Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah pelajaran yang
mendukung pengembangan karakter manusia. Pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi sangat penting. Artinya karena merupakan proses lanjutan pembentukan karakter bagi manusia dimana akan berlangsung sampai manusia itu menemui ajalnya. Pendidikan Pancasila sangat berperan penting dalam membangun jiwa nasionalis dan bermoral karena mengandung butir-butir Pancasila mengandung makna mendalam dan menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian kepada pembentukan kepribadian, moralitas dan etika yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang : a. Memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama b. Bersifat kemanuasiaan yang adil dan beradab c. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan, sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan dapat diatasi melaui musyawarah dan mufakat d. Mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beranekaragam kepentingan. e. Mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (penjelasan UU No.2 Tahun 1989 Pasal 39 ayat 2)
Dari rumusan tujuan Pendidikan Pancasila UU NO. 2 Tahun 1989 tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa a. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi disebut sebagai Pendidikan affective, yaitu Pendidikan untuk mengembangkan diri, agar menjadi manusia berguna dan bersehat mental sebagai Pendidikan konfluen. Pendidikan Pancasila, mempertemukan Pendidikan nasional dengan pendidkan intelektual secara integrative. b. Hasil akhir Pendidikan Pancasila, diharapkan mampu terwujud sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Dengan demikian, Pendidikan Pancasila diharapkan mampu : a. merealisasikan pembentukan kepribadian warga negara Indonesia b. menanamkan moralitas (nilai-nilai yang dibutuhkan dalam hidup) bangsa Indonesia. c. menumbuh-kembangkan etika bangsa (etika Pancasila) yang menjadi pedoman hidup dan kehidupan bangsa Indonesia. d. Serta sekaligus menumbuhkan kemampuan berbuat (action) dalam kehidupan keseharian sebagai warga negara dalam bermasyarakat, bernegara dan berbangsa dengan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila tersebut. Landasan Pendidikan Pancasila : a. Landasan Historis : Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri dan memiliki prinsip-prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Sejarah panjang yang diawali sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno Indonesia hingga datangnya bangsabangsa lain yang menjajah dan menguasai Indonesia. Setelah melalui proses yang panjang dengan ditemukannya jati dirinya yang di dalamnya tersimpul watak, sifat dan ciri khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa Pancasila. Bangsa Indonesia harus memiliki visi, pandangan hidup yang kuat, agar kokoh sebagai bangsa yang mandiri, maka dengan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsanya akan terwujud. Asalmula nilai- lain, maka oleh para pendiri negara kita dinamakan lima prinsip yang diberi nama nilai Pancasila dari bangsa Indonesia sendiri, yang lahir, tumbuh dan berkembang dari adat istiadatnya sendiri, tradisinya sendiri, budanya sendiri, kepustakaannya sendiri dan kepercayaan atau keagamaannya senidiri, maka bangsa Indonesia menjadi kausa materialis. Atas dasar alasan historis inilah, maka perlu dipahami dan dikaji dengan kesadaran dan wawasan kebangsaan yang kuat agar secara ilmiah Pancasila menjadi dasar filsafat negara dan Ideologi nasional serta nilai-nilainya melekat dalam kelangsungan hidup bangsa Indonesia. b. Landasan Kulturil : ' Ciri-ciri khas yang dimiliki setiap bangsa di dunia berbeda-beda, sesuai dengan sejarah berdirinya negara masing-masing, sehingga melahirkan sejarah kebudayaannya yang berbeda-beda. Asas kulturil yang dimiliki suatu bangsa, melekat pada bangsa itu sendiri. Negara Komunistik, Negara Liberalistik, Negara Persemakmuran dan Negara Federal, masing-masing mendasarkan konsep dasar filsafat negaranya secara tertentu. Bangsa Indonesia memiliki asas kultur yang berbeda dengan bangsa lain. Nilai-nilai kemasyarakatan dan kenegaraan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, merupakan hasil karya besar dari tokoh-tokoh kenegarawan putra Indonesia sendiri, di antaranya ialah Mr.M.Yamin, Prof. Soepomo, Bung Karno, Bung Hatta dan lainlainnya serta diangkat dari nilai-nilai kulturit bangsa Indonesia sendiri yang sangat luhur. Untuk itu, karya-karya besar bangsa Indonesia yang merupakan hasil pemikiran tentang bangsa dan negara Indonesia yang mendasarkan kepada pandangan hidup dan prisip nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila, harus selalu dikembangkan secara dinamik dalam semua strata kehidupan bangsa Indonesia terkandung dalam sila-sila Pancasila, harus selalu dikembangkan secara dinamik dalam semua strata kehidupan bangsa Indonesia. C. Landasan Yuridis :
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di perguruan Tinggi
tertuang dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 yang menetapkan bahwa isi Kurikulu setiap jenis, jalus dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dalam Peraturan Pemerintah: Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi pasal 13 ayat 2 ditetapkan bahwa Kurikulum yang berlaku secara Nasional diatur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perkuliahan Pendidikan diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderai Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 / DIKTI / Kep./ 2002, yang merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari kurikulum Keputusan Dirjen Dikti No. 265 / DIKTI / Kep / 2000 dan Keputusan Dirjen Dikti No. 356 / DIKTI / Kep / 1995. Rambu-rambu pelaksanaan Mata Kuliah “Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, khususnya Pendidikan Pancasila ialah a. mengantarkan Mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuranininya. b. kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya c. kemampuan mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni : .d. kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. d. Landasan Filosofis : Kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai dalam sila Pncasila yang filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. Sebelum bangsa Indonesia mendirikan sebuah negara, bansa Indonesia ialah bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, ini terwujud dalam kenyataan obyektif bahwa manusia makhluk tuhan yang maha esa. Berdirinya suatu negara, harus memenuhi beberapa syarat yaitu adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat, adanya asas kerohanian. Pancasila dalm system perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila menjadi dasar filsafat negara dan pandangan filosofi bangsa Indonesia, merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan.