Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KELOMPOK SOSIAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Pelajaran Sosiologi

Guru Pengampu : Imam Nurholis, S.Pd.

Disusun Oleh:

Rita Amara

Kelas : XI.J

SMA NEGERI 1 KADUGEDE

Jl. Raya Kadugede No.65, Kec. Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa


Barat

TAHUN AJARAN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
Bapak Imam Nurholis, S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Sosiologi yang telah membantu
penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang materi mengenai kelompok sosial. Penulis pun menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Kuningan, 14 Agustus 2023

Rita Amara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulis..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Kelompok Sosial.......................................................................................3
2.2 Proses Terbentuknya Kelompok Sosial............................................................................5
2.3 Syarat dan Ciri Kelompok Sosial.....................................................................................6
2.4 Jenis dan Bentuk Kelompok Sosial..................................................................................7
2.5 Tujuan Pembentukan Kelompok Sosial.........................................................................13
2.6 Karakteristik Khusus Partikularisme Dan Ekslusivisme Kelompok..............................14
BAB III PENUTUP................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-
individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang
dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.

Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain,
pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar
individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara
kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan
arah interaksi terkecil. Kelompok sangat berpengaruh terhadap hidup individu sehingga
menentukan siapa individu itu. Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat,
dari kelompok seseorang memperoleh orientasi ke dunia. Keanggotaan dan partisipasi
dalam kelompok sosial pun memberikan kepada individu suatu perasaan memiliki.

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar
merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok. Kelompok sosial
dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok sosial primer
dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal
lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok
sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda.

Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong


timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial. Setiap masyarakat
manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa
perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-
perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-

1
perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan
dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial,
dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian kelompok sosial?
2 Bagaimana proses terbentuknya kelompok sosial?
3 Apa saja syarat dan ciri kelompok sosial?
4 Apa saja bentuk dan jenis kelompok sosial?
5 Apa saja tujuan dari pembentukan kelompok sosial?
6 Apa karakteristik khusus partikularisme dan ekslusivisme kelompok?

1.3 Tujuan Penulis


1 Untuk mengetahui pengertian kelompok sosioal.
2 Untuk mengetahui proses terbentuknya masyarakat sosial.
3 Untuk mengetahui syarat dan ciri kelompok sosial.
4 Untuk mengetahui bentuk dan jenis kelompok sosial.
5 Untuk mengetahui tujuan pembentukan kelompok sosial
6 Untuk mengetahui karakteristik khusus partikularisme dan ekslusivisme kelompok.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Sosial


A. Pengertian Kelompok Sosial Secara Umum
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial bertujuan mewujudkan penerapan
nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial pada suatu
masyarakat. Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat
universal dan menjadi bagian dari sistem sosial.
Pembentukan kelompok sosial terjadi pada para anggota masyarakat yang memiliki
latar belakang sama serta memiliki kesadaran tentang hubungan yang terjalin di antara
mereka. Secara sosiologis, kelompok adalah setiap kumpulan manusia dengan pola
interaksi terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok
sosial bukanlah terletak pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk
berinteraksi.

B. Pengertian Kelompok Sosial Menurut Para Ahli

1. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal
balik dan saling mempengaruhi.
2. Paul B.Horton
Horfon menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
3. Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren
Kedua ahli sosiologi ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang terdiri
atas dua atau lebih manusia dan di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang
dapat dipahami oleh anggota atau orang lain secara keseluruhan.
4. Mayor Polak
Polak mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu sama lain
memiliki hubungan sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan bersama.
5. Wila Huky

3
Kelompok sosial menurut Huky adalah suatu unit yang terdiri atas dua atau lebih yang
saling berinteraksi atau saling berkomunikasi

6. George Homans

Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan
memiliki perasaan untuk membuat sesuatu keseluruhan yang terorganisir dan
berhubungan secara timbal balik.

7. Robert K. Merton

Diambil dari buku yang ditulis oleh Kamanto Sunarto, kelompok sosial menurut Merton
adalah merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola
yang telah mapan.

8. Robert Bierstedt

Masih dari buku yang ditulis oleh Kamanto Sunarto, Bierstedt mendefinisikan kelompok
sosial sebagai kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis, berhubungan satu
dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.

9. Mac Iver dan Charles H Page

Selanjutnya menurut Mac Iver dan Charles H Page yang menyatakan bahwa kelompok
sosial adalah himpunan atau satu-kesatuan manusia yang hidup bersama-sama.

10. Park and Burgess

Park and Burgess memberikan definisi pada kelompok sosial sebagai sekumpulan orang
yang memiliki kegiatan konsisten di antara mereka.

11. Hendro Puspito

Pakar Sosiologi lainnya yang memberikan definisi tentang kelompok sosial adalah
Hendro Puspito. Menurutnya, kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur, dan
tetap dari sejumlah individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan untuk
mencapai tujuan bersama.

12. Roland Freeman CS

Roland Freeman CS yang menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah suatu organisasi
yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling bergantung antara satu dengan
4
lainnya. Ketergantungan ini muncul karena adanya ikatan di dalam suatu sistem yang
dapat diterima dan sekaligus disetujui oleh berbagai pihak anggotanya.

2.2 Proses Terbentuknya Kelompok Sosial


Proses terbentuknya suatu kelompok sosial didasarkan karena adanya naluri manusia
yang ingin hidup bersama. Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga
terdorong untuk hidup berkelompok , yaitu :
1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia di sekitarnya
2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya

Suatu kelompok dapat terbentuk apabila terdapat sedikitnya 2 orang anggota


(dyad) yang saling berinterkasi dan mempengaruhi. Dyad termasuk kelompok kecil
karena hanya terdiri dari 2 orang anggota dimana berinteraksi secara intens dan intim.
Contok kelompok ini yaitu pernikahan.
Selain Dyad yang termasuk kelompok kecil lain yaitu Triad dimana terdiri dari 3
orang anggota kelompok yang saling berinteraksi, memiliki gubungan internal yang erat
namun tidak seert Dyad . Dinamika pada kelompok Triad berbeda dengan Dyad dimana
jika salahsatu anggota kelompoknya mengundurkan diri, maka kelompok tersebut dpat
terus berjalan. Contohnya pertemanan.
Selain kedua kelompok yang telah dijelaskan, terdapat juga kelompok dengan
jumlah anggota yang lebih banyak , dimana semakin banyak jumlah anggota pada
kelompok tersebut maka keertan dan keintiman dari kelompok tersebut semakin
berkurang, hal tersebut kelompok dengan jumlah anggota yang banyak cenderung
formal. Oleh karena itu, yang menjadi patokam terbentuknya suatu kelompok yait
adanya interaksi dengan para anggota kelompok. Contoh kelompok dengan jumlah yang
banyak yaitu kelompok organisasi mahasiswa.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

1. Kesamaan Genealogi
Genealogi artinya keturunan atau ikatan darah. Contoh kelompok sosial genealogi
adalah keluarga atau marga. Misalnya, Putri dan Devi sama-sama dari Medan dan
memiliki marga Lubis, berarti mereka berdua termasuk ke dalam kelompok sosial karena
memiliki kesamaan genealogis.
2. Kesamaan Geografis

5
Faktor kesamaan geografis dibagi jadi dua, yatu:
a) Berdasarkan wilayah tempat tinggal saat ini

Faktor kesamaan geografis berdasarkan wilayah tempat tinggal saat ini merujuk pada
anggota yang saat ini tinggal di tempat yang sama dan berdekatan sehingga bisa saling
berkomunikasi secara intens.

Contohnya seperti kelompok Pemuda RT yang tempat tinggalnya berdekatan dan sering
bertemu untuk membuat suatu acara, meskipun setiap anggotanya mungkin memiliki
latar belakang yang berbeda-beda.

b) Berdasarkan wilayah asal

Kelompok sosial berdasarkan wilayah asal dibentuk oleh perantau dari wilayah yang
sama di tempat baru untuk memudahkan komunikasi dengan orang dari daerah yang
sama.

Contohnya seperti Ikatan Mahasiswa di Jerman yang dibentuk oleh mahasiswa Indonesia
yang sedang belajar di Jerman.

3. Kesamaan Kepentingan
Kelompok sosial yang dibentuk berdasarkan kesamaan kepentingan bisa merujuk
pada kesamaan hobi dan pekerjaan. Misalnya, kelompok pecinta kucing yang
membentuk kelompok untuk kepentingan mencari teman dan pengetahuan seputar
perawatan hewan peliharaan kesayangannya.
4. Kesamaan Keyakinan atau Agama
Kelompok sosial berdasarkan keyakinan atau agama adalah kelompok gabungan dari
orang-orang dari agama yang sama untuk mempermudah aktivitas ibadah. Misalnya,
seperti ikatan remaja masjid di sebuah daerah.

2.3 Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

A. Syarat Kelompok Sosial


Beberapa syarat terbentuknya kelompok sosial antara lain:
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota anggota kelompok itu
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan

6
nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang
sama, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Adapun syarat-syarat terbentuknya kelompok sosial menurut Baron dan Byrne:


a. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
b. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan memengaruhi perilaku
anggota yang lain.
c. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan,
dan tahun).
d. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.
e. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga
mereka memiliki set peran.
f. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

B. Ciri Kelompok Sosial


Berikut ini ciri-ciri kelompok sosial:
1. Terdapat dorongan atau motif yang sama antarindividu satu dengan yang lain
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang
lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat
di dalamnya.
3. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari perananperanan dan kedudukan masing-masing.
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.
5. Berlangsungnya suatu kepentingan.
6. Adanya pergerakan yang dinamik.

2.4 Jenis dan Bentuk Kelompok Sosial


Beberapa tokoh Sosiologi mengklasifikasikan kelompok sosial teratur berdasarkan ciri
dan pembentuknya, yaitu:

7
1). Kelompok Sosial Teratur
1. Kelompok Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik

Kelompok sosial ini dikemukakan oleh Emile Durkheim berdasarkan ikatan solidaritas
anggotanya.

a. Ciri Kelompok Solidaritas Mekanik:

 Latar belakang anggotanya homogen dan sederhana

 Terikat dengan kesadaran kolektif atau kesadaran yang sama.

 Norma sosial berdasarkan adat istiadat, bersifat non formal, dan sanksi yang
diberikan adalah sanksi sosial.

Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di masyarakat desa.

b. Ciri Kelompok Solidaritas Organik:

 Latar belakang anggotanya heterogen atau beranekaragam.

 Terikat dengan pembagian kerja yang spesifik.

 Saling membutuhkan sesuai keahlian.

 Norma sosial yang berlaku adalah hukum, bersifat formal, restitutif, dan sanksi
yang diberikan berupa denda atau penjara.

Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di masyarakat kota.

2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan

Kelompok sosial ini dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies berdasarkan kehendak alami dan
kehendak rasional.

a. Ciri Kelompok Paguyuban (Gemeinschaft)

 Hubungan antar anggotanya bersifat intim dan pribadi.

 Jumlah anggota terbatas alias eksklusif.

8
 Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu paguyuban menurut ikatan darah, paguyuban menurut
asal daerah, dan paguyuban menurut kesamaan pemikiran.

Contoh paguyuban: Keluarga, Ikatan Mahasiswa Bekasi di UGM, Komunitas Pejuang


Kesetaraan Gender.

b. Ciri Kelompok Patembayan (Gesellschaft)

 Bersifat kontraktual atau sementara.

 Memiliki tujuan dan perjanjian yang mengikat kelompok.

Contoh patembayan: Kelompok karyawan di suatu pabrik.

3. Kelompok Primer (Primary Group)

Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh Charles Horton berdasarkan keakraban para
anggotanya. Kelompok ini juga disebut sebagai face to face group.

Ciri-ciri kelompok primer, yaitu:

 Saling mengenal, akrab, atau dekat.

 Mempunyai kerjasama yang erat.

 Saling berinteraksi secara intens.

 Hubungan yang dijalin bersifat terus-menerus alias langgeng.

Contoh kelompok primer: Keluarga dan Persahabatan.

4. Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Kelompok sekunder dikemukakan oleh Elsworth Faris. Jenis kelompok ini terbentuk
karena ikatan formal atau kelembagaan.

 Tidak semua anggota dalam kelompok saling mengenal.

 Interaksi yang dibangun tidak terlalu intens.

 Hubungan yang terjalin didasarkan pada asas manfaat.

Contoh kelompok sekunder: PT Sido Makmur mempunyai 1000 karyawan. Meski bekerja
di tempat yang sama dan berorientasi terhadap uang, karyawan tersebut belum tentu akrab
satu sama lain.

9
5. Kelompok In Group dan Out Group
Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh William Graham Sumner yang dibagi menurut
perasaan dan sikap anggota.

a. Ciri Kelompok In Group

 Mempunyai perasaan saling memiliki yang kuat

 Memiliki rasa simpati yang tinggi

 Menimbulkan kecintaan berlebih atau fanatisme

Contoh In Group: Supporter klub sepak bola yang fanatik.

b. Ciri Kelompok Out Group

 Mengarah pada persaingan, konflik, dan kekerasan.

 Memiliki rasa antipati, ketidaksukaan, dan sikap antagonis untuk melawan pihak lain.

Contoh Out Group: Supporter klub sepak bola yang mengejek atau menjatuhkan klub
lain.

6. Membership & Reference Group

Jenis kelompok ini terbentuk berdasarkan identias anggota secara fisik dan dikemukakan
oleh Robert King Merton.

a. Ciri Membership Group

 Anggotanya hadir secara fisik atau offline.

 Anggotanya tergabung secara resmi.

 Masing-masing anggota memiliki kartu identitas atau atribut yang menjadi simbol dari
kelompok tersebut.

Contoh Membership Group: Kelompok OSIS, Ekskul, dan Karang Taruna.

b. Ciri Reference Group

 Tidak bergabung menjadi anggota.

10
 Menjadikan kelompok lain sebagai acuan untuk bertindak.

Contoh Reference Group: Simpatisan partai politik

2). Kelompok Sosial Tidak Teratur

Kelompok sosial tidak teratur adalah kelompok yang mempunyai tujuan yang sama,
namun tidak memiliki hubungan jangka panjang serta aturan yang mengikat.

Ada 3 jenis kelompok sosial tidak teratur, yaitu Kerumunan, Publik, dan Massa. Masing-
masing mempunyai ciri dan dasar pembentuk yang berbeda.

1. Kerumunan

Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan. Bersifat spontan,


sementara, dan tidak teratur.

Ada 3 jenis kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu Kerumunan Biasa (Casual
Crowds), Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial (Social Structure Crowds), dan
Kerumunan Berlawanan Norma Sosial (Lawless Crowds)

a. Casual Crowds(Kerumunan Biasa)

 Inconvenient Aggregation atau Kerumunan Kurang Menyenangkan, adalah


kerumunan biasa yang terdiri dari kumpulan orang dengan tujuan yang sama, namun
saling menghalangi. Contoh: antrean di kasir atau antrean masuk KRL yang penuh
sesak.

 Panic Crowds atau Kerumunan Panik, adalah kerumunan biasa yang terdiri dari
kumpulan orang yang sibuk menyelamatkan diri dan bersifat tegang. Contoh: orang-
orang yang berhamburan saat terjadi gempa, kebakaran, dan lainnya.

 Spectator Crowds atau Kerumunan Penonton, adalah kerumunan biasa yang tidak
direncanakan, yang menonton kejadian tertentu. Contoh: orang-orang yang
berkumpul melihat kecelakaan.

b. Social Structured Crowds (Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial)

 Formal Audience atau Kelompok Audiens Formal, adalah kerumunan yang


mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama, namun berkomunikasi secara
pasif atau satu arah. Contoh: pendengar ceramah.

11
 Planned Expressive Group atau Kelompol Ekspresif Direncanakan, adalah
kerumunan yang mempunyai persamaan tujuan, tetapi pusat perhatian dari masing-
masing orang bisa saja berbeda. Contoh: dalam pesta pernikahan, ada tamu yang
sibuk mengobrol, ada yang berfoto, ada juga yang mengelilingi stand makanan.

c. Lawless Crowds (Kerumunan Berlawanan Norma Sosial)

 Acting Mobs atau Kerumunan Emosional, adalah kerumunan yang terbentuk karena
alasan emosional, menggunakan kekuatan fisik, dan bertindak kekerasan. Contoh:
tawuran antar pelajar biasanya didasari karena perasaan tidak suka satu sama lain.

 Immoral Crowds atau Kerumunan Amoral, adalah kerumunan yang berisi orang-
orang dengan perilaku yang bertentangan dengan moral, tetapi tidak menggunakan
fisik. Contoh: kelompok pengguna narkoba dan kelompok penjudi.

2. Massa

Massa adalah kumpulan orang dengan tujuan tertentu yang berkumpul di suatu tempat
dalam jangka waktu sementara. Massa memiliki ciri-ciri:

 Anggotanya heteregon, berasal dari latar belakang yang beragam.

 Impulsif dan responsif, artinya massa bergerak secara cepat dan tiba-tiba dalam
menghadapi sebuah situasi.

 Ada pihak yang menggerakan, artinya massa bisa terbentuk karena ada individu yang
memulai dan memimpin.

 Ada tujuan bersama yang ingin dicapai.

 Ada waktu dan tempat direncanakan.

Contoh massa: aksi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM, demonstrasi buruh
terhadap pabrik yang melakukan PHK tanpa pesangon, dan sejenisnya.

3. Publik

12
Publik adalah kelompok yang tidak berbentuk kesatuan dan berinteraksi secara tidak
langsung melalui berbagai media komunikasi. Publik tidak terlihat secara fisik, tidak
berada di suatu tempat, dan serta jumlahnya sangat banyak.

Ciri-ciri publik:

 Interaksinya tidak langsung

 Mempunyai ketertarikan terhadap isu yang sama

 Punya tujuan

Contoh: netizen di media sosial yang membicarakan Pemilu agar lebih mudah
menentukan pilihan atau masyarakat Indonesia yang gencar menyuarakan hashtag
#DirumahAja saat COVID-19 masuk ke negara kita.

2.5 Tujuan Pembentukan Kelompok Sosial


Tujuan kelompok sosial dapat bervariasi tergantung pada jenis kelompok, lingkungan
sosial, atau tujuan masing-masing individu saat bergabung dengan kelompok tersebut.
Berikut beberapa tujuan umum dari kelompok sosial, meliputi:

1. Pertemanan dan Dukungan Sosial

Kelompok sosial seringkali dibentuk untuk menciptakan hubungan sosial yang


positif, membangun persahabatan, dan menyediakan dukungan emosional (support
system) bagi para anggotanya.

Misalnya, kelompok food vlogger dibentuk untuk berbagi minat dan ketertarikan
yang sama. Orang-orang yang tergabung dalam kelompok tersebut bisa
saling sharing seputar rekomendasi tempat makan terbaik, hingga makanan populer
saat ini.

2. Pertukaran Informasi dan Pengetahuan

Kelompok sosial adalah wadah untuk berbagi informasi, pengalaman, dan


pengetahuan antar anggotanya. Dengan berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kelompok, individu dapat belajar dan mengembangkan pemahaman tentang berbagai
topik.

Contohnya seperti kelompok food vlogger yang saling berbagi tips membuat konten,
rekomendasi tempat makan enak, atau makanan yang sedang viral.

13
3. Identitas dan Jati Diri

Kelompok sosial membantu seseorang merasa diakui dan diterima oleh orang
lain. Seringkali, kelompok sosial juga berperan dalam membentuk identitas dan jati diri
individu. Seseorang jadi punya perasaan subjektif yang kuat tentang diri sendiri.

4. Kerja Sama dan Kolaborasi

Umumnya, kelompok sosial akan saling bekerja sama dan berkolaborasi untuk
mencapai tujuan yang lebih besar dari apa yang bisa dicapai oleh individu secara
mandiri.

Misalnya, divisi acara dalam acara pensi di sekolah. Para anggota akan
bekerjasama agar acara pensi dapat sukses. Mulai dari membuat tema, susunan acara,
hingga mencari bintang tamu.

5. Keamanan dan Perlindungan

Bergabung dengan kelompok sosial dapat memberikan rasa keamanan dan


perlindungan, karena anggota kelompok bersama-sama dapat melindungi diri dari
potensi ancaman atau bahaya.

2.6 Karakteristik Khusus Partikularisme Dan Ekslusivisme Kelompok


Dimensi Hubungan Antar Kelompok

1. Dimensi Sejarah
Dilihat dari dimensi sejarah, hubungan antarkelompok dilihat pada masalah tumbuh
dan berkembangnya hubungan antar kelompok. Hubungan ini menimblkan stratifikasi
etnik, jenis kelamin, dan usia.
2. Dimensi Institusi
Dilihat dari dimensi ini, hubungan antar kelompok dapat berupa institusi politik dan
ekonomi.
3. Dimensi Gerakan Sosial

14
Dilihat dari dimensi sosial, hubungan antar kelompok dilihat dari gerakan sosial yang
diprakasrsai pihak yang menginginkan perubahan yang mempertahankan keadaan.
4. Dimensi Perilaku
Hubungan antar kelompok dapat terwujud dalam interaksi dengan anggota kelompok
lain dengan perilaku yang ditampilkannya.
5. Dimensi Perilaku Kolektif
Perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang.
6. Dimensi Sikap
Dalam dimensi sikap memunculkan sikap partikularisme dan Ekslusivisme Kelompok

Partikularisme dan Eklusivisme


Partikularisme
partikularisme merupakan suatu sistem yang didasari oleh kepentingan individual di
atas kepentingan suatu kelompok baik aliran politik, ekonomi, kebudayaan yang
mementingkan daerah atau kelompok khusus. Dalam masyarakat, partikularisme ini sering
terjadi pada mereka yang hanya dapat memikirkan dirinya sendiri saja, masa bodo tanpa
mempedulikan sekitarnya, sehingga hal tersebut kecenderungan akan menjadi sumber
konflik. Disamping itu, partikularisme juga dapat menghambat integrasi sosial dan nasional.
Adapun ciri-ciri dari partikularisme selain mementingkan kepentingan pribadi, antara
lain heterogen yaitu bersifat dan berpandangan yang berbeda atau macam-macam, mobilitas
tinggi yaitu memiliki dan menghadapi perubahan yang cepat, dan berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi dengan mengedepankan logika dan teknologi. Salah satu contoh dari
sistem partikularisme antara lain pada proses perekrutan dalam sebuah perusahaan yang lebih
mementingkan keluarga dari keahlian yang dimiliki oleh seseorang.

Eklusivisme

Eksklusivisme merupakan ajaran atau paham seseorang yang cenderung untuk


menjauhkan diri dari lingkungannya dan masyarakat. Eksklusivisme ini berkaitan erat dengan
partikularisme, sebab mengutamakan kepentingan pribadi kemudian membuat kelompok
tersebut mempunyai kecenderungan memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati
dalam kelompok. Dampak negatif dari eksklusivisme adalah menganggap kelompok sendiri
menjadi satu-satunya yang paling baik. Sedangkan dampak positifnya adalah meningkatkan
rasa solidaritas dan soliditas antar sesama anggota kelompok. Contohnya, anak yang berasal
dari keluarga kaya akan memisahkan diri dari anak yang berasal dari keluarga miskin.

15
Adapun ciri atau karakteristik yang menganut paham eksklusivisme ini ialah
mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompoknya sendiri, dan enderung untuk
memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati maupun disetujui di dalam golongan
atau kelompok.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara sosiologi, kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai
hubungan dan berinteraksi, di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
Proses terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu
ingin hidup bersama, itulah sebanya dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan
dengan masyarakat binatang.
Sejak manusia dilahirkan sudah mempunyai kecenderungan atas dasar dorongan nalurinya
secara biologis untuk hidup berkelompok. Mengenai batasan pengertian dari kelompok
sosial masih belum terdapat adanya kesamaan pandangan tentang hal tersebut. Dengan
tidak adanya keseragaman tersebut menunjukkan bahwa kelompok sosial itu memiliki
banyak aspek.

3.2 Saran

Karena kelompok sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status
serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang menginginkan kelompok naik kita
juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan positif
terhadap perubahan positif yang ada di masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://doc.lalacomputer.com/makalah-kelompok-sosial/

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/partikularisme-dan-eksklusivisme-apa-bedanya-7002

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/partikularisme-dan-eksklusivisme-apa-bedanya-7002

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-aceh/pendidikan-sosial/
makalah-kelompok-sosial/46554663

https://www.scribd.com/document/387058235/makalah-kelompok-sosial#

https://www.bola.com/ragam/read/5352068/pengertian-kelompok-sosial-menurut-para-ahli-ciri-
ciri-syarat-dan-faktor-terbentuknya

17

Anda mungkin juga menyukai