Materi 1
PENDAHULUAN
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Landasan Historis
Suatu bangsa memiliki ideology dan pandangan hidupnya sendiri yang diambil dari
nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali
dari bangsa Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya
bangsa Indonesia.
Ex: Masa kerajaan Sriwijaya & Majapahit, pada masa ini nilai-nilai ketuhanan,
seperti kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga
telah lahir, begitupula nilai kemanusiaan yang adil dan beradap dan sila
lainnya.
2. Landasan Kultural
Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Bangsa yang tidak memiliki
pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri
sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkmbang dari
luar negerinya.
Pancasila → kepribadian/jati diri → Penetrasi
Pemikiran Konseptual : 1. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr. Muhammad Yamin
4. Prof. Mr. Dr. Supomo dll
3. Landasan Yuridis
UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dipakai sebagai dasar
penyelenggaraan pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum
Bersifat Nasioanal.
4. Landasan Filosofis
Secara filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila
merupakan Filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik
Indonesia. Pancasila sebagai filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
berlaku bagi kehidupan bernegara. Oleh karena itu dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa yang memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap
memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
social-budaya dan pertahanan keamanan.
Tujuan Nasional
Terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke empat yaitu: ”....melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,…memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamayan abadi dan keadilan sosial.
Implementasinya adalah penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
Materi 2
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dengan
negara, warga negara mempunyai kew rajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya
warga negara juga mempunyai hak-hak yang hams diberikan dan dilindungi oleh negara.
Menurut AS Hikam, warga negara merupakan terjemahan dari citizenship adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Secara singkat,
Koerniatmanto S, mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota
negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya.
la mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Secara umum pengertian warga negara bahwa warga negara merupakan anggota
negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya, la mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan
pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap
negaranya merupakan sesuatu yang niscaya ada.
Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur
dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan
derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Di antara hak-hak warga
negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya
tertuang dalam pasal 26, 27, 28 dan 30, 31, yaitu sebagai berikut:
1) Pasal 26 ayat (1) yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga
negara. Pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
2) Pasal 27, ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pada ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang Jayak bagi kemanusiaan.
3) Pasal 28, Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
1) Pasal 30 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaa negara. dan ayat (2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undang.
2) Pasal 31 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, Sedangkan
contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warganegara antara lain kewajiban
membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga, membela tanah
air, membela pertahanan dan keamanan negara, menghormati hak asasi orang lain dan
mematuhi pembatasan yang tertuang dalam peraturan, dan berbagai kewajiban lainnya
dalam undang-undang. Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban
warganegara adalah terlibatnya warga (langsung atau perwakilan) dalam setiap
perumusan hak dan kewajiban tersebut, sehingga warga sadar dan menganggap hak
dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri.
Asas-asas Kewarganegaraan
a. Asas Ius-Sangainis dan asas lus-Soli
Asas ius-sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya. Sedangkan asas ius-soli
adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara tersebut.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 3
Pengertian Bangsa dan Negara
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanva terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Berikut ini definisi negara menurut beberapa ahli:
1. Roger H. Soltau: "Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nam a
masyarakat".
2. Harold J. Laski: "Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk
mencapai terkabulnya keinginan-keingman mereka bersama, Masyarakat merupakan
negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
3. Max Weber: "Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah". 4. Robert M. Maclver:
"Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban didalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa".
Jadi definisi umum bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol)
monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Unsur-Unsur Negara
a) Bersifat Konstitutif
1. Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu dimuka bumi dan
mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh
wilayah, tidak hanya tanah, tetapi laut disekelilingnya dan angkasa
diatasnya.
2. Penduduk Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara
menjangkau semua penduduk didalam wilayahnya. Dalam mempelajari
soal penduduk ini, maka perlu diperhatikan factor-faktor seperti kepadatan
penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan. Homogenitas
dan masalah nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu perasaan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
b) bersifat Deklaratif
Pengakuan dari negara lain baik secara de jure maupun de facto. Pengakuan
Adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang yang
melaksanakannya dengan semua cara termasuk paksaan yang tersedia.
Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak
selalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan politik.
Bentuk Negara
Terdapat beberapa bentuk negara didunia, diantaranya:
1) Negara Kesatuan (unitarisme)
Dalam negara kesatuan kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan
berada pada pemerintahan pusat. Dalam negara kesatuan ini dikenal
dengan adanya si stem sentralisasi dan desentralisasi
2) Negara Serikat (negara federasi)
Negara serikat ini terdiri dari beberapa negara bagian. Negara bagian ini
bermula dari negara yang merdeka dan berdaulat yang kemudian
menggabungkan diri kedalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk
melaksanakan urusan secara bersama. Terdapat sebagian kekuasaan yang
diserahkan tersebut disebutkan satu persatu (limit at if), bisanya yang diserahkan
adalah urusan luar negeri, pertahanan negara dan keuangan.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 4
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Menurut Moh Yamin, negara kebangsaan Indonesia terbentuk
melalui tiga tahap yaitu:
• Zaman Sriwijaya (dibawah wangsa sailendra 600-1400)
• Zaman Majapahit (1293-1525)
• Negara kebangsaan modern
meunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif
c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah
menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep
wawasan nusantara.
d. Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang
luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu (INA sekarang).
e. Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
Zaman Penjajahan
Zaman penjajahan dimulai bangsa Eropa yang membutuhkan
rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, spanyol,
Inggris dan belanda. Masuknya bangsa Eropa seiring dengan keruntuhan
Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari perselisihan dan perang soudara,
yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah di tinggalkan.
Pada zaman ini tidak ada rasa persatuan dan kesatuan sehingga
perjuangan melawan penjajah secara fisik dilakukan secara sendiri-
sendiri disetiap daerah. Rakyat mudah diadu domba sehingga mudah
dipecah belah, hal ini juga yang menimbulkan rakyat Indonesia semakin
miskin dan bodoh akibat penjajahan tersebut Oleh karena itu untuk
semboyan yang berbunyi "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh"
merupakan semangat agar rakyat Indonesia bisa menciptakan persatuan
dan kesatuan karena tanpa persatuan kita tidak akan bisa mengusir
penjajah.
Kebangkitan Nasional
Pada abad ke-XX Indonesia mengubah cara-caranya dalam
melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kegagalan
perlawanan secara fisik yang tidak adanya koordinasi pada masa lalu
mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke-XX untuk mengubah
bentuk perlawanan yang lain dengan cara membangkitkan kesadaran
bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 5
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Sidang BPUPKI 1
Mr. Muhamad Yamin
BPUPKI mengadakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 Sidang ini
dipimpin oleh Mr. Muhamad Yamin. Pidatonya berisikan Lima asas dasar untuk negara
Indonesia yang mereka idam-idamkan, yaitu sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD
Republik Indonesia. Di dalam pembukaan rancangan itu tercantum lima dasar negara yang
berbunyi sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima dasar negara ini beliau usulkan agar diberi nama Pancasila, Lima prinsip
dasar negara ini kemudian diperas menjadi Tri Sila yaitu (1). Sosio Nasionalisme
(kebangsaan), (2). Sosio-Demokrasi (mufakat) dan (3). Ketuhanan. Kemudian Tri Sila
diperas menjadi Eka Sila yang berarti gotong royong.
Materi 6
Proses Pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dengan menyempurnakan
dan mengesahkan UUD 1945 yang terdiri dua bagian, yaitu bagian
pembukaan dan bagian batang tubuh UUD. Sidang pertama menghasilkan
keputusan sebagai berikut:
1. Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi sebagai berikut:
a. Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
b. Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima oleh BPUPKI
pada
tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena
berkaitan
dengan perubahan Piagam Jakarta kemudian berfungsi sebagai UUD
1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan Musyawarah darurat.
Materi 7
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila diakui
sebagai Falsafah hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam
sosial budaya Indonesia, Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak
atau sari budaya bangsa, oleh sebab itu nilai ini diyakini sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa. Sebagai ajaran falsafah, Pancasila mencerminkan nilai-
nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan yang Maha
Pencipta yang merupakan asas Fundamental yang mencerminkan identitas
atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius. Sejak lahirnya Pancasila
sebagai falsafah nasional modern pancasila sudah dinyatakan sebagai milik
seluruh bangsa Indonesia.
Untuk dapat menjadi seseorang yang pancasilais seharusnya
memenuhi tiga syarat yaitu:
a) Keinsyafan bathin tentang benarnya Pancasila sebagai falsafah Negara
b) Pengakuan bahwa yang bersangkutan menerima dan mempertahankan
Pancasila
c) Mempersonifikasikan seluruh sila-sila Pancasila dalam perbuatan dengan
membiasakan praktek pengamalan seluruh sila-sila dalam sikap, perilaku
budaya, dan politik
Aliran-AIiran Filsafat
1. Aliran Materialisme
Mengajarkan bahwa haklkat realitas kesemestaan, termasuk mahluk
hidup, manusia ialah materi. Semua realitas ditentukan oleh materi (Ex:
benda-ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu sebab
akibat (kausalisme) yang bersifat objektif.
2. Aliran Idealisme/Spiritualisme
Aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit
manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek
manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal
budi dan kesadaran rohani.
3, Aliran Realisme
Menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, materialisme dan idealisme
yang bertentangan dan tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).
Realitas adalah perpaduan antara benda (materi dan jasmaniah) dengan
non materi ( spiritual, jiwa, dan rohaniah) khusus pada manusia tampak
dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi.
e. Peraturan pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan daerah
3. Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945
yang merupakan uraian terinci dari Proklamasi 1 7 Agustus 1945 yang
dijiwai Pancasila
4. Pancasila yang dinimuskan dalam Pembukaaan UUD 1945 merupakan
kebulatan yang utuh
5. Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang
terkandung dalam Pembukan UUD 1945
6. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang-undang dasar
menciptakan pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dan batang tubuh
UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan dan jiwa pancasila
7. Berhubungan dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus
bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan batang Tubuh UUD 1945
8. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
belum tertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu di selidiki untuk
memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan masyarakat
dan bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan
kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
misalnya referendum atau pemilihan presiden secara langsung
b) Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pembukaan dan batang Tubuh UUD 1945 tidak
dimasukan sebagai nilai-nilai Pancasila. Bahkan hams diusahakan
tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat Indonesia,
misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat
dihakimi massa atau penjarahan
c) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar
dapat diterima sebagai nilai-nilai Pancasila.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 8
Pengertian Pancasila secara Filsafat
Apabila kita berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang perlu diperhatikan,
Keduanya akan berguna bagi ideologi Pancasila yaitu:
1. Filsafat sebagai metode menunjukan cara berfikir dan cara menganalisis
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi
Pancasila. Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman
dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari, kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara serta
dimanapun mereka berada.
2. Pancasila sebagai Filsafat mengandung pandangan, nilai. pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
2. Aspek Epistimologi
Menurut Runes epistimologi adalah bidang atau cabang filsafat yang
menyelidiki asai, syarat, susunan, metode dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistimologi menjadi sumber pengetahuan, proses dan
syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi
dapat dikatakan ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu. Dasar
Epistemologis sila-sila Pancasila ialah:
a. Pancasila merupakan sistem pengetahuan yaitu pedoman Bangsa
Indonesia yang memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup
b. Landasan praksis: sistem cita-cita dan keyakinan
c. Erat kaitannya dengan dasar ontologis, oleh karena itu
bangunan epistemologinya yang ditempatkan dalam bangunan filsafat
manusia. Tiga persoalan niendasar dalam epistemologi: sumber
pengetahuan manusia, teori kebenaran manusia, dan watak pengetahuan
manusia yaitu:
a. Sumber pengetahuan Pancasila: nilai-nilai yang ada pada diri
bangsa Indonesia sendiri
b. Teori kebenaran: kebenaran rasio yang bersumber pada akal
manusia, kebenaran empiris, akal, rasa dan kehendak manusia
c. Watak pengetahuan: tidak bebas nilai
3. Aspek Aksiologi
Menurut Runes aksiologi berasal dari istiiah Yunani, axios yang berarti
nilai, manfaat, fikiran atau ilmu/teori. Menurut Prof Bramed, aksiologi
dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat yang menyelidiki:
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan dan
c. Sosio-politik yang berwujud ideologi
Kehidupan manusia dipeengaruhi oleh nilai alamiah dan jasmaniah
(tanah subur, udara bersih, air bersih, cahaya, dan panas matahari,
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
3. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang
meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala
kekayaannya. Kewajiban manusia adalah melestarikan alam semesta.
Sedangkan haknya sudah tidak terhingga seperti hutan, air dll.
