DISUSUN OLEH :
ANJANI IRAYNI (23250067)
SONIA VANDWY (23250053)
SINTA PERMATA SARI (23250079)
RISE SUSANTI (23250068)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. TUTI ROHANI, S.Sit,M.Kes
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang kelommpok sosial masyarakat.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat terhadap
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Kelompok Sosial....................................................................................5
B. Ciri-ciri Kelompok Sosial........................................................................................5
C. Proses Kelompok Sosial…………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok
dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok
sosial antara individu dengan kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kelompok sosial ?
2. Apa ciri ciri kelompok sosial ?
3. Bagaimana Proses pebentukan kelompok sosial ?
4. Apa saja klasifikasi kelompok sosial?
5. Apa itu dinamika kelompok sosial ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Kelompok sosial
2. Mengetahui apa ciri ciri kelompok sosial
3. Mengetahui bagaimana Proses pebentukan kelompok sosial
4. Mengetahui klasiifikasi kelompok sosial
5. Mengetahui dinamika kelompok sosial
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
c. Ada struktur, norma, dan pola perilaku. Artinya ada pembagian
peran, aturan, dan aktivitas yang dilakukan para anggota.
6
4) Norma sosial yang berlaku adalah hukum, bersifat formal,
restitutif, dan sanksi yang diberikan berupa denda atau penjara.
Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di
masyarakat kota.
2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan
Kelompok sosial ini dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies berdasarkan
kehendak alami dan kehendak rasional.
a. Ciri Kelompok Paguyuban (Gemeinschaft)
1) Hubungan antar anggotanya bersifat intim dan pribadi.
2) Jumlah anggota terbatas alias eksklusif.
3) Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu paguyuban menurut ikatan darah,
paguyuban menurut asal daerah, dan paguyuban menurut
kesamaan pemikiran.
Contoh paguyuban: Keluarga, Ikatan Mahasiswa Bekasi di UGM,
Komunitas Pejuang Kesetaraan Gender.
b. Ciri Kelompok Patembayan (Gesellschaft)
1) Bersifat kontraktual atau sementara.
2) Memiliki tujuan dan perjanjian yang mengikat kelompok.
Contoh patembayan: Kelompok karyawan di suatu pabrik.
7
Kelompok sekunder dikemukakan oleh Elsworth Faris. Jenis kelompok
ini terbentuk karena ikatan formal atau kelembagaan.
a. Tidak semua anggota dalam kelompok saling mengenal.
b. Interaksi yang dibangun tidak terlalu intens.
c. Hubungan yang terjalin didasarkan pada asas manfaat.
Contoh kelompok sekunder: PT Sido Makmur mempunyai 1000
karyawan. Meski bekerja di tempat yang sama dan berorientasi
terhadap uang, karyawan tersebut belum tentu akrab satu sama lain.
8
Contoh Membership Group: Kelompok OSIS, Ekskul, dan
Karang Taruna.
Ciri Reference Group
1) Tidak bergabung menjadi anggota.
2) Menjadikan kelompok lain sebagai acuan untuk bertindak.
Contoh Reference Group: Simpatisan partai politik
1. Kerumunan
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan.
Bersifat spontan, sementara, dan tidak teratur.
9
Ada 3 jenis kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu Kerumunan
Biasa (Casual Crowds), Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial
(Social Structure Crowds), dan Kerumunan Berlawanan Norma
Sosial (Lawless Crowds)
a. Casual Crowds(Kerumunan Biasa)
1) Inconvenient Aggregation atau Kerumunan Kurang
Menyenangkan, adalah kerumunan biasa yang terdiri dari
kumpulan orang dengan tujuan yang sama, namun saling
menghalangi. Contoh: antrean di kasir atau antrean masuk
KRL yang penuh sesak.
2) Panic Crowds atau Kerumunan Panik, adalah kerumunan
biasa yang terdiri dari kumpulan orang yang sibuk
menyelamatkan diri dan bersifat tegang. Contoh: orang-
orang yang berhamburan saat terjadi gempa, kebakaran, dan
lainnya.
3) Spectator Crowds atau Kerumunan Penonton, adalah
kerumunan biasa yang tidak direncanakan, yang menonton
kejadian tertentu. Contoh: orang-orang yang berkumpul
melihat kecelakaan.
b. Social Structured Crowds (Kerumunan Berartikulasi
Struktur Sosial)
1) Formal Audience atau Kelompok Audiens Formal, adalah
kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan
yang sama, namun berkomunikasi secara pasif atau satu
arah. Contoh: pendengar ceramah.
2) Planned Expressive Group atau Kelompol
Ekspresif Direncanakan, adalah kerumunan yang
mempunyai persamaan tujuan, tetapi pusat perhatian dari
masing-masing orang bisa saja berbeda. Contoh: dalam
pesta pernikahan, ada tamu yang sibuk mengobrol, ada yang
berfoto, ada juga yang mengelilingi stand makanan.
