Puji syukur saya panjatkan atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
membuat makalah mengenai “ Mewaspadai Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) “ yang berhubungan dengan pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan .
Makalah yang kami buat ini sebagai sumber informasi pendamping buku pelajaran. Kami
menyusun makalah ini berdasarkan materi kurikulum yang berlaku, kami juga berusaha untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Jumiati selaku guru bidang studi PKN karena
telah berjasa mendidik kami sampai sekarang ini. Kami pun menyadari bahwa kemampuan
kami belum seberapa dibandingkan dengan bapak/ibu guru pengajar, kami berharap bahwa
Makalah PPKn yang kami buat dapat diterima dan mendapatkan nilai yang memuaskan .
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua .
Makassar, 15 Januari 2018
Kelompok 3
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1) Religius
Keanekaragaman Indonesia adalah Karunia Tuhan yang wajib kita syukuri. Dalam hal ini ,
agama menjadi landasan dasar sekaligus pedoman atau pandangan hidup dalam tindakan dan
perilaku manusia . Sikap Religius menjadi salah satu pegangan seseorang dalam melakukan
setiap tindakan yang dimana sikap ini harus selalu mentaati ajaran agama yang dianjurkan
agar menjalin kerukunan hidup dan persatuan sehingga tidak terjadi kesalapahaman dan
ancaman .
Contoh : Senantiasa percaya dan taat kepada Allah SWT , Selalu berpegang teguh kepada
Allah SWT , Selalu bersikap positif dalam tindakan , dll .
2) Cinta Damai
Cinta damai adalah sikap , perkataan , tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya . Mengembangkan karakter cintai damai akan menciptakan
terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai usaha mewujudkan masyarakat yang
sejahreta dan damai .
Contoh : Melerai jika ada yang berkelahi , tidak membuat masalah, berbuat baik pada semua
orang , dll
3) Semangat Kebangsaan
Semangat Kebangsaan adalah cara berpikir , bertindak , dan berwawasan dengan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
Contoh : Berjiwa Pejuang , Cinta Tanah air , Menjaga persatuan Indonesia dll.
4) Kemandirian
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas atau maslah yang dihadapi dalam sebuah kehidupan .
Contoh : Tidak bergantung dengan orang lain , Mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mampu memcahkan masalah yang dihadapi dll.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan.
5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan
barat di selatan
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan
continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani , terdiri dari dua kata , yaitu idea dan
logi. Idea berarti melihat (idean), sedangkan logi berasal dari kata logos yang
berarti pengetahuan atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam
pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas , pendapat(kejadian) yang memberikan arah tujuan
untuk kelangsungan hidup.
Ideologi merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh Bangsa
Indonesia. Pentingnya Ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Fungsi Ideologi ialah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi
memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka.
Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita, Ideologi mempersatukan orang dari
berbagai agama , untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan social,
sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke
dalam tata nilai yang lebih tinggi.
Ideologi merupakan acuan bagi suatu Negara dalam menjalankan pemerintahannya . hal
ini bisa saja terancam , karena banyaknya paham – paham yang berusaha untuk menguasai
suatu Negara . Ancaman ini dapat berasal dari luar negeri , misalnya masuknya paham
komunisme dan liberalisme. Kedua paham ini harus diwaspadai karena dapat merusak sendi
– sendi kehidupan bangsa .
Ancaman di bidang ideologi akan berakibat , antara lain sebagai berikut ;
a. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila , sehingga
mengakibatkan perilaku masyarakat tidak mencerminkan atau tidak sesuai dengan nilai –
nilai Pancasila .
b. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi .
c. Rusaknya etika dan Moral Bangsa .
Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga
akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila.
CONTOH KASUS ANCAMAN PADA BIDANG IDEOLOGI
a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pemberontakan PKI ini berlatar belakang ideologi politik Marxisme, Leninisme yaitu
ideologi komunis yang menjadi dasar perjuangan PKI, sangat bertentangan dengan ideologi
Pancasila.Pemberontakan ini merupakan pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia ketika
sedang berjuang melawan Belanda yang berupaya menanamkan kembali kekuasaannya di
Indonesia.
Pemimpin pemberontakan ini adalah Amir Syarifuddin dan Musso. Amir Syarifudin
adalah mantan Perdana Menteri dan menandatangani Perjanjian Renville. Ia merasa kecewa
karena kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal
28 Juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun.
Front Demokrasi Rakyat (FDR) ini didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda
Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia
(SOBSI). Kelompok ini seringkali melakukan aksi-aksinya antara lain:
1. melancarkan propaganda anti pemerintah,
2. mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan misalnya di pabrik
karung di Delanggu Klaten.
3. melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya dalam bentrokan senjata di Solo tanggal 2
Juli 1948, Komandan Divisi LIV yakni Kolonel Sutarto secara tiba-tiba terbunuh. Pada
tanggal 13 September 1948 tokoh pejuang 1945, Dr. Moewardi diculik dan dibunuh.
Sedangkan Musso adalah Tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan
terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Setelah gaga , ia melarikan diri ke luar
negeri. Selanjutnya ia pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifuddin untuk
mengadakan propaganda-propaganda anti pemerintah di bawah pimpinan Soekarno-Hatta.
Tujuan dari pemberontakkan itu adalah untuk menjatuhkan Negara Indonesia dan
menggantinya dengan negara komunis. Aksi pengacauan di Solo yang dilakukan PKI ini
selanjutnya meluas dan mencapai puncaknya pada tanggal 18 September 1948. PKI berhasil
menguasai Madiun dan sekitarnya seperti Blora, Rembang, Pati, Kudus, Purwadadi,
Ponorogo, dan Trenggalek. PKI mengumumkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia.”
Setelah menguasai Madiun , para pemberontak melakukan penyiksaan dan pembunuhan
besar-besaran. Pejabat-pejabat pemerintah, para perwira TNI dan polisi, pemimpin-pemimpin
partai, para ulama, dan tokoh-tokoh masyarakat banyak yang menjadi korban keganasan PKI.
Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Oleh karena itu
pemerintah bersama rakyat segera mengambil tindakan tegas terhadap kaum pemberontak.
Dalam usaha mengatasi keadaan, Pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai
Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya, yang meliputi Semarang, Pati,
dan Madiun. Panglima Jenderal Sudirman segera memerintahkan kepada Kolonel Gatot
Soebroto di Jawa Tengah dan Kolonel Soengkono di Jawa Timur agar mengerahkan kekuatan
kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas kaum pemberontak. Karena Panglima Besar
Jenderal Sudirman sedang sakit maka pimpinan operasi penumpasan diserahkan kepada
Kolonel A. H. Nasution, Panglima Markas Besar Komando Jawa (MBKD). Walaupun dalam
operasi penumpasan PKI Madiun ini menghadapi kesulitan karena sebagian besar pasukan
TNI menjaga garis demarkasi menghadapi Belanda, dengan menggunakan dua brigade
kesatuan cadangan umum Divisi III Siliwangi dan brigade Surachmad dari Jawa Timur serta
kesatuan-kesatuan lainnya yang setia kepada negara Indonesia maka pemberontak dapat
ditumpas.
Pada tanggal 30 September 1948 seluruh kota Madiun dapat direbut kembali oleh TNI.
Musso yang melarikan diri ke luar kota dapat dikejar dan ditembak TNI. Sedangkan Amir
Syarifuddin tertangkap di hutan Ngrambe, Grobogan, daerah Puwadadi dan dihukum mati.
Akhirnya pemberontakan PKI di Madiun dapat dipadamkan meskipun banyak memakan
korban dan melemahkan kekuatan pertahanan RI.
Pada tanggal 30 September 1965 PKI kembali melakukan pemberontakkan. Enam jenderal
senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para
pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin
oleh Letkol Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto
kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.
