Anda di halaman 1dari 52

TA.

2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 1
PENDAHULUAN
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Landasan Historis
Suatu bangsa memiliki ideology dan pandangan hidupnya sendiri yang diambil dari
nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali
dari bangsa Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya
bangsa Indonesia.
Ex: Masa kerajaan Sriwijaya & Majapahit, pada masa ini nilai-nilai ketuhanan,
seperti kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga
telah lahir, begitupula nilai kemanusiaan yang adil dan beradap dan sila
lainnya.
2. Landasan Kultural
Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Bangsa yang tidak memiliki
pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri
sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkmbang dari
luar negerinya.
Pancasila → kepribadian/jati diri → Penetrasi
Pemikiran Konseptual : 1. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr. Muhammad Yamin
4. Prof. Mr. Dr. Supomo dll
3. Landasan Yuridis
UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dipakai sebagai dasar
penyelenggaraan pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum
Bersifat Nasioanal.
4. Landasan Filosofis
Secara filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila
merupakan Filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik
Indonesia. Pancasila sebagai filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

berlaku bagi kehidupan bernegara. Oleh karena itu dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa yang memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap
memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
social-budaya dan pertahanan keamanan.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Berdasarkan Majelis Permusyawaratan rakyat adalah Meningkatkan kecerdasan
serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertakwa terhadap TYME, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap TYME
dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradap, perilaku kebudayaan, mengutamakan kepentingan
bersama diatas kepentingan perorangan/golongan. Dengan demikian, perbedaan
pemikiran, pendapat atau kepentingan diatasi melalui keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Tujuan Nasional
Terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke empat yaitu: ”....melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,…memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamayan abadi dan keadilan sosial.
Implementasinya adalah penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.

C. Tujuan Pendidikan Nasional


 Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia
dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
 Berdasarkan UU No. 21 Th 1989 pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berimn dan


bertakwa terhadap TYME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini juga sesuai dengan
pasal 31 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan “pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dalam UU”.
 Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional adalah
a. Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mampu mandiri
b. Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh yang
mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran,
paham, dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

MISI DAN VISI PENDIDIKAN PANCASILA


a. Misi pendidikan pancasila di perguruan tinggi menjadi sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.
b. Visi adalah membantu mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar agama
dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab
kemanusiaan.

KOMPETENSI PENDIDIKAN PANCASILA


Pendidikan Pancasila dengan Kompetensi bertujuan menguasai kemampuan berfikir,
bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Kompetensi yang diharapkan adalah
a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya.
b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan, serta cara-cara pemecahannya
c. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

d. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai perisiwa sejarah dan


nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 2
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dengan
negara, warga negara mempunyai kew rajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya
warga negara juga mempunyai hak-hak yang hams diberikan dan dilindungi oleh negara.
Menurut AS Hikam, warga negara merupakan terjemahan dari citizenship adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Secara singkat,
Koerniatmanto S, mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota
negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya.
la mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Secara umum pengertian warga negara bahwa warga negara merupakan anggota
negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya, la mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan
pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap
negaranya merupakan sesuatu yang niscaya ada.
Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur
dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan
derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Di antara hak-hak warga
negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya
tertuang dalam pasal 26, 27, 28 dan 30, 31, yaitu sebagai berikut:
1) Pasal 26 ayat (1) yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga
negara. Pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
2) Pasal 27, ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pada ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang Jayak bagi kemanusiaan.
3) Pasal 28, Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

1) Pasal 30 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaa negara. dan ayat (2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undang.
2) Pasal 31 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, Sedangkan
contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warganegara antara lain kewajiban
membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga, membela tanah
air, membela pertahanan dan keamanan negara, menghormati hak asasi orang lain dan
mematuhi pembatasan yang tertuang dalam peraturan, dan berbagai kewajiban lainnya
dalam undang-undang. Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban
warganegara adalah terlibatnya warga (langsung atau perwakilan) dalam setiap
perumusan hak dan kewajiban tersebut, sehingga warga sadar dan menganggap hak
dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri.

Cara Memperoieh Kewarganegaraan Indonesia


Adapun cara memperoieh kewarganegaraan Indonesia, meliputi:
1) Karena Kelahiran, artinya bisa membuktikan dengan adanya akta kelahiran.
2) Karena Pengangkatan, yaitu adanya Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan
Pengangkatan Anak Asing.
3) Karena dikabulkannya permohonan, yaitu adanya Petikan Keputusan Presiden tentang
permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia)
4) Karena Pewarganegaraan, yaitu adanya Petikan Keputusan Presiden tentang
pewarganegaraan tersebut yang diberikan setelah pemohon mengangkat sumpah dan
janji setia.
5) Karena perkawinan
6) Karena turut ayah dan atau ibu
7) Karena pernyataan, yaitu adanya Surat Edaran Menteri tentang
Memperoleh/kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dengan pernyataan.

Asas-asas Kewarganegaraan
a. Asas Ius-Sangainis dan asas lus-Soli
Asas ius-sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya. Sedangkan asas ius-soli
adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara tersebut.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

b. Bipatride dan Apatride


Bipathde (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara
terkait seseorang dianggap sebagai warga negara kedua negara itu. Sedangkan
apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan
Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara apapun.
Untuk itu dalam menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan dua stelsel
kewarganegaraan (disamping dua asas diatas), yaitu:
• Stelsel aktif, contoh: hak opsi yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan.
• Stelsel pasif, contoh: hak repudiasi yaitu hak untuk menolak kewarganegaraan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 3
Pengertian Bangsa dan Negara
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanva terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Berikut ini definisi negara menurut beberapa ahli:
1. Roger H. Soltau: "Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nam a
masyarakat".
2. Harold J. Laski: "Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk
mencapai terkabulnya keinginan-keingman mereka bersama, Masyarakat merupakan
negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
3. Max Weber: "Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah". 4. Robert M. Maclver:
"Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban didalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa".
Jadi definisi umum bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol)
monopolistis dari kekuasaan yang sah.

Tugas Utama Negara


Menurut defmisi negara dari Robert Mac Iver:
1) Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang
bertentangan satu sama lainnya.
2) Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan
bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Sifat - Sifat Negara


1. Sifat memaksa. Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan
demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki
dicegah, maka negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai
kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu
adalah polisi, tentara, dsb.
2. Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa
suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan
disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3. Sifat mencakup semua. Semua peraturan perundang-undangan (misainya
keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.

