Disusun Oleh
Kelompok 2:
1. Maysa Dinda Dwi Marda 2210070170063
2. Salwa Salsabilla 2210070170068
3. Dhea Muthia Anisa 2210070170073
4. Meilani Hairunnisa 2210070170078
5. Dinda Lestari 2210070170083
6. Gebby Nadifa Shelsy 2210070170088
7. Ikhwan Syahrozi 2210070170093
8. Nizar Fahrozy 2210070170098
9. Muhammad Alifgra 2210070170103
10. Suci yuliandari 2210070170108
11. Retno Hadi Utami 2210070170113
12. Putri Kesuma Tarigan 2210070170118
Puji syukur kepada Allah SWT Karena berkat dan rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul”Konsep Kelompok Sosial
Masyarakat”. Di harapkan dengan adanya makalah ini bisa membantu para
pembaca dalam mempelajari dan mendalami pengetahuan tentang “INTERAKSI
SOSIAL MASYARAKAT”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. .
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita.
Aamiin yaa robbal ‘alamin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................iii
B. Rumusan Masalah .....................................................................iii
C. Tujuan ........................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial........................................................1
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial ......................................2
C. Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial ......................................4
D. Macam – Macam kelompok Sosial..............................................6
E. Kelompok sosial yang Tidak Teratur.........................................10
F. Ketepatan Masyarakat Setempat………………………………11
G. Hubungan Antar Kelompok.......................................................11
H. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial…………………….13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
iii
1.3 TUJUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
a. Anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia adalah bagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b. Terdapat hubungan timbal balik antar anggota.
c. Mempunyai struktur sosial sehingga kelangsungan hidup
kelompok tergantung kepada kesungguhan anggotanya
d. dalam menjalan peran mereka.
e. Memiliki norma dan aturan yang mengatur hubungan antar
f. anggota.
g. Merupakan satu kesatuan yang nyata sehingga dapat dibedakan
dengan kelompok lainnya.
Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama
dan “tango” yang artinya menyentuh. Secara harfiah kontak sosial dapat
diartikan “sama – sama menyentuh. Arti kata kontak dalam ilmu sosial
tidaklah harus dengan sentuhan atau koneksi fisik. Kontak sosial
merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan kesadaran untuk saling
berhubungan dari satu pihak dengan pihak lainnya. Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya.
Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal
(berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua
2
belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara
tertentu. Kontak sosial dan komunikasi merupakan dua hal yang akan
mengawali terbentuknya sebuah kelompok sosial. Melalui kontak dan
komunikasi tersebut maka seseoang akan menemukan dasar- dasar untuk
membentuk suatu kelompok.
3
organisasi. Dengan adanya struktur organisasi ini setiap anggota yang
berada pada kelompok tersebut memiliki peranan dan fungsi masing-
masing.
7. Kontak sosial
Kontak sosial menjadi syarat utama terjadinya interaksi sosial. Kontak
sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara beberapa orang yang
4
dilakukan lewat komunikasi berdasarkan maksud dan tujuan masing-
masing dalam kehidupan bermasyarakat.
8. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai interaksi antara seseorang dengan
orang lain. Dengan adanya komunikasi, kita dapat menyampaikan pesan
atau konsep yang kita miliki terhadap orang lain.
Sama halnya dengan perilaku sosial secara umum, perilaku sebuah kelompok
sangat dipengaruhi oleh nilai, norma dan peraturan yang berlaku dalam kelompok
tersebut. Kegiatan dalam kelompok tidak berlangsung secara acak dan bebas,
melainkan harus sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Nilai dan norma ini
muncul dari proses interaksi di antara anggota kelompok. Penilaian tersebut
muncul dengan menilai kepantasan dan ketidakpantasan suatu perilaku yang
berlangsung di dalam kelompok yang bersangkutan.
5
D. Macam-Macam Kelompok Sosial
6
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang
terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya.
Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik,
seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut.
1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu
yang sama, misalnya kelompok umur.
2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri- ciri
yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam
Indonesia).
3. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
4. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu
tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang
sama. Misalnya, orang yang sedang
menonton sepak bola.
5. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu,
misalnya perusahaan.
6. In-Group dan Out-Group
Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk
dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku,
almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran
dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In
group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain
dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan,
agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar
(out group) karena aku berada di luarnya.
In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat,
walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada
masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya
akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan
7
kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang
yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka
lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat
menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan
bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang
sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan
hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga
merekapun bereaksi.
Pada masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok
sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan kelompok
luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai
kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka
pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya.
7. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder
(Secondary Group)
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-
kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara
anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi.
Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi
adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-
kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga.
Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat
informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup
berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di dalam kelompok
primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial
cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu
sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-
harapan, dan kecemasan-kecemasan, berbagi pengalaman,
mempergunjingkan gosip, dan saling memenuhi kebutuhan akan
keakraban sebuah persahabatan. Di sisi lain, kelompok sekunder
adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang,
8
antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam
kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan
segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian).
Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi,
tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu
peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan
yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi
satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan,
untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk
keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif,
sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum
namun dengan arah interaksi terkecil.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:
• Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
• Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi
perilaku anggota yang lain.
• Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa
minggu,
bulan dan tahun).
• Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.
• Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur
sehingga mereka memiliki set peran.
• Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.
9
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan
oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku
para anggotanya.
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling
hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong
1. Seperasaan
Unsur perasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan
dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam
10
2. Sepenanggunan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan
masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok.
3. Saling memerlukan
Individu yang bergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya
tergantung pada komunitas yang meliputi kebutuhan fisik maupun
biologis.
Untuk mengklasifikasikan masyarakat setempat, dapat digunakan empat
kriteria yang saling berhubungan, yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk
3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat
4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan
11
kelompok, keanggotaan berdasarkan kategori (jenis kelamin, usia, status sosial,
profesi), dan mempunyai tujuan bersama. Lebih lanjut terdapat fenomena antara
psikologis dan sosial, dalam penelitian akan hubungan antarkelompok, seperti
dinamika kelompok, motif dasar kelompok, identitas sosial, dan prasangka yang
termasuk dalam kajian psikologi sosial.
12
kelas dalam kelompok belajarnya, pemalu dalam mengutarakan pendapatnya,
tampil ke depan umum atau kelas karena takut salah dan dicemoohkan oleh
teman-temannya, siswa tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman materi belajar, masih ada sebagian siswa yang suka
menyendiri dengan tidak mau bergabung bermain dengan teman sebayanya dan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pergaulannya di kelas.
13
ditemukan bahwa terdapat siswa yang tidak dapat bekerja sama dalam kegiatan
sekolah dengan teman sebayanya dengan baik,sebagian siswa tidak diterima di
kelas dalam kelompok belajarnya, pemalu dalam mengutarakan pendapatnya,
tampil ke depan umum atau kelas karena takut salah dan dicemoohkan oleh
teman-temannya, siswa tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman materi belajar, masih ada sebagian siswa yang suka
menyendiri dengan tidak mau bergabung bermain dengan teman sebayanya dan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pergaulannya di kelas.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seperti telah disebutkan bahwa pembahasan makalah ini bertujuan untuk
membantu masyarakat supaya lebih memahami arti kelompok sosial secara
utuh atau tidak secara parsial. Pembahasan pada makalah, salah satunya
menerangkan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong. Dari arti ini saja jelas bahwa manusia akan memerlukan
bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan sosial. Kasus yang kami ambil
sebagai latar belakang pembuatan makalah ini merupakan satu bentuk tolong
menolong terhadap anggota kelompoknya yang teraniaya, namun cenderung
menyalahi norma dan tentunya tidak dibenarkan dalam agama. Tindakan
destruktif tidak akan menyelesaikan suatu masalah, malah akan
menumbuhkan dendam yang berkepanjangan. Dari sinilah patut dipahami
bahwa adanya rasa sepenanggungan sesama anggota kelompok patut
diimbangi dengan keterbukaan terhadap kelompok lain agar nantinya kita
tidak akan bersifat terlalu fanatik pada kelompok sosial sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/126179-ID-latar-belakang-
pembentukan-kelompok-sosi.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf
Saidang, S., & Suparman, S. (2019). Pola pembentukan solidaritas sosial dalam
kelompok sosial antara pelajar. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 122-126.
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=
%2F89249%2Fmod_resource%2Fcontent%2F1%2FMODUL%207.pdf
Maryam, Effy Wardati (2019). Buku Ajar Psikologi Sosial Penerapan Dalam
Permasalahan Sosial. Sidoarjo: UMSIDA Press.
16
17