DOSEN PENGAPU:
Raisa Citra Ellena S.Psi.,,M.Psi
Mata Kuliah:
Psikologi pendidikan
Disusun oleh:
Syilvida ochmaliya(220210205105)
Penulis menyadari bahwa mereka masih memiliki jalan panjang dalam proses
penulisan makalah ini sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik, saran, dan Kritik untuk menyempurnakan makalah ini. semoga makalah ini
bisa Bermanfaat untuk semua
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN. ......................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1,3.Tujuan ................................................................................................................... 5
1.4. Metode Penulisan ................................................................................................ 6
1.5 Sistematika penulisan ............................................................................................ 6
BAB 11........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 7
2.1 Pengertian Kelompok Sosial .................................................................................. 7
.2.2 . Proses pembentukan kelompok sosial ................................................................. 8
2.3. Ciri-Ciri dan Konsep Kelompok Sosial ................................................................. 8
2.4. Macam macam kelompok sosial ........................................................................... 9
2.5. Faktor Sosial Pembentukan Kelompok ............................................................... 15
2.6 .Hubungan Kelompok Sosial ............................................................................... 15
BAB III ......................................................................................................................... 18
PENUTUP .................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN.
1,3.Tujuan
dari artikel ini adalah untuk membahas kekuatan-kekuatan yang menyebabkan
terbentuknya kelompok sosial, faktor-faktor yang membentuk kelompok sosial,
ciri-ciri kelompok sosial, proses pembentukan norma kelompok sosial, dan
pentingnya hidup dalam lingkungan sosial. grup. grup grup Dengan demikian,
melalui diskusi ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasan dan
pengetahuannya yang akan sangat bermanfaat bagi masyarakat.
5
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan artikel ini adalah metode penelitian kepustakaan.
6
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang adan terus dapat
bertambah menjadilebih dari itu.
2. Kelompok sebenarnya tidak dianggap terbentuk karena memenuhi
persyaratan jumlah.
3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsur pokok suatu
kelompok, harus bersifattimbal balik.
4. Kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga
bisa bersifat sementaraatau jangka pendek.
5. Kelompok dan ciri kehidupan kelompok juga dapat ditemukan di
antara kehidupan binatang, seperti lebah, kera dan sebagainya.
6. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan
kelompok
7
7. Pembentukan kelompok dapat didasarkan pada situasi yang
beranekaragam, di manadalam situasi itu manusia dituntut untuk
bersatu.
8. Dalam kaitan dengan sumber pembentukan kelompok, maka sekarang
ada 2 asumsi popular yang menurut Huky, yaitu
:a.Sumber pembentukan kelompok yaitu adanya minat dan
kepentingan bersama.
b.Sumber terbentuknya kelompok adalah naluri manusia yang selalu
mendorong mereka untuk membentuk kelompok.
9. Suatu kelompok adalah makhluk dalam dirinya sendiri, dan meskipun
anggotanya adalah individu, ia memiliki warna dan karakteristiknya
sendiri yang membedakannya dari kelompok lain.
8
sehingga hubungan antar anggota menjadi lebih erat. Faktor-faktor tersebut
bisa berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideologi politik yang sama, dll. Terstruktur, memiliki aturan, dan memiliki
pola perilaku. Menurut Soerjono Soekanto, kondisi masyarakat disebut
kelompok sosial. menurut Soerjono Soekanto, yaitu :
a. Setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa mereka adalah bagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota kelompok yang lain
c. Anggota kelompok memiliki kesamaan unsur, sehingga hubungan antar
anggota menjadi lebih erat.
d. .yaitu Itu terstruktur dan memiliki aturan dan pola perilaku.
e. ukuran keanggotaan
f. Derajat interaksi sosial
g. Minat dan Bidang
h. Kelanjutan minat
i. Gelar organisasi.
j. Jenis kesadaran, hubungan sosial, tujuan yang sama. Macam-macam
kelompok sosial
1.
a. ketika individu dalam kelompok mengidentifikasi diri mereka sendiri
dirinya dan kelompok sosialnya. Sikap dalam kelompok biasanya
dilandasi oleh faktor simpati dan selalu memiliki perasaan terhadap
anggota kelompok yang dekat.
b. Outgroup, ketika individu melihat kelompok berbeda dengan
kelompoknya sendiri. Sebagai penonton, sikapnya selalu diwarnai
dengan gejolak berupa antagonisme. Ini merujuk pada istilah kita atau
kita dan mereka, misalnya kita jurnalis dan mereka atlet. Kami adalah
siswa ketika mereka adalah siswa.
9
2. Primary Group danSecondariy Group
a. Kelompok primer dan kelompok sekunder.Kelompok primer
adalah kelompok yang ditandai dengan komunikasi yang lebih
intens, dekat dan intim antar anggota. Kelompok utama sering
disebut "tatap mukauntuk anggota kelompoksering berbicara dan
bertatap muka, karena mereka saling mengenal lebih dekat dan
lebih akrab. Komunikasi dalam kelompok primer bersifat akrab
dan lebih didasarkan pada kasih sayang.
10
serikat pekerja Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu: Besar.
Hubungan dengan anggota lain bersifat impersonal dan jauh.
Interaksi tatap muka jarang terjadi. Anggota sementara yang
tinggal bersama untuk waktu yang relatif singkat. Anggota tidak
mengenal satu sama lain dengan baik. Kelompok yang lebih
formal seringkali memiliki nama, staf, lokasi, dan waktu
pertemuan reguler dan terjadwal mereka sendiri. Pengambilan
keputusan kelompok lebih rasional dan menekankan efisiensi.
komunitas dan masyarakat. Komunitas adalah suatu bentuk
kehidupan komunal di mana para anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni, alami, dan abadi. Hubungan ini
didasarkan pada rasisme dan kesatuan batin. B. Masyarakat
adalah hubungan ekonomi bawaan, jangka pendek, mendasar,
mental, sementara, dan bentuk sosial terutama hubungan kontrak
berdasarkan prinsip timbal balik, misalnya muncul dalam
Komunitas, yaitu: hubungan holistik yang dekat dan intim. B.
Hubungan pribadi dan pribadi yang dimiliki oleh beberapa orang
c. Secara eksklusif, hubungan itu adalah "milik kita" dan bukan
milik orang lain Menurut Ferdinand Tonies, jenis-jenis komunitas
yang biasa terdapat dalam masyarakat adalah: Komunitas darah,
atau komunitas, yaitu hubungan garis keturunan atau silsilah.
Misalnya, keluarga, sekelompok kerabat. B. Masyarakat,
misalnya masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang dekat
dengan tempat tinggalnya sehingga dapat saling membantu.
11
4. Kelompok kelompok formal dan informal.
a..Kelompok formal adalah kelompok yang anggotanya dibentuk
secara sadar untuk memiliki aturan yang tegas dan mengatur
hubungan antar anggota, memiliki hirarki. OSIS, partai politik
misalnya.
b.Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur
atau organisasi yang spesifik atau terdefinisi. Grup muncul dari
pertemuan berulang dan menyediakan platform untuk bertemu
orang-orang dengan minat dan pengalaman yang sama. Tidak
didukung. Klik adalah grup kecil tanpa struktur formal dan sering
muncul dalam grup besar.
12
2 Kelompok sosial formal dan nonformal Kelompok formal
adalah kelompok yang secara sadar dibentuk oleh anggotanya untuk memiliki
aturan yang tegas dan mengatur hubungan antar anggota.
a. Memiliki identitas kolektif yang jelas (misalnya muncul di nama
grup, ikon grup, dll.)..
b. Apakah Anda memiliki daftar rinci anggota
c. . Memiliki program kegiatan yang berkelanjutan yang ditujukan
untuk mencapai tujuan yang jelas
d. . Selesaikan proses pendaftaran
13
Misalnya; orang mengantri untuk membeli tiket, orang
menunggu bus, dll. Kumpulan pemirsa (penonton) karena
ingin melihat suatu peristiwa gtertentu. Kerumunan seperti
itu sangat mirip dengan penonton, dengan perbedaan bahwa
aksinya biasanya di luar kendali,
2. public
Audiens sering disebut sebagai audiens umum atau resmi. Audiens
bukanlah kelompok atau entitas yang lengkap. Dalam imajinasi
banyak orang, komunikasi antara indididuyang dengan orang lain
terjadi secara tidak langsung, yaitu. melalui sarana komunikasi
seperti majalah, surat kabar, radio, televisi. Banyaknya anggota
penonton menyebabkan kurangnya fokus dan kesatuan yang
tajam.Perilaku pribadi penonton didasarkan pada perilaku individu.
14
2.5. Faktor Sosial Pembentukan Kelompok
Bergabung dengan kelompok adalah murni sukarela atau kebetulan.
Misalnya, seseorang dilahirkan dalam sebuah keluarga. Namun, Anda juga
memiliki opsi. Dua faktor utama yang tampaknya mempengaruhi seleksi adalah
kedekatan dan kesamaan.
Tentu saja, saat ini orang tidak dapat memutuskan hubungan mereka
sendiri. Anda harus selalu menemukan individu atau kelompok lain yang
dapat Anda ajak berkomunikasi dan bertukar pikiran. Menurut seorang
profesor sosiologi pengantar, Ph.D. Soerjono Soekamtod menjelaskan
bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari keseluruhan siklus kehidupan
bermasyarakat. Tanpa komunikasi dan komunikasi timbal balik, tidak
15
mungkin hidup bersama. Jika konflik hanya bersifat fisik, kita tidak dapat
membuat kelompok sosial yang dapat berkomunikasi satu sama lain.
Dengan demikian, interaksi dapat dikatakan sebagai dasar dari suatu bentuk
proses sosial. – Tindakan antara satu individu dengan individu lainnya
bukanlah interaksi.
Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanno, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa
dua syarat: kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial
Kata "hubungi kami" ( Bahasa inggris :" kontak ") berasal dari bahasa Latin
Dan lagi benih arti dari jeruk keprok Apa artinya sentuhan Jadi kontak
berarti kontak. Dari sudut pandang sosiologis, kontak sosial selalu terjadi
melalui interaksi fisik dan hubungan interpersonal, karena telepon, radio,
email, dll memungkinkan orang untuk melakukan kontak sosial tanpa
kontak dengan orang lain. Oleh karena itu kontak fisik bukanlah prasyarat
untuk kontak. Kontak sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang
positif menimbulkan kerjasama, sedangkan kontak sosial yang negatif
menimbulkan konflik atau konflik.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer
terjadi ketika para peserta interaksi bertemu secara tatap muka.
Misalnya, kontak antara guru dan siswa di kelas, interaksi penjual dan
pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak saat makan
malam. Pada saat yang sama, kontak sekunder terjadi ketika interaksi
berlangsung melalui perantara. Misalnya, percakapan telepon.kontak
sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Misalnya,
kontak sekunder langsung terjadi ketika pengurus RW menelepon ketua
RT di rumah. Sedangkan ketika ketua RW menginstruksikan
sekretarisnya untuk menyampaikan pesan kepada ketua RT di
rumahnya, terjadi kontak sekunder secara tidak langsung.
16
e. .Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada medium setelah
menerima pesan dari medium tersebut
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Apa yang mendorong orang ingin hidup dalam kelompok sosial:
a.Dorongan untuk bertahan hidup.
b.Dorongan untuk melanjutkan garis keturunan
c.Mendorong peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional
.2 . Faktor-faktor yang membentuk kelompok sosial?
a.Kedekatan
1)Kedekatan geografis tempat tinggal.
2) kedekatan geografis asal
b. Kesamaan
1)kepentingan bersama
2) kesamaan genetic
3) takdir bersama
3. Ciri-ciri kelompok sosial:
1. Ini adalah entitas dan dapat dibedakan dari entitas manusia lainnya.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status
dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para
anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. .Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
3.2 Saran
Sebagaimana dikemukakan di atas, pembahasan dalam makalah ini
bertujuan untuk membantu masyarakat lebih memahami arti kelompok sosial,
secara keseluruhan atau tidak sebagian.Mendeskripsikannya sebagai kumpulan
orang, hidup bersama dan secara sadar hidup saling ketergantungan dan saling
membantu. kasus yang dilatar belakangi penulisan ini adalah berupa mendukung
anggota kelompok yang teraniaya namun rawan melanggar norma dan tidak
dibenarkan secara agama, bukannya menyelesaikan masalah malah berkembang
menjadi kekesalan yang berkepanjangan.
Hal ini menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab bersama di antara
anggota kelompok harus diimbangi dengan keterbukaan terhadap
kelompok lain agar tidak terlalu antusias terhadap kelompok sosialnya
di kemudian hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1992. Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Bandar Lampung : Bumi
aksara.Dirdjosisworo Soedjono.1985. Sosiologi pengantar untuk masyarakat
Indonesia. Bandung:Alumni.M. Henslin James. 2007. Sosiologi dengan
pendekatan membumi. JakartaErlangga.
19