Teori terbentuknya negara


a) Teori Hukum Alam. Pemikiran pada masa Plato dan Aristoteles
kondisi alam -^ tumbuhnya manusia -> berkembangnya negara
b) Teori Ketuhanan; segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan
c) Teori Perjanjian (Thomas Hobhes); manusia menghadapi kondisi alam dan
timbullah kekerasan. Manusia tidak akan bertahan apabila tidak mengubah cara
tersebut sehingga manusia pun bersatu untuk mengatasi tantangan dan
menggunakan persatuan untuk pemenuhan kebutuhan bersama

Unsur-Unsur Negara
a) Bersifat Konstitutif
1. Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu dimuka bumi dan
mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh
wilayah, tidak hanya tanah, tetapi laut disekelilingnya dan angkasa
diatasnya.
2. Penduduk Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara
menjangkau semua penduduk didalam wilayahnya. Dalam mempelajari
soal penduduk ini, maka perlu diperhatikan factor-faktor seperti kepadatan
penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan. Homogenitas
dan masalah nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu perasaan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

subyektif pada sekeloinpok manusia bahwa mereka merupakan satu


bangsa dan bahwa cita-cita serta aspirasi mereka bersama hanya dapat
tercapai jika mereka tergabung dalam satu negara atau nasional. Ernest
Renan: "pemersatu bangsa bukanlah kesamaan bahasa atau kesamaan
suku bangsa, akan tetapi tercapainya hasil gemilang dimasa lampau dan
keinginan untuk mencapainya lagi dimasa depan.
3. Pemerintah Setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang
untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat
bagi seluruh penduduk didalam wilayahnya. Kekuasaan pemerintah
biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

b) bersifat Deklaratif
Pengakuan dari negara lain baik secara de jure maupun de facto. Pengakuan
Adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang yang
melaksanakannya dengan semua cara termasuk paksaan yang tersedia.
Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak
selalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan politik.

Bentuk Negara
Terdapat beberapa bentuk negara didunia, diantaranya:
1) Negara Kesatuan (unitarisme)
Dalam negara kesatuan kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan
berada pada pemerintahan pusat. Dalam negara kesatuan ini dikenal
dengan adanya si stem sentralisasi dan desentralisasi
2) Negara Serikat (negara federasi)
Negara serikat ini terdiri dari beberapa negara bagian. Negara bagian ini
bermula dari negara yang merdeka dan berdaulat yang kemudian
menggabungkan diri kedalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk
melaksanakan urusan secara bersama. Terdapat sebagian kekuasaan yang
diserahkan tersebut disebutkan satu persatu (limit at if), bisanya yang diserahkan
adalah urusan luar negeri, pertahanan negara dan keuangan.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 4
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Menurut Moh Yamin, negara kebangsaan Indonesia terbentuk
melalui tiga tahap yaitu:
• Zaman Sriwijaya (dibawah wangsa sailendra 600-1400)
• Zaman Majapahit (1293-1525)
• Negara kebangsaan modern

Masa Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan
Wangsa Sailendra (Melayu Kuno & menggunakan huruf Palawa) di kenal
dengan kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut.
Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686 M), Selat Malaka
(775M). Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana
Pemerintah melalui pegawai Raja membentuk suatu badan untuk
mengumpulkan hasil kerajinan rakyat supaya rakyat mengalami
kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang
yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang
menjadi pengawas teknis pembangunan, gedung-gedung dan patung-
patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya
dengan nilai-nilai ketuhanan
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama
Budha yang sudah dikenal di Asia, Pelajar dari Universitas ini dapat
melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar disini
dari India, seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam
suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana
tersebut dalam perkataan "Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra
Subhika" (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Pada Hakekatnya Nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah
menunjukan nilai-nilai pancasila, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu
yang hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama
Budha.
b. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

meunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif
c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah
menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep
wawasan nusantara.
d. Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang
luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu (INA sekarang).
e. Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

Masa Kerajaan Majapahit


Sebelum kerajaan majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di jawa
Tengah dan Jawa Timut secara silih berganti yaitu kerajaan Kalingga
(abad ke-VII), Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai refleksi puncak budaya
kerajaan tersebut dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha
pada abad ke-IX) dan Candi Brambanan (candi agama Hindu pada abad
ke-X).
Agama yang dilaksanakan pada zaman Majapahit ini adalah
Agama Hindu dan Budha yang saling hidup berdampingan secara damai.
Pada masa ini mulai dikenal beberapa isitilah dan Nilai-nilai pancasila
pada Kerajaan Majapahit, antara lain:
1) Sila 1, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup
berdampingan secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam
buku 'Negrakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu
Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat seloka
persatuan nasional yang berbunyi "Bhineha Tunggal Ika tan Hana
Dharma Mangrud\ artinya walaupun berbeda-beda namun satu jua
dan tidak ada agama yang memiliki tujuan yang berbeda.
2) Nilai sila 2, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk
dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan kamboja.
Disamping itu juga mengadakan persahabatan dengan Negara-
negara tetangga.
3) Nilai sila 3, terwujud dengan keutuhan kerajaan , khususnya
Sumpah 4Palapa' yang di ucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada
dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri tahun 1331 yang berbunyi:
"Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jika selurnh
nusantara tertakluk di bawah kekuasaan Negara, jika gurun,
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Seram, Tanjung, Ham, pahang, Dempo, Bali Sunda, Palembang,


dan Tumasik telah dikalahkan"
4) Nilai sila 4, Terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan
Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut
prasasti Kerajaan Brumbang (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan
Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan , seperti Rakryan I
Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan nasehat kepada Raja.
Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah
menumbuhkan adat bennusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan
masalah bersama.
5) Nllai Sila 5 dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad
yang ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Zaman Penjajahan
Zaman penjajahan dimulai bangsa Eropa yang membutuhkan
rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, spanyol,
Inggris dan belanda. Masuknya bangsa Eropa seiring dengan keruntuhan
Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari perselisihan dan perang soudara,
yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah di tinggalkan.
Pada zaman ini tidak ada rasa persatuan dan kesatuan sehingga
perjuangan melawan penjajah secara fisik dilakukan secara sendiri-
sendiri disetiap daerah. Rakyat mudah diadu domba sehingga mudah
dipecah belah, hal ini juga yang menimbulkan rakyat Indonesia semakin
miskin dan bodoh akibat penjajahan tersebut Oleh karena itu untuk
semboyan yang berbunyi "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh"
merupakan semangat agar rakyat Indonesia bisa menciptakan persatuan
dan kesatuan karena tanpa persatuan kita tidak akan bisa mengusir
penjajah.

Kebangkitan Nasional
Pada abad ke-XX Indonesia mengubah cara-caranya dalam
melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kegagalan
perlawanan secara fisik yang tidak adanya koordinasi pada masa lalu
mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke-XX untuk mengubah
bentuk perlawanan yang lain dengan cara membangkitkan kesadaran
bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

dilakukan dengan cara mendirikan berbagai organisasi politik disamping


organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
Dimulai dengan didirikannya suatu organisasi yang bernama Budi
Utomo (20 Mei 1908) dengan tokoh yang terkenal adalah Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Organisasi ini merupakan organisasi modern pertama
yang lahir di Indonesia. Kemudian barulah bermunculan organisasi
pergerakan lain yaitu Serikat Dagang Islam (1909) yang kemudia berubah
menjadi pergerakan politik dengan nama Serikat Islam (1911) di bawah
pimpinan H.O.S Tjokroaminoto. Pada masa ini juga adanya Perjuangan
PNI (1927) yang menitikberatkan pada kesatuan nasional yang dipelopori
oleh Soekarno dan Kawan-kawan.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 5
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945


Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan di bentuk Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, kemudiaan pada tanggal 29
April 1945 badan tersebut dibentuk. Badan penyelidik ini membuat bangsa Indonesia dapat
mempersiapakan kemerdekaannya secara legal dalam merumuskan syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebagai negara merdeka.

Sidang BPUPKI 1
Mr. Muhamad Yamin
BPUPKI mengadakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 Sidang ini
dipimpin oleh Mr. Muhamad Yamin. Pidatonya berisikan Lima asas dasar untuk negara
Indonesia yang mereka idam-idamkan, yaitu sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD
Republik Indonesia. Di dalam pembukaan rancangan itu tercantum lima dasar negara yang
berbunyi sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Beliau mengucapkan pidatonya di Hadapan sidang hari ke tiga BPUPKI, dalam
pidatonya di usulkan lima hal yang menjadi dasar-dasar negara merdeka. dengan
rumusannya sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme (Peri kemanusiaan)
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima dasar negara ini beliau usulkan agar diberi nama Pancasila, Lima prinsip
dasar negara ini kemudian diperas menjadi Tri Sila yaitu (1). Sosio Nasionalisme
(kebangsaan), (2). Sosio-Demokrasi (mufakat) dan (3). Ketuhanan. Kemudian Tri Sila
diperas menjadi Eka Sila yang berarti gotong royong.

Piagam Jakarta (22 Juni 1945)


Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional anggota BPUPKI mengadakan
pertemuan untuk membahas pidato dan usulan mengenai dasar negara yang
dikemukakan dalam sidang BPUPKI. Sembilan tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, Mr. A. A Maramis, Abikoesno Tjokosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus
salim, Mr. Achmad Soebardjo, K. H. Wachid Hasyim, dan Mr. Muh. Yamin. Setelah
mengadakan pembahasan di susunlah sebuah Piagam Jakarta, dengan rumusan
Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang BPUPKI 2 (14-16 Juli 1945)


Pada sidang yang ke dua ini terdapat keinginan untuk mempersatukan semua
kepulauan Indonesia yang pada bulan Juli 1945 itu sebagian besar wilayah Indonesia
kecuali Irian, Tarakan, dan Morotai yang masih dikuasai Jepang. Mulai dibentuk Panitian
Perancang UUD yang melaporkan hasil pertemuannya, termasuk pembukaan yang di
dalamnya terdapat Pancasila

Proklamasi kemerdekaan dan maknanya


Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia persiapan Kemertdekaan
Indonesia (PPKI), Ir. Soekarno diangkat menjadi ketua dan wakil ketua Drs. Moh Hatta.
Badan ini mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil BPUPKI, tetapi kemudian mempunyai
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut:


1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
2. Sebagai pembentuk Negara
3. Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang meletakan dasar Negara
(pokok kaidah Negara fundamental).

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945


mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan Indonesia yaitu:
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Sebagai Titik Puncak Perjuangan
Bangsa Indonesia, melalui beberapa tahap:
1. Perlawanan terhadap penjajahan barat sebelum tahun 1908
2. Perjuangan dengan menggunakan organisasi
3. Perjuangan dengan melahirkan rasa nasionalisme
4. Perjuangan melalui taktik kooperasi dan nonkooperasi
5. Perlawanan bangsa menentang penjajahan sampai kepada puncak, yaitu
Proklamasi kemerdekaan 1.7 Agustus 1945
b. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai Sumber Lahirnya Republik
Indonesia, yang bermakna bahwa selama berabad-abad di jajah telah berhasil
melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus membentuk perubahan
baru yang membawa dua akibat:
1. Lahirnya tata hukum Indonesia dan sekaligus di hapusnya tata hukum kolonial
2. Merupakan sumber hukum bagi pembentukan NKRI
c. Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 merupakan Norma Pertama dari Tata
Hukum Indonesia, proklamasi merupakan dasar berlakunya norma-norma atau
aturan hukum yang lain. Ini merupakan perwujudan secara formal dari salah satu
revolusi bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia
internasional, bahwa bangsa Indonesia mulai saat ini telah mengambil sikap untuk
menentukan nasib sendiri, yaitu mendirikan Negara sendiri, termasuk tata hukum
dan tata negaranya.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 6
Proses Pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dengan menyempurnakan
dan mengesahkan UUD 1945 yang terdiri dua bagian, yaitu bagian
pembukaan dan bagian batang tubuh UUD. Sidang pertama menghasilkan
keputusan sebagai berikut:
1. Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi sebagai berikut:
a. Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
b. Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima oleh BPUPKI
pada
tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena
berkaitan
dengan perubahan Piagam Jakarta kemudian berfungsi sebagai UUD
1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan Musyawarah darurat.

