Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

IPS SD 1

STRUKTUR SOSIAL, PRANATA SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL DAN MASALAH SOSIAL

DOSEN PENGAMPU : Ifan Anom Bintoro Aji, M.Pd.

Disusun Oleh :

Mia 8620601220022
Rara Anggraini 8620601220021
Tri Jayanti AB 8620601220016

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
2022/2023

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Tentang Struktur sosial, Pranata sosial, Stratifikasi sosial, dan Masalah sosial .

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya semoga kita mendapat
syafaatnya kelak dihari akhir, aamiin

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman
teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan
kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kelancaran tugas-tugas selanjutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca
khususnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................iii

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................3


B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Sosial .....................................................................................5


B. Pranata Sosial ......................................................................................10
C. Stratifikasi Sosial..................................................................................15
D. Masalah Sosial......................................................................................22
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................30
B. Saran ....................................................................................................30
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Struktur Sosial merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Struktur sosial dapat dijadikan sebagai suatu pedoman yang
digunakan untuk mengatur orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan
adanya struktur sosial, tugas dan tanggung jawab setiap orang baik yang
memiliki kedudukan yang lebih tinggi maupun tidak menjadi lebih jelas.
Selain itu, tujuan dan cita-cita bersama yang ingin dicapai akan lebih
terorganisir dengan adanya struktur sosial tersebut.
Pranata Sosial secara prinsipil tidak jauh berbeda dengan apa yang
sering dikenal dengan lembaga sosial, organisasi sosial maupun lembaga
kemasyarakatan, karena di dalam masing-masing istilah tersebut terisrat
adanya unsur-unsur yang mengatur setiap perilaku warga masyarakat. Jadi,
pengertian pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur
tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memnuhi kebutuhan pokok dan
bermasyarakat bagi manusia. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta
prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga
masyarakat.
Stratifikasi sosial secara umum adalah pengelompokan anggota
masyarakat dengan cara bertingkat maupun vertikal. Stratifikasi Sosial berasal
dari kata stratum yang artinya adalah lapisan dan sosial yang artinya adalah
masyarakat. Menurut Gaetano Mosca yaitu seorang sosiolog asal Italia,
pengelompokan masyarakat tersebut berkaitan dengan konsep kekuasaan yaitu
ada sekelompok masyarakat yang memang lebih berkuasa apabila
dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lainnya. Stratifikasi sosial
atau pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya bukanlah

3
suatu tindakan diskriminatif. Sebab stratifikasi sosial dinilai dibutuhkan oleh
masyarakat, karena memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Masalah Sosial Allen Pincus dan Anne Minahan dalam Gramedia.com
menyebutkan bahwa permasalahan sosial merupakan kondisi sosial yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat setelah dievaluasi oleh masyarakat.
Menurut masyarakat, permasalahan sosial dapat dikenali jika terjadi sesuatu
yang tidak mengenakkan atau tidak sreg menurut penilaian mereka.
Permasalahan sosial terjadi karena adanya beberapa faktor penyebabnya.
Karena tidak ada masalah yang muncul hanya karena satu sebab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Struktur Sosial?
2. Apa itu Pranata Sosial?
3. Apa itu Stratifikasi Sosial?
4. Apa itu Masalah Sosial?
A. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Struktur Sosial.
2. Untuk Mengetahui Pranata Sosial?
3. Untuk Mengetahui Stratifikasi Sosial?
4. Untuk Mengetahui Masalah Sosial?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR SOSIAL
Pengertian Struktur Sosial
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi
dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku
berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut.
Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial
yang pokok yaitu kaidah-kaidah atau norma-norma sosial, lembaga-lembaga
sosial dan lapisan-lapisan sosial.
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk.
Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan
dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau
susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut :
1) George Simmel: Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola
perilakunya.
2) George C. Homans: Struktur sosial merupakan hal yang memiliki
hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-
hari.
3) William Kornblum: Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi
karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
4) Soerjono Soekanto: Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara
posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.

CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL


1. Muncul pada Kelompok Masyarakat

5
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki
status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa
terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu.
Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban
yang berbeda pula.
2. Berkaitan Erat dengan Kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan.
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai
banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini
menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia sebagai
berikut :
a. Keadaan Geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah.
Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan
ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata Pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam,
antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat
Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah
dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat Berubah dan Berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur

6
yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan
zaman.
FUNGSI STRUKTUR SOSIAL
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh
sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam
latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya
sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam
diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku
dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang
dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan
mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi
menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya.
Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat
berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial
masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
BENTUK STRUKTUR SOSIAL
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial.
Masing-masing punya ciri tersendiri :
1. Kelompok Sosial
kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri
ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain
dalam kelompok. Naluri itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan
dirinya dengan dalam kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia
lain di sekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam

7
fisiknya. Untuk memenuhi naluri ini, maka setiap manusia saat melakukan
proses keterlibatannya engan orang dan lingkungannya, proses ini dinamakan
adaptasi. Adaptasi dengan kedua lingkungan tadi; manusia lain dan alam
sekitarnya itu, melahirkan struktur sosial baru yang disebut dengan kelompok
social.
Kelompok social adalah kehdupan bersama manusia dalam himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang
hidup secara guyub. Ada juga beberapa kelompok social yang dibentuk
secara formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas. Berdasarkan struktur
kelompok dan proses sosialnya, maka kelompok social dapat dibagi menjadi
beberapa karakter yang penting.
Ada empat kelompok social yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-
masing kelompok.
1. Kelompok Formal-sekunder. Adalah kelompok sosial yang
umumnya bersifat sekunder, formal, memiliki aturan dan struktur yang
tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula.
Kelompok ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok
yang bersangkutan.
b) Setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota
lainnya dan bersedia melakukan hubungan-hubungan fungsional
diantara mereka.
c) Setiap anggota kelompok menyadari memiliki faktor-faktor
kebersamaan diantara mereka, di mana kebersamaan ini mendorong
kohesifitas kelompok itu sendiri. Faktor-faktor itu umpamanya
kepentingan bersama, nasib yang sama, tujuan yang sama, ideologi
yang sama, primordialisme, memiliki ancaman yang sama, termasuk
uga memiliki harapan-harapan yang sama.

8
d) Kelompok sosial ini memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk
juga prosedur suksesi dan kaderisasi.
e) Memiliki aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok
dalam struktur yang ada termasuk juga mengatur mekanisme struktur
dan sebagainya.
f) Anggota dalam kelompok formal-sekunder memiliki pola dan
pedoman perilaku sebagaimana diatur oleh kelompok secara umum.
g) Kelompok sosial ini memiliki sistem kerja yang berpola, berstruktur,
dan berproses dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok.
h) Kelompok sosial formal-sekunder memiliki kekuatan mempertahankan
diri, mengubah diri (adaptasi), rehabilitasi diri, serta kemampuan
menyerang kelompok lain.
i) Kelompok sosial formal-sekunder memiliki masa (umur) hidup yang
dikendalikan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
2. Kelompok Formal-Primer. Adalah kelompok sosial yang umumnya
bersifat formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini
tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara
tegas. Begitu juga kelompok sosial ini memiliki struktur yang tegas
walaupun fungsi-fungsi struktur ini diimplementasikan secara guyub.
Terbentuknya kelompok ini didasarkan oleh tujuan-tujuan yang jelas
ataupun tujuan yang abstrak. Contoh dari kelompok formal primer
adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan dan kelompok-kelompok
primordial.
3. Kelompok Informal-Sekunder. Adalah kelompok sosial yang
umumnya informal namun keberadaannya bersifat sekunder.
Kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan
struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat dan tidak
mengikat bahkan bisa terbentuk walaupun memiliki tujuan-tujuan
yang kurang jelas. Contoh kelompok ini adalah klik, kelompok

9
persahabatan, kelompok anak muda (geng), kelompok percintaan
(pacaran), dan semacamnya.
4. Kelompok Informal-Primer. Adalah kelompok sosial yang terjadi
akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau
disebabkan karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formal-
primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer.
Kelompok ini juga merupakan bentuk lain dari kelompok informal-
sekunder terutama menonjol di hubungan-hubungan mereka yang
sangat pribadi dan mendalam.
B. PRANATA SOSIAL
Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial merupakan terjemahan dari sosial institution, walaupun
para sarjana sosiologi belum mempunyai kata sepakat tentang hal itu.
Karena sosial institusional selain diartikan pranata sosial, juga diartikan
bangunan sosial yang merupakan terjemahan darisoziale gebilde (bahasa
jerman), bahkan ada pula yang mengartikan lembaga kemasyarakatan.
Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut:

1) Koenjaraningrat (1990), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan unsur-


unsur yang mengatur perilaku para warga masyarakat yang saling
berinteraksi.
2) Soekanto (1987), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga
kemasyarakatan yang lebih menunjukan suatu bentuk dan sekaligus
mengandung pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma dan
peraturan tertentu yang menjadi cirri dari sautu lembaga.
3) Mac Iver dan Charles (1988), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara suatu prosedur yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok
kemasyarakatan atau sosial.

10
Pranata sosial bertujuan untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan pokok
manusia,pada dasar mempunyai beberapa fungsi sebagai :

1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus


bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
2) Menjaga keutuhan masyarakat.
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system
pengendalian sosial (sosial control ). Artinya system pengawasan masyarakat
terhadap tingkahlaku anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsinya diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak
mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu maka harus pula
memperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat
yang bersangkutan.

CIRI-CIRI PRANATA SOSIAL

Secara lengkap ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin dalam
General features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut :

1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan


pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan
dan hasil-hasilnya.
2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga
kemasyarakatan.
3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan,
peralatan, mesin dan lain sebagainya.
5) Lambang- lambang juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

11
6) Suatu kembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tidak
tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan lain-lain.

Selain ciri-ciri,lembaga sosial mempunyai sifat-sifat umum seperti, menurut


Harjono (1986:139) sebagai berikut :

1) Pranata sosial berfungsi sebagai satu unit dalam system kebudayaan yang
merupakan satu kesatuan bulat.
2) Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai tujuan yang jelas.
3) Pranata sosial biasanya relative kokoh.
4) Pranata sosial dalam melakukan fungsinya sering mempergunakan hasil
kebudayaan material.
5) Sifat karakteristik yang ada pada pranata sosial adalah lambing dan Pranata
Sosial biasanya mempunyai tradisi tertulis atau lisan yang jelas.
Beberapa syarat pranata atau lembaga menurut Suhardi (1987 : 66-67) yaitu :
1) Harus memiliki aturan atau norma hidup dalam ingatan atau yang tertulis.
2) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki suatu system hubungan yang
didasarkan atas norma-norma tertentu.
3) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu yang didasari dan dipahami oleh kelompok
masyarakat bersangkutan.
4) Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.

Dengan demikian bahwa pranata atau lembaga merupakan kelompok individu


yang memiliki norma dan berhubungan secara langgeng, dimana anggotanya
memiliki fungsi masing-masing untuk mendukung fungsi pranata itu sendiri.

TIPE-TIPE PRANATA SOSIAL

12
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang.
Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

1) Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut


perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-lembaga paling
primer, lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat.
Contoh hak milik, agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institusions
dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga
utang piutang, lembaga perdagangan, dan lain- lain.
2) Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi lembaga
sosial berdasarkan basic institusionsdan subsidiary. Basic
institusions dianggap sebagai lembaga sosial yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya keluarga, sekolah-
sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions dianggap yang
kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3) Dari sudut penerimaan masyarakat dapat
dibedakan approved atau sosial sanctioned instiitutions denganunsanctioned
institusions. Apporoved atau sosial sancationed institusional adalah lembaga-
lembaga yang diterima masyarakat seperti sekolah, perusahaan dagang dan
lain-lain.unsanctioned institutions yang ditolak keberadaannya oleh
masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok
penjahat, perampok dan lain-lain.
4) Perbedaan antara general institusions dengan restricted institutions timbul
apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-penyebabnya.misalnya
agama adalah suatu general institutions karena hamper dikenal oleh seluruh
masyarakat di dunia.sedangkan agama islam, kristen,budha,hindu dan lain-
lain. Merupakan restected institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat
dunia.

13
5) Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative
institutions atau regulative institutions. operative institutions berfungsi
sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri.
Sedangkan regulative institutions bertujuan untuk mengawasi adapt istiadat
atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
PERUBAHAN PRANATA SOSIAL

Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah


merupakan sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam selalu berubah-
ubahmaka pranata sosial pun dapat mengalami perubahan nya sulit dilakukan.
Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal seperti :

1) Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai


meninggal,merupakan proses yang relative lama.
2) Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu mekanisme
dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu
mematuhi norma-norma yang berlaku.
Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut :
1) Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank
dengan berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini membentuk
pola hidup masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat modern.
2) Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak
menampung kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti
organisasi pencinta alam, basket, dan modeling.
3) Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai pranata
baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi transportasi dan
informasi (komputer dan internet).

14
4) Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan
kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti
bertambahnya setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik. Penomena
ini melahirkan pola budaya baru yang secara tidak dasar telah mengubah pola
kebudayaan lama.
5) Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya
parochial yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
6) Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu
yang setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya sebagai ibu
rumah tangga saja tetapi juga bisa memiliki karier.
C. STRATIFIKASI SOSIAL
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai perbedaan anggota
masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya. Pitirim A. Sorokin
mengatakan bahwa stratifkikasi sosial adalah pengelompokkan atau perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat, kelas tinggi,
menengah, dan rendah. Pemilikan terhadap sesuatu yang berharga merupakan
bibit yang menimbulkan adanya sistem pelapisan dalam masyarakat.
Status yang dimiliki seseorang dibedakan lagi antara status yang
diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved status). Status
yang diperoleh misalnya perbedaan usia, perbedaan jenis kelamin, hubungan
kekerabatan dan keanggotaan dalam kelompok seperti kasta dan kelas
sosial. Berbeda dengan itu, status sosial yang diraih adalah status sosial
yang diperoleh seseorang karna prestasi kerja yang diperolehnya. Seorang
anak petani karena prestasi dalam ilmu pengetahuan berhasil menempatkan
diri pada status sosial yang tinggi karena prestasi akademiknya yang tinggi,
professor, misalnya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

15
Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan sendirinya. Artinya
tanpa disengaja, dan sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan sengaja disusun
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya atau tidak disengaja misalnya,
lapisan yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, kepandaian, sifat keaslian,
keanggotaan kerabat kepala masyarakat, mungkin dalam batas-batas tertentu
berdasarkan harta.
Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat disengaja disusun
untuk mencapai tujuan tertentu biasanyaberkaitan dengan pembagian kekuasaan dan
wewenang yang resmi dalam organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan,
partai politik, angkatan bersenjata dan sebagainya.
KRITERIA YANG DIPAKAI UNTUK MENGGOLONGKAN ORANG
DALAM STRATIFIKASI SOSIAL
1. Kekayaan. Kekayaan merupakan dasar yang paling banyak digunakan dalam
pelapisan sosial masyarakat. Seorang yang mempunyai kekayaan banyak akan
dimasukkan ke strata atas dan yang mempunyai kekayaan sedikit akan
dimasukkan ke strata bawah.
2. Kekuasaan. Seorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang yang besar akan
masuk pada lapisan atas dan yang tidak mempunyai kekuasaan akan masuk
lapisan bawah.
3. Kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan dimasukkan ke
lapisan atas. Dasar semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat tradisional.
4. Ilmu pengetahuan. Dasar ini dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan, walaupun kadang-kadang masyrakat salah persepsi karena hanya
meninjau dari gelar seseorang.
UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terwujud dari unsur-unsur :
1) Status Sosial

16
Kedudukan sosial adalah tempat dimana seseorang dalam suatu sistem
sosial dihubungkan dengan orang-orang lainnya dalam sistem sosial
(dalam pengertian obyektif) atau hasil dari penilaian orang lain terhadap
diri seseorang dengan siapa ia berhubungan.
2) Peranan sosial (social role)
Peranan sosial adalah perilaku normative seseorang, karena
kedudukannya. Bias juga diartikan sebagai pola prilaku yang diharapkan
dari seseorang sesuai dengan status yang disandangnya dalam sistem
sosial tertentu. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :
a) Peran meliputi norma-norma yang dapat dilakukan oleh individu
atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat.
c) Peran dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
SIFAT-SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Dilihat dari sifatnya, ada dua sifat dari sistem stratifikasi sosial
dalam masyarakat, yaitu : bersifat tertutup (closed social
stratification), dan bersifat terbuka (open social stratification).
Stratifikasi sosial tertutup bercirikan sulitnya seseorang untuk
berpindah dari satu lapisan ke lapisan lain. Contohnya stratifikasi
sosial tertutup adalah kasta pada masyarakat India.
Sedangkan stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berpindah ke lapisan
yang lain (lebih tinggi). Hal ini dapat dilakukan dengan usaha
berdasarkan kecakapannya sendiri.
BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL DALAM
MASYARAKAT

17
Menurut Ralph Lipton, terdapat beberapa bentuk stratifikasi sosial
dalam masyarakat, yaitu :
1. Stratifikasi sosial berdasarka usia. Stratifikasi sosial sangat
menentukan hak dan wewenang dari mereka yang anak
sulung dan bukan. Dalam sistem kerajaan Inggris misalnya,
anak sulung memiliki hak untuk menjadi putra mahkota
menggantikan kedudukan raja di kemudian hari.
2. Stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin. Stratifikasi
menentukan hak dan wewenang antara anak laki-laki dan
perempuan. Dalam masyarakat yang menganut sistem
patriarkat, anak laki-laki mempunyai wewenang yang lebih
besar untuk mewariskan kekayaan orang tua. Sebaliknya,
dalam masyarakat sistem matrilenial, wanita memiliki hak
yang lebih luas dibandingkan anak laki-laki.
3. Stratifikasi sosial berdasarkan hubungan kekerabatan.
Stratifikasi ini menentukan hak dan wewenang dari seorang
ayah, ibu, paman, dan anak serta keponakan dalam
kehidupan keluaga.
4. Stratifikasi sosial berdasarkan kenggotaan dalam
masyarakat. Stratifikasi yang berhubungan dengan etnis,
agama, dan golongan dalam masyarakat.
5. Stratifikasi sosial berdasarkan pendidikan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi
kedudukan sosialnya.
6. Stratifikasi sosial berdasarkan pekerjaan. Stratifikasi ini
tergantung jabatan seseorang dalam pekerjaan. Ada yang
berkedudukan sebagai manager dan ada yang
berkedudukan sebagai pekerja biasa saja.

18
7. Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat perekonomian yang
dimiliki seseorang. Ada yang berkedudukan sebagai kelas
atas, menengah dan ada yang kelas bawah.
FUNGSI STRATIFIKASI SOSIAL
Pada umumnya orang beranggapan bahwa stratifikasi sosial
menghambat kemajuan masyarakat/individu. Sebenarnya
stratifikasi sosial mempunyai beberapa fungsi atau
kegunaan. Menurut Kengsley (1967) dan Wilbert Moore
menjelaskan, bahwa fungsi-fungsi stratifikasi sosial adalah:
1) Stratifikasi sosial menjelaskan seseorang “tempat” dalam masyarakat
sesuai dengan pekerjaan, menjelaskan kepadanya bagaimana ia harus
menjalankannya dan sehubungan dengan tugasnya menjelaskan apa dan
bagaimana efek serta sumbangannya kepada masyarakat.
2) Karena peranan dari setiap tugas dalam setiap masyarakat berbeda-beda
dengan seringkali adanya tugas yang kurang dianggap penting oleh
masyarakat (karena beberapa pekerjaan meminta pendidikan dan keahlian
terlebih dahulu) maka berdasarkan perbedaan persyaratan dan tuntutan
atas prestasi kerja, misalnya member imbalan kepada yang melaksanakan
tugas dengan baik dan sebaliknya “menghukum” yang tidak atau kurang
baik. Dengan sendirinya terjadilah distribusi penghargaan, hal mana
menghasilkan dengan sendirinya pembentukan stratifikasi sosial.
3) Penghargaan yang diberikan biasanya bersifat ekonomik, berupa
pemberian status sosial atau fasilitas-fasilitas yang karena distribusinya
berbeda (sesuai dengan pemenuhan persyaratan dan penilaian terhadap
tugas) membentuk struktur sosial.
DAMPAK STRATIFIKASI SOSIAL PADA KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Stratifikasi sosial berdampak pada pola tindakan sosial, artinya
individu atau kelompok lapisan atas bersikap dan berprilaku tertentu yang

19
acap kali berbeda dengan individu atau kelompok yang berada pada lapis
dibawahnya. Stratifikasi sosial juga memiliki dampak yang kuat terhadap
arah dan bentuk interaksi sosial serta perkembangan institusi sosial.
Bentuk interaksi sosial dan perkembangan institusi sosial dalam
kehidupan masyarakat yang disana jumlah lapisan menengah lebih besar
dibandingkan dengan lapisan atasatau lapisan bawah (seperti diketemukan
di negara-negara maju), memperlihatkan ciri-ciri yang berbeda dalam
kehidupan masyarakat yang disana jumlah lapisan bawah lebih besar
dibandingkan dengan lapisan atas atau lapisan menengahnya (seperti
diketemukan di negara-negara sedang berkembang). Keberadaan
stratifikasi sosial telah melestarikan orang-orang tertentu menempati
puncak serta terus mengontrol dan menguasai sumber-sumber ekonomi.
Mereka bias terus mengontrol dan menguasai sumber-sumber politik, dan
memperoleh perlakuan istimewa.
PENGARUH DIFERENSIASI STRATIFIKASI SOSIAL
TERHADAP MASYARAKAT
Berikut ini merupakan beberapa pengaruh diferensiasi stratifikasi
sosial terhadap masyarakat, yaitu :
1. Kesehatan
Pengaruh diferensiasi dan stratifikasi pada kesehatan bisa
dikategorikan sebagai pengaruh langsung, antara lain sebagai akibat dari
ketidaksamaan tingkat ekonomi.
Masyarakat yang tergolong ke dalam kelas bawah memiliki kualitas
kesehatan fisik dan mental yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
masyarakat yang tergolong kelas menengah ke atas.
Masyarakat kelas atas, dengan cukup pendapatan dan kekayaan
memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang lebih baik seperti gizi yang baik,
ketika sakit bisa membeli obat-obatan dan pergi ke dokter yang bagus,
lingkungan hidup sehat, dan sebagainya. Sementara masyarakat kelas bawah,

20
karena kketerbatasan kemampuan ekonominya, tidak bisa mendapatkan
fasilitas-fasilitas tersebut.
2. Pendidikan
Di masyarakat kita ada kecenderungan bahwa pendidikan cukup
penting untuk menentukan apakah seseorang memiliki peluang untuk berhasil
atau gagal dalam hidup. Gelar-gelar untuk kesarjanaan dan profesional
menjadi penting dalam menentukan keberhasilan kerja dan ekonomi. Faktor-
faktor sosial dan ekonomi memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat dan
mutu pendidikan orang.
3. Harapan hidup
Harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun tambahan yang
diharapkan oleh orang di usia tertentu untuk dapat tinggal di kategori sosial
tertentu. Dalam istilah sederhana, harapan hidup dapat disamakan dengan
panjang kehidupan seseorang di satu tempat dan status sosial tertentu.
Harapan hidup seseorang berhubungan dengan posisinya dalam tingkat sosial.
4. Keadilan sosial
Seperti dijelaskan sebelumnya, masyarakat kelas bawah tidak
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang cukup baik.
Hal ini menghasilkan pengetahuan dan akses ke berbagai informasi
akan terbatas, antara lain keterbatasan pengetahuan tentang hukum dan
undang-undang.
Mereka kurang menyadari apa yang menjadi hak dan kewajibannya
sebagai anggota masyarakat. Misalnya, orang yang tidak mampu
memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan kesehatan dan
pendidikan dari pemerintah, yang dananya diambil dari pengurangan subsidi
BBM.
Tapi program ini sering sekali salah sasaran dan tidak berhasil dengan
baik, dan karena keterbatasan pengetahuan, masyarakat kelas bawah tidak
tahu harus bertanya dan menuntut kemana.

21
D. MASALAH SOSIAL
Pengertian Masalah Sosial
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang
harus diselesaikan atau dipecahkan; persoalan. Masalah merupakan suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan anatara dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang membingungkan. Umumnya masalah disadari “ada”
saat seorang individu merasakan bahwa keadaan yang ia hadapi tidak sesuai
dengan yang ia inginkan.
Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sosial berarti
segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sosial merupakan segala
perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonidividualis. Istilah
tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan
mesyarakat dimanapun. Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-
hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia, hubungan
manusia dengan kelompok, serta hubungna manusia dengan organisasi untuk
mengembangkan dirinya.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial
merupakan suatu masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang
berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai
suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial berkaitan erat dengan hal-
hal yang mengganggu kedamaian didalam suatu kelompok masyarakat.
KARAKTERISTIK MASALAH SOSIAL
Masalah sosial memiliki beberapa karakter, antara lain :
1. Kondisi yang dirasakan banyak orang Suatu masalah dapat disebut
sebagai masalah sosial jika kondisinya dirasakan oleh banyak orang,
namun tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus
merasakan masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapatkan perhatian
dari beberapa orang, maka masalah tersebut merupakan masalah sosial.

22
2. Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan Menurut paham hedonisme,
orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan
menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa
menghindari masalah, karena masalah selalu tidak menyenangkan.
Penilaian masyarakat sangat menentukan suatu masalah dapat
dikatakan sebagai masalah sosial.
3. Kondisi yang menuntut permecahan. Suatu kondisi yang tidak
menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan. Umumnya, suatu
kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat menganggap
masalah tersebut perlu dipecahkan.
4. Pemecahan masalah tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara
kolektif. Masalah sosial berbeda dengan masalah individual. Masalah
individual dapat diatasi secara individual, tetapi masalah sosial hanya
dapat diatasi melalui rekayasa sosial seperti aksi sosial, kebijakan
sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya bersifat
multidimensional dan menyangkut banyak orang.
FAKTOR PENYEBAB MASALAH SOSIAL
Menurut Daldjoeni dalam Abulsyani (1994:187) bahwa, masalah
social dapat bertalian dengan masalah alami ataupun masalah pribadi,
maka secara menyeluruh ada beberapa sumber penyebab timbulnya
masalah social, yaitu antara lain :
1. Faktor alam (ekologis-geografis)
Ini menyangkut gejala menipisnya sumber daya alam. Penyebabnya
dapat berupa tindakan eksploitasi berlebihan atasnya oleh manusia
dengan teknologinya yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan
perlunya pelestarian lingkungan. Dapat pula karena semakin banyaknya
jumlah penduduk yang secara otomatis cepat menipiskan persediaan
sumber daya meskipun sudah dilakukan penghematan.

23
2. Faktor biologis (dalam arti kependudukan) yangkut bertambahnya
jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional,
regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang
dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan
masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman baik dipedesaan
maupun diperkotaan
3. Faktor budaya ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan
berlalian dengan beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya adalah
perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan
implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan,
keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.
4. Faktor social
Dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang
dikendalikan untuk masyarakat.
CONTOH MASALAH SOSIAL DI KOTA BEKASI
1. Masalah Pendidikan
Seperti yang telah kita ketahui, pendidikan di Indonesia yang
memburuk dapat dilihat dari sistem pendidikan yang diterapkan. Di
kota Bekasi terdapat banyak sekolah yang dikelola oleh pemerintah
maupun swasta. Dengan jumlah sekolah yang mencapai ribuan tak
lantas menyelesainya masalah pendidikan dikota ini. Masih banyak
anak-anak yang tidak mengenyam bangku pendidikan hanya karena
masalah ekonomi yang terbatas. Padahal Indonesia dapat menjadi
negara yang lebih maju jika memiliki sumber daya manusia yang
kompeten.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun
permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu :

24
a) Rendahnya sarana fisik.
b) Rendahnya kualitas guru.
c) Rendahnya kesejahteraan guru.
d) Rendahnya prestasi siswa.
e) Rendahnya kesempatan pemerataan Pendidikan.
f) Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan
mahalnya biaya pendidikan.
2. Masalah Kemiskinan
Kemiskian merupakan salah satu problem sosial yang paling serius
dialami oleh negara-negara berkembang. Salah satunyadi Bekasi masih
banyak masalah kemiskinan yang seolah sangat sulit untuk di
selesaikan.
Ada dua prespektif yang menjadi tinjauan masalah kemiskinan, yaitu :
Prespektif Kultural, konsep ini dikelompokkan menjadi tiga tingkatan,
yaitu individu, keluarga, dan masyarakat. Tingkat kemiskinan individu
berarti kemiskinan terjadi karena mentalitas individu yang malas apatis,
fatalistik, pasrah, boros dan ketergantungan. Tingkat kemiskinan
Keluarga berarti kemiskinan terjadi karena jumlah anak dalam keluarga
yang sangat besar namun tidak didukung oleh produktifitas. Tingkat
kemiskinan masyarakat berarti kemiskinan terjadi karena tidak
terintegrasinya kaum myang tidak mampu dengan institusi-institusi
masyarakat secara efektif.
Perspektif Struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural
adalah kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor
struktur masyarakat (faktor eksternal), yaitu terjadinya kemiskinan
karena:
1. Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat.
2. Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang
korupsi.

25
3. Kehidupan sosial-politik yang tidak demokratis atau otoriter.
4. Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik.
5. Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik
disemua aspek.
6. Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi.
7. Globalisasi ekonomi dan pasar bebas. Jadi, menurut perspektif
struktural kemiskinan itu terjadi karena faktor ekternal, sedangkan
menurut perspektif kultural kemiskinan itu terjadi karena mentalitas
individu atau kelompok
3. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan Ekonomi mengacu pada persebaran ukuran ekonomi di
antara individu dalam kelompok. Kesenjangan ekonomi terjadi akibat
adanya pengelompokan masyarakat yang pendapatannya dibawah rata-
rata dengan masyarakat yang pendapatannya diatas rata-rata.
Kesenjangan ekonomi ini terjadi secara tidak langsung membedakan
antara si miskin dan si kaya.
Kesenjangan ekonomi bervariasi tergantung masyarakat, waktu,
struktur ekonomi, dan sistem. Istilah tersebut dapat mengacu pada
persebaran pendapatan atau kekayaan lintas lapisan masyarakat pada
waktu tertentu, atau pendapatan dan kekayaan seumur hidup dalam
jangka panjang.
4. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang
merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum
yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan
agama.
Kriminalitas yang masih marak terjadi dikota-kota besar seakan sulit
untuk dibersihkan. Tak banyak para pelaku seolah tergiur dengan

26
pendapatan yang singkat walaupun terkadang dibutuhkan pertaruhan
nyawa.
5. Masalah Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala benda
dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup
mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada.
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia
yang mempunyai hubungan timbal balik. Masalah lingkungan hidup
disini berarti tidak terawatnya lagi lingkungan disekitar kita yang
secara sengaja dirusak oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.
6. Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja
Penyimpangan perilaku remaja merupakan salah satu masalah sosial
yang paling mengkhawatirkan. Pejuang muda Indonesia yang
seharusnya dididik untuk membangun negara ini malah terjerumus
kedalam lubang hitam yang dapat merusak remaja itu sendiri. Jati diri
sebagai bangsa muda Indonesia seakan sirna, seiring perkembangan
jaman dan masuknya budaya barat ke Indonesia tanpa penyaringan
secara langsung membuat kaum muda berlomba-lomba untuk
mempelajari budaya tersebut. Secara tidak langsung bangsa muda
perlahan telah meninggalkan budayanya sendiri, budaya Indonesia.
Norma-norma yang berlaku di Indonesia seharusnya menjadi pegangan
yang cukup kuat untuk menahan diri untuk tetap memiliki tujuan hidup
yang baik. Remaja merupakan masa-masa yang sangat labil bagi
seorang individu karena saat itulah seorang remaja sedang mencari jati
dirinya.
UPAYA PENGENDALIAN MASALAH SOSIAL

27
1. Peran Orangtua. Ini adalah pintu pertama dalam menangani masalah
sosial. Selain karena orang tua adalah merupakan bagian dari tatanan
sosial masyarakat, orang tua juga menjadi penentu baik tidaknya
kehidupan keluarga yang ujung-ujungnya akan bersinggungan dengan
kehidupan masyarakat disekitarnya. Peran orang tua dalam hal ini di
antaranya. Dengan bekerja sebaik mungkin memenuhi kebutuhan
keluarga agar dengan perekonomian keluarga yang sehat tidak akan
berdampak pada terjadinya persoalan ekonomi keluarga yang akan
meyerempet kehidupan masayrakat di sekitarnya. Dengan memberikan
pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, bukan hanya sekedar
menyekolahkan mereka tapi juga dengan senantiasa memberi nasehat
saat di rumah. Dengan memberi tambahan ilmu agama pada anak-
anaknya merupakan langkah tepat dalam mengatasi dan menghindari
masalah sosial. Sebab agama akan menuntun mereka berprilaku lebih
baik sehingga kehidupan berbudaya dapat berjalan dengan baik.
Dengan memberi contoh yang baik pada anak merupakan kunci dari
semua yang kita ajarkan. Tak ada artinya anda menasehati tiap hari
kalau anda sendiri tidak melakukan apa yang anda katakan.
Dengan menjadi orang tua angkat. Untuk keluarga yang mampu peran
ini seyogyanya dijalankan sebab jika sekiranya saja setiap satu keluarga
melakukan ini maka akan sangat banyak anak terlantar yang akan
memperoleh kehidupan yang lebih baik dan tentunya diharapkan
mampu mengurangi dampak masalah sosial masyarakat nantinya.
2. Peran Golongan Tertentu. Yang dimaksud di sini adalah seperti
pengusaha, tokoh agama, lembaga-lembaga sosial, maupun pribadi
yang masuk kategori mapan atau mampu memberi sumbangsi dalam
mengatasi masalah sosial di daerahnya. Bagi seorang pengusaha
misalnya dengan memberikan bantuan modal pada anak muda yang
ingin berbisnis atau menyediakan fasilitas belajar bagi mereka. Untuk

28
tokoh agama tentutunya banyak melakukan penyuluhan dan nasehat-
nasehat yang mengena di hati orang-orang agar mudah diterima.
Sedang untuk lembaga sosial, misalnya organisasi kemasyarakatan,
sebaiknya banyak melakukan penelitian soal keadaan sosial di
daerahnya dan kemudian menerapkan pemecahannya dengan
melibatkan banyak orang dan lain sebagainya.
3. Peran Pemerintah. Peran inilah sebenarnya yang sangat berpengaruh
dan dapat membantu peran-peran lainnya dalam mengatasi masalah
sosial. Karena mereka mempunyai wewenang untuk menggerakkan,
memfasilitasi dan bahkan memberi punishment bagi yang tidak
mengikuti aturannya. Diantara yang dapat dilakukan pemerintah adalah
dengan mendirikan lembaga khusus yang menangani persoal-persolan
tertentu, misalnya penyuluhan anti narkoba, pelatihan ketenagakerjaan
dan lain sebagainya. Atau misalnya menciptakan program-program
yang berdampak pada pemeliharaan tatanan sosial, misalnya
memberkan Bantuan Tunai pada masyarakat kurang mampu,
memfasilitasi kebutuhan sekolah secara berkala dan lain sebagainya.
Selain itu menciptakan aturan yang tegas pada semua usaha yang
dilakukan oleh pemerintah juga menjadi senjata ampuh dalam menjaga
kelansungan program-program tersebut.

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi
dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku
berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut.
Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial
yang pokok yaitu kaidah-kaidah atau norma-norma sosial, lembaga-lembaga
sosial dan lapisan-lapisan sosial.
Pranata sosial merupakan terjemahan dari sosial institution, walaupun
para sarjana sosiologi belum mempunyai kata sepakat tentang hal itu.
Karena sosial institusional selain diartikan pranata sosial, juga diartikan
bangunan sosial yang merupakan terjemahan darisoziale gebilde (bahasa
jerman), bahkan ada pula yang mengartikan lembaga kemasyarakatan.
Stratifkikasi sosial adalah pengelompokkan atau perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat, kelas tinggi,
menengah, dan rendah. Pemilikan terhadap sesuatu yang berharga merupakan
bibit yang menimbulkan adanya sistem pelapisan dalam masyarakat.
Masalah berarti sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan;
persoalan. Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan
antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
umumnya masalah disadari “ada” saat seorang individu merasakan bahwa
keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
B. Saran
Dalam rangka kedudukan dalam suatu pranata, diharapkan individu
warga masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari kedudukan
khusus dalam pranata itu. Tingkah laku individu yang mementaskan suatu
kedudukan tertentu disebut dengan suatu istilah ilmiah, yaitu peranan sosial.

30
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nasikun. 1996. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Rajawali Pers.


Burhanuddin (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta.
Usman, Sunyoto (2012). Sosiologi Sejarah, Teori dan Metodologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.
Rohman, Arif.dkk. 2003. Sosiologi. Klaten : PT Intan Prawira.

31

Anda mungkin juga menyukai