Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH ISLAM DAN ILMU DASAR HUMANIORA

ORGANISASI SOSIAL

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

1. Muhammad Rinaldi Harahap

2. Yusmidar Hasibuan

3. Sarmadan Nasution

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BARUMUN RAYA

( STAIBR ) 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dalam kehidupannya


harus berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri,
namun bergantung kepada orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya tidak akan
bisa bertahan hidup. Dalam kehidupannya dengan manusia lain manusia
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan orang lain, karena manusia
mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Dengan demikian
manusia itu merupakan bagian dari suatu organisasi sosial, karena hampir seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh manusia berkaitan dengan oranglain. Tentunya
manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia
melakukan berbagai macam cara. Salah satunya adalah membentuk organisasi-
organisasi. Di sekitar kita terdapat banyak sekali organisasi, baik itu organisasi
resmi maupun organisasi sosial. Berbagai macam organisasi itu dibentuk tentunya
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Keberadaan organisasi sosial
tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai
merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh
masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat
menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma
inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga
sosial terbentuk.

Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses menghasilkan lembaga
sosial. Organisasi sosial manusia mewujudkan diri dalam bentuk kelompok sosial.
Dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain yang terpenting adalah
reaksi yang timbul akibat hubungan-hubungan timbal balik antara sesama
manusia. Reaksi tersebut menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah
luas wawasannya. Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau
keinginan pokok yaitu Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya yaitu masyarakat, dan keinginan untuk menyatu dengan alam yang
ada disekelilingnya.untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua
lingkungan tersebut, manusia menggunakan akal, pikiran dan perasaannya.
Organisasi sosial atau social organization di dalam kehidupan manusiaini,
merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas
dalam laporan ini adalah :

a. Apa yang dimaksuddengan organisasi sosial?


b. Apa sajakah ciri-ciri organisasi sosial?
c. Apa sasaran-sasaran yang ingin dicapai sebuah organisasi sosial?
d. Apa saja tipe-tipe organisasi sosial dan jenis-jenis organisasi sosial?

1.3. Tujuan Laporan

Laporan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

a. Menjelaskan definisi organisasi sosial


b. Dapat mengerti ciri-ciri organisasi sosial
c. Dapat mengetahui sasaran-sasaran organisasi sosial
d. Dapat memahami tipe-tipe organisasi sosial dan jenis-jenis organisasi
sosial.

1.4. Landasan Teori

Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah
yang berhubungan dengan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk
anggota masyarakatnya. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan atau norma
yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang
digunakan, yaitu social institution dan lembaga kemasyarakatan. Hanya saja ada
perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah social institution
pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya.
Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga
kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan
menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak.

Pada laporan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk
mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum
sosiologi yang berlaku saat ini. Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari
norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan ,
kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Organisasi
sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar
manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan
Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut
dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan
dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan
tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara
Lembaga berwujud abstrak.

Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga


kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social
institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk
menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk
pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu
sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa
Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun,
pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut.
Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial,
karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga
mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam
lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut
fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu
jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia
yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-
polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.

Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga


kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga
kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan,
yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai
fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut antara lain memberikan
pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di
masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok, menjaga keutuhan dari
masyarakat yang bersangkutan, dan memberi pegangan kepada anggota
masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para
anggotanya. Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara
dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap
masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini
disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Definisi Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh


masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.

Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi.
Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki
pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap
mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat
aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi
memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak.

2.2. Hakekat Organisasi Sosial

Keberadaan organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma
dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan,
dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai
sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma
sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam
kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma.
Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah
mengalami proses institutionalization menghasilkan organisasi sosial.
2.3. Proses Terbentuknya Organisasi Sosial

Pada awalnya organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap


penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari
individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut
dengan norma kemasyarakatan.

Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :

1. Diketahui
2. Dipahami dan dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai
Organisasi sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi.
Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki
pengartian yang berbeda. Organisasi yang tidak mempunyai anggota tetap
mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat
aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi
memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga
sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah
lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi,
ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social
institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-
unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain
adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang
menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini
tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih
mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian
lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung
pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.
Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga
kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya.
Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari
proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang
berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya,
sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.

Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga


kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga
kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan,
yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai
fungsi bagi kehidupan sosial.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam


menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan
pokok.
b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan
pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur
yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat
baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap
masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
2.4. Peranan Organisasi Sosial

Suatu organisasi mempunyai arti penting dalam masyrakat , karena


organisasi dapat membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam
lingkungan dan kehidupannya, organisasi bisa sebagai pendukung proses
sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan bermasyrakat ,yang paling utama
organisasi merupakan tempat /wadah aspirasi dari seklompok individu yang
berbeda beda contohnya adalah komunitas pecinta bus ,yaitu bismania community
,komunitas ini merupakan seuatu wadah tempat berkumpul ,sharing ,para
penggemar bus dari seluruh penjuru indonesia .organisasi juga bisa dapat
digunakan sebagai tempat pengontrolan /pengawasn terhadap kebijakan kebijakan
dan kerja dari sebuah pemerintahan yang sedang berjalan .atau bisa disebut
organisasi berbasis politik .organisasi bisa menjadi penyokong dalam suatu
pemerintahan .

