Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT


Dosen Pengampu :
Ns.Yenni Elfira, M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 2:
1. Maysa Dinda Dwi Marda 2210070170063
2. Salwa Salsabilla 2210070170068
3. Dhea Muthia Anisa 2210070170073
4. Meilani Hairunnisa 2210070170078
5. Dinda Lestari 2210070170083
6. Gebby Nadifa Shelsy 2210070170088
7. Ikhwan Syahrozi 2210070170093
8. Nizar Fahrozy 2210070170098
9. Muhammad Alifgra 2210070170103
10. Suci yuliandari 2210070170108
11. Retno Hadi Utami 2210070170113
12. Putri Kesuma Tarigan 2210070170118

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Karena berkat dan rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul”Konsep Kelompok Sosial
Masyarakat”. Di harapkan dengan adanya makalah ini bisa membantu para
pembaca dalam mempelajari dan mendalami pengetahuan tentang “INTERAKSI
SOSIAL MASYARAKAT”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. .

Kami berharap mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat


menambah wawasan para pembaca.Kami sadari dalam pembuatan makalah masih
terdapat kekurangan di sana-sini,oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan dari pembaca. Agar kedepannya bisa menjadi penyempurnaan bagi kami
untuk lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita.
Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Padang, 13 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................iii
B. Rumusan Masalah .....................................................................iii
C. Tujuan ........................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial........................................................1
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial ......................................2
C. Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial ......................................4
D. Macam – Macam kelompok Sosial..............................................6
E. Kelompok sosial yang Tidak Teratur.........................................10
F. Ketepatan Masyarakat Setempat………………………………11
G. Hubungan Antar Kelompok.......................................................11
H. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial…………………….13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok
sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan
bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi
satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk
meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah
kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang
memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi
terkecil.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa pengertian kelompok social ?


1.2.2 Bagaimana proses terbentuknya kelompok social ?
1.2.3 Apa saja syarat terbentuknya kelompok social ?
1.2.4 Apa saja macam-macam kelompok social ?
1.2.5 Apa pengertian kelompok social yang tidak teratur ?
1.2.6 Apa pengertian masyarakat setempat ?
1.2.7 Jelaskan apa hubungan antar kelompok ?
1.2.8 Apa saja masalah perkembangan kelompok social ?

iii
1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengetahui pengertian kelompok social


1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya kelompok social
1.3.3 Mengetahui syarat terbentuknya kelompok social
1.3.4 Mengetahui macam-macam kelompok social
1.3.5 Mengetahui kelompok social yang tidak teratur
1.3.6 Mengetahui pengertian masyarakat setempat
1.3.7 Mengetahui hubungan antar kelompok
1.3.8 Mengetahui masalah perkembangan kelompok social

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang saling


berinteraksi dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dalam
suatu kelompok. Kelompok sosial terbentuk karena tumbuhnya perasaan
bersama akibat interaksi yang sering terjadi diantara mereka. Kelompok
sosial di dalam kehidupan bermasyarakat sangat banyak jumlahnya, dasar
pembentukan kelompok tersebut pun berbeda – beda. Sejak dilahirkan
manusia telah memiliki dua hasrat pokok dalam dirinya, yaitu keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu
dengan suasana alam disekitarnya. Pembentukan kelompok sosial
merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya
tersebut.

Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena


adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia
membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui
komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis
secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia
terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu: hasrat untuk bersatu dengan
manusia lain di sekitarnya dan hasrat untuk bersatu dengan situasi alam
sekitarnya.

CIRI–CIRI KELOMPOK SOSIAL

Memiliki motif yang sama antara satu individu dengan individu


lainnya sehingga kerjasama dan interaksi untuk mencapai tujuan yang
sama lebih mudah terjadi.

1
a. Anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia adalah bagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b. Terdapat hubungan timbal balik antar anggota.
c. Mempunyai struktur sosial sehingga kelangsungan hidup
kelompok tergantung kepada kesungguhan anggotanya
d. dalam menjalan peran mereka.
e. Memiliki norma dan aturan yang mengatur hubungan antar
f. anggota.
g. Merupakan satu kesatuan yang nyata sehingga dapat dibedakan
dengan kelompok lainnya.

B. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Terbentuknya suatu kelompok sosial dipicu oleh naluri manusia


yang tidak bisa hidup bersama dan ingin menyatu dengan manusia lain
disekitarnya. Oleh karena itu bergabungnya seseorang dengan sebuah
kelompok biasanya merupakan sesuatu yang murni muncul dari
keinginannya sendiri. Dua faktor utama yang membuat seseorang
bergabung dalam suatu kelompok adalah kedekatan dan kesamaan.
Pembentukan suatu kelompok akan diawali dengan adanya kontak sosial
dan komunikasi sosial yang akan menghasilkan proses sosial dalam
interaksi sosial.

Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama
dan “tango” yang artinya menyentuh. Secara harfiah kontak sosial dapat
diartikan “sama – sama menyentuh. Arti kata kontak dalam ilmu sosial
tidaklah harus dengan sentuhan atau koneksi fisik. Kontak sosial
merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan kesadaran untuk saling
berhubungan dari satu pihak dengan pihak lainnya. Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya.
Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal
(berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua

2
belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara
tertentu. Kontak sosial dan komunikasi merupakan dua hal yang akan
mengawali terbentuknya sebuah kelompok sosial. Melalui kontak dan
komunikasi tersebut maka seseoang akan menemukan dasar- dasar untuk
membentuk suatu kelompok.

Proses terbentuknya kelompok sosial dapat terjadi karena


dipengaruhi oleh dua faktor diantaranya kedekatan dan adanya kesamaan.

1. Kedekatan, kedekatan yang dimaksudkan disini adalah kedekatan


dalam hal geografis. Seperti dapat dicontohkan pada kasus seorang anak
kuliah yang merantau ke daerah lain. Disana ia bertemu dengan anak-anak
yang berasal dari daerah yang sama dalam satu kampusnya. Secara tidak
sengaja mereka menjadi dekat dan akrab. Dari contoh kasus ini dapat
disimpulkan bahwa semakin dekat jarak interaksi seseorang maka dapat
memungkinkan terbentuknya suatu kelompok sosial.

2. Kesamaan, selain kedekatan secara geografis tadi. Terdapat faktor


lain yang mempengaruhi terbentuknya kelompok sosial yaitu adanya
kesamaan. Kesamaan yang dimaksud disini seperti kesamaan nasib,
kesamaan latar belakang, atau pun kesamaan kepentingan. Seperti contoh
ibu-ibu rumah tangga di suatu komplek perumahan yang sama-sama
menginginkan adanya penghasilan tambahan. Karena adanya keinginan
tersebut mereka membuat suatu UKM dibidang makanan yaitu pengolahan
sayur dan makanan agar digemari oleh anak-anak.

Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang terbentuk karena


adanya kesadaran beberapa orang untuk hidup bersama. Seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kelompok sosial adalah adanya kedekatan geografis dan kesamaan baik itu
kesamaan latar belakang, kesamaan nasib, ataupun kesamaan kepentingan.
Tidak hanya itu suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok sosial
apabila memiliki ciri yang paling utama berikut yaitu memiliki struktur

3
organisasi. Dengan adanya struktur organisasi ini setiap anggota yang
berada pada kelompok tersebut memiliki peranan dan fungsi masing-
masing.

C. SYARAT TERBENTUKNYA KELOMPOK SOSIAL

Setiap anggota memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan


bagian dari kelompok yang bersangkutan.

1. Ada kesamaan faktor yang dimiliki oleh anggota kelompok tersebut


sehingga hubungan mereka bertambah eratm beberapa kesamaan tersebut
antara lain adalah : Persamaan Nasib, Persamaan Kepentingan, Persamaan
Tujuan, Persamaan Ideologi, Persamaan Fisik, atau Persamaan lainnya
2. Kelompok sosial memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku tertentu
3. Kelompok sosial ini bersistem dan berproses
4. . Terdapat setidaknya 2 orang
Interaksi sosial membutuhkan setidaknya 2 orang. Dengan adanya
minimal 2 orang yang saling berinteraksi, maka akan muncul juga kontak
sosial dan psikologi.
5. Adanya tujuan bersama
Tujuan bersama dalam suatu interaksi sosial memegang peranan yang
penting. Hal ini karena tujuang bersama akan menjadikan interaksi efektif.

6. Adanya kesamaan konsep


Untuk menciptakan suatu interaksi sosial, butuh kesamaan konsep antara
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dengan berinteraksi dengan orang
yang memiliki konsep yang sama dengan kita, komunikasi bisa berjalan
dengan lancar dan membuahkan manfaat bagi semua pihak.

7. Kontak sosial
Kontak sosial menjadi syarat utama terjadinya interaksi sosial. Kontak
sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara beberapa orang yang

4
dilakukan lewat komunikasi berdasarkan maksud dan tujuan masing-
masing dalam kehidupan bermasyarakat.

8. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai interaksi antara seseorang dengan
orang lain. Dengan adanya komunikasi, kita dapat menyampaikan pesan
atau konsep yang kita miliki terhadap orang lain.

NILAI DAN NORMA DALAM KELOMPOK SOSIAL

Sama halnya dengan perilaku sosial secara umum, perilaku sebuah kelompok
sangat dipengaruhi oleh nilai, norma dan peraturan yang berlaku dalam kelompok
tersebut. Kegiatan dalam kelompok tidak berlangsung secara acak dan bebas,
melainkan harus sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Nilai dan norma ini
muncul dari proses interaksi di antara anggota kelompok. Penilaian tersebut
muncul dengan menilai kepantasan dan ketidakpantasan suatu perilaku yang
berlangsung di dalam kelompok yang bersangkutan.

5
D. Macam-Macam Kelompok Sosial

Menurut Soerjono Soekanto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,


yaitu:

a. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok


Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok
akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok
tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai
perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad
dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan
kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah
anggota kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda.
b. Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok
sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga,
masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling
mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini berbeda dengan
kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana
anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan erat.
c. Berdasarkan kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu
kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-
kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association) adalah sebuah
kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu.
d. Berdasarkan kelangsungan kepentingan
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan
misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar
karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah
asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
e. Berdasarkan derajat organisasi

6
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang
terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya.
Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik,
seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut.
1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu
yang sama, misalnya kelompok umur.
2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri- ciri
yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam
Indonesia).
3. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
4. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu
tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang
sama. Misalnya, orang yang sedang
menonton sepak bola.
5. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu,
misalnya perusahaan.
6. In-Group dan Out-Group
Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk
dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku,
almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran
dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In
group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain
dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan,
agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar
(out group) karena aku berada di luarnya.
In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat,
walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada
masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya
akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan

7
kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang
yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka
lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat
menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan
bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang
sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan
hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga
merekapun bereaksi.
Pada masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok
sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan kelompok
luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai
kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka
pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya.
7. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder
(Secondary Group)
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-
kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara
anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi.
Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi
adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-
kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga.
Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat
informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup
berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di dalam kelompok
primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial
cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu
sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-
harapan, dan kecemasan-kecemasan, berbagi pengalaman,
mempergunjingkan gosip, dan saling memenuhi kebutuhan akan
keakraban sebuah persahabatan. Di sisi lain, kelompok sekunder
adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang,

8
antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam
kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan
segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian).
Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi,
tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu
peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan
yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi
satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan,
untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk
keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif,
sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum
namun dengan arah interaksi terkecil.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:
• Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
• Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi
perilaku anggota yang lain.
• Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa
minggu,
bulan dan tahun).
• Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.
• Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur
sehingga mereka memiliki set peran.
• Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.

9
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan
oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku
para anggotanya.
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling
hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong

F. Masyarakat Setempat (Community)


Masyarakat setempat adalah suatu masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas
tertentu. Faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar di antara anggota dibandingkan dengan interaksi penduduk di luar
batas wilayahnya.
Secara garis besar masyarakat setempat berfungsi sebagai ukuran untuk
menggaris bawahi kedekatan hubungan antara hubungan sosial dengan
suatu wilayah geografis tertentu. Akan tetapi, tempat tinggal tertentu
saja belum cukup untuk membentuk suatu masyarakat setempat. Hal ini
masih dibutuhkan adanya perasaan komunitas (community sentiment).
Beberapa unsur komunitas adalah:

1. Seperasaan
Unsur perasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan
dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam

kelompok tersebut. Akibatnya, mereka dapat menyebutnya sebagai


“kelompok kami” atau “perasaan kami”.

10
2. Sepenanggunan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan
masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok.
3. Saling memerlukan
Individu yang bergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya
tergantung pada komunitas yang meliputi kebutuhan fisik maupun
biologis.
Untuk mengklasifikasikan masyarakat setempat, dapat digunakan empat
kriteria yang saling berhubungan, yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk
3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat
4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan

G. Hubungan Antar Kelompok


Hubungan antarkelompok adalah hubungan sosial yang dijalin
antara dua atau lebih kelompok masyarakat dengan ciri-ciri khusus yang
menyertai kelompok.[1] Hubungan antarkelompok terbentuk melalui
jalinan sosial yang telah dilakukan sebelumnya, seperti perilaku, sikap,
dan gerakan sosial.

Menurut Muzafer Sherif, hubungan antarkelompok terjadi apabila antara dua


atau lebih kelompok saling berinteraksi dan anggota kelompok menunjukkan ciri
kelompoknya dengan penghayatan kepada kelompok lain.[1]

Suatu kelompok terdiri dari kumpulan individu yang memiliki karakteristik,


yakni terjadi interaksi yang dekat dan intensif antarindividu yang terlibat dalam

11
kelompok, keanggotaan berdasarkan kategori (jenis kelamin, usia, status sosial,
profesi), dan mempunyai tujuan bersama. Lebih lanjut terdapat fenomena antara
psikologis dan sosial, dalam penelitian akan hubungan antarkelompok, seperti
dinamika kelompok, motif dasar kelompok, identitas sosial, dan prasangka yang
termasuk dalam kajian psikologi sosial.

Salah satu permasalahan yang terjadi pada siswa di sekolah adalah


permasalahan interaksi sosial dengan teman sebaya. Teman sebaya adalah
individu dan tingkat kematangan dan umurnya kurang lebih sama (Jhown. W.
Santrock, 2003: 232). Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar
keterampilan sosial, mengembangkan minat yang sama, dan saling membantu
dalam mengatasi kesulitan untuk mencapai kemandirian (Elida Prayitno, 2006:
94).

Disamping itu, Elizabeth B. Hurlock (1980: 215) mengungkapkan bahwa


remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama,
yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia
dapat mempercayakan masalah- masalah dan membahas hal-hal yang tidak
dapat dibicarakan dengan orangtua maupun guru.

Berdasarkan pendapat diatas maka seharusnya tingkah laku dalam menjalin


interaksi sosial yang ditampilkan oleh siswa disekolah terhadap teman sebaya
harusnya baik, seperti saling bekerja sama, saling menghargai, saling membantu,
dan saling menghormati. Namun pada kenyataannya di tempat peneliti
melakukan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK), tepatnya di SMP N 21 Padang
ditemukan bahwa terdapat siswa yang tidak dapat bekerja sama dalam kegiatan
sekolah dengan teman sebayanya dengan baik,sebagian siswa tidak diterima di

12
kelas dalam kelompok belajarnya, pemalu dalam mengutarakan pendapatnya,
tampil ke depan umum atau kelas karena takut salah dan dicemoohkan oleh
teman-temannya, siswa tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman materi belajar, masih ada sebagian siswa yang suka
menyendiri dengan tidak mau bergabung bermain dengan teman sebayanya dan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pergaulannya di kelas.

H.Masalah Perkembangan Kelompok Sosial

Salah satu permasalahan yang terjadi pada siswa di sekolah adalah


permasalahan interaksi sosial dengan teman sebaya. Teman sebaya adalah
individu dan tingkat kematangan dan umurnya kurang lebih sama (Jhown. W.
Santrock, 2003: 232). Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar
keterampilan sosial, mengembangkan minat yang sama, dan saling membantu
dalam mengatasi kesulitan untuk mencapai kemandirian (Elida Prayitno, 2006:
94).

Disamping itu, Elizabeth B. Hurlock (1980: 215) mengungkapkan bahwa


remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama,
yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia
dapat mempercayakan masalah- masalah dan membahas hal-hal yang tidak
dapat dibicarakan dengan orangtua maupun guru.

Berdasarkan pendapat diatas maka seharusnya tingkah laku dalam menjalin


interaksi sosial yang ditampilkan oleh siswa disekolah terhadap teman sebaya
harusnya baik, seperti saling bekerja sama, saling menghargai, saling membantu,
dan saling menghormati. Namun pada kenyataannya di tempat peneliti
melakukan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK), tepatnya di SMP N 21 Padang

13
ditemukan bahwa terdapat siswa yang tidak dapat bekerja sama dalam kegiatan
sekolah dengan teman sebayanya dengan baik,sebagian siswa tidak diterima di
kelas dalam kelompok belajarnya, pemalu dalam mengutarakan pendapatnya,
tampil ke depan umum atau kelas karena takut salah dan dicemoohkan oleh
teman-temannya, siswa tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman materi belajar, masih ada sebagian siswa yang suka
menyendiri dengan tidak mau bergabung bermain dengan teman sebayanya dan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pergaulannya di kelas.

Contoh – Contoh Interaksi Sosial dalam Kepenataan Anestesi


a. Penata anestesi membantu dokter anestesi dalam penyiapan alat
sebelum operasi
b. perawat membantu merawat pasien yg sakit

c. perawat memberikan penyuluhan utk mengingatkan kepada


masyarakat utk selalu menjaga kebersihan dan menjaga pola
hidup yg sehat

d. masyarakat mematuhi anjuran tenaga kesehatan guna mambantu


dokter agar berkurangnya pasien yg sakit
e. Dokter sedang menjelaskan kondisi pasien.
f. Dokter melakukan kontak dan komunikasi seperti berbicara, dan
memeriksa pasien.
g. Membantu pasien untuk melakukan oksigenisasi PRA Anestesi
h. Melakukan evaluasi pasca pemberian obat anestesi
i. Melakukan pendokumentasian sebelum masuk ke ruang operasi
j. Melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan
anestesi yang akan dilakukan (jika pasien sadar)

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seperti telah disebutkan bahwa pembahasan makalah ini bertujuan untuk
membantu masyarakat supaya lebih memahami arti kelompok sosial secara
utuh atau tidak secara parsial. Pembahasan pada makalah, salah satunya
menerangkan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong. Dari arti ini saja jelas bahwa manusia akan memerlukan
bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan sosial. Kasus yang kami ambil
sebagai latar belakang pembuatan makalah ini merupakan satu bentuk tolong
menolong terhadap anggota kelompoknya yang teraniaya, namun cenderung
menyalahi norma dan tentunya tidak dibenarkan dalam agama. Tindakan
destruktif tidak akan menyelesaikan suatu masalah, malah akan
menumbuhkan dendam yang berkepanjangan. Dari sinilah patut dipahami
bahwa adanya rasa sepenanggungan sesama anggota kelompok patut
diimbangi dengan keterbukaan terhadap kelompok lain agar nantinya kita
tidak akan bersifat terlalu fanatik pada kelompok sosial sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/126179-ID-latar-belakang-
pembentukan-kelompok-sosi.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf

Saidang, S., & Suparman, S. (2019). Pola pembentukan solidaritas sosial dalam
kelompok sosial antara pelajar. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 122-126.

https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=
%2F89249%2Fmod_resource%2Fcontent%2F1%2FMODUL%207.pdf

Sartika, W. (2013). Masalah-masalah interaksi sosial siswa dengan teman sebaya


di sekolah (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).

Zeitlin, Irving. 1995. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

dalam jurnal : sosiologi kelompok sosial (Nofia angela, M.pd)

Maryam, Effy Wardati (2019). Buku Ajar Psikologi Sosial Penerapan Dalam
Permasalahan Sosial. Sidoarjo: UMSIDA Press.

16
17

Anda mungkin juga menyukai