Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TATANAN SOSIAL

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar sosiologi

Oleh Dosen Pengampun : Sahrain Bumulo S.sos., M.Si

DISUSUN OLEH :

Abd. Wahid Ibrahim (291418057)

Aisya Dwi Chantika Yusbi Tsani (291418071)

Vikran Ekaputra S. Pakaya (291420023)

Rizki Ismail (291420025)

Fitria Ningsi Pontoh (291420074)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat izin dan
kuasanya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tatanan Sosial ”.

Shalawat serta salam, tak lupa pula penyusun haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Para sahabatnya, keluarganya, dan semoga curahan rahmatnya sampai
kepada kita yang masih setia dengan ajarannya. Berkat pedoman dirinya penyusun menjadi
orang yang hebat sehingga bisa menempuh pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi.

Makalah ini telah kami susun berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari
berbagai sumber yang berhasil membantu dan memperlancar proses pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak
yang berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka,
makalah ini tak dapat kami selesaikan dengan baik.

Terlepas dari semua hal ini, kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, maupun isi. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan dosen pengampuh
mata kuliah demi memperbaiki dan melengkapi makalah yang telah kami buat ini.

Akhir kata, kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Gorontalo, 16 Maret 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

2.1 Struktur Sosial................................................................................................................5

2.2 Institusi Sosial.................................................................................................................7

2.3 Masyarakat...................................................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAAN

1.1 Latar Belakang

Kita hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya. Lingkungan
sosial tersebut mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat terus berjalan
dan bertahan.
Coba Anda identifikasi prasyaratan apa saya yang ada pada lingkungan sosial
Anda?. Prasyarat- prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial (sosial order). Konsep
tatanan sosial merupakan konsep dasar yang harus dipahami dengan baik oleh mereka
yang mempelajari sosiologi. Karena konsep tatanan sosial ini terkait erat dengan konsep-
konsep dasar lainnya. Apabila Anda memahami dengan baik konsep-konsep dasar ini,
maka Anda akan dapat menganalisis fenomena sosial dengan baik.
Prinsip yang bisa kita ambil adalah adanya pengaturan dan ketertatanan dari suatu
lingkungan sosial. Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk
lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas
dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu
lingkungan sosial di mana individu-individunya saling berinteraksi atas dasar status dan
peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan
sosial (social order). Demikian juga dengan tatanan sosial. Semua persyaratan, antara lain
adanya sejumlah individu, interaksi, status dan peranan, nilai dan norma serta proses
harus terpenuhi sehingga tatanan sosial tersebut bisa tetap berlangsung dan terpelihara.
Suatu lingkungan sosial di mana individu-individunya daling berinteraksi atas
dasar status dan peranan sosial yang di atur oleh seperangkat norma dan nilai yang di
istilahkan dengan tatanan sosial. Pada saat kita berbicara tentang tatanan sosial, ada
beberapa konsep penting yang perlu didiskusikan yaitu tentang: struktur sosial, status
sosial, peranan sosial, institusi sosial serta masyarakat.
Di luar bidang sosiologi, orang sering menggunakan istilah “tatanan sosial” untuk
merujuk pada keadaan stabilitas dan konsensus yang ada tanpa adanya kekacauan dan
pergolakan. Namun, sosiolog memiliki pemahaman yang lebih kompleks tentang istilah
tersebut.

3
Di dalam lapangan, ini mengacu pada organisasi dari banyak bagian
masyarakat yang saling terkait. Tatanan sosial hadir ketika individu menyetujui kontrak
sosial bersama yang menyatakan bahwa aturan dan hukum tertentu harus dipatuhi dan
standar, nilai, dan norma tertentu dipertahankan. Tatanan sosial dapat diamati dalam
masyarakat nasional, wilayah geografis, lembaga dan organisasi, komunitas, kelompok
formal dan informal, dan bahkan pada skala masyarakat global.
Dalam semua ini, tatanan sosial paling sering bersifat hierarkis; beberapa
orang memegang kekuasaan lebih dari yang lain sehingga mereka dapat menegakkan
hukum, aturan, dan norma yang diperlukan untuk pelestarian tatanan sosial.
Praktik, perilaku, nilai dan keyakinan yang bertentangan dengan tatanan sosial
biasanya dianggap menyimpang dan / atau berbahaya dan dibatasi melalui penegakkan
hukum, aturan, norma dan tabu.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana konsep struktur sosial yang di maksud dalam tatanan sosial?
1.1.2 Bagaimana konsep institusi sosial yang di maksud dalam tatanan sosial?
1.1.3 Bagaimana suatu kelompok agar disebut masyarakat?.

1.3 Tujuan

1.1.4 Untuk mengetahui struktur sosial yang di maksud dalam tatanan sosial
1.1.5 Untuk mengetahui institusi sosial yang di maksud dalam tatanan sosial
1.1.6 Mengetahui kriteria yang harus di penuhi agar suatu kelompok dapat di sebut
Masyarakat.

4
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Struktur Sosial

2.1.2 Definisi Struktur Sosial


Struktur sosial merupakan salah satu konsep kunci pada ilmu sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial merupakan salah satu
konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat yang
merupakan pedoman bagi tingkah laku individu.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), struktur sosial dalam sosiologi
pengaturan institusi yang khas dan stabil di mana manusia dalam suatu masyarakat
berinteraksi dan hidup bersama.
Secara umum disepakat bahwa istilah struktur sosial mengacu pada
keteraturan dalam kehidupan sosial, penerapannya tidak konsisten. Struktur sosial
kadang-kadang didefinisikan hanya sebagai hubungan sosial yang terpola, aspek-
aspek reguler dan berulang dari interaksi antara anggota sosial tertentu. Pada tingkat
dekskripsitif, konsepnya sangat abstrak. Hanya memiliki elemen tertentu dari kegiatan
sosial yang sedang berlangsung. Semakin besar satuan sosial dipertimbangkan,
semakin abstrak konsepnya.
Karena itu struktur sosial kelompok kecil umumnya lebih erat kaitannya
dengan kegiatan sehari-hari anggotanya daripada struktur sosial yang lebih besar.
Dalam buku sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2007), struktur
berasal dari kata structum (bahasa latin) yang berati menyusun. Struktur sosial
memiliki arti susunan masyarakat.
Ada beberapa definisi struktur sosial menurut para ahli. Radclife Brown
mengatakan struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial
yang terwujud dalam suatu masyarakat. Evans Pritchard, struktur sosial adalah relasi-
relasi yang tetap dan menyatukan kelompok- kelompok sosial pada satuan yang lebih
luas. Abdul Syani (Dalam Basrowri, 69;2005) Struktur sosial adalah suatu tatanan

5
sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial
yang pokok. menurut Ralph Linton, dikenal dua konsep penting, status
(status) dan peran (role).
 Status sosial
Merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam
masyarakat. Status terbagi atas:
1. Ascribed status : status yang didapat secara otomatis melalui
kelahiran
2. Achieved status : status yang didapat melalui usaha sendiri
3. Assigned status : status yang diberikan kepada seseorang
karena jasanya bagi masyarakat
 Peran sosial
Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.

2.1.2 Ciri-ciri Struktur Sosial


Berikut beberapa ciri-ciri struktur sosial :
 Bersifat abstrak
 Selalu berkembang dan dapat berubah
 Meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
 Ada dalam sebuah kelompok
 Adanya aspek dinamis
 Mencakup seluruh hubungan sosial antara individu pada saat tertentu
 Terdapat dimensi vertikal dan horizontal.

2.1.3 Fungsi Struktur Sosial

Berikut beberapa fungsi struktur sosial :


 Sebagai pengawas sosial
 Sebagai ciri atau karakteristik dari suatu kelompok masyarakat

6
 Sebagai instrumen masyarakat yang berperan sebagai penyelenggara
dalam penataan kehidupan secara menyeluruh
 Sebagai pembelajaran bagi individu mengenai struktur yang ada dalam
masyarakat, ketaatan, atau kebiasaan.

2.2 Institusi Sosial


Elemen yang lain dari struktur sosial adalah institusi sosial. Institusi sosial
berkaitan erat dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana untuk
itu individu berusaha membentuk dan mengembangkan serangkaian hubungan sosial
dengan individu lainnya. Serangkaian hubungan sosial tersebut terlaksana menurut
pola-pola tertentu. Pola resmi dari suatu hubungan sosial ini terjadi di dalam suatu
sistem yang di sebut dengan sistem institusi sosial.
Judson R. Landis (1986: 225) mendefinisikan institusi sosial sebagai norma-
norma, aturan-aturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan di sekitar
kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pokok yang terkait dengan pengalaman
masyarakat. Dari definisi ini maka bisa kita pahami bahwa sosial merujuk pada upaya
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mengatasi masalah. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan atau mengatasi Masalah tersebut, maka kita jumpai banyak
sekali institusi sosial dalam masyarakat. Besar kecilnya sosial yang ada di masyarakat
sangat tergantung pada sederhana dan kompleksnya kebutuhan atau masalah dari
masyarakat tersebut. Para sosiolog telah berusaha membuat Penggolongan institusi
sosial yang ada di masyarakat atas dasar fungsi dari institusi sosial tersebut.

Durkheim mengemukakan bahwa sosial mempelajari institusi. Dalam bahasa


Indonesia dijumpai terjemahan berlainan dari konsep intitusion. Selo Soemardjan dan
Soelaeman, misalnya menggunakan istilah "lembaga kemasyarakatan" sebagai
terjemahan konsep social institusion

Institusi sosial adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu


yang dianggap penting, institusi berkembang berangsur angsur dari kehidupan sosial
manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan, dan
disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga adalah peran
yang telah dibakukan, dirutinkan dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara
-ara Yang sungguh-sungguh dapat di ramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi

7
peran itu. Institusi mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma perilaku, sikap,
nilai, symbol, ritual dan ideologi) fungsi manifest (tujuan yang dikehendaki) dan
fungsi laten (hasil/akibat yang tidak dikehendaki dan tidak direncanakan). Lima
institusi masyarakat yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah institusi
keluarga, keagamaan, perintahan, perekonomian, dan pendidikan.

2.2.1 Institusi keluarga

Keluarga merupakan lembaga sosial dasar. Bentuk lembaga ini sangat


berbeda, bervariasi. Keluarga yang berdasarkan pertalian perkawinan atau kehidupan
suami istri disebut keluarga kehidupan suami istri (conjungal fanily), yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anak. Namun, dalam banyak masyarakat keluarga bersifat
kerabat, hubungan sedarah, (consanguine), yaitu kelompok keluarga hubungan
sedarah yang jauh lebih besar dengan suatu lingkaran pasangan.
Suatu keluarga mungkin merupakan : suatu kelompok yang mempunyai
nenek moyang yang sama: suatu kelompok kekerabatan yang di satukan oleh darah
atau perkawinan ; pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; pasangan tanpa
nikah mempunyai anak; satu orang dengan beberapa anak.
Perkawinan adalah suatu pola sosial yang di setuju, dengan sua orang atau
lebih membentuk keluarga perkawinan Neo local yakni pasangan suami istri
membentuk rumah tangganya sendiri : perkawinan patri local, di mana pasangan
nikah tinggal bersama keluarga suami ; dan dari perkawinan Matri local Di mana
pasangan suami istri tinggal bersama keluarga istri.
Semua masyarakat mempraktekan endogmy yakni Kawin dengan orang dari
dalam kelompoknya sendiri, dan juga ekonomi, yakni Kawin dengan orang dari luar
kelompok sendiri. Meskipun kebanyakan perkawinan bersifat mono Gami yaitu satu
pria dan datu wanita, banyak masyarakat mengizinkan poligami yang
memperbolehkan seorang pria kawin lebih dari satu wanita ada tiga bentuk poligami.
bentuk yang pertama adalah perkawinan kelompok yakni perkawinan beberapa pria
dan beberapa wanita bentuk Yang sangat jarang di temukan adalah poliandri di mana
satu istri memiliki banyak suami; sedangkan bentuk poligami yang umum adalah
poligami, yakni seorang suami mempunyai lebih dari satu istri dapat saat yang sama.

2.2.2 Institusi Agama

8
Agama dan sistem kepercayaan lainnya sering kali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (religion, yang berasal dari bahasa latin religare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat
manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (kamus filosofi dan Agama)
mendefinisikan Agama sebagai berikut :
......sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan bisa berkumpul
bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal
yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan
kebahagiaan sejati.

Institusi agama merupakan System keyakinan dan praktek keagamaan yang


penting dari masyarakat yang telah dibakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara
luas dan dipandang perlu dan benar. Agama berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya
lebih dari perilaku moral. Agama menawarkan suatu pandangan dunia dan jawaban atas
berbagai persoalan yang membingungkan manusia. Agama mendorong manusia untuk
tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri melainkan kepentingan bersama.

2.2.3 Institusi Pendidikan


Lembaga pendidikan di kembangkan sebagai suatu upaya sistematis untuk
mengajarkan apa yang tidak bisa dipelajari secara mudah dalam lingkungan keluarga.
Lembaga pendidikan primer adalah sekolah formal, yang bermula dari jenjang sekolah
kanak-kanak hingga jenjang perguruan tinggi.
Institusi pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga
lainnya, oleh karena itu institusi pendidikan selalu berjuang untuk memperoleh otonomi
dari lembaga-lembaga tersebut. Alat melindungi otonomi pendidikan meliputi
kebebasan akademik dan jabatan akademik. Kebebasan akademik mengandung
pengertian : 1. Sekolah harus dikelola oleh para pendidik dengan campur tangan pihak
luar yang terbatas, dan 2. Para sarjana dan guru besar diperkenankan melakukan
penelitian, mempublikasikan dan mengajar tanpa harus khawatir terhadap penekanan,
meskipun penelitian atau apa yang mereka ajarkan terbukti tidak disenangi orang.
Jabatan tetap akademik melindungi tenaga pengajar dari pemberhentian mendadak yang
di sebabkan baik oleh pandangan tenaga pengajar maupun hanya adanya sikap-sikap
pilih kasih kepada sekolah atau pengawas sekolah.

9
2.2.4 Institusi Politik-Ekonomi

Institusi - institusi politik ekonomi adalah sarana yang distandirasi untuk


memelihara ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Institusi-
institusi ekonomi-politik memiliki tiga pola yakni:

 System ekonomi campuran, di mana keuntungan dam pemilikan swasta


digabungkan dengan beberapa unsur sosialisme dan paham negara
kesejahteraan.
 System komunisme, yang mencangkup pengertian bahwa pencarian
keuntungan swasta tidak diperkenankan dan perusahaan penting dikelola
oleh negara.
 System fasisme, yang berarti bahwa perusahaan swasta diperkenankan
berjalan di bawah pengendalian negara secara otoritas.
System ekonomi campuran, yang paling banyak berkembang didunia dewasa ini
sedang berjuang menghadapi resesi, inflasi, dan konflik yang menyangkut masalah
sejauh mana batas fungsi negara dalam mensejahterakan rakyatnya.
Fungsi nyata dari institusi-institusi politik ekonomi adalah untuk memelihara
ketertiban, menciptakan konsensus, dan meningkatkan produksi semaksimal mereka.
Tidak ada satu pun masyarakat yang telah berhasil memenuhi segenap fungsi tersebut.
Fungsi laten dari institusi-institusi politik ekonomi banyak jumlahnya, antara lain
adalah merusak kebudayaan tradisional dan mempercepat pengrusakan lingkungan
hidup.

2.3 Masyarakat

Terdapat empat kriteria yang di penuhi agar suatu kelompok dapat disebut
masyarakat yaitu:
 Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu
 Rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi.
 Kesetiaan pada suatu "sistem tindakan utama bersama",
 Adanya sistem tindakan yang bersifat "swasembada" (Marion Levy)

10
Suatu kelompok dikatakan sebagai masyarakat bila memenuhi empat kriteria
tersebut dan dapat tertahan stabil untuk beberapa generasi walaupun sama sekali tidak
ada orang atau kelompok lain di luar kelompok tersebut.

Menurut parsons masyarakat ialah suatu sosial yang sembada, melebihi sama
hidup individu normal, dan merekrut anggota secara terproduksi biologis serta
melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Shiln menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan sendiri yang dibaginya
dalam tiga komponen: pengaturan diri, reproduksi sendiri, dan penciptaan diri. Dengan
berbagai konsep tersebut maka tidak semua kelompok dapat disebut masyarakat

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Telah dijelaskan bahwa dalam suatu tatanan sosial terdapat suatu struktur sosial yang
merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung
hubungan timbal balik Antara status dan peranan dengan batas- batas perangkat unsur-unsur
sosial yang menunjukkan pada keteraturan perilaku sehingga dapat memberikan bentuk
sebagai suatu masyarakat.

Institusi sosial adalah kumpulan dari cara berbagai berperilaku yang diakui sosial.
Dalam institusi sosial terdapat ciri-ciri bentuk-bentuknya dan fungsi dari terbentuknya sebuah
institusi sosial.

12
DAFTAR PUSTAKA

Narwoko, J. Dwi. Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta:
Kencana
Abdulsyani. 2002. Sosiologi, Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/tatanan_sosial
https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu-sosial/social-order-definition-
4138213/
https://www.ruangguru.com/blog/7-pengertian-perubahan-sosial-menurut-para-ahli?
hs_amp=true
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/14/130000269/struktur-sosial--pengertian-
klasifikasi-ciri-ciri-dan-fungsinya?page=all#page2

13

Anda mungkin juga menyukai