Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SOSIOLOGI

Hakikat dan Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

KELAS XI G

1. Aura Hafisya
2. Habibbah Turroikha
3. Marcelino Setiawan
4. Nazhifa Rahmah
5. Novi Julia Anggraini
6. Ira Ayu Nani

SMA NEGERI 7 SAMARINDA

TAHUN AJARAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Sosiologi dengan judul “Hakikat dan Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Sosiologi ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada Ibu Mupida, S. Pd selaku guru mata pelajaran Sosiologi dan teman-
teman yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan semua dan juga dapat menambah wawasan
tentang Hakikat dan Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial.

Samarinda, 21 September 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................0

DAFTAR ISI ................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

2.1 Pengertian Kelompok Sosial .....................................................................................3

2.2 Faktor – Faktor Terbentuknya Kelompok Sosial .......................................................3

2.3 Syarat Terjadinya Kelompok Sosial ..........................................................................5

2.4 Bentuk dan Jenis Kelompok Sosial di Masyarakat ....................................................7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10

3.2 Saran ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

II
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat atau kebutuhan pokok bagi
kehidupannya, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya. Ini
artinya kehidupan manusia itu tidak bisa berjalan seorang diri.
Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi factor
pendorongtimbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial. Setiap
masyarakatmanusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan
dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula
perubahan-perubahanyang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yanglambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapatditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti
susunan dan kehidupan suatu masyarakat padasuatu waktu dan membandingkannya
dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut padawaktu yang lampau.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,norma-norma
sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan kelembagaan masyarakat,kekuasaan dan
wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kelompok sosial ?

2. Apa faktor – faktor terbentuknya kelompok sosial?


3. Apa syarat terjadinya kelompok sosial?

4. Apa bentuk dan jenis kelompok sosial?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari kelompok sosial.


2. Untuk mengetahui faktor faktor terbentuknya kelompok sosial.
3. Untuk mengetahui syarat terjadinya dari kelompok sosial.
4. Untuk mengetahui bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok Sosial
Mengacu pada pendapat Robert K. Merthon, kelompok sosial merupakan
sekumpulan orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur. Struktur yang
dimaksudkan di sini adalah kumpulan aturan, nilai dan norma yang digunakan sebagai
pedoman dalam berperilaku. Lebih lanjut, Robert K Merton menyebutkan tiga kriteria
suatu kelompok, yaitu memiliki pola interaksi, pihak yang berinteraksi mendefinisikan
dirinya sebagai anggota kelompok, dan pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang
lain sebagai anggota kelompok.

Selain Robert K. Merthon, ada juga beberapa sosiolog yang memberikan


pandangannya tentang kelompok sosial, di antaranya: Soerjono Soekanto
mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik
dan saling me- mengaruhi. Menurut kelompok Paul B. Horton, berarti setiap kumpulan
manusia secara fisik (misalnya, sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota).
Sedangkan Mac Iver dan Charles H. Page mengatakan, kelompok sosial merupakan
himpunan atau kesatuan- kesatuan manusia yang hidup bersama.

2.2 Faktor – Faktor Terbentuknya Kelompok Sosial


A. Faktor Kepentingan yang Sama

Orang biasanya membentuk sebuah kelompok sosial karena atas dasar


kepentingan yang sama. Misalnya, kelompok para advokat (pengacara) yang
bergabung dalam PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia). Selain itu ada
beberapa organisasi/perkumpulan profesi seperti PWI dan IDI.

B. Faktor Pertalian Darah atau Keturunan yang Sama

Orang pertama kali membentuk kelompok sosial karena faktor keturunan atau
pertalian darah yang sama. Misalnya, di Indonesia kita mengenal kelompok yang

3
berasal dari keturunan etnis Batak, jawa, Flores, Dayak, Sunda, Ambon, Papua, dan
lain-lain.

C. Faktor Geografis atau wilayah yang Sama

Pembentukan kelompok sosial juga dapat didasarkan pada persamaan kondisi


geografis. Hal ini dikarenakan mudah dalam proses penyesuaian diri. Orang yang
berasal dari daerah yang sama biasanya memiliki kebudayaan, bahasa, cara berpikir,
dan pola kerja yang sama sebagai identitasnya. Contohnya adalah kelompok sosial
yang berasal dari daerah pantai. Mereka membentuk suatu kelompok sosial yang
disebut dengan kelompok nelayan.

4
D. Faktor Daerah Asal

Apabila seorang individu yang tinggal di suatu tempat kemudian bertemu


dengan individu lain dalam jumlah cukup banyak sementara diketahui juga berasal
dari daerah kelahiran yang sama maka sangat mungkin mendorong terbentuknya
kelompok sosial di daerah tersebut.

E. Faktor Kesamaan Nasib

Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok sosial
yang mewadahi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup ataupun kinerja
anggotanya. Contohnya, perkumpulan informal mitra ojek online yang saat ini
sedang marak di berbagai kota. Adanya perkumpulan ini didasari oleh kesamaan
nasib dan profesi para anggotanya sebagai sesama mitra ojek online yang
membutuhkan wadah untuk saling berbagi cerita dan informasi terbaru terkait
penumpang dan kebijakan perusahaan. Kalian tentu pernah mendengar, menjumpai
bahkan mengikuti dan menjadi bagian dari suatu perkumpulan atau kelompok baik
di masyarakat maupun di sekolah. Sekarang, amati lingkungan sekitarmu.

2.3 Syarat Terjadinya Kelompok Sosial


Keterkaitan manusia satu dengan yang lainnya merupakan pemenuhan kebutuhan
yang diwujud kan dengan membentuk kelompok-kelompok sosial atau social-group.
Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama.

5
Diperlukan beberapa syarat tertentu agar suatu kelompok dapat dikatakan sebagai
kelompok sosial yaitu sebagai berikut:

A. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian kelompok yang
bersangkutan.

B. Interaksi hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.

C. Ada faktor yang dimiliki bersama seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.

D. Sebuah kelompok disebut sebagai kelompok sosial apabila memilila sebuah faktor
khusus di dalamnya. Misalnya, ananda memiliki nasib serupa atau kesamaan tujuan
hidup dan cita-cita dengan teman dekat ananda. Kesamaan karakter fisik atau ideologi
politik serta persamaan apapun akan mempererat ikatan antarindividu dalam kelompok
sosial.

E. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. Dalam sebuah kelompok sosial,
terdapat sebuah struktur tersendiri. Hal ini memungkinkan setiap anggota untuk
mendapatkan peranan fungsi, dan bahkan kedudukan hierarki yang jelas.

F. Bersistem dan berproses Karena setiap kelompok sosial memiliki sebuah tujuan yang
sama, akan tercipta norma-norma atau peraturan Terbentuknya norma-norma atau
peraturan yang tegas dalam setiap kelompok sosial bukanlah tanpa tujuan Seluruh
norma atau peraturan tersebut haruslah ditaati oleh setiap individu demi tercapainya
tujuan bersama dan kelompok tersebut serta tujuan pribadi.

6
Selain syarat-syarat di atas, ternyata komunikasi merupakan dasar sekaligus syarat
awal dalam pembentukan sebuah kelompok sosial. Komunikasi tersebut yang
mengandalkan atau mengupayakan bahwa si pengirim pesan dan penerima pesan
memahami isi atau pesan yang disampaikan. Dalam kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga, orang tua dan anak tetap saling berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan
yang lain, Anak akan mencurahkan isi hatinya kepada orang tua. Begitu juga sebaliknya,
orang tua akan menceritakan pengalaman atau pun hal lainnya kepada anak Perilaku ini
dilakukan secara terus-menerus sebagai bekal ketika bertemu dengan orang-orang yang
ada di luar lingkungan keluarganya. Komunikasi juga diperlukan dalam kelompok sosial
yang paling besar, baik dalam lingkup masyarakat, warga desa, atau pun bangsa.

2.4 Bentuk dan Jenis Kelompok Sosial di Masyarakat


Secara umum, bentuk kelompok sosial dibagi menjadi dua yaitu kelompok yang
teratur dan kelompok tidak teratur. Beberapa ahli Sosiologi sudah meng klasifikasikan
beberapa jenis dan bentuk kelompok sosial yang teratur Beberapa tokoh tersebut antara
lain sosiolog asal Prancis, Emile Durkheim, membagi kelompok sostal menjadi dua,
yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik Solidaritas mekanik dicirikan oleh
ikatan solidaritas kolektif yang sangat kuat. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
anggota kelompok tidak harus memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok
dari luar. Solidaritas mekanik biasanya tumbuh subur di masyarakat pedesaan, yang
dicirikan oleh semangat gotong royong yang tinggi.

Berbeda dengan solidaritas mekanik yang menekankan pada semangat kolektif


(kekompakan), solidaritas organik cenderung mengarah kepada masyarakat yang lebih
modern dan ditandai dengan adanya spesialisasi (pembagian kerja). Masyarakatnya
saling membutuhkan dan berhubungan atas dasar pemenuhan kebutuhan masing-masing
saja, bukan atas dasar rasa kebersamaan atau ikatan moral seperti pada solidaritas
mekanik. Contohnya adalah perusahaan yang setiap bagian departemen memiliki tugas
masing-masing.

7
Selain dua kelompok di atas ada juga jenis kelompok lam yang dikemukakan oleh
Ferdinand Tonnies yaitu kelompok Gemeinschaft (paguyuban) dan kelompok
Gesellchaft (patembayan) Kelompok paguyuban dicirikan dengan adanya pola
hubungan antaranggota yang bersifat intim. pribadi, dan tertutup. Keterikatan
antaranggotanya biasanya dibawa sejak lahir. Ada tiga tipe kelompok paguyuban yaitu
gemeinschaft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind Jenis
kelompok ini terdapat di daerah pedesaan.

