Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA-LEMBAGA SOSIAL

(Tugas Praktikum Mata Kuliah Sosiologi Perdesaan)

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Ashwa Nur Afifah (2314131009)


Qonita Alima (2314131039)
Ririn Gusmiati (2314131072)
Agustina Vincensia Sihotang (2314131081)
Husin Afifi (2354131002)
M. Al Fatih (2364131001)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan
keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono
Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan
keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-
norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun,


lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contohnya pada zaman dahulu di
dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan.
Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus
mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu
pembeli ataukah penjual.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial. Namun,


tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial
karena untukmenjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses
yang panjang. Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan
atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau
bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain, pelembagaan
adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat
menjadi institusi/lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam kehidupan
bersama.
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana lembaga sosial terbentuk di masyarakat
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan lembaga sosial di masyarakat
3. Untuk mengetahui permasalahan yang kerap muncul yang berkaitan dengan
lembaga sosial
II. PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Lembaga Sosial


Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli, yaitu:
a) Paul Horton dan Chester L.Hunt
Lembaga sosial adalah sistem norma-norma sosial dan hubungan hubungan
yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
b) Peter L. Berger
Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia
ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap
sesuai dengan keinginan masyarakat.
c) Mayor Polak
Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan dan adat istiadat
yang mempertahankan nilai – nilai penting.
d) W. Hamilton
Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar
akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.
e) Robert Maclver dan C.H. Page
Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok
masyarakat.
f) Leopold Von Wiese dan Becker
Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan antarkelompok yang
berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat
dan kepentingan individu dan kelompoknya.
g) Koentjaraningrat
Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus
dalam kehidupan manusia
h) Soerjono Soekanto
Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat
i) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Lembaga sosial adalah kumpulan dari berbagai cara berperilaku yang diakui
oleh anggota masyarakat sebagai sarana untuk mengatur hubungan-hubungan
sosial.
j) W.G. Sumner
Sumber mengungkapkan definisi lembaga sosial sebagai perbuatan, cita-cita,
sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Lembaga
berfungsi agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat.

Setelah memahami beberapa pengertian lembaga sosial yang dikemukakan oleh


para ahli di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa lembaga sosial berkaitan
dengan hal-hal berikut ini:

1) Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan memengaruhi.


Maksudnya sistem norma tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain
dan membentuk sebuah institusi dalam sebuah proses yang cukup panjang.
2) Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai
dengan kebutuhan hidup. Seperangkat norma bersifat fleksibel, seperti telah
dibahas pada saat kamu duduk di kelas X dulu, bahwa norma sosial adalah
sesuatu yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hidup dan juga pola
pemikiran seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan adanya suatu
perubahan sosial yang sifatnya menyeluruh, maka kemungkinan besar norma
sosial juga akan ikut berubah.
3) Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar
dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Sebagaimana fungsi dari norma itu
sendiri, yaitu sebagai pengatur pola perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat, yang keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mencapai
keteraturan sosial.
Lembaga sosial merupakan pola yang terorganisasi untuk memenuhi berbagai
keperluan manusia, yang terlahir dengan aanya berbagai budaya, sebagai suatu
ketetapan yang tetap, untuk memperoleh konsep kesejahtraan masyarkat dan
melahirkan suatu struktur. Jadi, lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan
norma atau kaidah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan
kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.

II.2 Karakteristik Lembaga Sosial


Lembaga sosial memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1) Terorganisir dan memiliki aturan yang berlaku. Apabila kelompok tersebut


teroganisir, memiliki posisi yang jelas, dan memiliki aturan yang ditegakkan,
maka kelompok tersebut dianggap sebagai lembaga.
2) Memiliki tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai. Terbentuknya lembaga
sendiri adalah upaya untuk mencapai tujuan.
3) Telah bertahan cukup lama—disini, "cukup lama" menunjukkan bahwa
lembaga tersebut telah melekat pada anggotanya. Sebuah lembaga yang
bertahan cukup lama akan bergantung pada apa yang dipikirkan anggotanya.
4) Tanggap terhadap perubahan. Sebuah organisasi yang responsif terhadap
perubahan menunjukkan bahwa ia berinteraksi, bergantung pada organisasi
lain, dan melakukan tindakan

Sedangkan menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum
Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai
berikut:
1) Lembaga sosial yaitu organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang
terwujud menempuh aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Beliau
terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, kelola kelakukan, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang tergabung dalam sebuah unit yang fungsional.
2) Lembaga sosial juga dicirikan oleh sebuah tingkat kekekalan tertentu. Oleh
sebab lembaga sosial merupakan kelompok norma-norma yang berkisar pada
keperluan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan
dibakukan.
3) Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga
pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga
perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4) Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan bagi mencapai tujuan
lembaga sosial. Misalnya, rumah bagi lembaga keluarga serta masjid, gereja,
pura, dan wihara bagi lembaga agama.
5) Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-
simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar
tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin bagi
lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan bagi negara, serta seragam
sekolah dan badge (lencana) bagi sekolah.
6) Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan
tujuan, kelola tertib, dan sebagainya. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum
perkawinan bagi lembaga perkawinan.