Maka dari itu , banyak yang bisa kita dapatkan dari sebuah organisasi. Kita
dapat menuangkan ide positif , aspirasi kita ,dan dengan organisasi kita bisa
mendpatkan arti pentingnya kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan bersama.

2.5. Ciri-Ciri Organisasi Sosial

Ciri-ciri organisasi sosial antara lain :

1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah


dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-
tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal
ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang
mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi
anggotanya.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh
masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas
berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan
organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki
peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah
disepakati bersama.

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :

1. Formalitas, merupakan organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya


perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu
pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada
orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta
wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi
tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi
sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota
adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan
gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu
organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam
organisasi itu.

2.6. Sasaran Organisasi Sosial

Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara
maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka
berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai
umumnya adalah:

1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu


organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada
anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa
menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic
organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai
imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
4. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
5. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
6. Organisasi-organisasi sosial (social organizations)

2.7. Macam-macam Organisasi Sosial

2.7.1. Berdasarkan Proses Pembentukan

Berdasarkan proses pembentukannya organisasi sosial dibagi menjadi dua,


yaitu:

1. Organisasi Formal

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,


yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk
saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan
tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.

2. Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar


maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.

2.7.2. Berdasarkan Tujuannya

Berdasarkan Tujuan dibentuknya organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah organisasi yang mempunyai tujuan sosial. Organisasi
semacam ini tidak berharap keuntungan dalam bentuk materi. Tujuan utama
organisasi ini untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa menghitung untung
rugi. Organisasi semacam ini banyak muncul di tengah-tengah masyarakat.
Mereka yang mendirikan organisasi semacam ini biasanya mempunyai jiwa sosial
yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi
masyarakatnya. Contoh organisasi sosial adalah organisasi dalam bentuk yayasan
penyandang cacat, panti asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-
lain.

2. Organisasi Bisnis

Organisasi yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Organisasi bisnis semacam


ini dikelola oleh perusahaan perseorangan dan ada pula yang berupa perusahaan
milik bersama. Kegiatan semacam ini bisa berupa perusahaan produksi,
perdagangan, maupun jasa.

2.7.3 Berdasarkan Hubungannya Dengan Pemerintah

Berdasarkan hubungan dengan pemerintah organisasi sosial dibagi menjadi dua,


yaitu:

a. Organisasi Resmi

Organisasi resmi adalah organisasi yang terdaftar di lembaga pemerintahan.


Organisasi ini bisa langsung dibentuk oleh pemerintah atau berhubungan dengan
pemerintahan. Organisasi yang langsung dibentuk oleh pemerintahan karena
segala aturan dan pelaksanaanya diatur langsung oleh pemerintah. Tetapi tidak
dibentuk oleh pemerintahan. Kegiatan ini memiliki hubungan yang erat untuk
membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam kegiatan pemerintahan. Organisasi
resmi yang dibentuk oleh pemerintah misalnya organisasi di Departemen
Pendidikan, Departemen Agama, dan lain-lain. Organisasi yang terdaftar di
pemerintah, tetapi tidak dibentuk oleh pemerintah, misalnya Muhammadiyah, NU,
dan lain-lain. Organisasi ini pelaksanaannya tidak diatur oleh pemerintah, tetapi
diatur sendiri. Hanya saja, keberadaanya banyak membantu dalam kegiatan
pemerintahan.

b. Organisasi Tidak Resmi

Organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya


dengan pemerintahan dan tidak terdaftar di pemerintahan. Organisasi ini hanya
semacam organisasi biasa untuk pengembangan suatu bakat tertentu sehingga
keberadaanya tidak harus izin atau tidak perlu untuk didaftar di pemerintahan.

2.7.4 Menurut Hicks

Organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder


menurut Hicks:

a. Organisasi Primer

Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan


emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan
pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam
ini adalah keluarga-keluarga tertentu.

b. Organisasi Sekunder

Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan


kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan
batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat
berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini
adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana
harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
2.8 Jenis – jenis Organisasi Sosial

a. Organisasi Normatif

Adalah pihak elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih


dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi
anggota adalah dengan komitmen moral.

b. Organisasi Utilitarian

Adalah pihak elite mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan


utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu
pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.

c. Organisasi Koersi

Adalah pihak elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi


anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi
yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam,


yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut
tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur
(http://id.wikipedia.org).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan yang telah disusun ini yaitu Organisasi sosial adalah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan- tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

3.2. Saran

Dalam membentuk organisasi sosial, sebaiknya harus benar-benar memikirkan


tujuan yang ingin dicapai. Apa itu benar-benar bermanfaat besar bagi para
anggota pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Sehingga
organisasi sosial tersebut bisa sangat berguna bagi masyarakat sosial. Dengan
selesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu sumber informasi dan
kajian khususnya dalam masalah organisasi sosial dan kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Wijaya. E. Juhana. 2007. Memahami Sosiologi. Bandung: Armico

Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.

Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

———-. Makalah Perubahan Sosial.


http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]

Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. http://


www.uinsuska.info/ushuluddin/attachments/074_ISLAM%20DAN
%20PERUBAHAN%20SOSIAL.pdf [8 September 2009

Anda mungkin juga menyukai