LEMBAGA SOSIAL
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Dan Antropologi
Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, yang berjudul “LEMBAGA SOSIAL”. Tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi memenuhi syarat nilai akademik dari penulis dan memberikan sebuah
pegangan pembelajaran yang berguna dengan nilai-nilai positif yang bermanfaat di dalam
kehidupan bagi para pembaca. Makalah ini telah diupayakan secara maksimal, tetapi mungkin
saja masih banyak ditemukan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran
dan masukan sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini kearah yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sesuai fungsinya.
1.3 Tujuan
a. Mengidentifikasi pengertian lembaga social
b. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi lembaga sosial.
c. Untuk mengetahui ciri-ciri umum lembaga sosial.
d. Untuk mengetahui jenis jenis lembaga sosial
e. Mengetahui latar belakang terjadinya lembaga sosial skematika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Sosial
Dalam bahasa sehari-hari, penggunaan konsep atau istilah lembaga sosial, sering
dikacaukan dengan istilah institut atau badan sosial. Untuk lebih jelas akan disajikan letak
perbedaan kedua istilah tersebut. Lembaga adalah sistem norma atau aturan-aturan mengenai
suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan badan atau institut merupakan kelompok
orang terorganisasi yang bertugas melaksanakan aktivitas tersebut. Sebelum membahas lebih
lanjut, pengertian mengenai lembaga sosial atau institusi sosial, maka agar tidak
membingungkan perlu dibedakan antara istilah lembaga atau institusi dengan istilah organisasi
atau badan. Jika ada istilah lembaga atau lembaga pendidikan keguruan, maka badan atau
organisasinya adalah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jika ada istilah lembaga atau
lembaga agama, maka badan atau organisasinya adalah Institut Agama Islam, Sekolah Tinggi
Agama Buddha, dan lain-lain. Bedakan konsep antara universitas dengan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Agar lebih jelas lagi dalam menarik kesimpulan mengenai definisi tentang lembaga sosial
tersebut, maka perlu dipelajari beberapa pengertian lembaga sosial tersebut menurut para ahli
Sosiologi sebagai berikut.
1. Teori P.B. Harton dan C.L. Hunt
Secara teoritis, Harton dan Hunt menjelaskan bahwa lembaga sosial adalah suatu sistem
norma yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan kemasyarakatan yang berguna bagi kehidupan
manusia. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa, lembaga sosial dapat pula diartikan sebagai
keseluruhan tata kelakuan atau kebiasaan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia.
2. Teori Bruce J. Cohen
Menurut Cohen, yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah suatu sistem pola sosial
yang tersusun secara rapi dan bersifat permanen, memuat perilaku tertentu yang kokoh dan
terpadu dalam rangka memuaskan atau memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam
kehidupannya.
3. Koentjaraningrat
Hal senada disampaikan oleh Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa, lembaga sosial
adalah suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk
keperluan khusus manusia dalam kehidupannya.
Berdasarkan teori dan konsep tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, lembaga
sosial adalah suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka
melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.
Pengertian ini berbeda dengan badan atau organisasi yang berarti sekelompok orang yang
membentuk suatu badan atau organisasi yang berperan dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan aktivitas masyarakat tersebut. Lembaga sosial merupakan sistem norma tentang
aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan
bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.
Menurut Hassan Shadily 1984 (dalam Abdulsyani, 1994:77) menjelaskan bahwa adat
yang oleh anggota golongan, terutama dalam masyarakat sederhana, sangat keras dipertahankan,
dan pelanggarannya dihukum mati, yaitu antara lain: tabu, larangan keras untuk menginjak suatu
daerah yang dikatakan suci, atau berbuat salah sesuatu perbuatan yang dilarang.
Menurut H.M. Johnson 1960 (dalam Abdulsyani, 1994:78-79) bahwa suatu norma lembaga
(institutionalized) dalam suatu sistem sosial tertentu, apabila dipenuhi paling sedikit tiga syarat,
yakni :
1. Bagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma tersebut.
2. Norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-warga sistem sosial tersebut.
3. Norma tersebut bersanksi.
Menurut Soerjono Soekanto (dalam Abdulsyani,1994:79) secara umum lembaga
kemasyarakatan itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Pada dasarnya
lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi, yaitu antara lain :
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lembaga sosial merupakan suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat
terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dalam memenuhi segala
kebutuhan pokok manusia. Adapun tujuan lembaga sosial yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia atau melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Lembaga sosial
memiliki beberapa fungsi yang sangat strategis, yaitu berperan dalam memberi arahan
dan pedoman kepada warga masyarakat untuk dapat menyelaraskan diri dengan norma
yang berlaku dalam masyarakat dalam mencapai kebutuhan pokoknya, sebagai
stabilisator dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai fungsi kontrol atau social
control terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan, sarana yang efektif untuk menjaga
keutuhan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, dan sebagai
stabilisator dan dinamisator dalam mengembangkan kehidupan bermasyarakat secara
normal.
Lembaga keluarga merupakan satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Lembaga keluarga juga
memiliki peran serta yang cukup besar dalam menjaga kelangsungan kehidupan
bermasyarakat. Lembaga keluarga memiliki fungsi pengaturan hubungan biologis,
reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi, kontrol, dan proteksi. Lembaga pendidikan
merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi
yang tujuannya adalah untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang
dinamis. Berdasarkan Teori Harton dan Hunt, lembaga pendidikan memiliki dua fungsi,
yakni fungsi manifes dan fungsi laten pendidikan sebagai fungsi sosial. Lembaga
pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi masalah proses sosialisasi yang
tujuannya untuk mengantarkan seseorang pada kebudayaan yang dinamis.
Kemudian lembaga politik menurut Schoerl, lembaga politik merupakan badan
yang mengatur dan memelihara tata tertib untuk mendamaikan pertentangan dan untuk
memilih pemimpin yang berwibawa. Lembaga politik memiliki fungsi-fungsi, yakni
membentuk norma-norma kenegaraan berupa undang-undang yang disusun oleh
legislatif, melaksanakan norma tersebut yang telah disepakati, memberikan pelayanan
kepada masyarakat, baik bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan
lain sebagainya, mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain,
menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan bahaya, menjalankan
diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain sebagainya.
Sedangkan lembaga agama, merupakan lembaga yang mengatur tata tertib dan
Berketuhanan Yang Maha Esa. Fungsi lembaga agama adalah sebagai pedoman umat
manusia untuk berhubungan secara baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia,
mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat, memberikan kekuatan
moral untuk mencari identitas diri dan masyarakat, mengendalikan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.
Dalam tataran praktis, lembaga ekonomi merupakan suatu lembaga sosial yang
mengurusi masalah kebutuhan yang bersifat materiil, yakni mengatur kegiatan yang
berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi yang berupa barang dan jasa yang
diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan hidupnya. Proses produksi meliputi
bercocok tanam, beternak, perikanan, berburu dan meramu, dan kegiatan industri.
Sedangkan kegiatan distribusi meliputi distribusi reprositas, redistribusi, dan pertukaran
pasar. Selanjutnya, kegiatan konsumsi adalah perilaku masyarakat dalam menggunakan
barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.2 Saran
Hubungan antara lembaga sosial tertentu dengan lembaga sosial yang lain tidak selalu
sejalan. Apabila tidak disadari secara arif, maka akan menimbulkan konflik antar-
lembaga sosial tersebut. Untuk mengatasi hal demikian, maka diperlukan komunikasi
antar-lembaga sosial yang saling berseberangan sehingga ditemukan solusi yang paling
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Horton, B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990. Sosiologi Edisi 6. Jilid I dan II. Jakarta: Erlangga.
J.C. Bruce. 1972. Sosiologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa: Sahat Simamoro. Jakarta: Rineka
Cipta.