BERMASYARAKAT SEHARI-HARI
Menurut seorang Antropolog asal Indonesia yaitu Koentjaraningrat, lembaga sosial dapat diartikan secara
umum sebagai satuan norma khusus yang dapat menata serangkaian tindakan berpola tertentu. Tindakan-
tindakan ini diperlukan untuk keperluan khusus bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Pada
umumnya, lembaga sosial berdiri sesuai dengan norma maupun nilai atau peraturan yang diciptakan oleh
masyarakat dan diterapkan pula oleh masyarakat untuk mengatur sesama manusia dengan tujuan agar
dapat hidup dengan damai. Akan tetapi, tentu tidak semua norma dapat dikatakan sebagai lembaga sosial.
1. Mayor Polak
Mayor Polak berpendapat bahwa lembaga sosial adalah suatu sistem yang terkait dengan peraturan yang
komplek dengan berbagai macam adat istiadat guna mempertahankan seluruh nilai-nilai penting yang ada
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Soerjono Soekanto
Pendapat kedua tentang pengertian lembaga sosial datang dari Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono,
lembaga sosial merupakan himpunan dari norma-norma yang ada pada seluruh tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok tertentu dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Peter L Berger
Peter mendefinisikan lembaga sosial sebagai prosedur yang dapat menyebabkan perbuatan manusia
ditekan oleh pola-pola tertentu serta dipaksa untuk bergerak pada jalan yang dianggap sesuai dengan
keinginan masyarakat.
4. W. Hamilton
Hamilton mendefinisikan lembaga sosial sebagai suatu prosedur atau cara hidup yang dilakukan oleh
setiap kelompok masyarakat, apabila terjadi pelanggaran di dalamnya maka pelanggar akan diberikan
sanksi yang sesuai dengan peraturan yang ia langgar.
Dari pendapat para ahli menurut lembaga sosial tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga
sosial adalah suatu sistem sosial yang diciptakan melalui adat istiadat serta telah disesuaikan pada setiap
daerah.
Lembaga sosial memiliki fungsi untuk mengatur pola sekaligus rangkaian tata cara, dengan tujuan untuk
menciptakan suatu hubungan bermasyarakat yang memiliki satu tujuan utama.
Peran lembaga sosial yang pertama adalah sebagai penyedia pedoman dalam bersikap serta bertingkah
laku untuk masyarakat. Sehingga setiap individu dapat saling menjaga kenyamanan satu sama lainnya.
Sekaligus untuk memberikan pedoman pada masyarakat agar dapat menentukan sikap terbaik ketika
menghadapi suatu masalah.
2. Menjaga Keutuhan dalam Masyarakat
Lembaga sosial juga memiliki sebagai penjaga keutuhan atau sebagai penyatu seluruh individu dalam
masyarakat, agar menjadi satu organisasi yang memiliki visi dan misai sama. Melalui berbagai kegiatan
di lembaga sosial, setiap individu akan paham bagaimana cara bersikap serta bertingkah laku dalam
hubungan sosial.
Mengarahkan masyarakat agar dapat membangun sistem pengendalian sosial. Dengan segala peraturan
yang ada dalam lembaga sosial, serta sanksi yang mengikat seluruh anggota maupun masyarakat luas,
maka lembaga sosial memiliki sebagai pengendali sosial serta lembaga yang memiliki sistem atas
pengendalian tersebut. Sehingga lembaga sosial juga memiliki peran sebagai pencegah terjadinya segala
tindakan kekerasan serta kejahatan di masyarakat.
4. Tempat Belajar
Lembaga sosial juga berperan sebagai tempat belajar untuk setiap anggota masyarakat. Peran ini tidak
hanya dimiliki oleh lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan saja, akan tetapi untuk lembaga
sosial yang bergerak di bidang lainnya. Karena setiap bidang akan dikenal norma-normanya dalam
lembaga lalu dikenal oleh para anggotanya dan akan diterapkan dalam kehidupan keseharian.
Peran lembaga sosial selanjutnya adalah sebagai penegak. Mengingat bahwa lembaga sosial memiliki
sanksi serta hukuman yang diterapkan dalam lembaga. Melalui serangkaian peraturan inilah lembaga
sosial dapat menjadi pengawas sekaligus penegak untuk meluruskan berbagai kesalahan dari anggota
maupun masyarakat luas.
Selain ketujuh ciri lembaga sosial menurut John Conen, ada beberapa ciri umum lainnya dari lembaga
sosial. Berikut penjelasannya.
1. Memiliki Umur yang Panjang
Lembaga sosial tumbuh serta dibentuk oleh beberapa latar belakang. Proses dari pembentukan lembaga
sosial, juga dipertimbangkan oleh beberapa aspek sekaligus. Hal ini membuat lembaga sosial menjadi
sebuah organisasi yang kekal. Artinya, lembaga sosial memiliki umur panjang serta dikenal secara luas
oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Contohnya seperti lembaga sosial TK yang bergerak di bidang
pendidikan, atau KUA yang bergerak di bidang agama.
Setiap lembaga sosial yang terbentuk tentu saja memiliki tujuan khusus sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Contohnya lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan pada umumnya memiliki tujuan
untuk mencerdaskan bangsa serta memajukan IPTEK di Indonesia.
3. Terstruktur
Secara umum, lembaga sosial memiliki berbagai aturan yang mengikat seluruh anggotanya serta
masyarakat luas. Peraturan ini membuat lembaga sosial menjadi lebih terstruktur dengan baik. Tertib serta
disiplin menjadi salah satu ciri khas dari kegiatan operasional lembaga sosial yang umumnya juga akan
melibatkan masyarakat luas. Setiap mengurus suatu kegiatan sesuai dengan bidang dari lembaga tersebut,
maka akan ada prosedur yang perlu dilewati.
4. Memiliki Perangkat
Lembaga sosial yang berdiri dan diterima di masyarakat, biasanya memiliki identitas yang terdiri dari
sejumlah perangkat. Contohnya seperti lambang, logo, bendera, dan lain sebagainya.
Perangkat dari lembaga sosial ini berfungsi sebagai identitas sekaligus untuk menyampaikan tujuan
pembentukan lembaga tersebut.
5. Memiliki Norma
Salah satu alasan terbentuknya lembaga sosial adalah karena norma yang ada di masyarakat. Sehingga
salah satu karakteristik lembaga sosial adalah memiliki norma yang terbentuk melalui suatu proses yang
cukup panjang. Pada mulanya, norma ini diberlakukan dalam lingkungan lembaga lalu meluas ke
masyarakat. Dalam prosesnya, norma ini ikut serta diakui oleh masyarakat luas.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, lembaga sosial memiliki peraturan yang mengikat para
anggotanya. Sehingga apabila anggota dari lembaga sosial tersebut melanggar peraturan yang telah
ditetapkan tentu saja akan ada sanksi yang diterima oleh pelanggar. Contohnya seperti mahasiswa di
perguruan tinggi yang terlibat suatu kasus, maka untuk menyelesaikan kasus tersebut, mahasiswa yang
terlibat perlu menerima sanksi seperti skorsing maupun DO.
Ciri berikutnya dari lembaga sosial adalah memiliki peraturan yang dapat mempengaruhi masyarakat
luas. Peraturan yang dimiliki oleh lembaga sosial biasanya cukup beragam, ada yang tertulis maupun
tidak.
Lembaga sosial seperti yang disampaikan sebelumnya, memiliki beberapa jenis yang bergerak di
bermacam-macam bidang. Berikut beberapa jenis lembaga sosial secara umum yang hadir di masyarakat.
1. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil serta memiliki sifat paling mendasar.
Keluarga disebut sebagai lembaga karena memiliki proses penyatuan dari dua individu sekaligus dua
keluarga yang berbeda satu sama lainnya. Meskipun memiliki perbedaan akan tetapi keduanya menemui
persamaan yaitu visi dan misi, sehingga dapat bersatu dan membentuk keluarga baru.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga sosial yang lebih besar dari lembaga keluarga akan tetapi cukup mendasar adalah lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan menjadi tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, baik
itu pendidikan akhlak, ilmu pengetahuan atau bahkan keterampilan. Tujuan adanya lembaga pendidikan
adalah agar membentuk masyarakat menjadi individu yang cerdas dan memiliki pengetahuan atau
perilaku yang baik.
3. Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan lembaga sosial yang mengatur kehidupan beragama di masyarakat. Agama
adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan, karena dapat menyeimbangkan antara urusan dunia
serta akhirat.
Pemahaman tentang agama juga dapat membantu masyarakat memahami perilaku yang baik, memiliki
sifat terpuji dan membentuk individu sebagai sosok yang taat pada Tuhan maupun norma yang ada di
masyarakat.
4. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah jenis lembaga sosial yang memiliki kegiatan di bidang ekonomi. Contohnya
seperti pasar tradisional maupun modern, agar pasar dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan tempat,
pengelola serta sejumlah aturan yang mengikat seluruh pedagang maupun masyarakat yang berbelanja di
pasar tersebut. Tujuan adanya pasar adalah untuk menghimpun kegiatan ekonomi untuk memberikan
manfaat ekonom bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
5. Lembaga Budaya
Jenis lembaga sosial yang selanjutnya adalah lembaga budaya yang memiliki sifat publik pada suatu
negara.Peran dari lembaga budaya adalah untuk mengembangkan kebudayaan, ilmu pengetahuan, seni
maupun lingkungan pada masyarakat yang berada di suatu daerah atau bahkan suatu negara.
6. Lembaga Politik
Jenis lembaga sosial yang terakhir adalah lembaga politik yaitu lembaga sosial yang dibentuk oleh
masyarakat sendiri dengan tujuan politik serta memiliki peran dalam kegiatan-kegiatan politik.Lembaga
politik, dapat berbentuk pemerintahan, sehingga memiliki peran sebagai pemelihara keamanan serta
ketertiban. Sekaligus untuk melayani maupun melindungi masyarakat yang berada di negara tersebut.
Peran serta kegiatan dari lembaga politik tentu berhubungan dengan bidang politik itu sendiri.
Lembaga sosial kesehatan berorientasi pada pelayanan kesehatan serta memiliki tujuan untuk menjadikan
seluruh anggota masyarakat sehat baik secara mental maupun fisik. Terkadang, ada banyak dan
bermacam-macam aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan yang dilaksanakan oleh lembaga kesehatan
demi memastikan masyarakat sehat.
Contoh dari lembaga sosial kesehatan yang cukup umum adalah sebagai berikut.
Puskesmas
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Klinik
Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Pada intinya, lembaga sosial memiliki peran untuk mengatur pola perilaku anggota, memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sebagai simbol kebudayaan tertentu serta tata krama perilaku
masyarakat. Karena peran yang dimiliki oleh lembaga sosial tersebut, lembaga sosial juga tidak dapat
dibentuk secara sembarangan akan tetapi harus memenuhi syarat serta fungsinya.
Memiliki kelompok manusia yang menjalankan kegiatan bersama serta saling berhubungan sesuai
dengan sistem norma yang ada.
Terdapat tata kelakuan yang baku, berupa norma maupun adat istiadat.
Memiliki pusat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan tertentu.