Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “ INTEGRASI SOSIAL ”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat INTEGRASI SOSIAL.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang integrasi
social.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I

PENDAH LUAN

1.1. Latar Belakang

Latar belakang disusunnya makalah ini pertama untuk memenuhi tugas, kedua
penulis melihat bagaimana pentingnya masalah integrasi social dan mobilitas sosial, itu
terbukti jika kita perhatikan disetiap literature kajian tentang sosiologi, maka
integrasi dan mobilitas social itu memang penting bagi masyarakat. Karena memang
integrasi merupakan suatu pola hubungan yang mengakui tentang adanya perbedaan
dalam masyarakat dan dengan adanya mobilitas social kita dapat melihat pergerakan
social dalam masyarakat akan terjadi setiap saat. Walaupun makalah ini hanya
membahas sepintas saja akan tetapi mengandung penafsiran yang amat luas, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan


atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2
pengertian, yaitu :
1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu.
2. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan
satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Dalam KBBI
di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung
arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi
satu. Banton (dalam Sunarto, 2000: 154) mendefinisikan integrasi sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi
tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut.Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme structural, system social senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut:
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di
antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan
yang bersifat fundamental. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan social (cross-
cutting affiliations).
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik
yang terjadi secara sosial budaya.Penganut konflik berpendapat bahwa
masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan
di antara berbagai kelompok.
Masalahnya adalah, di sisi yang lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap
manusia diberikan kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk
mencari jalan yangterbaik menuju Allah. Dalam term ini, Islam (Syariah) sebagai
sistem nilai yang idiil hampir menemukan kemapanannya. Tentunya kesatuan
tauhid akan keesaan Allah dankerasulan Muhammad SAW adalah mutlak.
Kemapanan ini akan berbeda ketika sudah memasuki wilayah sosiologis
masyarakat beragama.

2.2. Pentingnya Integrasi

Pentingnya Integrasi Nasional munculnya rasa keberamaan ini


dilatarbelakangi oleh adanya kesamaan nasib, kebutuhan, kondisi dan cita cita dari
beberapa manusia. perasaan yang sama menjadikan mereka tidual mudah untuk
diadu domba dan terpecah belah, tetapi memunculkan semangat persatuan dan
kesatuan serta semangat untuk berbuat demi kepentingan bersama oleh karna itu
membangun integrasi nasional itu sangat penting pada kehidupan bernegara dan juga
mewujudkan cita cita, dan tujuan negara bahkan memelihara rasa kebersamaan.
Enam faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang
mantap dan kokoh di Indonesia. sebagai berikut adanya kemampuan dan kesadaran
bangsa dalam mengelola perbedaan sara dan keanekaragaman budaya dan adat istiadat
yang tumbuh dan berkembang diwilayah nusantara. perbedaan tersebut hendaknya
dimaknai sebagai kekayaan dan potensi bangsa bukan dipertentangkanadanya
kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asingadanya kemampuan untuk
mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asingmampu berperan aktif dalam
percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai aspeknyabertekad untuk
membangun sistem budaya sesuai dengan ideologi nasional (pancasila) dan UUD
1945menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan
pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional seperti bahasa Indonesia,
lagi Indonesia Raya, bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila Tujuh cara yang
diyakini mampu membangun integrasi nasional sebagai berrikut Anggota
masyarakatnya merasa berhasil salign mengisi kebutuhan kebutuhan satu dengan
lainnyaterciptanya kesepakatan (konsensus) berrsama mengenai norma norma dan
nilai nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedomannorma norma dan nilai nilai
sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasimengembangkan dan membangun
kebanggaan akan identitas nasional dalam benruk lambang negara, dasar negara,
lagu kebangsaan, bahasa nasional dan bndera nasionalmelaksanakan kegiatan
pembangunan yang adil sehingga penigkatan kesejahteraan rakyat
meratamembangun rasa keadilan rakyatmenjaga dan membangun rasa aman dan
tentram.