10
c. Lawless Crowds (Kerumunan Berlawanan Norma Sosial)
1) Acting Mobs atau Kerumunan Emosional, adalah
kerumunan yang terbentuk karena alasan emosional,
menggunakan kekuatan fisik, dan bertindak kekerasan.
Contoh: tawuran antar pelajar biasanya didasari karena
perasaan tidak suka satu sama lain.
2) Immoral Crowds atau Kerumunan Amoral, adalah
kerumunan yang berisi orang-orang dengan perilaku yang
bertentangan dengan moral, tetapi tidak menggunakan fisik.
Contoh: kelompok pengguna narkoba dan kelompok
penjudi.
2. Massa
Massa adalah kumpulan orang dengan tujuan tertentu yang
berkumpul di suatu tempat dalam jangka waktu sementara.
Massa memiliki ciri-ciri:
a. Anggotanya heteregon, berasal dari latar belakang yang
beragam.
b. Impulsif dan responsif, artinya massa bergerak secara cepat dan
tiba-tiba dalam menghadapi sebuah situasi.
c. Ada pihak yang menggerakan, artinya massa bisa terbentuk
karena ada individu yang memulai dan memimpin.
d. Ada tujuan bersama yang ingin dicapai.
e. Ada waktu dan tempat direncanakan.
Contoh massa: aksi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM,
demonstrasi buruh terhadap pabrik yang melakukan PHK tanpa
pesangon, dan sejenisnya.
3. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak berbentuk kesatuan dan
berinteraksi secara tidak langsung melalui berbagai media
komunikasi. Publik tidak terlihat secara fisik, tidak berada di suatu
tempat, dan serta jumlahnya sangat banyak.
11
Ciri-ciri publik:
a. Interaksinya tidak langsung
b. Mempunyai ketertarikan terhadap isu yang sama
c. Punya tujuan
Contoh: netizen di media sosial yang membicarakan Pemilu
agar lebih mudah menentukan pilihan atau masyarakat
Indonesia yang gencar menyuarakan hashtag #DirumahAja saat
COVID-19 masuk ke negara kita
12
5. Pembentukan Norma dan Nilai
Dalam kelompok, norma, nilai, dan aturan-aturan bersama mulai
muncul. Fungsinya adalah untuk mengatur perilaku anggota dan
membentuk keseragaman dalam kelompok.
6. Keterikatan Emosional
Interaksi yang semakin sering dan mendalam membangun hubungan
emosional antar anggota. Ini dapat menguatkan keterikatan mereka
terhadap kelompok.
7. Pengakuan Identitas Kelompok
Kelompok mulai membedakan diri dari kelompok lain melalui
karakteristik-karakteristik khas seperti nama maupun simbol. Identitas
ini memperkuat perasaan kepemilikan dan kedekatan anggota terhadap
kelompok.
8. Perkembangan dan Penguatan
Kelompok terus berkembang dan menguat melalui interaksi yang
terus-menerus terjadi, pembagian tanggung jawab, serta pencapaian
tujuan bersama.
9. Pertumbuhan atau Perubahan
Kelompok sosial dapat mengalami pertumbuhan jumlah anggota atau
menghadapi perubahan dalam tujuan, norma, atau struktur internal
seiringnya waktu berjalan.
10. Pemeliharaan dan Pelaksanaan Norma
Anggota kelompok terus berinteraksi dan memelihara norma serta nilai
kelompok guna efektivitas.
13
1. Berdasarkan atas cara terbentuknya, seperti kelompok semu dan
kelompok nyata.
2. Berdasarkan kualitas hubungan antar anggotanya, seperti
kelompok primer (hubungan cenderung informal) dan kelompok
sekunder (hubungan cenderung formal).
3. Berdasarkan kekuatan ikatan antar anggotanya, seperti paguyuban
dan patembayan.
4. Berdasarkan pencapaian tujuannya, seperti kelompok formal
(mempunyai aturan sendiri) dan kelompok informal (memiliki tujuan
bersama namun tidak resmi).
14
kelompok, sehingga dengan adanya dinamika sosial keteraturan
sosial dalam masyarakat tidak berjalan dengan semestinya.
2. Menurut Shertzer dan Stone, dinamika kelompok sosial
adalah bentuk tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu tanpa mengetahui maksud utamanya
dalam kebutuhan tersebut, sehingga mengakibatnya keadaan
yang memaksanya untuk menghalalkan segala cara.
3. Menurut Slamet Sentosa, dinamika kelompok sosial adalah
suatu bentuk hubungan yang terjalin antar kelompok sosial
dalam lingkungan masyarakatnya secara teratur dan
berhubungan dengan psikologis yang jelas. Makna dari
hubungan psikologis adalah hubungan yang terjalin antar
kelompok sosial yang dalam, sehingga dapat merasakan
berbagai situasi yang dialami secara bersama-sama.
4. Menurut Floyd D.Ruch, dinamika kelompok sosial adalah
bentuk analisis tentang hubungan-hubungan atau relasi yang
terjadi dalam kelompok sosial terkait dengan tindakan atau pola
perilaku setiap individu dalam sebuah situasi sosial tertentu.
5. Menurut Sprott, dinamika kelompok sosial adalah bentuk
analisis mengenai hubungan relasi yang terjadi antara anggota-
anggota kelompok sosial tertentu dalam sebuah lingkungan
masyarakat.
6. Menurut Robert F.Bales, dinamika kelompok sosial adalah
wujud dari proses kejiwaan yang terjalin dalam hubungan antar
individu dan dapat mempengaruhi sebuah kelompok tertentu.
b. Ciri Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika yang menonjol dalam kelompok sosial memiliki
karakteristik seperti berikut ini:
1. Adanya motif yang sama antara individu satu dengan lainnya
sehingga dapat menyebabkan interaksi atau kerjasama untuk
mencapai tujuan yang sama
15
2. Muncul akibat-akibat interaksi yang berlainan antara satu individu
dengan lainnya karena timbul rasa ketergantungan rasa dan
kecakapan individu yang terlambat
3. Memiliki bentuk struktur atau organisasi kelompok dan penugasan
yang jelas dan terdiri dari beberapa peran serta kedudukannya
masing-masing
4. Muncul peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang kemudian mengatur sebuah interaksi di suatu
kegiatan atau aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama
16
1. Dinamika Kecil adalah dinamika yang terjadi karena adanya
perubahan baik kecil yang ada di masyarakat dan berpengaruh
pada suatu kelompok sosial
2. Dinamika Besar adalah dinamika yang terjadi dalam kelompok
sosial karena adanya perubahan progres (maju) ataupun
perubahan regres (mundur) akibat proses mobilitas sosial yang
terjadi
Jenis dinamika kelompok di atas juga dipengaruhi dengan jenis
kelompok sosial yang terlebih seperti berikut ini:
1. Kelompok Primer
Kelompok Primer adalah kelompok sosial yang didalamnya
terjadi interaksi sosial dimana anggotanya saling mengenal dekat
dan berhubungan erat dalam kehidupan sehari-hari. George
Homans mengungkapkan bahwa kelompok primer terdiri dari
sejumlah orang yang sering berkomunikasi satu dengan lainnya
sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Contohnya terjadi pada
keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan
sebagainya.
2. Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah suatu kelompok sosial yang
berinteraksi secara tidak langsung, yakni dengan berjauhan dan
sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan ini biasanya terjadi
bersifat lebih objektif, contohnya seperti hubungan di partai
politik, perhimpunan serikat kerja dan sebagainya.
3. Kelompok Formal
Kelompok Formal adalah bentuk kelompok sosial yang ditandai
dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART). Anggota jenis kelompok ini
diangkat oleh organisasi, seperti hubungan semua kelompok atau
perkumpulan yang memiliki AD/ART.
17
4. Kelompok Informal
Kelompok Informal adalah bentuk kelompok yang tumbuh dari
proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan seseorang dalam
lingkungan tertentu. Keanggotan kelompok jenis ini biasanya
tidak teratur dan keanggotaannya ditentukan oleh daya tarik
bersama dari individu dan kelompok. Pran menjalankan tugas
dalam kelompok ini jelas namun biasanya bersifat informal dan
hanya didasarkan pada kekeluargaan dan simpati, contohnya
pada kelompok-kelompok arisan.
18
menyebabkan adanya perubahan dalam kelompok sosial
tersebut
e) Adanya pergantian anggota kelompok yang disebabkan
adanya guncangan yang berkaitan dengan kedudukan anggota
kelompok tersebut
2. Faktor Eksternal
a) Adanya perubahan situasi sosial yang terjadi akibat adanya
proses industrialisasi yang dapat menggeser pola hubungan
serta bentuk nilai-nilai yang dianut dalam kelompok tertentu
b) Adanya perubahan situasi ekonomi yang dapat mengakibatkan
pergeseran hubungan sosial yang ada dalam masyarakat.
Sehingga hubungan sosial tersebut dapat berubah berdasar
kepentingan dan tidak lagi berdasar pada kekerabatan
c) Adanya perubahan situasi politik dengan pergantian dalam
elite penguasa dapat mendorong perubahan kebijakan pada
kelompok- kelompok sosial yang ada dalam masyarakat
19
Kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuan
tertentu akan mengalami perubahan dan perkembangan
dalam lingkungan masyarakat tersebut. Upaya pencapaian
tujuan tersebut dilakukan atas dasar sukarela antar anggota
masyarakat dan dilakukan dengan adanya kesepakatan-
kesepakatan tertentu.
3) Integrasi
Integrasi dalam kelompok sosial adalah upaya untuk tetap
bersatu dalam kelompok untuk mendukung dan
mewujudkan tujuan tertentu. Aspek ini penting untuk
dilakukan sebagai bentuk kesimbangan dan keteraman di
dalam kehidupan seseorang.
4) Pola Pemeliharaan dan Perluasan
Kelompok sosial perlu melakukan perubahan dan membuat
pola-pola pemeliharaan agar tidak terjadi disintegrasi
dalam lingkungan sosial tertentu. Kelompok sosial ini juga
akan melakukan perluasan, misalnya dengan menerima
anggota baru dan memperkenalkan serta mempengaruhi
anggota tersebut dengan unsur budaya yang dimiliki
kelompok tersebut
5) Komunikasi Kelompok
Komunikasi adalah dasar semua interaksi manusia dan
berfungsi untuk semua kelompok. Setiap kelompok harus
menerima dan menggunakan informasi tersebut untuk
berkomunikasi. Komunikasi kelompok inilah yang
nantinya akan menjadi perpindahan ide atau
gagasan karena adanya kebutuhan timbal balik antara satu
dengan lainnya
6) Konflik Antar Kelompok
Konflik adalah suatu bentuk perbuatan yang dapat
memecah belah kelompok sosial yang memiliki beragam
20
pemikiran yang berbeda-beda, terutama dalam menentukan
keputusan bersama. Jika terjadi konflik dalam suatu
kelompok biasanya ada kepentingan dibaliknya, baik
kepentingan personal maupun kepentingan umum.Itulah
sebabnya tidak jarang jika dalam suatu kelompok ada
perbedaan persepsi maupun bentuk lainnya yang
menyebabkan terjadinya perpecahan antar individu,
kelompok, bahkan dalam artian luas Antara suku, Antara
Negara dan sebagainya. Ada beberapa penyebab terjadinya
konflik, seperti salah satu contohnya adanya persaingan
karena jabatan dalam suatu kelompok tertentu.
7) Kohesi
Kohesi adalah bagaimana upaya para anggota kelompok
untuk saling menyukai dan saling mencintai satu dengan
lainnya. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kohesi
dalam kelompok, seperti meningkatkan interaksi,
menciptakan tujuan bersama, merasa senasib, membuat
seragam kelompok, dan sebagainya.
8) Pemecahan masalah
Dalam praktiknya saat kita menjalani hidup memang selalu
berliku, terkadang bisa merasa nyaman, namun ada kalanya
juga merasa tidak nyaman. Termasuk saat kita hidup dalam
sebuah kelompok yang bisa jadi memiliki persamaan dan
perbedaan dalam menyamakan persepsi maupun tujuan
bersama. Dinamika seperti ini sebenarnya sudah lumrah
terjadi dalam sebuah lingkungan kelompok tertentu. Saat
mendapatkan suatu masalah atau konflik maka
membutuhkan solusi untuk menyelesaikannya. Pemecahan
masalah inilah yang merupakan proses menemukan
jawaban yang ingin dihasilkan tersebut, seperti beberapa
langkah dalam memecahkan masalah berikut ini:
21
a) Mendefinisikan masalah Yang Terjadi
b) Menemukan diagnosis besarnya masalah dan
penyebabnya
c) Merumuskan strategi alternatif atau merencanakan
strategi pemecahan tertentu
d) Menentukan dan melaksanakan strategi yang dirasa
paling dikehendaki
e) Mengevaluasi keberhasilan strategi yang telah
digunakan
22
5) Tidak Mengancam dengan memberi kesempatan semua
anggota kelompok untuk mengemukakan isi hati dan
buah pikirannya tanpa rasa takut dan terancam
23
4) Mundurnya ketua umum organisasi kepemudaan tertentu
karena dirinya merasa tidak memiliki kesepahaman yang
sama dengan anggota lainnya
5) Terjadi aksi demo organisasi masyarakat terhadap Dewan
Perwakilan Rakyat karena ketidaksetujuan individu atau
kolektif organisasi dengan aturan yang dibuat pemerintah
6) Terjadi kericuhan dalam kegiatan musyawarah anggota
kelompok tertentu karena adanya selisih paham antar
anggota
7) Terhambatnya roda organisasi karena ada konflik yang
terjadi antaranggota, sehingga berakibat pada kinerja
mereka dalam menjalani tugas dalam kelompok tersebut
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga bermanfaat kedepannya
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial
http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\
https://www.gramedia.com/literasi/dinamika-kelompok-sosial/
Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT.
Phibeta Aneka Gama
Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:
Prenada Media Group
26