II.3 Fungsi Lembaga Sosial


1) Memberikan pedoman bagi masyarakat tentang tata cara Bertingkah laku
dalam kehidupan bermasyarakat, terutama yang berhubungan dengan yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
2) Menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat yang bersangkutan. Lembaga
sosial harus dapat menghimpun dan mempersatukan anggotanya agar tercipta
integrasi sosial dalam masyarakat. Integrasi sosial ini adalah kesepakatan
yang disetujui oleh kelompok kelompok yang berbeda dalam masyarakat.
3) Memberikan pedoman kepada masyarakat tentang tata cara mengadakan
pengendalian sosial untuk mengontrol tingkah laku masyarakat.

II.4 Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial yang Ada di Indonesia


Secara garis besar, timbul suatu lembaga sosial yang dapat diklasifikasikan ke
dalam dua cara seperti berikut:

a) Secara tidak terencana


Ini berarti lembaga sosial tersebut lahir sebagai bertahap dalam praktek
kehidupan masyarakat. Ini biasanya terjadi saat manusia sedang berhadapan
dengan masalah yang berhubungan dengan memenuhi kebutuhan hidup.
b) Secara Terencana
Yang berarti lembaga sosial muncul melalui suatu perencanaan yang dibentuk
oleh seseorang atau sekolompok orang. Seseorang yang bisa melakukan hal
ini adalah orang yang memiliki wewenang dan kekuasaan.

II.5 Cara Mempelajari Lembaga Sosial


Mempelajari lembaga sosial merupakan hal yang sangat penting karena tidak bisa
kita pungkiri bahwa setiap hari kita harus hidup di dalamnya. Menurut Mac Iver
dan Charles ada tiga pendekatan yang bisa kita lakukan untuk mempelajari
lembaga sosial yaitu:
1) Analisis secara historis yang bertujan untuk mempelajari sejarah muncul dan
perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan.
2) Analisis komparatif yang bertujuan menelaah dengan cara membandingkan
suatu lembaga tertentu dari berbagai masyarakat.
3) Analisis fungsional dilakukan dengan menganalisa hubungan antar lembaga
berdasarkan fungsinya, hal ini dapat dilakukan dengan analisis historis
maupun analisis komparatif.
II.6 Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan, dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut.

a) Perkembangan Lembaga Sosial

Dilihat dari perkembangannya, lembaga sosial dibedakan menjadi crescive


institutions dan enacted institutions. Crescive institutions yang juga disebut
lembaga-lembaga paling primer. Lembaga ini merupakan lembaga-lembaga
yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat-istiadat masyarakat. Contohnya
adalah hak milik, perkawinan, agama. Sementara Enacted institutions
merupakan lembaga yang dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga perdagangan dan
lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga tersebut berakar pada
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut kemudian disistematisasindan diaturnuntuk
kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disahkan oleh negara.
Contoh KUA, sekolahan, perbankan, pasar.

b) Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat

Berdasarkan orientasi nilainya, lembaga kemasyarakatan diklasifikasikan atau


basic institutions dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata-tertib dalam masyarakat.
Dalam masyarakat Indonesia, misalnya keluarga, sekolah-sekolah, negara dan
lain sebagainya dianggap sebagai basic institutions yang pokok. Sebaliknya
adalah subsidiary-institutions yang dianggap kurang penting seperti misalnya
kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.

c) Penerimaan Masyarakat

Dari sudut penerimaan masyarakat, lembaga kemasyarakatan dapat dibedakan


antara approved atau social sanctioned institutions dengan unsanctioned
institutions. Approved atau social-santioned institutions, adalah lembaga-
lembaga yang diterima masyarakat seperti misalnya sekolah, perusahaan
dagang dan lain-lain. Sebaliknya adalah unsactioned institutions yang ditolak
oleh masyarakat, walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil
memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pencoleng, pemabuk, dan
sebagainya.

d) Faktor Penyebaran

Berdasarkan Faktor penyebaran, lembaga kemasyarakatan dibedakan antara


general institutions dengan restriced institutions. Misalnya agama merupakan
suatu general institutions, karena dikenal oleh hampir semua masyarakat
dunia. Sedangkan agama Islam, Protestan, Katolik, Budha dan lain-lainnya,
merupakan restriced institutions, oleh karena dianut oleh masyarakat-
masyarakat tertentu didunia ini.

e) Fungsi Lembaga Kemasyarakatan

Dilihat dari fungsinya, lembaga kemasyarakatan dibedakan antara operative


institutions dan regulative institutions. Operative institutions adalah lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. Misalnya
lembaga industri. Regulative institutions berfungsi mengawasi adat-istiadat
atau tata-kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
Misalnya lembaga-lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan dan
sebagainya.

II.7 Peranan Lembaga Sosial


Lembaga sosial memiliki peran penting dalam masyarakat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan sosial, melindungi hak-hak individu, dan memfasilitasi
perkembangan masyarakat. Berikut adalah beberapa peran utama lembaga sosial:
1) Pelayanan Sosial
Lembaga sosial seringkali berperan dalam memberikan pelayanan sosial
kepada individu dan kelompok yang membutuhkan bantuan. Ini bisa termasuk
pemberian makanan, perumahan, layanan kesehatan, pendidikan, dan lain
sebagainya.
2) Perlindungan Hak Asasi Manusia
Lembaga sosial seperti organisasi nirlaba dan badan perlindungan hak asasi
manusia berperan dalam melindungi hak-hak individu dari penyalahgunaan,
diskriminasi, dan tindakan sewenang-wenang oleh pemerintah atau entitas
lain.
4) Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat
Lembaga sosial seringkali menjadi wadah untuk pendidikan dan
pengembangan masyarakat. Mereka dapat menyelenggarakan pelatihan,
kursus, dan program pendidikan lainnya yang membantu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan individu dalam masyarakat.
5) Penelitian dan Advokasi
Lembaga sosial seringkali melakukan penelitian untuk memahami masalah
sosial, ekonomi, dan politik yang ada dalam masyarakat. Mereka juga dapat
menjadi suara advokasi untuk mengubah kebijakan atau tindakan yang tidak
adil atau merugikan masyarakat.
6) Pendanaan dan Sumber Daya
Beberapa lembaga sosial memiliki peran dalam mengumpulkan dan
mendistribusikan dana serta sumber daya kepada individu, keluarga, atau
kelompok yang membutuhkan, baik dalam bentuk hibah, bantuan, atau
pinjaman.
7) Pemeliharaan Budaya dan Nilai Sosial
Lembaga sosial juga dapat memiliki peran dalam memelihara budaya dan
nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Mereka dapat menyelenggarakan acara
budaya, festival, atau program lain yang mempromosikan warisan budaya dan
nilai-nilai yang penting bagi masyarakat.
8) Kebijakan Publik
Beberapa lembaga sosial terlibat dalam proses perumusan kebijakan publik.
Mereka dapat memberikan masukan dan saran kepada pemerintah dan
organisasi lain dalam pembuatan kebijakan yang lebih adil dan efektif.
9) Konseling dan Dukungan Psikososial
Lembaga sosial seringkali menyediakan layanan konseling dan dukungan
psikososial kepada individu yang mengalami kesulitan emosional, mental,
atau sosial.
10) Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu peran utama lembaga sosial adalah membantu masyarakat agar
lebih mandiri dan berdaya. Mereka dapat menyelenggarakan program-
program yang membantu individu dan kelompok untuk mengembangkan
kemampuan mereka sendiri.

Peran lembaga sosial ini beragam dan dapat bervariasi tergantung pada jenis
lembaga, tujuan, dan konteks masyarakat di mana mereka beroperasi. Namun,
secara umum, lembaga sosial berkontribusi secara signifikan dalam memperbaiki
kualitas hidup individu dan masyarakat secara keseluruhan.
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Lembaga sosial (social institution) adalah organisasi norma-norma untuk
melaksanakan sesuatu yang dianggap penting. Lembaga berkembang berangsur-
angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting tertentu dilakukan,
dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran
yang melembaga adalah peran yang telah dibakukan, disetujui, dan diharapkan,
dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan,
lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu. Lembaga mencakup sekumpulan
Unsur kelembagaan (norma perilaku, sikap, nilai, simbol, ritual, dan ideologi),
fungsi manifes (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang
tidak dikehendaki dan tidak direncanakan).

III.2 Saran
Lembaga sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, oleh
karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha
mengendalikan lembaga itu ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabet K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu pengantar Sosiologi agama,


Jakarta, CV. Rajawali Press, 1985.

Taupan, M dan Sudarmo M. Padji, Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII, Penerbit
Yrama Widya, 2010

Dirjosisworo, S. 1982. Pokok-pokok Sosiologi Sebagai Penunjang Studi


Hukum. Bandung: Ofste Alumni.
Gillin, J. L., & Gillin, J. P. (1948). Cultural sociology: A revision of an introduction
to sociology.
Noer, Khaerul Umam. (2021). Pengantar Sosiologi Untuk Mahasiswa Tingkat Dasar.

Maryati, Kun. 2007. Sosiologi kelompok peminatan ilmu pengetahuan sosial. Jakarta

Dasanti,w. 2010. Lembaga Kemasyarakatan. Semarang: CV. Ghyyas Putra.

Chaniago, D. S., Rani, A. P., & Solikatun, S. (2019). Peran Lembaga Sosial
Kemasyarakatan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan.
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 1(1), 14-30.

Anda mungkin juga menyukai