Perubahan yang menyangkut Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD 1945:


No. Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945
1. Mukadiimah Pembukaan
2. '... dalam suatu hukum dasar" "... dalam suatu UUD Negara"

3. "... dengan berdasarkan kepada "... dengan berdasar kepada


ketuhanan dengan kewajiban Ketuhanan Yang Maha Esa"
menjalankan syariat Islam bagi
4. "... menurut dasar kemanusiaan
pemeluknya" "... kemanusian yang adil dan
yang adil dan beradap" beradap"
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Perubahan yang menyangkut pasal-pasal UUD sebagai berikut:


No. Rancangan Hukum dasar UUD 1945
1. lstilah "Hukum Dasar" UUD (usul Soepomo)
2. Dalam rancangan dua orang wakil Seorang wakil presiden

Presiden harus orang Indonesia asli Presiden harus orang Indonesia


yang beraga Islam asli
3. "... selama perang, pimpinan perang Dihapuskan
i dipegang oleh Jepang dengan
persetujuan Pemerintahan Indonesia''

Post Proklamasi Kemerdekaan


Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI terdapat beberapa momen, antara lain:
1) Pembentukan RIS (27 Desember 1949): asas demokrasi liberal,
mukadimah Konstitusi RIS menghapus semangat Pembukaan UUD
1945
2) Pembentukan UUDS (1950): beasaskan demokrasi liberal
3) Dekrit Presiden (5 Juli 1959): berlakunya kembali UUD 1945
4) Bergantinya Ideologi Pancasila dengan Ideologi Manipol Usdek serta
konsep Nasakom, Pemberontakan G 3OS PKI
5) Masa Orde Baru: pembubaran PKI, menuntut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 7
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila diakui
sebagai Falsafah hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam
sosial budaya Indonesia, Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak
atau sari budaya bangsa, oleh sebab itu nilai ini diyakini sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa. Sebagai ajaran falsafah, Pancasila mencerminkan nilai-
nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan yang Maha
Pencipta yang merupakan asas Fundamental yang mencerminkan identitas
atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius. Sejak lahirnya Pancasila
sebagai falsafah nasional modern pancasila sudah dinyatakan sebagai milik
seluruh bangsa Indonesia.
Untuk dapat menjadi seseorang yang pancasilais seharusnya
memenuhi tiga syarat yaitu:
a) Keinsyafan bathin tentang benarnya Pancasila sebagai falsafah Negara
b) Pengakuan bahwa yang bersangkutan menerima dan mempertahankan
Pancasila
c) Mempersonifikasikan seluruh sila-sila Pancasila dalam perbuatan dengan
membiasakan praktek pengamalan seluruh sila-sila dalam sikap, perilaku
budaya, dan politik

Pengertian Filsafat, dan Pancasila sebagai filsafat


Secara etimologi kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, Philosophi:
philo/philos/philein yang artinya cinta/pecinta/meneintai dan Sophia, yang
berarti kebijakan/wisdom/kearifanyliikmah/hakekat kebenaran. Jadi filsafat
artinya cinta akan kebajikan dah hakikat kebenaran. Berfilsafat berarti berfikir
sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematis,
menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu, menurut Runes,
filsafat berarti ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari
kebijakan dan cinta akan kebijakan.
Filsafat juga merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni
(tidak terikat langsung dengan suatu objek), yang mendalam dan daya piker
subjek manusia dalam memahami segala sesuatu dalam mencari kebenaran.
Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang
kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki).
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Aliran-AIiran Filsafat
1. Aliran Materialisme
Mengajarkan bahwa haklkat realitas kesemestaan, termasuk mahluk
hidup, manusia ialah materi. Semua realitas ditentukan oleh materi (Ex:
benda-ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu sebab
akibat (kausalisme) yang bersifat objektif.
2. Aliran Idealisme/Spiritualisme
Aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit
manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek
manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal
budi dan kesadaran rohani.
3, Aliran Realisme
Menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, materialisme dan idealisme
yang bertentangan dan tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).
Realitas adalah perpaduan antara benda (materi dan jasmaniah) dengan
non materi ( spiritual, jiwa, dan rohaniah) khusus pada manusia tampak
dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi.

Nilai-Nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filsafat


Hakikat dan pokok-pokok yang terkandung dalam Pancasila yaitu:
1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam
mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya
dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta. Jadi Pancasila hams
tercermin dalam segala bidang kehidupan yang meliputi bidang ekonomi,
politik, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan
2. Pancasila sebagai dasar Negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata
kehidupan bernegara, seperti yang di atur oleh UUD 1945. Untuk
kepentingan-kepentingan kegiatan praktis operasional di atur dalam Tap.
MPR No. Ill/ MPR/ 2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Perundang-undangan, yaitu:
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang
d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

e. Peraturan pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan daerah
3. Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945
yang merupakan uraian terinci dari Proklamasi 1 7 Agustus 1945 yang
dijiwai Pancasila
4. Pancasila yang dinimuskan dalam Pembukaaan UUD 1945 merupakan
kebulatan yang utuh
5. Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang
terkandung dalam Pembukan UUD 1945
6. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang-undang dasar
menciptakan pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dan batang tubuh
UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan dan jiwa pancasila
7. Berhubungan dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus
bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan batang Tubuh UUD 1945
8. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
belum tertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu di selidiki untuk
memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan masyarakat
dan bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan
kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
misalnya referendum atau pemilihan presiden secara langsung
b) Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pembukaan dan batang Tubuh UUD 1945 tidak
dimasukan sebagai nilai-nilai Pancasila. Bahkan hams diusahakan
tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat Indonesia,
misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat
dihakimi massa atau penjarahan
c) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar
dapat diterima sebagai nilai-nilai Pancasila.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 8
Pengertian Pancasila secara Filsafat
Apabila kita berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang perlu diperhatikan,
Keduanya akan berguna bagi ideologi Pancasila yaitu:
1. Filsafat sebagai metode menunjukan cara berfikir dan cara menganalisis
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi
Pancasila. Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman
dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari, kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara serta
dimanapun mereka berada.
2. Pancasila sebagai Filsafat mengandung pandangan, nilai. pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip norniatif yang berlaku


bagi NKRI dan bangsa Indonesia secara keseiuruhcm, namun filsafat
Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja
di tujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada
umumnya.manusia adalah mahluk yang khas yaitu dilengkapi rasio dan
kehendak bebas, maka etika atau filsafat moral merupakan bagian yang
penting.
Wawasan filsafat meliputi bidang-bidang penyelidikan yaitu:
1. Aspek Ontologi
Ontologi menurut Runes ialah teori tentang adanya keberadaan atau
eksistensL Menurut aristoteles, sebagai filsafat pertama, merupakan ilmu
yang menyelidiki hakekat sesuatu dan disamakan dengan metafisika.
Artinya ontologi menjangkau adanya Tuhan dan alam gaib, seperti rohani
dan kehidupan sesudah kematian Dasar Ontologis/Antropologis sila-sila
Pancasila yaitu:
a. menyangkut juga hakikat dasar sila-sila Pancasila, yaitu manusia
sebagai monopluralis
b. Pancasila merupakan filsafat negara, adapun pendukung pokok
negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri,
sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar
antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia
c. Hal-hal mutlak manusia sebagai pendukung pokok Pancasila: susunan
kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

