Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL

NAMA : ZULZAFITRI

KELAS : XI IIS2

ABSEN : 33

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LOMBOK TIMUR

T.P 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kerongkong, 7 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….……………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………..……..………1

B. Rumusan Masalah…………………………………….……..……1

C. Tujuan…………………………………………………….………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Sosial……………………………..…...….3

B. Syarat-syarat Integrasi Sosial……………………………….…..3

C. Faktor-faktor Cepat Lambatnya Integrasi Sosial…………..……3

D. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial…………………………….…..5

E. Proses Integrasi Sosial………………………………………..…5

F. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial………………………7

G. Faktor Penghambat Integrasi Sosial……………………...……..8

H. Pengertian Reintegrasi Sosial……………………………………8

I. Faktor Pendorong Reintegrasi Sosial……………………………9

J. Upaya Reintegrasi Sosial ………………………………..…..….9

K. Pihak yang Terlibat dalam Proses Reintegrasi Sosial……..……9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………….……..….……..11

ii
B. Saran…………………………………………….……………11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

Di dalam masyarakat terdapat berbagai perbedaan yang dapat mengarah kepada


konflik sosial. Untuk menyelaraskan perbedaan tesebut, diperlukan upaya konsensus
menuju ke arah integrasi sosial. Hal ini bertujuan agar setiap perbedaan dapat hidup
secara berdampingan. Konflik adalah fenomena sosial yang hadir di setiap aspek
kehidupan masyarakat. Kehadirannya dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Demikian pula integrasi sosial akan hadir di masyarakat, kapan saja dan di mana saja.
Oleh karena itu, antara konflik sosial dan integrasi sosial bagaikan dua belah mata uang
yang selalu berdampingan. Hal ini berarti di mana ada konflik, di situ akan terjadi yang
disebut reintegrasi. Konflik sebagai potensi yang dapat saja muncul dalam masyarakat
yang memiliki tingkat diferensiasi dan stratifikasi yang sama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian integrasi sosial

2. Apa Syarat-syarat Integrasi Sosial

3. Apa faktor-faktor cepat lambatnya integrasi sosial

4. Bagaimana bentuk-bentuk integrasi sosial

5. Bagaimana proses integrasi sosial

6. Apa faktor-faktor pendorong integrasi sosial

7. Apa faktor penghambat integrasi sosial

8. Apa pengertian reintegrasi sosial

9. Apa faktor pendorong reintegrasi sosial

10. Bagaimana upaya reintegrasi sosial

11. Siapa pihak yang terlibat dalam proses reintegrasi sosial

C. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui pengertian integrasi sosial

2. Untuk mengetahui Syarat-syarat Integrasi Sosial

3. Untuk mengetahui faktor-faktor cepat lambatnya integrasi sosial

4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk integrasi sosial

5. Untuk mengetahui proses integrasi sosial

6. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong integrasi sosial

7. Untuk mengetahui faktor penghambat integrasi sosial

8. Untuk mengetahui pengertian reintegrasi sosial

9. Untuk mengetahui faktor pendorong reintegrasi sosial

10. Untuk mengetahui upaya reintegrasi sosial

11. Untuk mengetahui pihak yang terlibat dalam proses reintegrasi sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa integrasi adalah
pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur
sehingga menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk,
menyesuaikan, atau meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti
satu. Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses
penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu
kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial,
ras etnik, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.

B. Syarat-syarat Integrasi Sosial

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terwujudnya integrasi sosial
adalah sebagai berikut.

1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan di


antara mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosial mereka dapat terpenuhi oleh
sistem sosial. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan setiap
anggota masyarakat saling menjaga keterikatan antara satu dengan yang lainnya.

2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma


dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang
dilarang menurut kebudayaan.

3. Norma-norma dan nilai sosial itü berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan
dijalankan secara konsisten deh seluruh anggota masyarakat.

C. Faktor-faktor Cepat Lambatnya Integrasi Sosial

3
Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor
berikut.

1. Homogenitas kelompok

Dalam kelompok atau masyarakat yang tingkat kemajemukannya rendah,


integrasi sosial akan mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat
majemuk, integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan waktu yang sangat lama.
Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa semakin homogen suatu kelompok atau
masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara anggota di dalam kelompok
atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok atau masyarakat yang homogen adalah
kelompok atau masyarakat dengan satu suku bangsa.

2. Besar kecilnya kelompok

Umumnya, dalam kelompok yang kedi, tingkat kemajemukan anggotanya relatif


rendah sehingga integrasi sosialnya lebih mudah tercapai. Hal itü dapat disebabkan,
dalam kelompok kecil, hubungan sosial antaranggotanya terjadi secara intensif,
sehingga komunikasi dan tukar-menukar budaya akan semakin cepat. Dengan
demikian, penyesuaian atas perbedaan-perbedaan dapat lebih cepat dilakukan.
Sebaliknya, dalam kelompok beşar tingkat kemajemukannya relatif tinggi, sehingga
integrasi sosial akan lebih sulit dicapai.

3. Mobilitas geografis

Anggota kelompok yang baru datang tentu harus menyesuaikan diri dengan
identitas masyarakat yang ditujunya (masyarakat asal/penduduk asli). Namun,
semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, semakin sulit pula terjadi
proses integrasi sosial. Sementara ituı dalam masyarakat yang mobilitasnya rendah,
seperti daerah atau suku terisolasi, integrasi sosial dapat cepat terjadi dengan cepat.

4. Efektivitas komunikasi

Efektivitas komunikasi yang baik dalam masyarakat juga akan mempercepat


integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi berlangsung, semakin cepat pula

4
integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai. Sebaliknya, semakin tidak efektif
komunikasi yang berlangsung antaranggota masyarakatı semakin lambat dan sulit
pula integrasi sosialnya terwujud.

D. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk berikut.

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat
adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan
hal yang mampu mempersatukan masyarakat. Misalnya, bangsa Indonesia
dipersatukan deh prinsip Bhinneka Tunggal İka. Bhinneka Tunggal İka menjadi
sebuah norma yang berfungsi mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam
masyarakat.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam


masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari
masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat. Misalnya, Indonesia yang
terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
dari masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut difungsikan
sebagai penyedia hasil-hasil laut, suku Minang yang pandai berdagang difungsikan
sebagai penjual hasil-hasil laut tersebut. Dengan demikian, akan tercipta sebuah
integrasi dalam masyarakat.

3. Integrasi Koersif

Integrasi terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.


Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan). Contoh integrasi
koersif adalah perusuh yang berhenti mengacau karena polisi menembakkan gas air
mata.

E. Proses Integrasi Sosial

5
Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut.

1. Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yañg berbeda. Proses sosial
itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Namun, umumnya akulturasi berlangsung tanpa
menghilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian, dapat kita
katakan bahwa akulturasi merupakan proses perubahan yang ditandai dengan
terjadinya penyatuan dua kebudayaan yang berbeda. Penyatuan tersebut menyebabkan
kebudayaan yang satu hampir menyerupai kebudayaan yang lain. Namun, masing-
masing kebudayaan masih mempertahankan ciri khasnya. Proses akulturasi sudah ada
sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu disebabkan oleh manusia
selalu melakukan migrasi atau gerak perpindahan di muka bumi.

2. Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha
untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok
dalam masyarakat. Dalam proses ini, setiap individu dalam masyarakat berusaha untuk
mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Saat itu, setiap anggota kelompok
dan masyarakat tidak lagi membedakan dirinya dengan anggota yang lainnya. Batas-
batas di antara mereka akan hilang dan lebur menjadi satu kesatuan. Asimilasi ditandai
dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang bersifat emosional,
dengan tujuan mencapai kesatuan (integrasi).

Kebudayaan asing akan relatif mudah diterima apabila memenuhi syarat-syarat


berikut ini.

a) Tidak ada hambatan geografis, seperti daerah yang sulit dijangkau.

b) Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih beşar bila dibandingkan
dengan kebudayaan yang lama.

6
c) Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama.

d) Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu.

e) Kebudayaan itü bersifat kebendaan

3. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses usaha manusia untuk meredakan


pertentangan dan mencapai kestabilan. Akomodasi di dalam masyarakat diharapkan
dapat menyelesaikan pertentangan atau konflik tanpa menghancurkan pihak lawan.
Akomodasi akan meredakan konflik dan menjadikan interaksi yang bersifat lebih
damai. Akomodasi dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia diharapkan
dapat membentuk sebuah masyarakat yang damai tanpa hadirnya perpecahan. Adanya
akomodasi membuat berbagai kelompok sosial dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok sosial lain sehingga diharapkan terbentuk integrasi sosial.

F. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Integrasi sosial sebagai sebuah proses sosial dapat dicapai karena adanya berbagai
faktor internal dan eksternal yang mendorong proses tersebut. Dalam proses asimilasi,
integrasi sosial dapat dicapai karena adanya faktor-faktor berikut.

1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda.


Toleransi yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan
yang berbeda tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di arıtara mereka.

2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat


dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Hal itü dapat mempercepat proses
integrasi sosial. Dalam sistem ekonomi yang demikian, setiap individü mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan
jasa-jasanya.

3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya. Jika tiap pihak mengakui
kelemahan dan kelebihan kebudayaan masing-masing, tiap anggota masyarakat
pendukung suatu kebudayaan akan mudah bersatu.

7
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. Hal itü dapat
diwujudkan jika penguasa memberikan kesempatan yang sama kepada golongan
minoritas untuk memperoleh hak-hak yang sama dengan golongan mayoritas.

5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan. Pengetahuan tentang persamaan-


persamaan unsur kebudayaan yang berlainan akan mendekatkan tiap anggota
masyarakat. Hal itü akan menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin
ada di antara pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.

6. Perkawinan campuran (amalgamation). Perkawinan campur antara dua pendukung


kebudayaan yang berbeda dapat mendorong terciptanya integrasi sosial. Dalam sistem
sosial masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa perkawinan merupakan
penyatuan dua keluarga, integrasi sosial sangat mungkin terjadi.

7. Adanya musuh bersama dari luan Adanya musuh bersama dari luar cenderung
memperkuat kesatuan masyarakat atau kelompok yang mengalami ancaman musuh
tersebut. Dalam keadaan demikian, berbagai kelompok yang berbeda dalam
masyarakat tersebut akan melepaskan atribut perbedaannya dan bersama-sama
menghadapi musuh mereka.

G. Faktor Penghambat Integrasi Sosial

1. Tingginya heterogentias masyarakat/kelompok

2. Bentuk wilayah kelompok/negara yang luas seperti kepulauan, yang menyebabkan


beberapa wilayah/kebudayaan tertentu menjadi terisolasi

3. Ancaman dari dalam dan luar wilayah

4. Pembangunan yang tidak merata

5. Perasaan in-group yang berlebihan, yang kemudian dapat menimbulkan etnosentrisme


berlebih

H. Pengertian Reintegrasi Sosial

8
Secara umum reintegrasi sosial adalah upaya untuk mengembalikan dan
membangun kembali persatuan, kepercayaan, modal sosial, dan juga kohesi sosial setelah
terjadinya suatu perpecahan atau konflik dalam masyarakat. Reintegrasi ini digunakan
sebagai sarana untuk mengendalikan konflik terutama bagi masyarakat yang rentan
mengalami konflik.

I. Faktor Pendorong Reintegrasi Sosial

Konflik dan kekerasan yang terulang dan kondisi masyarakat yang terpecah belah
mendorong permintaan permintaan dari berbagai pihak untuk menciptakan reintegrasi.
Permintaan tersebut datang dari dalam dan dari luar masyarakat. Beberapa faktor
pendorong kejadian reintegrasi dalam masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Konflik dan kekerasan terjadi kembali dalam masyarakat.

2. Ada permintaan untuk membangun kembali hubungan antarmasyarakat yang tercerai-


berai (muncuk kesadaran kolektif dari berbagai pihak)

3. Penciptaan kembali kondisi aman, tenteram, dan harmonis seperti sediakala. (Sosusia,
2012: 98-104)

J. Upaya Reintegrasi Sosial

1. Membangun kepercayaan (trust building) antarpihak yang telibat konflik

2. Penguatan identitas bersama. Setiap pelaku konflik pasti memiliki identitas, seperti
latar belakang, keturunan, daerah asal, agama, dan budaya. Kesamaan identitas
digunakan sebagai perekat hubungan antara pihak atau pelaku yang sedang berkonflik

3. Penguatan melalui kegiatan bersama. Masyarakat menciptakan kegiatan yang dapat


diikuti dan dilaksanakan secara bersama. Seperti gotong royong dan kerja bakti.

4. Pembuatan kebijakan pemerintah yang proreintegrasi. Pemerintah membuat kebijakan


yang mendorong proses Integrasi sosial (Tontji, 2011: 253-258).

K. Pihak yang Terlibat dalam Proses Reintegrasi Sosial

9
1. Badan Khusus Reintegrasi

Badan khusus reintegrasi merupakan badan yang dibentuk guna mendukung upaya
reintegrasi dalam proses perdamaian. Organisasi ini biasanya dibentuk oleh
pemerintah. Biasanya dalam satu masalah ada satu badan reintegrasi, jadi ketika ada
masalah baru lagi pemerintah akan membuat badan reintegrasi baru lagi.

2. NGO Luar Negeri

Kasus konflik dan kekerasan yang sudah menjadi sorotan dunia mendorong LSM luar
negeri ikut membantu proses penyelesaiannya. LSM tersebut biasanya memiliki
konsentrasi terhadap kasus konflik. Seperti contoh Henry Dunant Center (HDC) dan
Crisis Management Initiative (CMI) merupakan beberapa LSM internasional pernah
menjadi mediator atau fasilitator dalam penanganan kasus konflik di Aceh.

3. Organisasi Internasional

Organisasi internasional utama yang sering melibatkan PBB. PBB membantu


pemerintah negara yang menangani masalah masalah konflik seperti mendatangkan
pasukan perdamaian disuatu tempat konflik.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa integrasi adalah


pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur
sehingga menjadi seperti satu. Sedangkan reintegrasi sosial adalah upaya untuk
mengembalikan dan membangun kembali persatuan, kepercayaan, modal sosial, dan juga
kohesi sosial setelah terjadinya suatu perpecahan atau konflik dalam masyarakat.
Reintegrasi ini digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan konflik terutama bagi
masyarakat yang rentan mengalami konflik.

B. Saran

Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan,
baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fahdisjro.com/2018/03/pengertian-syarat-faktor-bentuk-proses-terjadinya-integrasi-
sosial.html?m=1

https://sociolovely.wordpress.com/tag/faktor-penghambat-integrasi-sosial/

https://lancangkuning.com/post/13597/pengertian-reintegrasi-sosial-di-masyarakat.html

https://smartsosiologi.com/reintegrasi-sosial/

http://blog.unnes.ac.id/prestia/2015/12/17/materi-sosiologi-kelas-xi-integrasi-dan-reintegrasi-
sosial/

iv

Anda mungkin juga menyukai