Anda di halaman 1dari 5

Jawaban UTS

Nama : Muhammad Rinaldi Harahap

Kelas : Jauh

Prodi : PGMI

Mata Kuliah : PKN

Dosen pengampu : Hopman Daulay M , pd

1). Landasan Hukum dan Landasan Historis pendidikan kewarganegaraan

a. Landasan Hukum

Pengertian Landasan Hukum

Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Sementara
itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Hukum atau aturan
baku diatas tidak selalu dalm bentuk tertulis.

Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatn pendidikan.

Sedangkan menurut Made pidarta (1997:40 ) landasan hukum diartikan sebagai peraturan
baku sebagai tempat berpijak dan titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiaan
tertentu. Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.

b. Landasan Historis pendidikan kewarganegaraan

Menurut Baso Madiong, dkk dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education
(2018), landasan hukum pendidikan kewarganegaraan adalah:
1.Pasal 27 ayat (1), Pasal 30 ayat (1), dan Pasal 31 ayat (1) UUD 1945

2.UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan


Keamanan Negara Republik Indonesia

3.UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

4.Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) PKn pada PT di Indonesia.

2). Penduduk , Warga negara & Dasar hukum setiap negara dalam menentukan
kewarganegaraannya serta contohnya.

a. Penduduk

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.

Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku


menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan
dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer
hingga pelanggan potensial.

Contohnya :

1.warga RT

2.warga RW

3.warga sekolah

4.warga kampung

5.warga desa

6.warga kota

7.warga kabupaten

8.warga provinsi

9.warga kecamatan

10.warga negara

b. Warga negara

Pengertian Warga Negara – Warga negara merupakan seseorang atau individu yang tinggal
dan menjadi bagian dari suatu masyarakat di wilayah tertentu. Sebagai salah satu unsur dari
terbentuknya suatu negara yaitu warganya, warga negara secara sederhana dapat diartikan
sebagai semua orang yang tinggal serta bertumbuh di negara tersebut.

Jika dikaitkan dengan negara Indonesia, maka warga negara Indonesia adalah semua orang
yang tinggal di wilayah negara Indonesia itu sendiri. Namun, apa pengertian secara spesifik
warga negara itu sendiri? Simak informasi berikut, beserta fungsi, hak dan kewajiban
seseorang sebagai warga negara.

Contoh warga negara:

- rakyat yang memiliki tanda kependudukan, berdasarkan hukum dengan kewarganegaraan.

c. Dasar hukum setiap negara dalam menentukan kewarganegaraannya

Asas kewarganegaraan – Setiap negara memiliki asas kewarganegaraannya masing-masing


dan tidak terkecuali juga Indonesia. Bagi sebagian orang Indonesia mungkin hanya
mengenal asas-asas kewarganegaraan pada asas ius sanguinis dan asas ius soli.

Secara umum, arti dari kewarganegaraan merupakan keikutsertaan seseorang menjadi


anggota dengan menunjukan hubungan maupun ikatan antara negara dengan warga
negaranya. Sedangkan warga negara merupakan penduduk dari sebuah negara maupun
bangsa berdasarkan tempat kelahiran, keturunan dan lainnya.

Contohnya :

seorang anak lahir di negara X yang menganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tuanya
merupakan warga negara Y yang menganut asas lain, maka anak tersebut menjadi warga
negara Y. Contoh negara yang menganut asas ius sanguinis adalah RRC.

3). Proses pembentukan identitas sosial , wujud identitas sosial & Globalisasi

a. Pembentukan Identitas sosial

Menurut Tajfel (1982), identitas sosial terdiri dari tiga komponen utama, yaitu; komponen
kognitif (kategorisasi diri), komponen evaluatif (group self esteem), dan komponen
emosional (komponen afektif). Adapun penjelasan dari masing-masing komponen
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Komponen Kongnitif (cognitive component)

Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok, seperti self categorization.


Individu mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan
kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan kelompoknya.
Komponen ini juga berhubungan dengan self stereotyping yang menghasilkan identitas
pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya. Self
stereotyping dapat memunculkan perilaku kelompok.
2. Komponen Evaluatif (evaluative component)

Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya
dalam kelompok, seperti group self esteem (harga diri atau kebanggaan kelompok).
Komponen Evaluatif (evaluative component) ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki
individu terhadap keanggotaan kelompoknya.

3. Komponen Emosional (emotional component)

Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti komitmen


afektif. Komponen Emosional ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan
emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya. Komitmen afektif cenderung
lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih
berkontribusi terhadap identitas sosial yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas
individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan
emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun kelompoknya diberikan
karakteristik negatif.

b. Pembentukan wujud identitas sosial

Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa.

c. Pembentukan globalisasi

Proses globalisasi terjadi melalui empat tahap, antara lain:

- Tahap pertama (manusia mulai mengenal perdagangan internasional).

- Tahap kedua (penyebaran agama dan transformasi ilmu pengetahuan).

- Tahap ketiga (perkembangan industri dan teknologi).

- Tahap keempat (berkembangnya pasar bebas).

Anda mungkin juga menyukai