Pemberontakkan PKI berhasil dipatahkan berkat kesigapan TNI. Akan tetapi, hal ini harus
ditebus dengan harga yang mahal. Gerakan 30 September PKI (G 30 S PKI) setidaknya
memakan korban enam perwira tinggi TNI yaitu:
1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi
Tertinggi)
2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang
Perencanaan dan Pembinaan)
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen
5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya
pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau,
Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut. Selain itu masih
banyak orang – orang yang tewas akibat kekejaman PKI selama oprasi pemberontakan.
Mereka rela mengorbankan nyawan nya demi mempertahan kan ideologi Negara Indonesia
b. Pemberontakan DI / TII
Pemberontakan untuk mengubah Ideologi Pancasila dan membentuk NII ( Negara Islam
Indonesia ) pernah dilakukan Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) .
Gerakan ini berawal dari gagasan Kartosuwiryo untuk membentuk Negara Islam Indonesia
(NII). Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII)) pada
tanggal 4 Agustus 1949 .
DI/TII ini juga muncul sebagai bentuk sikap penolakan terhadap isu dari Perjanjian
Renville . Berdasarkan Perjanjian Renvile , TNI dan para lascar harus meninggalkan kantong-
kantong wilayah yang telah mereka kuasai , termasuk wilaya Jawa Barat . Namun
Kartosuwiryo dan kawan – kawan menolak meninggalkan Jawa Barat .
DI/TII juga berkembang di berbagai wilayah Indonesia . Diantaranya di Jawa Barat yang
dipimpin oleh Kartosuwiryo , di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar , di aceh di
pimpin oleh Teuku Daud Bereuh , dan di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar .
Dalam menyelesaikan pemberontakan ini , pemerintah melalui TNI melakukan berbagai
operasi militer ke daerah – daerah yang dinilai menjadi pusat gerakan ini . Di Jawa Barat
diterapkan Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayudha .
Politik berasal dari bahasa Yunani (politicos) yang berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara. Politik merupakan instrument utama untuk menggerakkan
pemerintahan sehingga sangat rentan akan terjadinya konflik dan ancaman . Hal ini
membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan
bahkan dapat menghancurkan suatu negara .
Dalam bidang politik , berbagai ancaman actual yang mungkin akan timbul
yaitu terjadinya pertikaian antarkelompok masyarakat akibat terjadinya berbagai perbedaan
pendapat dalam memaknai amandemen UUD 1945 , tuntutan otonomi khusus dan kebebasan
pers yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab moral , sehingga akan berpotensi
terhadap disentegrasi suatu bangsa . Disintegrasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi
pada suatu negara yaitu berupa perpecahan di dalam negara tersebut. Disintegrasi ada yang
berkaitan dengan ideologi, kepentingan, dan juga pemerintahan.
Pengertian Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik adalah setiap usaha
dan kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang
membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik. Ancaman
di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri,
ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik
terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman
non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
Ancaman di bidang politik dapat dilihat dari gerakan separatis . Gerakan Separatis
atau Separatisme adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Indonesia
yang ingin memisahkan dari Negara Indonesia . Kelompok Separatis telah melakukan
berbagai aksi di beberapa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia . Aksi – aksi dalam
bentuk tindakan kejahatan dan kekerasan itu telah menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan masyarakat .
Republik Maluku Selatan (RMS) diproklamasikan oleh sekelompok orang mantan prajurit
KNIL dan masyarakat Pro-Belanda yang di antaranya ialah Dr. Christian Robert Steven
Soumokil, mantan jaksa agung Negara Indonesia Timur. Pemberontakan RMS ini
merupakan suatu gerakan yang tidak hanya ingin memisahkan diri dari Negara
Indonesia Timur melainkan untuk membentuk Negara sendiri yang terpisah dari
wilayah RIS. Pada awalnya, Soumokil, salah seorang mantan jaksa agung NIT ini, juga
pernah terlibat dalam pemberontakan Andi Azis. Akan tetapi, setelah upayanya untuk
melarikan diri, akhirnya dia berhasil meloloskan diri dan pergi ke Maluku. Selain itu,
Soumokil juga dapat memindahkan anggota KNIL dan pasukan Baret Hijau dari Makasar ke
Ambon.
Chris Soumokil, Proklamator Republik Maluku Selatan (RMS)
Sementara itu, Dr. Soumokil, pada masa itu ia masih bertahan di hutan-hutan yang
berada di pulau Seram sampai akhirnya ditangkap pada tanggal 2 Desember 1963. Pada
Tahun 1964, Soumokil dimajukan ke meja hijau. Selama persidangan Soumokil berlangsung,
meskipun ia bisa berbahasa Indonesia, namun pada saat itu ia selalu memakai Bahasa
Belanda, sehingga pada saat persidangan di mulai, hakim mengutus seorang penerjemah
untuk membantu persidangan Soumokil. Akhirnya pada tanggal 24 April 1964, Soumokil
akhirnya dijatuhi hukuman mati. Eksekusi pun dilaksanakan pada tanggal 12 April 1966 dan
berlangsung di Pulau Obi yang berada di wilayah kepulauan Seribu di sebelah Utara Kota
Jakarta.
Sepeninggal Soumokil, sejak saat itu RMS berdiri di pengasingan di Negeri Belanda.
Pengganti Soumokil adalah Johan Manusama. Ia menjadi presiden RMS pada tahun 1966-
1992, selanjutnya digantikan oleh Frans Tutuhatunewa sampai tahun 2010 dan kemudian
digantikan oleh John Wattilete.
c. PRRI (PERMESTA)
1. Latar Belakang Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan
PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik
Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan
sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun akhirnya
diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Hal ini memunculkan perasaan kecewa
dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng yang telah berjuang
mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu juga, terjadi
ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap
alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah
dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
Ketidakpuasan tersebut akhirnya memicu terbentuknya dewan militer daerah yaitu
Dewan Banteng yang berada di daerah Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1956.
Dewan ini diprakarsai oleh Kolonel Ismail Lengah (mantan Panglima Divisi IX Banteng)
bersama dengan ratusan perwira aktif dan para pensiunan yang berasal dari Komando Divisi
IX Banteng yang telah dibubarkan tersebut. Letnan Kolonel Ahmad Husein yang saat itu
menjabat sebagai Komandan Resimen Infanteri 4 TT I BB diangkat menjadi ketua Dewan
Banteng. Kegiatan ini diketahui oleh KASAD dan karena Dewan Banteng ini bertendensi
politik, maka KASAD melarang perwira-perwira AD untuk ikut dalam dewan tersebut.
Akibat larangan tersebut, Dewan Banteng justru memberikan tanggapan dengan mengambil
alih pemerintahan Sumatera Tengah dari Gubernur Ruslan Muloharjo, dengan alasan Ruslan
Muloharjo tidak mampu melaksanakan pembangunan secara maksimal.
Selain Dewan Banteng yang bertempat di daerah Sumatra Barat, di Medan terdapat juga
Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan
Teritorium I, pada tanggal 22 Desember 1956. Dan juga di Sumatra Selatan terbentuknya
Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
Selain itu pemberontakan ini juga disebabkan karena ada pengaruh dari PKI terhadap
pemerintah pusat dan hal ini menimbulkan terjadinya kekecewaan pada daerah tertentu.
Keadaan tersebut diperparah dengan pelanggaran konstitusi yang dilakukan oleh pejabat-
pejabat yang berada di dalam pemerintah pusat, tidak terkecuali Presiden Soekarno.
Selanjutnya, PRRI membentuk Dewan Perjuangan dan tidak mengakui kabinet Djuanda.
Dewan Perjuangan PRRI akhirnya membentuk Kabinet baru yang disebut Kabinet
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Kabinet PRRI). Pembentukan kabinet ini
terjadi pada saat Presiden Soekarno sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Tokyo,
Jepang. Pada tanggal 10 Februari 1958, Dewan Perjuangan PRRI melalui RRI Padang
mengeluarkan pernyataan berupa “Piagam Jakarta” yang berisi sejumlah tuntutan
yang ditujukan kepada Presiden Soekarno supaya “bersedia kembali kepada
kedudukan yang konstitusional, menghapus segala akibat dan tindakan yang
melanggar UUD 1945 serta membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan
perbuatan…”. Tuntutan tersebut antara lain :
Setelah tuntutannya di tolak, PRRI membentuk sebuah Pemerintahan dengan anggota
kabinetnya. Pada saat pembangunan Pemerintahan tersebut di mulai, PRRI memperoleh
dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat.
Pada tanggal 2 Maret 1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia
terjadi sebuah acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA) yang
diproklamasikan oleh Panglima TT VII, Letkol Ventje Sumual. Pada hari berikutnya,
PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada akhirnya kedua kelompok itu bersatu
sehingga gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA. Tokoh-tokoh PERMESTA
terdiri dari beberapa pasukan militer yang diantaranya adalah Letnan Kolonel D.J Samba,
Letnan Kolonel Vantje Sumual, Letnan Kolonel saleh Lahade, Mayor Runturambi, dan
Mayor Gerungan.
2. Tujuan Dari Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Tujuan dari pemberontakan PRRI ini adalah untuk mendorong pemerintah
supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu
pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau jawa. PRRI
memberikan usulan atas ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
pusat.
Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI ini benar, namun cara yang digunakan untuk
mengoreksi pemerintah pusat itu salah. PRRI menuntut kepada pemerintah pusat dengan nada
paksaan, sehingga pemerintah menganggap bahwa tuntutannya itu bersifat memberontak. Hal
tersebut menimbulkan kesan bagi pemerintah pusat bahwa PRRI adalah suatu bentuk
pemberontakan. Akan tetapi, jika PRRI itu dikatakan sebagai pemberontak, hal ini
merupakan anggapan yang tidak tepat sebab sebenarnya PRRI ingin membenahi dan
memperbaiki sistem pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat, bukan untuk
menjatuhkan pemerintahan Republik Indonesia.
Karena ketidakpuasan PRRI terhadap keputusan pemerintah pusat, akhirnya PRRI
membentuk dewan-dewan daerah yang terdiri dari Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan
Dewan Garuda. Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein memproklamasikan bahwa
berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dengan Syarifudin Prawiranegara
sebagai perdana menterinya. Proklamasi PRRI tersebut mendapat sambutan hangat dari
masyarakat Indonesia bagian Timur. Tidak lama setelah proklamasi PRRI dilakukan, pasukan
gerakan PERMESTA memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok PRRI.
3. Usaha Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Terjadinya pemberontakan PRRI/PERMESTA ini mendorong pemerintahan RI untuk
mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution aupaya menindak tegas pemberontakan yang
dilakukan oleh organisasi PRRI/PERMESTA tersebut. Kabinet Nasution dan para mayoritas
pimpinan PNI dan PKI menghendaki supaua pemberontakan tersebut untuk segera di
usnahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, untuk pimpinan Masyumi
dan PSI yang berada di Jakarta sedang mendesak adanya perundingan dan penyelesaian
secara damai. Namun pada akhirnya, pemerintah RI memilih untuk menindak para
pemberontak itu dengan tegas. Pada akhir bulan Februari, Angkatan Udara Republik
Indonesia memulai pengeboman instansi-instansi penting yang berada di kota Padang, Bukit
Tinggi, dan Manado.
Pada awal bulan Maret, pasukan dari Divisi Diponogoro dan Siliwangi yang berada di
bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani didaratkan di daratan Pulau Sumatera. Sebelum
pendaratan itu dilakukan, Nasution telah mengiriman Pasukan Resmi Para Komando
Angkatan Darat di ladang-ladang minyak yang berada di kepulauan Sumatera dan Riau. Pada
tanggal 14 Maret 1958, daerah Pecan Baru berhasil dikuasai, dan Operasi Militer kemudian
dikerahkan ke pusat pertahanan PRRI. Pada tanggal 4 Mei 1958 Bukit tinggi berhasil
dikuasai dan selanjutnya Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) membereskan daerah-
daerah bekas pemberontakan PRRI. Pada penyerangan tersebut, banyak pasukan PRRI yang
melarikan diri ke area perhutanan yang berada di daerah tersebut.
Untuk melancarkan penumpasan terhadap Pemberontakan tersebut, pemerintah
membentuk sebuah pasukan Operasi Militer yang operasinya disebut Operasi Merdeka pada
bulan April 1958 dan operasi tersebut di pimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat.
Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing, dan bukti dari
bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh A.L Pope (Seorang Warga
negara Amerika) yang tertembak jatuh di Ambon pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29
Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokoh-
tokoh yang bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri.
4. Dampak Dari Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Pemberontakan yang dilakukan oleh gerakan PRRI/PERMESTA ini membawa dampak
besar terhadap hubungan dan politik luar negeri Indonesia. Dukungan dari negara Amerika
Serikat terhadap pemberontakan tersebut membuat hubungan antara Indonesia dengan
Amerika menjadi tidak harmoni .
Akibat dari pemberontakan ini, pemerintah pusat akhirnya membentuk sebuah pasukan
untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI. Hal ini mengakibatkan
pertumpahan darah dan jatuhnya korban jiwa baik dari TNI maupun PRRI. Selain itu,
pembangunan menjadi terbengakalai dan juga menimbulkan rasa trauma di masyarakat
Sumatera terutama daerah Padang.
1. Inflasi
Adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang.
Tingkat inflasi yang cenderung tinggi dapat membawa pengaruh antara lain mengurangi
kegairahan dan penanaman modal atau pengusaha tidak terjadinya pertumbuhan ekonomi
mengurangi daya beli masyarakat untuk mengatasi meningkatnya inflasi antara lain
menaikkan tarif pajak pengawasan harga pemerintah dapat mengatur pengeluaran dan
penerimaan Negara
2. Pengangguran
Pengangguran yang cenderung meningkat dapat membawa pengaruh antara
lain menurunnya produktivitas , berkurangnya pendapatan negara dari pajak , menurunnya
daya beli masyarakat, menurun kan investasi pengusaha, meningkatnya Angka kemiskinan
dan kecenderungan meningkatnya angka kriminal . Cara untuk mengatasi pengangguran
antara lain dengan memperbaiki pasar tenaga kerja menyediakan program pelatihan dan
menciptakan program padat karya
3. Infrastruktur
Infrastruktur yang belum merata di seluruh daerah dapat memiliki pengaruh
antara lain tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah sarana dan prasarana
seperti kesehatan dan pendidikan yang memadai tidak ditemui di seluruh wilayah serta
produktivitas masyarakat tidak merata . Cara mengatasi nya antara lain:
1. Membuat rancangan kerja arahan langsung dari pemerintah.
2. Meningkatkan daya saing antar daerah.
3. Meningkatkan pelayanan umum untuk masyarakat di daerah.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.
5. Meningkatkan kerjasama antara lembaga dalam pemerintah dan luar pemerintah dalam
pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia.
6. Menggunakan anggaran negara dengan sebaik-baiknya dan pengawasan yang ketat sehingga
dana pembangunan tidak di salah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab.
4. Kebijakan Ekonomi
Penetapan sistem serta kebijakan ekonomi yang belum jelas dapat memiliki
pengaruh antara lain keagamaan pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi,
pelaku ekonomi cenderung menunggu kekebijakan ekonomi yang tepat, dan keraguan
investor untuk berinvestasi.
b. Ancaman Eksternal
2. Daya Saing
Daya Saing yang rendah dapat mengakibatkan antara lain produk-produk yang
dihasilkan perusahaan dalam negeri tidak diminati konsumen banyak perusahaan dalam
negeri yang tutup dan pengangguran akan meningkat.
b. Kebodohan
Kebodohan yang dialami oleh beberapa orang memang mengakibatkan efek yang negatif
pada dirinya sendiri. Biasanya mereka yang memiliki kemampuan dan pemahaman yang
kurang, akan membuat dirinya merasa minder dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan
orang lain. Kebodohan adalah keadaan dan situasi disaat kurangnya pengetahuan terhadap
sesuatu informasi bersifat subjektif. Hal ini tidak sama dengan tingkat kecerdasan yang
rendah (kedunguan), seperti kualitas intelektual dan tingkat pendidikan yang dimiliki
seseorang.
Penyebab daripada Kebodohan :
1. Kemalasan
2. Kesadaran yang kurang akan pentingnya ilmu.
3. Kurang Bergaul ( Cenderung Menyendiri ).
Cara Mengatasi Kebodohan :
1. Rajin
2. Pandai Bergaul
Dampak Kebodohan : Mudah diremehkan , Patah Semangat , Kriminalitas
c. Keterbelakangan
Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara
berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya,
rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum,
rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat keterampilan penduduk, rendahnya
tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta
lemahnya tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah
berupaya meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer
teknologi dari negara-negara maju.
d. Ketidakadilan
Ketidakadilan adalah perilaku hukum yang tidak sesuai dengan undang-undang atau
peraturan yang berlaku dan tidak seimbang dengan yang diperbuat.
Faktor dari ketidakadilan :
mementingkan diri sendiri , memihak pada orang lain , kurang memiliki kesadaran
hukum , egoisme
Cara melepaskan diri dari ketidakadilan :
Berpegangan teguh pada pilar keadialan ( UUD / HUKUM yang berlaku ) melaporkan orang
yang memihak atas dasar ketidakadilan
Contoh Kasus :
b. Pelanggaran Wilayah
Pelanggaran Wilayah merupakan suatu bentuk tindakan dengan memasuki suatu wilayah
tanpa izin, baik itu oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. Salah satu
contohnya adalah Helikopter yang berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat di
daerah Nunukan.
c. Sabotase
Sabotase merupakan tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, yang
disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel serta aktivitas dari bidang sasaran
yang ingin dihancurkan yang berada di tengah-tengah masyarakat, kehancuran ini
menimbulkan efek atau dampak psikologis yang besar. Sabotase bisa dilakukan terhadap
beberapa struktur penting, seperti contohnya infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain
sebagainya.
d. Pemberontakan Bersenjata
Pemberontakan merupakan cara, proses, perbuatan memberontak atau menentang
terhadap kekuasaan yang sah. Contoh yang terjadi adalah Pemberontakan G30S/PKI.
g. Konflik Komunal
Konflik komunal ialah pergeseran nilai dan disintegrasi norma yang cenderung
membangkitkan ketidakharmonisan sehingga mengarah ke kegiatan yang lainnya dengan
kepercayaan kepada indentitas. Indonesia pernah mengalami konflik komunal ini. Contoh :
Mesuji belum tuntas muncul masalah lagi yaitu bentrok di Kalianda .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kartikaafriyanti.blogspot.co.id
http://www.klikpengertian.com/2016/01/ancaman-terhadap-integrasi-nasional.html
http://khoirunnisasalsabila.blogspot.co.id/2016/05/ancaman-integritas-dalam-berbagai-
bidang.html
http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-
bidang.html
http://www.kuttabku.com/2017/01/contoh-ancaman-terhadap-negara-dan-ideologi-
pancasila-di-bidang-ideologi-politik-ekonomi-sosial-budaya-dan-di-bidang-pertahanan-dan-
keamanan.html
https://prezi.com/s-q80bj-k7qd/pertahanan-dan-keamanan-nasional/
http://nidiapuspavitaloka.blogspot.co.id/2012/04/contoh-kasus-ketahanan-nasional-
budaya.html
http://rahayutrisnadewi.blogspot.co.id/2013/05/ancaman-terhadap-ketahanan-nasional.html
http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-
bidang.html,
https://prezi.com/ddrkb4jjyjfr/ancaman-politik/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113278-pentingnya-ideologi-bagi-suatu-
negara/#ixzz1eKnMvrZr
http://id.wikipedia.org/
http://www.ingateros.com/2011/04/hati-hati-ancaman-penipuan-berkedok-aliran-nii.html
https://www.google.co.id/amp/s/jagoips.wordpress.com/2013/04/01/488/amp/
http://www.nafiun.com/2014/03/peristiwa-pemberontakan-andi-azis-di-makassar.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/blog.ruangguru.com/latar-belakang-dan-tujuan-
pemberontakan-prri/permesta%3fhs_amp=true