalah
sumber dan model peran bagi bawahan dalam bagaimana mengelola waktu. Fungsi
manajemen termasuk dalam menggunakan sumber waktu secara bijaksana lebih
berhubungan dengan produktivitas. Manajer harus mampu memprioritaskan aktivitas
fungsional unit untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang.
Pemimpin atau manajer yang berhasil mengintegrasikan keterampilan kepemimpinan
dan fungsi manajemen; mereka mencapai tujuan unit dengan tepat waktu dan cara
yang efisien dalam usaha kerja sama dengan bawahannya. Mereka juga menghargai
waktu sebagai sumber unit yang bernilai dan berbagi tanggung jawab untuk
menggunakan sumber tersebut dengan bawahannya. Pemimpin atau manajer yang
terintegrasi dengan keterampilan manajemen waktu yang baik adalah mampu
mempertahankan pengawasan sepanjang waktu dan keterbatasan energi dalam
dirinya dan kehidupan profesionalnya. Dalam suatu organisasi, kelompok atau
masyarakat pada umumnya pasti ada pemimpinnya. Bahkan, suatu masyarakat yang
ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun juga bentuk dan
tipe kepemimpinan yang mampu mengarahkan dan memfasilitasi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, sekaligus menegakkan aturan main yang telah disepakati
oleh kelompok masyarakat tersebut. Ada korelasi antara tipe kepemimpinan yang
berkembang di suatu masyarakat dengan sistem kepemerintahan dalam masyarakat
tersebut. Sebagai contoh, sistem kepemerintahan monarkhi akan mengembangkan
tipe kepemimpinan yang menempatkan raja sebagai pemimpin tunggal yang bisa jadi
memiliki kecenderungan otoriter.
Secara konseptual Kepemimpinan (leadership) dibedakan dengan Kekepalaan
(Headship). Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara seseorang
(pemimpin) dengan sekelompok orang yang menyebabkan orang seorang atau
kelompok berbuat yang sesuai dengan kehendak pemimpin. Kepemimpinan yang
efektif adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Efektivitas
seorang pemimpin mensyaratkan agar pemimpin tersebut memperlakukan orang lain
dengan baik, sementara memberikan motivasi agar mereka menunjukkan performa
yang tinggi dalam melaksanakan tugas.Headship lebih mengacu pada hirarkhi pada
suatu organisasi yang menyangkut tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
telah ditentukan secara formal. Seorang kepala belum tentu leader, sedangkan
seorang leader belum tentu memiliki kedudukan sebagai kepala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara
konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan
baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.
3.2 Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.