Berbeda dengan kelompok paguyuban yang cenderung mengarah kepada ikatan


keluarga yang kuat, kelompok patembayan cenderung kepada kelompok sosial yang
sifatnya sementara dan semua. Keterikatan antaranggotanya bersifat sementara dan
memiliki tujuan tertentu. Apabila tujuan tersebut sudah tercapai, maka hubungan
antaranggota kelompok pun akan berhenti.

Sementara itu, Charles H Cooley mengklasifikasikan kelompok sostal menjadi dua


yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer ditandai dengan
hubungan yang akrab dan mesra di antara anggota-anggotanya. Orang-orang dalam
kelompok primer biasanya bersama-sama dalam jangka waktu yang lama. Hubungan
antaranggota bersifat informal, mesra dan akrab. Kalian pasti dapat menebak contoh
dari kelompok primer ini? Ya keluarga, keluarga termasuk kelompok primer yang mana
di dalamnya terdapat hubungan yang mesra dan akrab.

Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang hubungan antaranggotanya


tidak akrab Batas keanggotaan dalam kelompok sekunder tidak terlalu tegas Anggota
kelompok sekunder tidak mempunyai kesetiaan dan perasaan yang kuat karena masing-
masing anggota melihat anggota lam dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang
terbatas. Sebagaimana yang sudah diterangkan di atas bahwa selain kelompok teratur,
ada juga kelompok ndak teratur Ada tida jenis kelompoli tidak teratur, yaitu sebagai
berikut.

A. Kerumunan (Crowd)

Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat temporet, artinya


kerumun- an itu akan tetap ada selama orang-perorangan secara fisik hadir dalam

8
suatu tempat yang sama Apabila orang-orang tersebut bubar maka secara otomatis
kerumunan tidak ada lagi Kerumunan tidak terorganisasi, tidak mempunyai pimpinan
dan tidak ada pembagian kerja maupun pelapisan sosial. Artinya kedudukan tiap
orang dalam suatu kerumunan adalah sama. Identitas pribadi akan tenggelam dengan
sendirinya. Seorang pengacara, guru militer atau mahasiswa, yang sama-sama
menunggu angkutan umum dalam sebuah halte memiliki status dan kedudukan yang
sama. Suatu kerumunan mudah sekali bereaksi karena individu yang berkumpul
mempunyai satu pusat perhatian. Keinginan mereka akan tersalurkan dengan
mengadakan suatu aksi.

B. Massa (Mass)

Pada umumnya massa terbentuk dengan adanya suatu perencanaan dan


memiliki pemimpin yang menggerakkan sehingga proses terjadinya bukan
merupakan sesuatu yang spontan. Contoh dari massa adalah sekumpulan orang-orang
yang digerakkan untuk melakukan suatu demonstrasi terhadap kebijakan yang
diambil oleh pimpinan atau pemerintah.

C. Publik (Public)

Publik merupakan kelompok semu dan proses terjadinya hampir sama dengan
massa Interaksi yang telah terjadi dalam publik dinamakan khalayak umum atau
khalayak ramai. Proses pembentukan publik melalui alat-alat komunikasi seperti
surat kabar, radio, telepon, televisi, dan film. Contoh kumpulan orang orang pelamar
kerja di suatu instansi, dan lain-lain.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat atau kebutuhan pokok bagi
kehidupannya, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya. Ini artinya kehidupan
manusia itu tidak bisa berjalan seorang diri.

Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian ada faktor-faktor tertentu
yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok
sosial tertentu.

3.2 Saran
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah
satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok
sosial. Maka saran dalam tujuan pembuatan makalah ini adalah membantu kita untuk
mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau tujuan dengan cara bekerja sama
atau bersosialisasi dengan masyarakat atau pun teman dan orang-orang sekitar kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aunurahhman 2010, Pendidikan Multikultural: Menuju Harmoni Sosial dan


Pencegahan Konflik. Jurnal Publikasi Ilmiah Pendidikan Umum dan Nilai Vol 2 No. 2 Juli
2010

Fisher, S., dkk. 2001. Mengelola konflik: ketrampilan & strategi untuk bertindak.
Jakarta: The British Council.

Francis, D. 2006. Teori dasar tranformasi konflik sosial. (Terjemahan Hindrik Muncu
dan Yossi Suparyo). Yogyakarta: Quills.

Jamil, M. 2007 Mengelola konflik membangun damai: teori, strategi dan


implementasi resolusi konflik. Semarang Walisongo Mediation Centre (WMC)

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip 2011 Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya Jakarta Kencana Prenada
Media Group

Shadliy, Hasan. 1998. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia Jakarta Bina Aksara.

Soetomo, Drs. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan Jakarta: PT Duma Pustaka jaya

11

Anda mungkin juga menyukai