TENTANG
INTEGRASI SOSIAL
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK I
KETUA: 1. ALI YUSUF
ANGGOTA:
SMAN 1 BOLO
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Motivasi
Motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkit topangan
dan mengarah tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan
emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Prasangka
dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka.
Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang
bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan
akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua
tingkah laku diri.
Motivasi juga bias di bilang dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk
bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar (lingkungan)
hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi Motivasi, yakni
Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik merupakan dorongan yang
secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pemicu atau stimulus dari
lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan motivasi yang sebagian besar
dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu, yakni lingkungan. Fokus motivasi
adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri
individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku untuk mendapatkan
keinginannya. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya
motivasi sangat dipengaruhi oleh sifat dasar individu (motivasi intrinsik), kenyataan yang
diperoleh (motivasi ektrinsik), perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan -
angan dan cita-citanya.
2.5. Kepemimpinan
Keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk mengelola sumber waktu yang
sangat tergambar pada keterampilan komunikasi interpersonal. Pemimpin adalah sumber
dan model peran bagi bawahan dalam bagaimana mengelola waktu. Fungsi manajemen
termasuk dalam menggunakan sumber waktu secara bijaksana lebih berhubungan dengan
produktivitas. Manajer harus mampu memprioritaskan aktivitas fungsional unit untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pemimpin atau manajer yang
berhasil mengintegrasikan keterampilan kepemimpinan dan fungsi manajemen; mereka
mencapai tujuan unit dengan tepat waktu dan cara yang efisien dalam usaha kerja sama
dengan bawahannya. Mereka juga menghargai waktu sebagai sumber unit yang bernilai
dan berbagi tanggung jawab untuk menggunakan sumber tersebut dengan bawahannya.
Pemimpin atau manajer yang terintegrasi dengan keterampilan manajemen waktu yang
baik adalah mampu mempertahankan pengawasan sepanjang waktu dan keterbatasan
energi dalam dirinya dan kehidupan profesionalnya. Dalam suatu organisasi, kelompok
atau masyarakat pada umumnya pasti ada pemimpinnya. Bahkan, suatu masyarakat yang
ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun juga bentuk dan tipe
kepemimpinan yang mampu mengarahkan dan memfasilitasi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, sekaligus menegakkan aturan main yang telah disepakati oleh kelompok
masyarakat tersebut. Ada korelasi antara tipe kepemimpinan yang berkembang di suatu
masyarakat dengan sistem kepemerintahan dalam masyarakat tersebut. Sebagai contoh,
sistem kepemerintahan monarkhi akan mengembangkan tipe kepemimpinan yang
menempatkan raja sebagai pemimpin tunggal yang bisa jadi memiliki kecenderungan
otoriter.
Secara konseptual Kepemimpinan (leadership) dibedakan dengan Kekepalaan
(Headship). Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara seseorang (pemimpin)
dengan sekelompok orang yang menyebabkan orang seorang atau kelompok berbuat yang
sesuai dengan kehendak pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah yang mampu
menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Efektivitas seorang pemimpin mensyaratkan
agar pemimpin tersebut memperlakukan orang lain dengan baik, sementara memberikan
motivasi agar mereka menunjukkan performa yang tinggi dalam melaksanakan
tugas.Headship lebih mengacu pada hirarkhi pada suatu organisasi yang menyangkut
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang telah ditentukan secara formal. Seorang
kepala belum tentu leader, sedangkan seorang leader belum tentu memiliki kedudukan
sebagai kepala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur -unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
2. Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung
arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial
adalah:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan
pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan
antara satu dengan lainnya.
b Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-
norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi
satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut
kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten
serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam
melangsungkan proses interaksi sosial.
3.2 Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan,
baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA