Anda di halaman 1dari 15

Permasalahan Sosial dan Kesetaraan

Disusun oleh: Nadya Hartini

Kelas: XI IPS 4

Guru Mata Pelajaran: Ari Sitowati S.Pd

Mata Pelajaran: Sosiologi

SMA NEGERI 2 PANGKALAN BUN


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A. Kelompok Sosial............................................................................................................................4
1. Macam-macam Kelompok Sosial...............................................................................................5
B. Masalah Sosial...............................................................................................................................7
A. Faktor Penyebab Masalah Sosial...............................................................................................7
B. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial...........................................................................................7
C. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial..........................................................................................8
C. Kesetaraan Sosial...........................................................................................................................9
A. Kriteria Perbedaan Sosial...........................................................................................................9
B. Macam Macam Perbedaan Sosial............................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul
"Permasalahan Sosial dan Kesetaraan". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas remedial
sosiologi

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran, ketidaksetaraan gender, dan
lainnya. Kami juga akan membahas tentang konsep kesetaraan dan harmoni sosial, serta bagaimana
kesetaraan dan harmoni sosial berkontribusi terhadap masalah sosial dalam masyarakat.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan
ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok
dan antara kelompok dengan kelompok. Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial
meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat
berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan
yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.

B. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan
terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses
terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok
sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan dapat membuat wawasan dan pengetahuan
siswa semakin luas, dan akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelompok Sosial

Kelompok adalah hidup bersama individu dalam suatu ikatan, serta terdapat dalam ikatan
hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi social, serta organisasi antar anggota.
Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat. Secara sosiologi, kelompok adalah suatu
kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

Menurut Wila Huky, kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih,
yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. Kelompok atau group adalah kumpulan dari
individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk
meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu
waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum
namun dengan arah interaksi terkecil

Menurut Soejono Soekanto, kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling menolong.

Ciri dasar suatu kelompok menurut Wila Huky, yaitu:

1. Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang adan terus dapat bertambah menjadi lebih
dari itu.

2. Kelompok sebenarnya tidak dianggap terbentuk karena memenuhi persyaratan jumlah.

3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsur pokok suatu kelompok, harus bersifat timbal
balik.

4. Kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga bisa bersifat sementara atau
jangka pendek.

5. Kelompok dan ciri kehidupan kelompok juga dapat ditemukan di antara kehidupan binatang,
seperti lebah, kera dan sebagainya.

6. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan kelompok.

7. Pembentukan kelompok dapat didasarkan pada situasi yang beranekaragam, di mana dalam
situasi itu manusia dituntut untuk bersatu.

5
1. Macam-macam Kelompok Sosial

1. In-group dan Out-group


a. In-group apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan
kelompok sosialnya. Sikap di dalam in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan
selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompok.

b. Out-group apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan dari in- groupnya.
Sikap sebagai out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme. Hal
ini dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan mereka. Misalnya kami adalah wartawan,
sedangkan mereka adalah olahragawan. Kami adalah mahasiswa sedangkan mereka adalah
pelajar.

2. Primary Group dan Secondary Group


a. Primary group (kelompok primer) adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya
interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok primer
sering disebut dengan "face to face" karena para anggota kelompok sering berdialog dan
bertatap muka karenanya mereka saling mengenal lebih dekat dan lebih akrab. Sifat interaksi
dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan pada simpati. Kelompok
primer seperti keluarga memainkan peran kunci dalam pengembangan diri. Sebagai suatu
kelompok kecil, keluarga pun berperan sebagai suatu pelindung terhadap ancaman kelompok
lebih besar yang disebut masyarakat. Keluarga mempunyai arti penting primer dalam
pembentukan orientasi dasar pasangan latin ini, sebagaimana yang nanti akan berlaku di
kemudian hari bagi anak-anaknya.

b. Secondary Group (kelompok sekunder) adalah kelompok yang memiliki anggota yang lebih
banyak, tidak selalu saling mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional, dan lebih banyak
ditujukan pada tujuan pribadi, anggota-anggota yang lain dan usaha kelompok merupakan alat.
Pada kelompok sekunder diantaranya anggota kelompok, terdapat hubungan tak langsung,
formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Di mana anggota kelompok yang satu dengan yang
lain tidak saling mengenal, tidak akrab, dan bersifat tidak permanen. Para anggota menerima
pekerjaan atas dasar kemampuan dan keahlian.adanya pembagian tersebut diperluka untuk
mencapai target dan tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam program yang telah
disepakati bersama.

3. Gemeinschaft dan Gesellschaft


a. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah ras
cinta dan rasa kesatuan batin yang memandang telah dikodratkan.

b. Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, bersifat
sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk
gesellschaft terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal
balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri

6
7
4. Formal Group dan Informal Group
a. Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan di antara anggotanya. Kelompok resmi
ini didukung adanya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan memiliki pembagian kerja
peran serta hirarki tertentu. Contoh OSIS, partai politik.

b. Informal Group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau
pasti. Kelompok tersebut terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang kali dan hal
tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama. Kelompok
tidak resmi ini tidak berstatus resmi dan tidak didukung anggaran dasar, anggaran rumah
tangga seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Contok Klik (clique) yaitu kelompok
kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok besar.

5. Membership Group dan Reference Group


a. Membership Group adalah merupakan kelompok di mana setia orang secara fisik sebagai
anggota kelompok tertentu.

b. Reference Group adalah kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk
mengidentifikasi dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan
anggota kelompok social yang bersangkutan, mengidentifikasi dirinya dengan kelompok lain
sebagai kelompok teladan.

Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam, yaitu:

1. Kerumunan (Crowd) Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara


bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
Kerumunan akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar kerumunan
terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya
tarik suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu. Cirri-ciri pokok
kerumunan adalah berkumpulnya individu-individu secara fisik, yang jumlah batasannya
adalah selama mata dan telinga dapat dapat melihat dan mendengarkannya. Kerumunan
akan segera hilang setelah masing-masing individu tersebut meninggalkan tempat dimana
sebelumnya ia berkBentuk-bentuk kerumunan, yaitu:
a. Kerumunan Aktif Tanpa adanya struktur organisasi, maka pembagian kerja dan
aturan-aturan tertentu dalam suatu kerumunan berakibat negative. Kerumunan tidak
rasonal, yang ada hanyalah luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan,
gelisah dan ketegangan tertentu merupakan suatu dorongan tertentu untuk
membangkitkan kerumunan aktif.
b. Kerumunan Ekspretif adalah kerumunan yang didasari oleh luapan emosi, yaitu
disamping tanpa sasaran yang jelas, juga hanya sekedar luapan emosi atau ketegangan
semata.

8
B. Masalah Sosial

Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata "sosial"
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya.
Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata "sosial" antara lain mengacu
pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu kata
"masalah" mengacu pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak
benar, dan sulit. Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

A. Faktor Penyebab Masalah Sosial

1. Faktor Ekonomi
Biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini bisanya yang bertanggung
jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan perkerjaan bagi
masyarakat. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan acuan maju atau tidaknya suatu negara dan faktor
eknonomi juga dapat mempengaruhi aspek psikologis dan biologis masyarakat.

2. Faktor Biologi
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional,
regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan
implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman baik
dipedesaan maupun diperkotaan. Misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain-lain.

3. Faktor budaya
Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit
kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan
implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian waktu
senggang.

4. Faktor Psikologis
Ini muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul
jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah
perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan luapan emosi dan stres yang nantinya
dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.

B. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial


Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

9
Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu:

a. Secara Absolut, ialah kemiskinan tersebut dapat diukur dengan standar tertentu.
Seseorang yang memiliki taraf hidup di bawah standar, maka dapat disebut miskin. Namun,
jika seseorang yang berada di atas standar dapat dikatakan tidak miskin.

b. Secara Relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah mengalami perkembangan dan
terbuka. Melalui konsep ini, kemiskinan dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup
lapisan terbawah yang dibandingkan dengan lapisan masyarakat lainnya.

Secara teoritis kemiskinan berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

a. Kemiskinan Natural atau Alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul sebagai akibat
terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat perkembangan teknologi yang rendah

b. Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial yang ada
membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas
fasilitas secara merata.

C. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial


Kriminalitas berasal dari kata "crime" yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua
perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas
yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam
maupun luar individu. Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku menyimpang dan kondisi
masyarakat yang abnormal. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi
perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
menghindari terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:

a. Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.

b. Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah lainnya yang
saling berhubungan.

c. Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan


kriminalitas.

d. Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.

e. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat
yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah
mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan
miskin sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena
dampak dari hal ini. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan
yang terlalu mencolok antara yang "kaya" dan yang "miskin". Kesenjangan sosial dapat terjadi
karena pembangunan dan modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang.

10
Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah,
namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki
seperangkat kondisi:

1. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk keuntungan tetap tingginya
tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil.

2. Rendahnya upah buruh.

3. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi sosial,


ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah.

4. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan

5. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan penumpukan
harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya
anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau
memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.

C. Kesetaraan Sosial

Kesetaraan sosial adalah tata politik dimana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat
atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Kesetaraan sosial atau persamaan sosial adalah
keadaan dimana semua orang dalam suatu masyarakat tertentu atau kelompok terisolisasi memiliki
stats yang sama dalam hal tertentu.

A. Kriteria Perbedaan Sosial

1. Kriteria Diferensiasi Sosial


Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Ciri fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya warna kulit, bentuk
mata, rambut, hidung, muka dan sebagainya..
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang
dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau

11
kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan (etos) Kriteria yang menjadi
pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang kebudayaan suku bangsa (etnografi) adalah
sebagai berikut.

a. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih,

b. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri,

c. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah-wilayah geografis (wilayah secara


fisik),

d. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.

2. Kriteria Stratifikasi Sosial

a. Kekayaan

b. Kekuasaan

c. Keturunan

d. Kepandaian ilmu pengetahuan

Selain kriteria yang telah dibahas tersebut, terdapat juga beberapa ciri umum mengenai faktor-
faktor yang menentukan adanya lapisan atau stratifikasi sosial, yaitu sebagai berikut.

a. Status atas dasar fungsi dan pekerjaan, misalnya sebagai dokter, guru, dan militer.

b. Status seseorang yang beragama

c. Latar belakang sosial dan lamanya seseorang atau kelompok yang tinggal pada suatu tempat

d. Status atas dasar jenis kelamin dan umur

B. Macam Macam Perbedaan Sosial

1. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial


a. Diferensiasi ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi
ras berarti pengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, bukan budayanya.

Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut.

12
a) Austroid, mecakup penduduk asli Australia (Aborigin)

b) Mongoloid

c) Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur)

d) Malyan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli taiwan)

e) American Mongoloid (penduduk asli Amerika)

f) Kaukasoid

2. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial

a. Stratifikasi sosial tertutup (closed sosial stratification)


Startifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas
vertikal. Contoh:

1). Sistem kasta, Kaum sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan brahmana

2). Rasialis, Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posiis
kulit putih

3). Feodal, Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/ majikannya.

b. Stratifikasi sosial terbuka (opened sosial stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat
bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal.

c. Stratifikasi sosial campuran


Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Misalnya seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat, namun apabila ia
pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah.

1). Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi

a). Kelas atas, yaitu orang-orang yang berpenghasilan atau kekayaan dengan leluasa dapat
memnuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

b). Kelas menengah, yaitu orang-orang yang berpenghasilan dan kekayaannya dapat leluasa
memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan
lainnya.

13
c). Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumber daya ekonominya hanya dapat
memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa atau bahkan tidak mampu untuk
itu.

2). Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria mata pencaharian

a). Golongan elit

b). Golongan professional

c). Golongan semi professional

d). Golongan tenaga terampil

e). Golongan tidak terlatih

3). Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik Dibagi menjadi tiga, yaitu:

a). Tipe kasta

b). Tipe oligarkhis

c). Tipe demokratis

4). Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan Berdasarkan kriteria pendidikan terdiri dari :

a). Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

b). Lapisan masyarakat berpendidikan menengah

c). Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

d). Lapisan masyarakat tuna aksara

5). Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial

a). Stratifikasi sosial pada masyarakat feodal

b). Stratifikasi sosial pada masyarakat kasta

c). Stratifikasi sosial pada masyarakat rasial

14
BAB III

PENUTUP

Permasalahan sosial dalam masyarakat merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan
perhatian serius dari semua pihak. Dalam makalah ini, kami telah membahas tentang berbagai
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran,
perubahan iklim, isu pengungsi, ketidaksetaraan gender, dan lainnya. Kami juga telah membahas
tentang konsep kesetaraan dan harmoni sosial, serta bagaimana kesetaraan dan harmoni sosial
berkontribusi terhadap masalah sosial dalam masyarakat.

Dalam rangka mengatasi permasalahan sosial dalam masyarakat, diperlukan upaya bersama
dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu. Dalam hal ini, kesetaraan dan
harmoni sosial dapat menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan adil. Oleh
karena itu, mari kita bersama-sama berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik
dan adil bagi semua orang.

15

Anda mungkin juga menyukai