d. Sebab akibat: landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu,


rakyat, dan adil adalah sebagai sebab, adapun negara adalah sebagai
akibat

2. Aspek Epistimologi
Menurut Runes epistimologi adalah bidang atau cabang filsafat yang
menyelidiki asai, syarat, susunan, metode dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistimologi menjadi sumber pengetahuan, proses dan
syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi
dapat dikatakan ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu. Dasar
Epistemologis sila-sila Pancasila ialah:
a. Pancasila merupakan sistem pengetahuan yaitu pedoman Bangsa
Indonesia yang memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup
b. Landasan praksis: sistem cita-cita dan keyakinan
c. Erat kaitannya dengan dasar ontologis, oleh karena itu
bangunan epistemologinya yang ditempatkan dalam bangunan filsafat
manusia. Tiga persoalan niendasar dalam epistemologi: sumber
pengetahuan manusia, teori kebenaran manusia, dan watak pengetahuan
manusia yaitu:
a. Sumber pengetahuan Pancasila: nilai-nilai yang ada pada diri
bangsa Indonesia sendiri
b. Teori kebenaran: kebenaran rasio yang bersumber pada akal
manusia, kebenaran empiris, akal, rasa dan kehendak manusia
c. Watak pengetahuan: tidak bebas nilai

3. Aspek Aksiologi
Menurut Runes aksiologi berasal dari istiiah Yunani, axios yang berarti
nilai, manfaat, fikiran atau ilmu/teori. Menurut Prof Bramed, aksiologi
dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat yang menyelidiki:
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan dan
c. Sosio-politik yang berwujud ideologi
Kehidupan manusia dipeengaruhi oleh nilai alamiah dan jasmaniah
(tanah subur, udara bersih, air bersih, cahaya, dan panas matahari,
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

tumbuh-tumbuhan dan hewan demi kehidupan).


Kemudian ada pula nilai psikologis seperti berfikir, rasa, karsa, cinta,
estetika, etika, logika, dan cita-eita bahkan ada pula nilai ketuhanan dan
agama. Jadi bidang aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
makna nilai, sumber, nilai, jenis dan tingkatan nilai dan hakiki nilai
termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.
Cabang-cabang filsafat diantaranya:
1. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik
fisis, yang meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi
2. Epistemologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3. Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakekat metode dalam
ilmu pengetahuan
4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-
rumus dan dalil-dalil berpikir yang benar
5. Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
6. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan

Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak


dan Kewajiban Asasi Manusia
Apabiia memahami nilai-nilai dari sila Pancasila akan terkandung
beberapa huungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan
kewajiban antara hubungan tersebut yaitu:
1. Hubungan vertikal
Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan YME. Dalam
mhubungan ini manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk
melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segala larangan-Nya,
sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari Tuhan Yang Maha Kuasa
adalah rahmat yang tidak terhingga yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa dan pembaiasan amal baik di akhirat nanti
2. Hubungan Horizontal
Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik
dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara.
Hubungan tersebut malahirkan hak dan kewajiban yang seimbang, seperti
pajak yang di bayar kepada Negara sebagai suatu kewajiban warga
Negara, sedangkan hak yang diterima warga Negara adalah
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

pembangunan infrastruktur, (jalan raya, pengairan dll) sebagai kewajiban


Negara terhadap rakyatnya.

3. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang
meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala
kekayaannya. Kewajiban manusia adalah melestarikan alam semesta.
Sedangkan haknya sudah tidak terhingga seperti hutan, air dll.

Pancasila adalah pandangan hidup atau ideologi yang mengatur


hubungan manusia dengan Tuhan, antar manusia, manusia dengan
masyarakat atau bangsanya dan manusia dengan alam lingkungannya.
Alasan yang prinsipil Pancasila sebangai pandangan hidup dengan fungsinya
tersebut dia atas adalah:
a. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada di luar diri manusia menjadi
pencipta serta mengatur dan penguasa alam semesta
b. Keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan untuk
menciptakan pengendalian diri
c. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat
penting. Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral
d. Kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan serta musyawarah untuk
mufakat dijadikan sendi kehidupan bersama
e. Keseiahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersama
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 9
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
Bidang Etika Politik
Pengertian Etika Politik
Etika politik termasuk daiam lingkungan filsafat. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Etika berkaitan
dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul salahnya tindakan
manusia sebagai manusia. Dengan demikian etika politik mempertanyakan
tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia bukan hanya
sebagai warga Negara terhadap negaranya, hukum yang berlaku dan lain
sebagainya.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-
alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik
secara bertanggungjawah. Jadi tidak berdasarkan emosi, prasangka dan
apriori, melainkan secara rasional, objektif dan argumentatif. Etika politik tidak
langsung mencampuri politik praktis kareana tugas etika politik membantu
agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara
objektif. Etika politik dapat memberikan patokan orientasi dan pegangan
normatif bagi meraka yang mau menilai kualitas tatanan dan kehidupan
politik dengan tolak ukur martabat manusia atau mempertanyakan legitimasi
moral sebagai keputusan politik. Suatu keputusan bersifat politis apabila
diambii dengan memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Hukum dan kekuasan Negara merupakan pembahasan utama etika
politik. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral
bagi suatu Negara adalah cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis
masyarakat, jaminan hak-hak asasi manusia menurut kekhasan paham
kemanusiaan dan struktur sosial budaya masyarakat masing-masing dan
keadilan sosial.

Legitimasi Kekuasaan
Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi kekuasaan, yang
dapat dirumuskan dengan suatu pertanyaan, yaitu dengan moral apa
seseorang atau sekelompok orang memegang dan menggunakan kekuasaan
yang mereka miliki? Betapa besarnya kekuasaan seseorang dia berhadapan
dengan tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya karena masyarakat
berhak untuk menuntut peratanggungjawaban.
Seorang penguasa harus mempunyai wibawa, bertangungjawab dan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

berbudi pekerti yang luhur. Legitimasi kekuasaan meliputi:


1. Legitimasi etis yaitu pembenaran atau pengabsahan wewenang Negara
(kekuasaan Negara) berdasarkan prinsip-prinsip moral
2. Legitimasi legalitas yaitu keabsahan kekuasaan itu berkaitan dengan
fungsi-fungsi kekuasaan Negara dan menuntut agar fungsi-fungsi itu
diperoleh dan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku

Legitimasi Moral dalam Kekuasaan


Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi
norma-norma moral. Legitimasi ini muncul dalam konteks bahwa setiap
tindakan Negara baik legislatif maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari
segi norma-norma moral. Tujuannya adalah agar kekuasaan itu
mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan dengan cara-cara yang
semangkin sesuai dengan tuntutan kemanusian yang adil dan beradap.
Pada zaman modern, tuntutan legitimasi moral merupakan salah satu
unsur pokok dalam kesadaran bermasyarakat. Anggapan bahwa Negara
hanya boleh bertidak dalam batas-batas hukum, bahwa hukum harus
menghormati hak-hak asasi manusia, begitu pula berbagai penolakan
terhadap kebijakan politik tertentu, seperti isu ketidakadilan sosial, semua
berwujud tuntutan agar Negara melegitimasikan diri secara moral Dalam hal
ini kaiangan paham agama secara klasik membuat rumusan bahwa kita harus
lebih tata kepada Allah daripada kepada manusia.
Pada hakikatnya kekuasaan memiliki hati nurani, yaitu keadilan dan
kemakmuran rakyat. Apabila kehilangan hati nurani, maka kekuasaan yang
terlihat adalah perebutan kekuasaan semata-mata yang dilumuri oleh intrik,
fitnah, dengki, caci, maki, dan iri hati. Sehingga kekuasaan akan merusak
tatanan kemkunan hidup bermasyarakat. Apabila hati nurani kekuasaan
melekat pada hati nurani seorang penguasa, maka kekuasaan adalah amanat
rakyat sehingga akan melahirkan martabat, harga diri dan rezeki.

Pengertian Nilai, Moral dan Norma


Nilai, moral dan norma merupakan konsep yang saling berkaitan,
dimana ketiga konsep ini terkait dalam memahami Pancasila sebagai
etika politik.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga. berguna, indah, memperkaya bathin
dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber
pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud
kebudayaaan, di samping sistem sosial dan karya. Prof. Notonogoro membagi
nilai dalam tiga kategori yaitu:
1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melakukan aktivitas
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai rohani dapat diperinci menjadi empat macam sebagai berikut:
a. Nilai kebenaran yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi
dan cipta
b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa atau intuisi
c. Nilai moral yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau
kemauan
(karsa, etika)
d. Nilai religi yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai
kerohanian
yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada keyakinan dan
keimanan manusia terhadap Tuhan.

Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) := kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada
aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya terjadi, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dapat berupa kesetiaan, kepatutan terhadap nilai dan norma,
moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral
fllsafat moral etika, moral hukum, moral ilmu dan sebagainya. Nilai, norma
dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Norma
Norma sesungguhnya merupakan perwujudan martabat manusia
sebagai mahluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu
kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Oleh sebab itu norma dalam perwujudannya dapat berupa:
a. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan
b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap
diri sendiri
c. Norma kesopanan. dengan saksinya berupa di kucilkan dalam
kehidupan bermasyarakat
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau
denda yang dipaksakan oleh alat Negara
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 10
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Pengertian Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk ideal dan logos,
yang berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana ideologi
berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya
yang merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti yang luas istilah ideologi
dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar dan
keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif
(bersifat terbuka). Dalam artian sempit ideologi adalah gagasan alau teori
yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan
dengan bagaimana manusia hams hidup dan bertindak (bersifat tertutup).
Menurut bahan penataran (BP-7 Pusat, 1993) ideologi diartikan
sebagai ajaran. Dokrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang
disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaanya dalam
menanggapi dan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bemegara. Sedangkan menurut. Gunawan Setiardja ideologi dapat
dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh
realitas, yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang makin
jelas antara ideologi, filsafat, ilmu dan teologi. Dalam perkembangan itu
ideologi mempunyai arti berbeda:
1. Ideologi diartikan sebagai pengetahuan yang mengandung pemikiran
besar, cita-cita besar, mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan
Negara.
2. Ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan
kebenaran internal dan kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh
berdasarkan kepentingan tertentu,
3. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat maupun
teologi merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik,
dimana pertimbangan utamanya adalah kebenaran pemikiran.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Terdapat 4 tipe ideologi menurut (BP-7 Pusat, 1991:384) yaitu:
a) Ideologi konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang
ada, setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka
kemungkinan perbaikan dalam hal-hal teknis.
b) Kontra ideologi. Yaitu melegitimasikan penyimpangan yang
ada dalam masyarakat yang sesuai dan dianggap baik.
c) Ideologi reformis, yaitu kehendak untuk mengubah keadaan.
d) Ideologi revolusioner, yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh
sistem
nilai masyarakat.
Makna Ideologi bagi Negara
e. Teori Perseorangan (Individualistik)
Teori ini pada intinya Negara adalah masyarakat hukum (Legal Society)
yang disusun atas kontrak antara seluruh orang dalam masyarakat itu
(social contrac) ini berarti negara dipandang sebagai organisasi kesatuan
pergaulan hidup manusia yang tertinggi. Sedangkan menurut labor at or ium
I KIP Malang Negara dipandang sebagai hasil perjanjian masyarakat dari
individu-individu yang bebas, sehingga hak-hak asasi seeorang adalah
lebih tinggi kedudukannya dari pada Negara yang merupakan hasil
individu-individu bebas tersebut.
f. Teori Golongan (Class Theory)
Menurut Karl Marx Negara merupakan penjelmaan dari pertentangan-
pertentangan kekuatan ekonomi. Negara dipergunakan sebagai alat oleh
mereka yang kuat untuk menindas golongan ekonomi yang lemah.
Menurut Soehino, Negara akan lenyap dengan sendirinya kalau dalam
masyarakat sudah tidak ada lagi perbedaan kelas dan pertentangan
ekonomi.
g. Teori Kebersamaan (Integralistik)
Menurut Spinoza dan Adam Muhler, Negara adalah suatu susunan
masyarakat yang integral diantara semua golongan dan semua bagian dari
seluruh anggota masyarakat. Pancasila bersifat integralistik karena:
a. Mengandung semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
b. Adanya semangat kerja sama (gotong royong).
c. Memelihara persatuan dan kesatuan.
d. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

MATERI 11
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA
Sistem Ketatanegaraan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Nilai-Nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha
Esa Makna sila ini adalah:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang
lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Makna sila ini adalah:
a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
Dunia Internasional dan dengan itu hams mengembangkan sikap
saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Makna sila ini adalah:
a. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Cinta akan Tanah Air.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

d. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.


e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Makna sila ini adalah:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam
mengambil keputusan bersama.
d. Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus
atau kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna sila ini adalah:
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan
bersama.

Pengertian UUD 1945


Dalam penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa UUD suatu Negara
ialah hanya sebagian dari hukum dasar Negara itu. UUD ialah hukum dasar
yang tertulis, sedangkan disampingnya UUD itu berlaku juga hukum dasar
yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis.
UUD ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi
mengenai hal-hal yang mendasar atau pokok ketatanegaraan suatu Negara
sehingga kepadanya diberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk
mengubahnya diperlukan cara-cara yang istimewa serta lebih berat kalau
dibandingkan dengan perbuatan atau perubahan peraturan perundang-
undangan sehari-hari.
Maksud dari UUD 1945 adalah keselumhan naskah yang terdiri atas:
(I) Pembukaan yang terdiri atas 4 alenia
(I) Batang Tubuh UUD 1945 yang berisi pasal 1 sampai pasal 37 yang
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

terdiri atas 16 bab, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ay at aturan tambahan


(II) Penjelasan UUD 1945 yang terbagi dalam penjelasan umum dan
penjelasan pasal demi pasal Naskah resmi UUD 1945 dimuat dan
disiarkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 yang terbit
pada tanggal 15 Februari 1946. sedangkan mulai ditetapkan oleh PPK1
pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 adalah hokum dasar yang
tertuiis, yang mempunyai arti bahwa UUD 1945 mengikat perintah,
setiap lembaga Negara, lembaga masyarakat dan seluruh warga
Negara Indonesia di manapun mereka berada dan setiap pendudukan
yang berdomisiii di wilayah Negara republik Indonesia. Sebagai hukum,
UUD 1945 berisi norma, aturan, dan ketentuan yang dilaksanakan dan
ditaati

Kedudukan UUD 1945


UUD mempunyai peranan penting sebab merupakan landasan
structural dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara yang berisi aturan
dan ketentuan pokok atau dasar ketatanegaraan, selain itu untuk menjamin
suatu sistem dan bentuk Negara serta cara penyelenggaraannya beserta hak-
hak dan kewajiban rakyatnya, maka UUD harus di berikan sifat kekal dan
luhur.

Sifat UUD 1945


Berdasarkan teori Kusnadi sifat UUD 1945 adalah luwes (flexible),
atau kaku (rigid), tertuiis dan tidak tertuiis.
a. Cara mengubah konstitusi yaitu Pertama, UUD di ubah dengan
cara/prosedur yang biasa, sebagaimana mengubah dan membuat UU
yang biasa, Ini berarti UUD bersifat luwes (flexible). Kedua, Perubahan
UUD yang memerlukan prosedur istimewa, maka sifat UUD itu adalah
kaku (rigid).
b. Tertuiis dan tidak tertuiis
Satu-satunya Negara di dunia yang mempunyai konstitusi tidak tertuiis
hanyalah Inggris. Namun, prinsip-prinsip yang dicantumkan dalam
konstitusi di Inggis dicantumkan dalam UU biasa seperti Bill of Rights.
Dengan demikian, suatu konstitusi disebut tertuiis apabila ia tertuiis dalam
suatu naskah atau beberapa naskah, sedangkan suatu konstitusi di sebut
tidak tertilis karena ketentuan-ketentuan yang mengatur suatu
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

pemerintahan tidak tertuiis dalam suatu naskah tertentu, melainkan dalam


banyak hal di atur dalam konvensi-konvensi atau UU biasa.
Pada hakikatnya sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Rumusan UUD 1945 jelas karena tertuiis. merupakan hokum positif yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara dan setiap warga
Negara
b. UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok yang
setiap saat dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman
c. UUD 1945 merupakan tertib hukum positif yang tertinggi dengan
fungsinya sebagai alat kontrol norma-norma hukum positif yang lebih
rendah dalam lata urutan pemndang-undangan yang berlaku.

Fungsi UUD 1945


Fungsi UUD 1945 adalah sebagai alat kontrol, alat mengecek apakah
norma hukum yang lebih rendah, berlaku sesuai dengan ketentuan UUD
1945 karena merupakan urutan tertinggi. Berdasarkan fungsi di atas kita bisa
melihat UUD lebih sesuai dengan penilaian konstitusi yang seperti apa
berdasarkan penilaian di bawah ini. Menurut Karl Loewenstein ada tiga jenis
penilaian terhadap konstitusi yaitu:
a. Nilai normatif yaitu apabila konstitusi telah resmi diterima oleh suatu
bangsa secara legal dan di laksanakan seeara murni dan konsekwen
b. Nilai nominal yaitu suatu konstitusi secara hokum berlaku, namun
berakunya tidak sempurna karena pasal-pasal tertentu pada
pelaksanaannya bergantung pada kepentingan penguasa. Contonya pada
pasal 28 UUD 1945
c. Nilai sematik/simbolik yaitu secara hukum tetap berlaku akan tetapi pada
pelaksanaanya hanya sekedar untuk melaksanakan kekuasaan politik.
Contonya pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde lama.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

MATERI 1 2
Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
UUD 1945 merupakan sumber motivasi dan perjuangan serta tekad
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Merupakan sumber cita
hukum dan moral yang ingin ditegakkan, mengandung nilai-nilai:
a. Universal
b. Lestari
Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 adalah Alinea
Pertama: Menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. Alinea ini
mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh karenanya harus
ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan
hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari
pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung
suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk
membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas
kewajiban bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan
setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap bangsa.
Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal
atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia.
Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan mengendalikan politik luar
negeri kita.
Aline Kedua: "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat. adil, dan makmur".
Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan
perjuangan bangsa Indonesia selama ini.
Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak
dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil
sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

jelas apa yang dikehendaki atau diharapkan oleh para "pengantar"


kemerdekaan, ialah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Nilai-niJai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa
Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya.
Alinea ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian:
a. Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai
pada tingkat yang menentukan
b. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan;
c. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea Ketiga: "Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya". Kalimat tersebut bukan saja menegaskan apa yang
menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk menyatakan
kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa
maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang
Maha Kuasa.
Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kebidupan
yang berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan
di dunia dan di akhirat. Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan
mengilhami Proklamasi Kemerdekaan (sejak dari Piagam Jakarta) serta
menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Berkat ridho-Nyalah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan
mencapai kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan
kebangsaan.
Alinea Keempat: "Kemudian daripada itu untuk membentuk susunan
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyatlndonesia".
Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip
mdasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan
dirinya merdeka. Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "...
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial" Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan
itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan
berdasarkan Pancasila. Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan:
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya
yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat;
c. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 13
Pokok-Pokok Pikiran Dalam Pembukaan UUD 1945
Selain apa yang diuraikan di muka, Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan pasal-pasal
Undang- Undang Dasar 1945 dengan menyatakan bahwa Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 itu mengandung pokok-pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelmakan dalam Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Ada empat pokok pikiran yang memiliki makna sangat dalam. yaitu :
1. Pokok pikiran pertama; "Negara ... begitu bunyinya ... melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.". Dalam pembukaan ini diterima aliran
pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi
segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara, menurut
pengertian "pembukaan" itu menghendaki persatuan, meliputi segenap
bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh
dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan. Dengan
pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara, dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan ataupun perorangan.
2. Pokok pikiran kedua, "Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia", ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial.
Pokok pikiran yang hendak diwujudkan oleh negara bagi seluruh rakyat
ini didasarkan pada kesadaran yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat
3. Pokok pikiran ketiga, yang terkandung dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 ialah "negara yang berkedaulatan rakyat berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu sistem
negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.
Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia". Ini adalah
pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa kedaulatan
adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Pennusyawaratan Rakyat,
4. Pokok pikiran keempat, yang terkandung dalam Pembukaan Undang-
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Undang Dasar 1945 adalah "Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha


Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Oleh karena
itu, undang-undang dasar harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan Iain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan, teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Ini
menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Apabiia anda perhatikan keempat pokok pikiran
itu tampaklah bahwa pokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran
dari falsafah negara, Pancasila.

Hubungan Pembukaan Dengan Pasal-Pasal UUD 1945


Sebagaimana diketahui bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 itu
mengandung beberapa pokok pikiran yang merupakan cita-cita nasional dan
cita hukum kita. Pokok-pokok pikiran dalam UUD 1945 itu dijelmakan dalam
Pasal-pasal UUD 1945, dan cita hukum UUD 1945 besumber atau dijiwai
oleh falsafah Pancasila. Di sinilah arti fungsi Pancasila sebagai dasar
negara.
Sebagaimana diuraikan di muka, Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan Pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945, karena Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijelmakan iebih lanjut dalam
Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Dengan tetap menyadari akan
keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan dengan tetap
memperhatikan hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945, dapatlah disimpulkan bahwa Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang memuat dasar falsafah negara Pancasila dengan
Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan,
Bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 merupakan perwujudan dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yang tidak lain adalah pokok-pokok pikiran Persatuan Indonesia,
Keadilan Sosial, Kedauiatan Rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok-pokok pikiran tersebut tidak lain
adalah pancaran dari Pancasila. Kesatuan serta semangat yang demikian
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap insan
Indonesia.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Materi 14
Kelembagaan Negara
Kelembagaan negara merupakan lembaga-lembaga negara yang diatur
dalam UUD 1945. Setelah UUD 1945 diamandemen sebanyak empat kali,
lembaga-lembaga negara yang ada adalah: MPR, Presides DPR, DPD, MA,
MX, KY, BPK, sedangkan DPA telah dihapus. Lembaga-lembaga negara
tersebut disertai dengan tugas, wewenang, dan hak masing-masing, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Kedudukan:
a. Sebagai Lembaga Negara, dengan susunan keanggotaan terdiri dari
anggota
DPR dan DPD hasil pemilihan umum
b. Sebagai pelaksana fungsi konstitutif
Tugas dan wewenang:
a. Bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun
b. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar. Usui perubahan
secara tertulis diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR, sidang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota MPR, dan putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota
MPR.
c. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum, dalam Sidang Paripurna MPR
d. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam Sidang
Paripurna MPR
e. Menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut di
atas paling lam bat tiga puluh hari sejak diterimanya usul tersebut
f. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya
g. Memilih Wakil Presiden dari dua ealon yang diajukan Presiden,
apabila terjadi kekosongan Wakil Presiden dalam masa jabatan
selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

h. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti


secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon
Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang paket calon presiden dan wakil presiden
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
sebelumnva. sampai habis masa jabatannya lambatnya dalam waktu
tiga puluh had. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
tersebut, anggota MPR mempunyai hak-hak sebagai berikut:
(I) Mengajukan usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang
Dasar oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR
(I) Memilih dan dipilih
(II) Membela diri
(III) Imunitas
(IV) Protokoler
(V) Keuangan dan administrastif

Presiden
Sebagai pelaksana fungsi eksekutif dan legislatif; mempunyai kedudufcan:
a. Selaku Kepala Pernerintahan (fungsi eksekutif dan fungsi legislatif)
dan Kepala Negara
b. Dipilih secara langsung oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum
c. Memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali
d. Dapat diberhentikan dari jabatannya oleh MPR atas usul DPR
berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
e. Tidak dapat membekukan atau membubarkan DPR
f. Jika mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya diganti Wakil Presiden sampai
habis masa jabatannya
g. Jika mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya dalam waktu yang bersamaan,
maka Pelaksana Tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Tugas dan wewenangnya selaku Kepala Pernerintahan (fungsi eksekutif


dan fungsi legislatif):
a. Menjalankan kekiiasaan pernerintahan negara menurut Undang
undang Dasar;
b. Menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya
c. Mengajukan dan membahas rancangan undang-undang bersama
DPR
d. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
e. Mengajukan dan membahas usul RAPBN bersama DPR
Tugas dan wewenangnya sebagai Kepala Negara:
a. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara
b. Dengan persetujuan DPR, menyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian internasional dengan negara lain
c. Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat-syarat dan akibatnya
ditetapkan dengan undang-undang
d. Dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat. mengangkat duta dan konsul, serta menerima penempatan
duta negara lain
e. Dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, memberi
grasi, dan rehabilitasi
f. Dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat,
memberi amnesti dan abolisi
g. Memberi gelaran, tanda jasa dan Iain-lain tanda kehormatan sesuai
dengan undang-undang
h. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasehat dan pertimbangan kepada Presiden
i. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara

TUGAS :
Carilah Kedudukan, Fungsi dan Kewenangan dari DPR, DPRD, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Yudisial dan Lembaga Negara
lainnya.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]

Anda mungkin juga menyukai