2.3. Kebutuhan Manusia

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun


menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma
struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus
(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik
yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera
dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota
masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan
dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

2.4. Motivasi
Motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkit
topangan dan mengarah tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan
biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
manusia. Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan
bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap
orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia,
membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada
prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat
diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan
agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba
mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi
dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
Motivasi juga bias di bilang dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk
bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar
(lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi
Motivasi, yakni Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik
merupakan dorongan yang secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya
pemicu atau stimulus dari lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan
motivasi yang sebagian besar dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu,
yakni lingkungan. Fokus motivasi adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan.
Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku untuk mendapatkan keinginannya. Motivasi yang ada
pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya motivasi sangat dipengaruhi oleh
sifat dasar individu (motivasi intrinsik), kenyataan yang diperoleh (motivasi ektrinsik),
perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan- angan dan cita-citanya.

2.5. Kepemimpinan
Keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk mengelola sumber waktu yang
sangat tergambar pada keterampilan komunikasi interpersonal. Pemimpin adalah
sumber dan model peran bagi bawahan dalam bagaimana mengelola waktu. Fungsi
manajemen termasuk dalam menggunakan sumber waktu secara bijaksana lebih
berhubungan dengan produktivitas. Manajer harus mampu memprioritaskan aktivitas
fungsional unit untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang.
Pemimpin atau manajer yang berhasil mengintegrasikan keterampilan kepemimpinan
dan fungsi manajemen; mereka mencapai tujuan unit dengan tepat waktu dan cara
yang efisien dalam usaha kerja sama dengan bawahannya. Mereka juga menghargai
waktu sebagai sumber unit yang bernilai dan berbagi tanggung jawab untuk
menggunakan sumber tersebut dengan bawahannya. Pemimpin atau manajer yang
terintegrasi dengan keterampilan manajemen waktu yang baik adalah mampu
mempertahankan pengawasan sepanjang waktu dan keterbatasan energi dalam
dirinya dan kehidupan profesionalnya. Dalam suatu organisasi, kelompok atau
masyarakat pada umumnya pasti ada pemimpinnya. Bahkan, suatu masyarakat yang
ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun juga bentuk dan
tipe kepemimpinan yang mampu mengarahkan dan memfasilitasi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, sekaligus menegakkan aturan main yang telah disepakati
oleh kelompok masyarakat tersebut. Ada korelasi antara tipe kepemimpinan yang
berkembang di suatu masyarakat dengan sistem kepemerintahan dalam masyarakat
tersebut. Sebagai contoh, sistem kepemerintahan monarkhi akan mengembangkan
tipe kepemimpinan yang menempatkan raja sebagai pemimpin tunggal yang bisa jadi
memiliki kecenderungan otoriter.
Secara konseptual Kepemimpinan (leadership) dibedakan dengan Kekepalaan
(Headship). Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara seseorang
(pemimpin) dengan sekelompok orang yang menyebabkan orang seorang atau
kelompok berbuat yang sesuai dengan kehendak pemimpin. Kepemimpinan yang
efektif adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Efektivitas
seorang pemimpin mensyaratkan agar pemimpin tersebut memperlakukan orang lain
dengan baik, sementara memberikan motivasi agar mereka menunjukkan performa
yang tinggi dalam melaksanakan tugas.Headship lebih mengacu pada hirarkhi pada
suatu organisasi yang menyangkut tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
telah ditentukan secara formal. Seorang kepala belum tentu leader, sedangkan
seorang leader belum tentu memiliki kedudukan sebagai kepala.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

2. Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang


tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur
sehingga menjadi satu. Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat
berhasilnya suatu integrasi sosial adalah:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan- kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik
berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh
budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat
perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.

b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai


norma- norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman
dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal
yang di larag menurut kebudayaannya.

c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara
konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan
baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.

3.2 Saran

Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai