Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Pranata Sosial”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
SOSIOLOGI

Dosen Pengampu : Pipin Yosepin M.Sos.


Disusun oleh : Rohayati
Nim : 232300008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD)


STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH
JAKARTA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang
telah memberikan begitu banyak nikmat diantaranya nikmat iman, nikmat islam,
nikmat taufik hidayah, nikmat sehat dan begitu banyak nikmat yang tidak
terhingga yang telah diberikan oleh Allah SWT, diantaranya nikmat kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, dengan senang
hati penulis menerima semua masukan dan keritikan dari pembaca dan dari semua
pihak, atas kritikan dan masukannya penulis ucapkan banyak-banyak terima
kasih.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen pengampu yang telah membimbing kami semua. Dan penulis ucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang selalu mendukung dan memotivasi saya di
dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, 14 Maret 2024

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan penelitian.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri dan Fungsi Pranata Sosial..................................................3
B. Ciri-ciri Pranata Sosial...... …………………,,,………………10
C. Pranata Sosial Yang Ada Dalam Kehidupan Masyarakat........14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................19
B. Daftar Pustaka………………………………………………...20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang
biasanya terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ke titik pusat) di
sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhab pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir dan cara
bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ada himpunan kaidah yang
befungsi pemenuhan pokok yang lain. Dengan kata lain bahwa pranata sosial
merupakan himpunan kaidah-kaidah atau norma-norma. Supaya hubungan
yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat perbeda-beda,
diperlukan sebuah pranata sosial budaya, yang dimana mempunyai fungsi-
fungsi dan aturan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pranata sosial dan jenis-
jenis pranata sosial serta perubahan pranata sosial. perubahan sosial, arah
perubahan sosial yang merupakan suatu gejala perubahan dari suatu keadaan
sosial tertentu ke dalam sosial lainnya. Karena itu, perubahan sosial pasti
memiliki suatu arah atau tujuan tertentu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Sebutkan Ciri dan Fungsi Pranata Sosial ?


2. Jelaskan Proses pertumbuhan pranata sosial ?
3. Sebutkan pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat ?

1
C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan-tujuan masalah dalam makalah pranata sosial budaya , adalah
sebagai berikut :

1. Mengetahui ciri dan fungsi pranata sosial


2. Mengetahui proses pertumbuhan pranata sosial
3. Mengetahui pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat
4. Mengetahui dampak dari perubahan sosial terhadap perkembangan
pranata sosial budaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri dan Fungsi Pranata Sosial


1. Pengertian Pranata Sosial

Pranata sosial merupakan terjemahan dari sosial institution, walaupun


para sarjana sosiologi belum mempunyai kata sepakat tentang hal itu.
Karena sosial institusional selain diartikan pranata sosial, juga diartikan
bangunan sosial yang merupakan terjemahan darisoziale gebilde (bahasa
jerman), bahkan ada pula yang mengartikan lembaga kemasyarakatan.
Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut

 Koenjaraningrat (1990), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan


unsur-unsur yang mengatur perilaku para warga masyarakat yang saling
berinteraksi.
 Soekanto (1987), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga
kemasyarakatan yang lebih menunjukan suatu bentuk dan sekaligus
mengandung pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma
dan peraturan tertentu yang menjadi cirri dari sautu lembaga.
 Mac Iver dan Charles (1988), berpendapat bahwa pranata sosial
merupakan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara suatu prosedur
yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam
suatu kelompok kemasyarakatan atau sosial.
 Dan masih banyak pendapat-pendapat lain yang dikemukakan oleh para
ahli sosiologi lainnya.
Pranata sosial bertujuan untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan pokok
manusia,pada dasar mempunyai beberapa fungsi sebagai :

1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka


harus bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-

3
masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-
kebutuhan.

2) Menjaga keutuhan masyarakat

3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system


pengendalian sosial (sosial control). Artinya system pengawasan
masyarakat terhadap tingkahlaku anggota-anggotanya.

Fungsi-fungsinya diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak


mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu maka harus pula
memperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat
yang bersangkutan.

2. Ciri-ciri Pranata Sosial

Secara lengkap ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin
dalam General features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut:

1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran


dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga


kemasyarakatan.

3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan


tertentu.

4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang


dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti
bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya.

5) Lambang- lambang juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga


kemasyarakatan.

4
6)Suatu kembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun
tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan
lain-lain.

Selain ciri-ciri,lembaga sosial mempunyai sifat-sifat umum seperti, menurut


Harjono (1986:139) sebagai berikut:

1) Pranata sosial berfungsi sebagai satu unit dalam system kebudayaan


yang merupakan satu kesatuan bulat.

2) Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai tujuan yang jelas

3) Pranata sosial biasanya relative kokoh

4) Pranata sosial dalam melakukan fungsinya sering mempergunakan hasil


kebudayaan material

5) Sifat karakteristik yang ada pada pranata sosial adalah lambang,dan

6) Pranata sosial biasanya mempunyai tradisi tertulis atau lisan yang jelas

Beberapa syarat pranata atau lembaga menurut Suhardi (1987 : 66-67) yaitu :

1) Harus memiliki aturan atau norma hidup dalam ingatan atau yang
tertulis.

2) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki suatu system hubungan


yang didasarkan atas norma-norma tertentu.

3) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan tertentu yang didasari dan dipahami oleh
kelompok masyarakat bersangkutan.

4) Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.

Dengan demikian bahwa pranata atau lembaga merupakan kelompok


individu yang memiliki norma dan berhubungan secara langgeng,

5
dimana anggotanya memiliki fungsi masing-masing untuk mendukung
fungsi pranata itu sendiri1

3. Tipe-tipe Pranata Sosial

Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut


pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

1) Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari


sudut perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-
lembaga paling primer, lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt
istiadat masyarakat. Contoh hak milik, agama, dan seterusnya.
Sedangkan enacted institusions dengan sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga
perdagangan, dan lain- lain.

2) Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi


lembaga sosial berdasarkan basic institusionsdan subsidiary. Basic
institusions dianggap sebagai lembaga sosial yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya keluarga,
sekolah-sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions
dianggap yang kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3) Dari sudut penerimaan masyarakat dapat
dibedakan approved atau sosial sanctioned
instiitutions denganunsanctioned institusions. Apporoved atau sosial
sancationed institusional adalah lembaga-lembaga yang diterima
masyarakat seperti sekolah, perusahaan dagang dan lain-
lain.unsanctioned institutions yang ditolak keberadaannya oleh
masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya
kelompok penjahat, perampok dan lain-lain.

1 Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung :


UPI Press

6
4) Perbedaan antara general institusions dengan restricted
institutions timbul apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-
penyebabnya.misalnya agama adalah suatu general institutions karena
hamper dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia.sedangkan agama
islam, kristen,budha,hindu dan lain-lain. Merupakan restected
institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat dunia.
5) Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative
institutions atau regulative institutions. operative institutions berfungsi
sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
lembaga industri. Sedangkan regulative institutions bertujuan untuk
mengawasi adapt istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian
mutlak lembaga itu sendiri.

4. Perubahan Pranata Sosial

Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah


merupakan sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam selalu berubah-ubahmaka
pranata sosial pun dapat mengalami perubahan nya sulit dilakukan. Hal ini
sangat tergantung pada beberapa hal seperti:

1) Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai


meninggal,merupakan proses yang relative lama.

2) Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu


mekanisme dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk
menjamin agar individu mematuhi norma-norma yang berlaku.

Karena itu walaupun pranata sosial dapat berubah tetapi dalam


kenyataan Perubahan sosial dalam masyarakat berdampak pada adanya
perkembangan pada pranata sosial baru dalam sistemem aspek kehidupan
masyarakat.. Pranata-pranata sosial tersebut membawa kemajuan dan

7
kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
disisi lain melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang tidak
sedikit membawa akses negative didalamnya.

Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut:

1) Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank


dengan berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini
membentuk pola hidup masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat modern.

2) Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak


menampung kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti
organisasi pencinta alam, basket, dan modeling.

3) Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai


pranata baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi
transportasi dan informasi (komputer dan internet).

4) Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan


kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti
bertambahnya setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik.
Penomena ini melahirkan pola budaya baru yang secara tidak dasar telah
mengubah pola kebudayaan lama.

5) Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya


parochial yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.

6) Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang


ibu yang setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya
sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga bisa memiliki karier.

5. Cara dan Manfaat Mempelajari Pranata Sosial

Keberadaan proses sosial sangat penting dalam rangka memenuhi


kebutuhan manusia dan menciptakan kehidupan yang teratur dari hubungan-

8
hubungan antarmanusia dalam masyarakat.. untuk itu sebagai anggota
masyarakat yang baik sangat penting untuk memepelajari dan menelitinya.
Dalam meneniliti pranata sosial, banyak ahli sosiologi memberikan beberapa
pendekatan yang bias digunakan terhadap masalah tersebut sebagai berikut :

1) Analisis secara histories, bertujuan untuk meneliti sejarah timbul dan


berkembangnya suatu lembaga kamasyarakat atau pranata sosial
tertentu. Misalnya, diselidiki asal mula serta berkembang lembaga
demokrasi,dll.

2) Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan


tertentu dalam berbagai masyarakat berlainan atau lapisan sosial
masyarakat.misalnya, bentuk-bentuk milik,dll.

3) Analisis fungsional,yaitu dengan jalan menganalisis hubungan antar


lembaga-lembaga di dalam masyarakat tertentu.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari pranata sosial,
diantaranya:

1) Dapat mengerti dan memehami pranata sosial yang ada.

2) Memperoleh pengetahuan tentang keserasian antar norma dan berbagai


bidang sehari-hari.

3) Dapat mengetahui hubungan antar pranata sosial.

4) Dapat mengetahui tatanan pranata sosial secara keseluruhan.2

2 Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.

9
B. Proses Pertumbuhan Pranata Sosial
a. Norma Sosial
Norma dalah wujud konkrit dari nilai yang merupakan pedoman, berisi
keharusan bagi individu atau masyarakat.

Norma dianggap positif apabila dianjurkan atau diwajibkan oleh


lingkungan sosialnya. Sedangkan norma dianggap negatif, apabila tindakan
atau prilaku seseorang dilarang dalam lingkungan sosialnya. Karena norma
sosial sebagai ukuran untuk berperilaku sehingga individu dapat
menyesuaikan diri dengan norma yang telah disepakati, maka diperlukan
sanksi bagi individu yang melanggar norma. Karena seseorang yang
melanggar norma harus diberikan penyadaran bahwa perbuatannya tersebut
tidak sesuai dengan aturan.

Norma-norma yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat


mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah
kekuatan mengikatnya, adajuga yang kuat. Berkenaan hal tersebut dikenal ada
empat pengertian norma, sebagai berikut :

1) Cara (usage), penyimpangan terhadap cara tidak akan mendapat


hukuman yang berat, tetap hanya celaan. Contohnya orang yang
makan bersuara, cara makan tanpa sendok dan garpu.

2) Kebiasaan (folkways), perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi


kebiasasan. Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat dibandingkan
cara. Bila tidak dilakukan dianggap menyimpang dari kebiasaan umum
dan masyarakat. Memberi hormat kepada orang lain yang lebih tua,
mendahulukan kaum wanita waktu antri dan sebagainya.

3) Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang dianggap tidak hanyasebagai


perilaku saja, tetapi diterima sebagai norma-norma pengatur.

4) Adat istiadat (costum), yaitu tata kelakuan yang menyatu dengan pola-
pola perilaku masyarakat dan memiliki kekuatan mangikat yang
lebih.bila dilanggar akan mendapat sanksi keras dari masyarakat.

10
Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola
perilakusetiap individu sebagai berikut :

1) Norma tidak tertulis yang dilakukan (informal) masyarakat dan telah


melembaga, yang lambat laun akan berupa peraturan dan tertulis pula,
walupun sifatnya tidak baku tetapi tergantung pada kebutuhan saat
masyarakat, hal ini berupa gabungan dari folk-sway dan mores,seperti
kebutuhan keluarga, cara membesarkan anak. Dari lembaga terkecil
sampai masyarakat, akan mengenal norma prilaku, nilai cita-cita dan
system hubungan sosial. Karena itu suatu lembaga mencakup :

1. Seperangkat pola prilaku yang telah distandarisasi dengan


baik
2. Serangkaian tata kelakuan, sikapdan nilai-nilai yang
mendukung,dan
3. Sebentuk tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adapt
serta perlengkapan yang lain.
2) Norma tertulis (formal), biasanya dalam bentuk peraturan atau
hokum yang telah yang telah dibakukan dan berlaku dimasyarakat.
Contoh :

1. Norma yang umum berhubungan dengan kepentingan dan


ketentraman warga masyarakat banyak.seperti mengganggu
gadis yang lewat dll.
2. Norma itu bertujuan mengatur dan menegakan kehidupan
masyarakat, agar meresa tentram dan aman dari segala
gangguan yang dapat merasahkan.
3. Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau
sekelompok masyarakat berupa isenga atau meniru tindakan
orang lain. Contohnya: individu meniru pakaiannya atau
penampilan kelompok musik tentunya.

11
Berdasarkan klasifikasi diatas, ada beberapa norma yang
umumnya berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat, sebagai
berikut.

1) Norma kesopanan / etika, adalah norma yang berpangkal pada


aturan tingkah laku yang diakui masyarakat, seperti cara
berpakaian, cara bersikap dan berbicara dalam pergaulan.
Contohnya : memakai pakaian yang minim bagi perempuan
tidak umum adalah tidak sopan.

2) Norma kesusilaan, norma ini mengatur bagaimana seseorang


dapat berperilaku secara baik dengan pertimbangan moral atau
didasarkan pada hari nurani atau ahlak manusia. Contohnya :
tindakan pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak
oleh masyarakat dimanapun, bagi masyarakat Indonesia
berciuman di depan masyarakat umum dianggap melanggar
norma susila, walaupun mereka pasangan suami istri.

3) Norma agama, didasarkan pada ajaran atau akidah suatu


agama.dalam agama terdapat perintah dan larangan yang harus
dijalankan pemeluknya.

4) Norma hukum, merupakan jenis norma yang paling jelas dan


kuat ikatannya karena merupakan norma yang baku.
Didasarkan pada perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang sah dan
terdapat penegak hokum sebagai pihak yang berwenang
menjatuhkan sanksi. Contohnya : seorang terdakwa
melakukan pembunuhan terancana divonis oleh hakim dengan
dikenakan hukuman minimal 15 tahun.

5) Norma kebiasaan,didasrkan pada hasil perbuatan yang


dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga
manjadi sautu kebiasaan. Contohnya : mudik di hari raya.

12
Selain hal-hal diatas, agar aturan-aturan atau norma-norma
sosial dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat, maka norma-
norma tersebut harus melembaga (institutionalized). Agar norma
sosial biasa melembaga, maka sebagai berikut.

a) Diketahui

b) Dipahami

c) Ditaati

d) Dihargai

b. Sistem pengendalian sosial


Didalam kehidupan sehari-hari system pengendalian sosial atau sosial
control seringkali diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap
jalannya pemerintahan, khususnya pemerintahan beserta aparaturnya.

Control sosial atau pengendalian sosial terutama bertujuan untuk


mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam masyarakat.

Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian sosil dapat


bersifat preventif atau represif atau bahkan kedua-duanya.

- Preventif merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya


gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan
keadilan.Misalnya melalui proes sosialisasi, pendidikan formal atau
informal.
- Sedangkan usaha-usah represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian
yang pernah mengalami gangguan. Misalnya penjatuhan sanksi terhadap
warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah
yang berlaku.

13
Suatu proses control sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara
seperti cara-cara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan
(coersive):
Selain cara tersebut dikenal pula teknik-teknik compulsion dan pervasion:

- Compulsion, diciptakan situasi demikian rupa, sehinggan seseorang


terpaksa taat atau mengubah sikapnya, yang menghasilkan kepatuhan
secara tidak langsung.

- Pervasion, norma yang ada di ulang-ulang penyampaiannya sedemikian


rupa, dengan harapan bahwa hal tersebut masuk dalam aspek bawah sadar
seseorang.dengan demikian orang tersebut akan mngubah sikapnya
sehingga serasi dengan hal-hal yang diulang-ulang penyampaiannya itu.3

C. Pranata Sosial Yang Ada Dalam Kehidupan Masyarakat


1. Pranata keluarga
a. Definisi

Pranata keluarga (family institution), dapat didefinisikan sebagai


kelompok yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan atau pertalian darah
atau adopsi yang terbentuk dalam satu rumah tangga saling interaksi dan
berkomunikasi melalui peran-perannya.berdasarkan Undang-undang No 1
tahun 1974 pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal, berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan menurut Goode (1987) mendefinisikan pranata
keluarga sebagai suatu unsure dalam stuktur sosial yang memiliki
karakteristik universal dan dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat.
Beberapa karakteristik pranata keluarga menurut Goode adalah :

3 Ardiwinata, S. Jajat. dkk. 2008. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press

14
1). Keluarga terdiri dari orang-orang yang beratu karena ikatan
perkawinan, hubungan darah atau adopsi.

2). Suatu keluarga umumnya memiliki anggota keluarga yang hidup


bersama-sama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga.

3). Keluarga merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi


dengan tradisi masyarakat setempat.

4). Suatu keluarga dapat mempertahankan kebudayaan secara bersama.

b. Peran dan fungsi keluarga

1). Fungsi keagamaan, merupakan suatu keyakinan yang memiliki


kaidah, nilai dan norma untuk mengatur kehidupan manusia, secara
individu, keluarga, maupun masyarakat.

2). Fungsi kebudayaan adalah wahana untuk membina keluarga untuk


dapat menghormati kebudayaan dan pengembangan kebudayaan.

3). Fungsi reproduksi adalah wahana untuk melanjutkan keturunan yang


sehat, berencana dan mampu mensejahterakan, penuh iman dan
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4). Fungsi Ekonomi adalah wahana mengembangkan kemampuan


ekonomi secara mandiri sehingga para anggotanya mampu
mempertahankan hidup.

5). Fungsi edukatif atau pendidikan, adalah wahana pendidikan pertama


dan utama mempersiapkan generasi yang lebih baik.

2. Pranata Ekonomi
a. Definisi

Pranata ekonomi adalah seperangkat norma atau aturan-aturan


yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.

15
b. Peran pranata ekonomi dalam mengatur pola ekonomi manusia adalah
sebagai berikut :

1). Pengaturan produksi barang dan jasa

Produksi mencakup kegiatan untuk membuat suatu barang


semakin bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya, produksi gula.
Gula mempunyai manfaat dari pada tebu. Untuk melakukan proses
produksi diperlukan unsur-unsur produksi berupa tenaga kerja,
modal, dan tentu saja bahan mentah atau bahan baku.

2). Fungsi distribusi barang dan jasa

Distibusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen


konsumen. Penyaluran barang dan jasa dapat dilakukan secara
langsung, yaitu dari produsen ke konsumen, dapat juga melalui
pelantara.

3). Fungsi konsumsi barang dan jasa

Suatu kehidupan dikatakan layak jika kebutuhan barang dan jasa


dapat terpenuhi. Hidup layak sangat tergantung pada tiga factor:
pendapatan, tersedianya barang dan jasa, serta tingkat harga barang
dan jasa.

3. Pranata politik
1. Definisi
Pranata politik adalah upaya atau kegiatan partai politik sebagai
organisasi kemasyarakatan yang memiliki cirri khas tersendiri dan
bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan berbekal ilmu kenegaraan
atau tata Negara.

2. Peran dan Funsi Pranata Politik


Untuk memenuhi kebutuhan manusia demi memperjuangkan dan
melaksanakan kedaulatan rakyat melalui badan legeslatif, eksekutif dan

16
yudukatif untuk mengembangkan dan membina masyarakat ke arah
kesejahteraan, ketertiban, dan ketentraman hidup.

4. Pranata pendidikan
1. Definisi
Menurut undang-undang RI No 20 tahun 2003 pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Satuan
pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

2. Peranan dan fungsi pranata pendidikan


Fungsi pranata pendidikan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Fungsi manifest, yaitu fungsi yang memiliki peranan membantu


seseorang agar mampu secara mandiri mencarai nafkah dan
mengembangkan potensinya dalam memenuhi kebutuhan pribadi
bersama dengan proses pembangunan.

2) Fungsi laten, yaitu dimana pendidikan dapat menjadi masyarakat


tahu akan fungsi yang dimaksud, tapi masyarakat tidak menyadari
atau seolah-olah tidak tahu. Misalnya: hasil lulusannya berkualitas
rendah akan mengakibatkan tenaga kerja tidak siap memasuki
dunia pendidikan

5. Pranata Agama
1. Definisi
Pranata agama adalah seperangkat aturan yang mengatur
kehidupan manusia, baik manusia dengan sesame mahluk lainnya maupun
dengan penciptanya.

2. Peranan pranata agama


Beberapa fungsi agama yang dapat kita bahas adalah fungsi
manifest dan fungsi laten dari agama.

17
1). Fungsi manifes agama adalah pendidikan agama yang disampaikan
bersifat pernyataan terbuka, sarat muatan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh masyarakat melalui doktrin, ritual, dan
perilaku.

2). Fungsi laten agama dalah pendidikan agama yang sebagian


kegiatannya tanpa disadari dapat berkembang menjadi pendorong
munculnya kegiatan lainnya karena sifatnya tersembunyi, misalnya
pada saat pertemuan atau kegiatan keagamaan yang melibatkan
banyak umat, mereka umumnya ingin tampil dengan pakaian yang
rapi.4

4 Ningrum, Epon. Dkk.2006. Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung. UPI Press.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang
biasanya terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ketitik pusat) di
sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhab pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir dan cara
bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Macam- macam pranata sosial dalam masyarakat adalah pranata keluarga, pranata
agama, pranata politik, pranata pendidikan,pranata ekonomi, pranata kesenian,
pranata pelayanan sosial, dan pranata ilmiah.

B. Saran
Dalam rangka kedudukan dalam suatu pranata, diharapkan individu warga
masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari kedudukan khusus dalam
pranata itu. Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu
disebut dengan suatu istilah ilmiah, yaitu peranan sosial (sosial role atau role
saja).

19
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya.


Bandung : UPI Press.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.
Ardiwinata, S. Jajat. dkk. 2008. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI
Press
Ningrum, Epon. Dkk.2006. Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung. UPI
Press.

20

Anda mungkin juga menyukai