Materi 9
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
Bidang Etika Politik
Pengertian Etika Politik
Etika politik termasuk daiam lingkungan filsafat. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Etika berkaitan
dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul salahnya tindakan
manusia sebagai manusia. Dengan demikian etika politik mempertanyakan
tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia bukan hanya
sebagai warga Negara terhadap negaranya, hukum yang berlaku dan lain
sebagainya.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-
alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik
secara bertanggungjawah. Jadi tidak berdasarkan emosi, prasangka dan
apriori, melainkan secara rasional, objektif dan argumentatif. Etika politik tidak
langsung mencampuri politik praktis kareana tugas etika politik membantu
agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara
objektif. Etika politik dapat memberikan patokan orientasi dan pegangan
normatif bagi meraka yang mau menilai kualitas tatanan dan kehidupan
politik dengan tolak ukur martabat manusia atau mempertanyakan legitimasi
moral sebagai keputusan politik. Suatu keputusan bersifat politis apabila
diambii dengan memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Hukum dan kekuasan Negara merupakan pembahasan utama etika
politik. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral
bagi suatu Negara adalah cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis
masyarakat, jaminan hak-hak asasi manusia menurut kekhasan paham
kemanusiaan dan struktur sosial budaya masyarakat masing-masing dan
keadilan sosial.
Legitimasi Kekuasaan
Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi kekuasaan, yang
dapat dirumuskan dengan suatu pertanyaan, yaitu dengan moral apa
seseorang atau sekelompok orang memegang dan menggunakan kekuasaan
yang mereka miliki? Betapa besarnya kekuasaan seseorang dia berhadapan
dengan tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya karena masyarakat
berhak untuk menuntut peratanggungjawaban.
Seorang penguasa harus mempunyai wibawa, bertangungjawab dan
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga. berguna, indah, memperkaya bathin
dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber
pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud
kebudayaaan, di samping sistem sosial dan karya. Prof. Notonogoro membagi
nilai dalam tiga kategori yaitu:
1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melakukan aktivitas
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai rohani dapat diperinci menjadi empat macam sebagai berikut:
a. Nilai kebenaran yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi
dan cipta
b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa atau intuisi
c. Nilai moral yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau
kemauan
(karsa, etika)
d. Nilai religi yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai
kerohanian
yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada keyakinan dan
keimanan manusia terhadap Tuhan.
Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) := kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada
aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya terjadi, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dapat berupa kesetiaan, kepatutan terhadap nilai dan norma,
moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral
fllsafat moral etika, moral hukum, moral ilmu dan sebagainya. Nilai, norma
dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Norma
Norma sesungguhnya merupakan perwujudan martabat manusia
sebagai mahluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu
kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Oleh sebab itu norma dalam perwujudannya dapat berupa:
a. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan
b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap
diri sendiri
c. Norma kesopanan. dengan saksinya berupa di kucilkan dalam
kehidupan bermasyarakat
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau
denda yang dipaksakan oleh alat Negara
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 10
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Pengertian Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk ideal dan logos,
yang berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana ideologi
berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya
yang merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti yang luas istilah ideologi
dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar dan
keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif
(bersifat terbuka). Dalam artian sempit ideologi adalah gagasan alau teori
yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan
dengan bagaimana manusia hams hidup dan bertindak (bersifat tertutup).
Menurut bahan penataran (BP-7 Pusat, 1993) ideologi diartikan
sebagai ajaran. Dokrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang
disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaanya dalam
menanggapi dan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bemegara. Sedangkan menurut. Gunawan Setiardja ideologi dapat
dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh
realitas, yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang makin
jelas antara ideologi, filsafat, ilmu dan teologi. Dalam perkembangan itu
ideologi mempunyai arti berbeda:
1. Ideologi diartikan sebagai pengetahuan yang mengandung pemikiran
besar, cita-cita besar, mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan
Negara.
2. Ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan
kebenaran internal dan kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh
berdasarkan kepentingan tertentu,
3. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat maupun
teologi merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik,
dimana pertimbangan utamanya adalah kebenaran pemikiran.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
MATERI 11
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA
Sistem Ketatanegaraan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Nilai-Nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha
Esa Makna sila ini adalah:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang
lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Makna sila ini adalah:
a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
Dunia Internasional dan dengan itu hams mengembangkan sikap
saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Makna sila ini adalah:
a. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Cinta akan Tanah Air.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
MATERI 1 2
Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
UUD 1945 merupakan sumber motivasi dan perjuangan serta tekad
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Merupakan sumber cita
hukum dan moral yang ingin ditegakkan, mengandung nilai-nilai:
a. Universal
b. Lestari
Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 adalah Alinea
Pertama: Menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. Alinea ini
mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh karenanya harus
ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan
hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari
pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung
suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk
membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas
kewajiban bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan
setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap bangsa.
Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal
atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia.
Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan mengendalikan politik luar
negeri kita.
Aline Kedua: "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat. adil, dan makmur".
Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan
perjuangan bangsa Indonesia selama ini.
Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak
dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil
sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyatlndonesia".
Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip
mdasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan
dirinya merdeka. Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "...
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial" Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan
itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan
berdasarkan Pancasila. Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan:
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya
yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat;
c. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 13
Pokok-Pokok Pikiran Dalam Pembukaan UUD 1945
Selain apa yang diuraikan di muka, Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan pasal-pasal
Undang- Undang Dasar 1945 dengan menyatakan bahwa Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 itu mengandung pokok-pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelmakan dalam Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Ada empat pokok pikiran yang memiliki makna sangat dalam. yaitu :
1. Pokok pikiran pertama; "Negara ... begitu bunyinya ... melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.". Dalam pembukaan ini diterima aliran
pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi
segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara, menurut
pengertian "pembukaan" itu menghendaki persatuan, meliputi segenap
bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh
dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan. Dengan
pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara, dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan ataupun perorangan.
2. Pokok pikiran kedua, "Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia", ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial.
Pokok pikiran yang hendak diwujudkan oleh negara bagi seluruh rakyat
ini didasarkan pada kesadaran yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat
3. Pokok pikiran ketiga, yang terkandung dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 ialah "negara yang berkedaulatan rakyat berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu sistem
negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.
Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia". Ini adalah
pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa kedaulatan
adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Pennusyawaratan Rakyat,
4. Pokok pikiran keempat, yang terkandung dalam Pembukaan Undang-
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap insan
Indonesia.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Materi 14
Kelembagaan Negara
Kelembagaan negara merupakan lembaga-lembaga negara yang diatur
dalam UUD 1945. Setelah UUD 1945 diamandemen sebanyak empat kali,
lembaga-lembaga negara yang ada adalah: MPR, Presides DPR, DPD, MA,
MX, KY, BPK, sedangkan DPA telah dihapus. Lembaga-lembaga negara
tersebut disertai dengan tugas, wewenang, dan hak masing-masing, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Kedudukan:
a. Sebagai Lembaga Negara, dengan susunan keanggotaan terdiri dari
anggota
DPR dan DPD hasil pemilihan umum
b. Sebagai pelaksana fungsi konstitutif
Tugas dan wewenang:
a. Bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun
b. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar. Usui perubahan
secara tertulis diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR, sidang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota MPR, dan putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota
MPR.
c. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum, dalam Sidang Paripurna MPR
d. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam Sidang
Paripurna MPR
e. Menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut di
atas paling lam bat tiga puluh hari sejak diterimanya usul tersebut
f. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya
g. Memilih Wakil Presiden dari dua ealon yang diajukan Presiden,
apabila terjadi kekosongan Wakil Presiden dalam masa jabatan
selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
Presiden
Sebagai pelaksana fungsi eksekutif dan legislatif; mempunyai kedudufcan:
a. Selaku Kepala Pernerintahan (fungsi eksekutif dan fungsi legislatif)
dan Kepala Negara
b. Dipilih secara langsung oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum
c. Memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali
d. Dapat diberhentikan dari jabatannya oleh MPR atas usul DPR
berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
e. Tidak dapat membekukan atau membubarkan DPR
f. Jika mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya diganti Wakil Presiden sampai
habis masa jabatannya
g. Jika mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya dalam waktu yang bersamaan,
maka Pelaksana Tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]
TUGAS :
Carilah Kedudukan, Fungsi dan Kewenangan dari DPR, DPRD, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Yudisial dan Lembaga Negara
lainnya.
TA. 2009 / 2010 [PENDIDIKAN PANCASILA]