Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Rizka Ummu Khoeriyah

NIM : 1101619075

Kelas : Teknologi Pendidikan-B 2019 / FIP

Dosen Pengampu : Mohammad Maiwan, Ph.D

Soal:

1. Jelaskan apa yang dimaskud dengan Pendidikan Kewarganegaraan? Dan mengapa


Pendidikan Kewarganegaraan perlu diberikan kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi,
serta hubungannya dengan pembentukan warga negara yang baik (good citizen)
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan identitas nasional, faktor – faktor apa yang
mempengaruhi identitas nasional, serta jelaskan pula bagaimana pengaruh identitas
nasional terhadap integrasi nasional (penyatuan bangsa)?
3. Salah satu unsur penting kehidupan berbangsa dan bernegara adalah konstitusi (UUD).
Jelaskan apa yang dimaksud dengan konstitusi, dan bagaimana kedudukan konstitusi
dalam kehidupan bernegara?, serta mengapa suatu kondisi konstitusi dalam
perkembangannya perlu diamandemenkan(dirubah)
4. Jelaskan apa yang dimaksus dengan hak – hak dan kewajiban warganegara? Dan jelaskan
pula bagaimana hak – hak dan kewajiban dalam konstitusi (UUD) kita?

Jawaban:

1. Pendidikan Kewarganegaraan secara etimologis terdiri dari dua kata yaitu “Pendidikan”
dan kata “kewarganegaraan” kemudian disingkat menjadi PKN. Definisi pendidikan
sendiri tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) yang bunyinya adalah : Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Selanjutnya secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan
dengan istilah warga negara dan berkaitan langsung dengan istilah kewarganegaraan.
John J. Cogan dan Ray Derricott dalam buku Citizenship the 21st Century: An
International Perspective on Education (1998) mengatakan bahwa warga negara
didefinisikan sebagai anggota konstituen masyarakat. Kewarganegaraan di sisi lain
dikatakan sebagai seperangkat karakteristik untuk menjadi warga negara, dan akhirnya
Pendidikan kewarganegaraan mempunyai titik fokus yang mendasari sebuah studi dan di
definisikan seabagai sebuah kontribusi Pendidikan untuk pengembangan karakteristik
warga. Secara teoritis menurut para ahli konsep PKn ditampilkan dalam sebuah definisi
dan salah satunya menurut M. Nu’man Somantri (2001) yang mengatakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program Pendidikan yang berintikan demokrasi
politik yang diperluas dengan sumber – sumber pengetahuan lainnya, pengaruh –
pengaruh postif dari Pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya
itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Pendidikan Kewarganegaraan penting diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi
yang paham tentang hak dan kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia, berpikir kritis,
bertoleransi tinggi, pribadi yang cinta damai, menjadi sosok yang mengenal dan
berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan internasional. Dalam Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang
menyatakan bahwa kurikulum 8 pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
pendidikan kewarganegaraan. Bahkan dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan menyatakan nama mata kuliah kewarganegaraan
sebagai mata kuliah wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah
pendidikan yang mencakup Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini
merupakan perwujudan proses perjuangan setelah penjajahan untuk menjaga eksistensi
negara-bangsa, mencapai tujuan nasional sesuai cita-cita para pendiri negara-bangsa (the
founding fathers). Oleh karena itu, diperlukan adanya proses pendidikan dan
pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara semangat perjuangan
kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.

2. Identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik,
perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Dengan demikian identitas merujuk pada ciri atau penanda yang dimiliki
oleh seseorang, pribadi dan dapat pula kelompok. Kata “nasional’ dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri;
meliputi suatu bangsa. Dalam konteks kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat
dengan arti jati diri yakni ciri – ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain, karena dengan
identitas nasional ini bangsa lain akan dengan mudah mengenali dan mampu
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Secara teoritis menurut para ahli
identitas nasional yaitu Koenta Wibisono mengatakan bahwa Identitas Nasional berarti
manifestasi dari nilai dan budaya yang tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan
sebuah bangsa dan negara dengan ciri khasnya sendiri yang akan membuatnya berbeda
dengan bangsa lain dalam hidupnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi identitas bersama suatu bangsa meliputi:
 Primordial
Ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asal,
bahasa, dan adat istiadat.
 Sakral
Dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner
yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
 Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin dibeberapa
negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol
persatuan bangsa yang bersangkutan.
 Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk
bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan
warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya,
tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras dan agamanya.
 Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman
masa lalu, seperti samasama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan
solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu.
 Perkembangan ekonomi (industrialisasi)
Melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan
masyarakat.
 Kelembagaan
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan
bersenjata, pengadulan dan partai politik

Pengaruh identitas nasional terhadap integritas bangsa yaitu guna membangkitkan


kesadaran akan identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun
persatuan bangsa. Identitas nasional juga sangat mengharapkan bentuk integrasi
nasional yang kokoh, dalam menopang ke kokohannya, integrasi nasional
membutuhkan kekuatan dari integrasi sosial dan integrasi budaya. Kemudian,
dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang dimana disatukan
melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan Bhinneka Tunggal Ika yang
dimana melalui proses ini terjadi poses integrasi nasional yaitu perbedaan yang ada
dipersatukan sehingga tercipta keselarasan. Persatuan dari beragam suku inilah yang
menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa
lain. Sehingga dengan adanya perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan
sebagai identitas bangsa sebagai bangsa yang majemuk yang kaya akan suku, tradisi
dan bahasa dalam wujud semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

3. konstitusi berarti:
1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan,
2) Undang-undang dasar suatu negara.

Konstitusi dalam setiap negara di dunia memiliki kedudukan formal yang sama yaitu:

1) Konstitusi sebagai Hukum Dasar, karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang
mendasar dalam kehidupan suatu negara.
2) Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi, aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara
hirarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya.

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang
terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara,
maka konstitusi dikatan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi mengandung permulaan dari
segala peraturan mengenai suatu negara atau dengan kata lain bahwa konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai negara (Prodjodikoro, 1970),
pembentukan suatu negara atau Menyusun dan menyatakan suatu negara (Lubis, 1976)
dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara (Machfud MD, 2001). Secara
teoritis dari para ahli dan merujuk pada pandangan Lord James Bryce yang dimaksud
dengan konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum, yang menetapkan Lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi
dan hak-haknya. Sederhananya bahwa konstitusi itu merupakan kerangka negara yang
diorganisasikan melalui hukum, dan yang menetapkan Lembaga-lembaga yang sifatnya
permanen.

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan bernegara pada dasarnya memeliki


kedudukan yang sangat krusial dan penting, hal ini didasari pada hakikat manusia yang
sebenarnya menginginkan kehidupan yang damai, keinginan tersebut hidup pula dalam
kehidupan bernegara, dimana kehidupan bernegara dijalankan dan dilakukan karena salah
satunya untuk menciptakan kehidupan manusia yang damai dan tertib. Untuk mencapai
hal tersebut maka dibuat suatu hukum dasar yang berisi aturan dan ketentuan tentang hal-
hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara, hukum dasar tersebut adalah
konstitusi. Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan
atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara.
Konstitusi penting bagi negara karena salah satu tujuan dibentuknya konstitusi adalah
untuk membatasi kekuasaan badan – badan penyelenggara negara. Kedudukan konstitusi
yang memiliki peran yang penting dalam suatu negara juga dapat dilihat dari fungsi
konstitusi itu sendiri yaitu :

 Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan


kekuasaannya tidak sewenang – wenang terhadap rakyatnya
 Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakay yang di cita-
citakan pada tahap berikutnya
 Dijadikan sebagai landasan penyelenggaraan negara menutut suatu system
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya
 Menjamin hak-hak asasi warga negara

Terhitung sejak Indonesia merdeka di tahun 1945, Indonesia sendiri sudah mengalami
perubahan kontitusi sebanyak empat kali. Tetapi apakah setiap perkembangan konstitusi
harus di amandemenkan ? menurut saya iya, karena konstitusi sendiri berkembang
mengikuti dinamika dan kebutuhan masyarakatnya dengan begitu konstitusi Indonesia
saat ini perlu melakukan penyesuaian zaman dan di amandemenkan dengan persyaratan
tidak mengubah mukadimahnya.

4. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Kewajiban dengan demikian merupakan sesuatu yang harus dilakukan.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Konstitusi :
1. Wujud hubungan warga negara dengan negara wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan.
2. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak warga negara Indonesia :

 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: “ Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ (Pasal 27 ayat 2)
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “ Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya “ (Pasal 28A)
 Hak untuk berkeluarga: “ Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah “ (Pasal 28b Ayat 1)
 Hak atas kelangsungan hidup: “ Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang “ (Pasal 28B ayat 2)
 Hak atas pengembangan diri: “ Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan Pendidikan, dan
memperoleh manfaat iptek, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia “ (Pasal 28C ayat 1)
 Hak untuk memperjuangkan hak: “ Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangan masyarakat,
bangsa dan negaranya “ (Pasaal 28C ayat 2)
 Hak dalam mata hukum: “ Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum “ (Pasal 28D ayat 1)
 Hak untuk hidup: “ Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran hati dan Nurani, hak beragama, untuk untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak di tunutut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun “ (Pasal 28I ayat 1)

Kewajiban warga negara Indonesia :

 Wajib menaati hukum dan pemerintahan: “ Segala warga negara bersamaan


kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjungjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya “ (Pasal 27 ayat 1)
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara: “ Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara “ (Pasal 27 ayat 3)
 Wajib menghormati hak asasi orang lain: “ Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara “ (Pasal 28 J ayat 1)
 Wajib tunduk pada pembatasan Undang – undang: “ Dalam menjalankan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain untuk memnuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai – nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis “ (Pasal 28 J ayat 2)
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara: “ Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
“ (Pasal 30 ayat 1)

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30 :

 Pasal 26 ayat 1, yang menjadi warga negara adalah orang – orang bangsa
Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan undang –
undang sebagai warga negara. Dan pada ayat 2, syarat – syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang – undang.
 Pasal 27 ayat 1, segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjungjung hukum dan pemerintah itu.
Pada ayat 2, tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang – undang
 Pasal 30 ayat 1, hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat 2, menyakatan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang – undang.

Anda mungkin juga menyukai