• Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan
yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia.
• Proses perumusannya tersebut juga diambil dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat.
• Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri.
• Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai
Pancasila.
2. Landasan Kultural
• Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa
diwariskan kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya.
• Secara kultural, unsur2 Pancasila itu terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa,
slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan kebudayaan dalam negara Indonesia secara
umum.
• Pancasila memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan
dan terhadap perkembangan zaman,
• Generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih
suatu bentuk keunggulan IPTEK tanpa harus kehilangan jati dirinya.
• Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.
• Peran penting dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual
kampus, beserta dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang sudah seharusnya
bisa mendalami secara dinamis dalam arti mengembangkannya lebih dalam lagi di era
yang sudah kian modern ini.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas Peraturan yang dibuat setelah
melalui perundingan dan permusyawarahan.
• Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan yuridis
konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-
sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik,
• Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena
dasar negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut
dan lebih terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh
UUD 1945 itu.
• UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Landasan Filosofis
Peraturan di atas menguatkan keberadaan Pancasila yang menyatakan bahwa Pancasila yang
resmi adalah Pancasila yang tata urutan atau rumusan sila-silanya terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945, antara lain :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusian yang Adil dan Beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
▪ Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia untuk pertama kalinya
menampilkan nilai sosial, politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri dan
sedekah bagi para rakyatnya.
Kerajaan Sriwijaya
▪ Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara “ Marvuat vannua Criwijaya
Subhika “ yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.
▪ Unsur-unsur yang terdapat di dalam pancasila sudah ada, hanya belum dirumuskan
secara konkret, terbukti : prasasti di Talaga Batu (kutukan terhadap yang melanggar
perintah raja), Kedukan Bukit (perjalanan raja ke beberapa daerah untuk menaklukan
daerah tersebut) dll.
Sila Sriwijaya
1. Sila I : umat Budha dan Hindu hidup berdampingan secara damai,
2. Sila II : pengiriman pemuda Indonesia untuk belajar ke India,
3. Sila III : menerapkan konsep negara kepulauan,
4. Sila IV : memiliki kedaulatan yang sangat luas,
5. Sila V : Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga masyarakat
makmur
KERAJAAN MAJAPAHIT
Hal-hal yang menunjukkan nilai-nilai Pancasila :
1. Sila I : buku Negarakertagama terdapat istilah pancasila, buku Sutasoma terdapat
seloka persatuan nasional (Bhineka Tunggal Ika ),
2. Sila II : hubungan kerajaan dengan kerajaan Tiongkok dll, mengadakan
persahabatan dengan negara tetangga,
3. Sila III :dengan keutuhan kerajaan yaitu Sumpah palapa
4. Sila IV : kerukunan dan gotong royong telah menumbuhkan jiwa mufakat,
5. Sila V : berdirinya beberapa kerajaan ditopang dengan kesejahteraan dan
kemakmuran
▪ Kegagalan perlawanan fisik yang tidak ada koordinasi pada masa lalu mendorong
untuk mengubah bentuk perlawanan yang lain,
▪ Bentuk perlawanan itu adalah dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia
akan pentingnya bernegara, yaitu : dengan mendirikan organisasi politik yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial, antara lain Budi Utomo (Ketua dr.
Sutomo), Serikat Dagang Islam (Ketua H. Samanhudi) dll
Sumpah Pemuda
▪ Melalui Sumpah Pemuda yang diinginkan oleh bangsa Indonesia adalah kemerdekaan
tanah air dan bangsa, untuk itu diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa dan
sebagai pengikat persatuan adalah bahasa Indonesia,
▪ Ketua Konggres Pemuda adalah Soegondo Djojopoespito
Masa Penjajahan Jepang
▪ Kekecewaan rakyat Indonesia akibat perlakukan Jepang yang menimbulkan
perlawanan terhadap Jepang, baik secara legal maupun ilegal, seperti pembrontakan
Peta di Blitar (anggotanya Soeharto, jendral Sudirman dll)
▪ Tahun 1942-1945 perjuangan rakyat Indonesia
Nilai-Nilai Pancasila Pada Proklamasi Kemerdakaan 17 Agustus 1945
Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945
▪ Dimulainya pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( BPUPKI ) pada tgl 29 April 1945, (ketua : Radjiman Wedyodiningrat )
▪ Tanggal 29 Mei 1945 BPUPKI mengadakan sidang, Muh. Yamin : mengusulkan
Rancangan UUD RI dan dalam rancangan tersebut tercantum perumusan lima dasar
negara,
▪ Tgl 1 Juni 1945 : Ir. Soekarno mengusulkan lima dasar negara dengan nama pancasila
Satu, Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia). Dua, Internasionalisme (Peri
Kemanusiaan). Tiga, Mufakat (Demokrasi). Empat, Kesejahteraan
Sosial. Lima, Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan), kelima
asas tersebut diberi nama Pancasila sebagai dasar Negara.
Piagam Jakarta tgl 22 Juni 1945 Pancasila dirumuskan sbb :
1. Ketuhanan dan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian tanggal 14-16 Juli 1945 perumusan dan sistematika pancasila diterima oleh Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI )
Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya
Tanggal 9 Agust 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritu Zyunbi
Ilnkai), dengan ketuanya Ir. Soekarno, dan wakil ketua Drs. Moh. Hatta Tanggal 14 Agust
1945 Jepang menyerah kepada sekutu, PPKI sebagai wakil bangsa Indonesia mempersiapkan
naskah proklamasi
Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia memiliki makna yang penting bagi
bangsa Indonesia, yaitu
1. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa
Indonesia.
2. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik
Indonesia, dan
3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata hukum
Indonesia
Proses Pengadilan Pancasila Sebagai Dasar Negara UUD 1945
▪ Tanggal 18 Agustus 1945 : PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
mengadakan sidang untuk menyempurnakan dan mengesahkan UUD’45 yang terdiri
dari Pembukaan dan Batang Tubuh UUD,
Keputusan-Keputusan sidang tersebut adalah
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih Presiden dan wakil presiden pertama;
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah
darurat.
Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sah
dan benar, karena mempunyai kedudukan konstitusional, dan disahkan oleh suatu badan yang
mewakili seluruh bangsa Indonesia yaitu PPKI.
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perjuangan Mempertahankan Dan Mengisi Kemerdekaan
Indonesia
Pancasila Dalam Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)
▪ Pada saat Indonesia baru merdeka, Belanda ingin menjajah, Belanda berupaya
membentuk Republik Indonesia Serikat dengan RI sebagai salah satu negara
bagiannya
▪ Konstitusi RIS diberlakukan untuk menggantikan UUD 1945 dan menetapkan bentuk
negara serikat
▪ Konstitusi menetapkan sifat pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal dan
pemerintahan diberlakukan kabinet parlementer, Para menteri bertanggungjawab
langsung kepada parlemen.
▪ Dalam alinea IV Mukadimah Konstitusi RIS, Pancasila tetap tercantum sebagai dasar
falsafah negara.
▪ Tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Sukarno memproklamasikan kembalinya negara
kesatuan RI dan membubarkan RIS dan berlaku UUDS
▪ UUDS 1950 masih berorientasi pada pemerintahan yang berasas demokrasi liberal
sehingga jiwa UUDS 1950 merupakan penyimpangan terhadap Pancasila.
▪ Dalam kurun waktu 18 Agust 1945 s.d 5 Juli 1959 kehidupan politik kita belum stabil,
bentuk negara, pemerintahan dan Konstitusi yang digunakan belum tetap, sehingga
cita-cita Pancasila belum terwujud dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila Pada Masa Orde Lama (1959-1965)
Pemilu tahun 1955 tidak memenuhi harapan masyarakat karena ;
1. Makin berkuasanya modal-modal raksasa,
2. Sering bergantinya kabinet,
▪ Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistim negara di
bawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan
negara Indonesia.
▪ Dalam era reformasi ini nilai-nilai Pancasila dicoba dihayati dalam konsep demokrasi,
dengan harapan akan lahir bangsa Indonesia modern yang ber-Tuhan, manusiawi,
bersatu, demokratis dan adil sejahtera.
Pertemuan 3- Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
• Ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ideas dan logos. Kata ini memiliki arti
pemikiran, ilmu, cara pandang, dan cita-cita.
• Jadi bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah sebuah cara pandang yang membentuk
kerangka berpikir kita dalam mewujudkan cita-cita.
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara
• Pancasila sebagai ideologi negara artinya seluruh warga negara Indonesia menjadikan
Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.
• Nilai-nilai yang ada pada setiap butir Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman
dasar dalam melangsungkan kehidupan bernegara.
• Pancasila sebagai ideologi negara bermakna menjadikan pancasila sebagai cita-cita
atau visi.
• Hal ini tentunya berlaku untuk pemerintah dan seluruh warga negara.
Fungsi Ideologi
▪ Pancasila berperan sebagai sarana pemersatu masyarakat dan juga bertindak sebagai
pemelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
▪ Berfungsi untuk mengarahkan dan motivasi bangsa untuk mencapai cita-citanya.
▪ Pancasila merupakan identitas bangsa, ia juga berperan untuk memelihara dan
mengembangkan identitas tersebut.
Pancasila sebagai ideologi negara juga berfungsi sebagai kontrol social artinya Pancasila
menjadi tolak ukur sejauh mana negara kita telah menggapai cita-citanya.
Ciri-Ciri Ideologi
• Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
• Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
Makna Ideologi Indonesia
• Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita yang hendak dicapai
menjadi pedoman hidup dalam penyelenggaraan bernegara.
• Pancasila disepakati bersama dan digunakan sebagai prinsip yang dipegang teguh dan
menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia.
Nilai-Nilai Pancasila
IDEOLOGI LIBERALISME
• Prinsip dasar yang melandasi liberalisme, yaitu individualisme, kebebasan, keadilan
dan kesetaraan, serta utilitarianisme
• Individualisme beranggapan bahwa negara tidak berhak mengintervensi kehidupan
warga negara.
• Kebebasan adalah hak yang dimiliki tiap orang dan tiap individu mendapat
kesempatan yang sama untuk mengejar kepentingannya
• Keadilan dan kesetaraan adalah tiap-tiap individu memiliki hak dan kesempatan
yang setara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sehingga
kesetaraan kesempatan harus terbuka bagi tiap individu agar mereka dapat menikmati
hak-hak dan penghormatan yang sama.
• Utilitarianisme adalah prinsip yang memungkinkan tiap-tiap individu dapat
mengkalkulasi apa yang secara moral baik dengan menjumlahkan
keuntungan/kenikmatan yang diperoleh dari setiap aspek tindakan yang dipilih
2. Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
3. Di antara sila-sila Pancasila ada hubungan yang saling mengikat antara yang satu
dengan yang lain, sehingga Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, dapat
digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan 5.
• Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan
5.
• Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwa; sila 4 dan
5.
• Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila
5.
• Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT KARENA MEMENUHI CIRI-CIRI
BERPIKIR KEFILSAFATAN
1. Bersifat koheren
Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan.
Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan
tersendiri.
2. Bersifat menyeluruh
Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.
3. Bersifat mendasar
Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia untuk menghadapi diri
sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4. Bersifat spekulatif
Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh
kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui rangkaian diskusi dan dialog
panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
• Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
• Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Ontologi
• Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
• Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah realitas yang ada
tampak ini suatu realitas sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di
balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup? Dan seterusnya.
• Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan)
manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika
• Secara ontologis, penyelidikanPancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasardari sila-silaPancasila.
• Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakanasas yang berdiri
sendiri-sendiri, malainkan memiliki satu kesatuandasarontologis.
• Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar
antropologis.
• Subyek pendukung pokok dari sila-silaPancasila adalah manusia.
• Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.
• Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa,
jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya.
(lihat Notonagoro, 1975: 53).
Epistomologi
• Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode,
dan validitas ilmu pengetahuan.
• Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau science of
science.
• Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
• Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita,
menjadi suatu ideologi.
• Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
• Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber
pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.
• Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah
nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri nilai-nilai tersebut merupakan
kausa materialis Pancasila.
• Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila
Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.
• Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.
Axiologi
• Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
• Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
• Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika
suatu nilai.
• Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik,
berharga.
• Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan
sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
• Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praktis.
• Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan.
• Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara.
• Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai
ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat.
• Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
• Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat
khas sebagai Manusia Indonesia
ETIKA PANCASILA
• Etika Pancasila adalah cabang filasat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
• Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
• Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia di Indonesia dalam semua aspek
kehidupannya.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA
• Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang
mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang
dianutnya.
• Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia
menjadi manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan
antar sesama.
• Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein),
cinta tanah air.
• Sila kerakyatan mengandung dimensi berupa sikap mengghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan
membantu kesulitan orang lain. Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika
keutamaan atau etika kebajikan.
• Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan
sejahtera, tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerja sama dengan orang
lain, baik langsung maupun tidak langsung.
• Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial harus
dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang.
ERA REFORMASI
• Sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia (rasa senang
berlebihan) demokrasi.
• Bahwa demokrasi tanpa dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada
penyalahgunaan kekuasaan, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
1. Zaman Orde Lama
Tantangan Pancasila sebagai sistem etika pada berupa sikap otoriter dalam pemerintahan,
sebagaimana yang tercermin dalam penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem
demokrasi terpimpin, hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika Pancasila yang lebih
menonjolkan semangat musyawarah untuk mufakat.
2. Zaman Orde Baru
Tantangan Pancasila sebagai sitem etika terkait dengan masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme) yang merugikan penyelenggaraan negara, hal tersebut tidak sesuai dengan
keadilan sosial karena korupsi, kolusi, dan nepotisme hanya menguntungkan segelintir orang
atau kelompok tertentu.
3. Zaman Era Reformasi
Tantangan Pancasila sebagai sistem etika berupa eforia kebebasan, berpolitik sehingga
mengabaikan norma-norma moral, misalnya, munculnya anarkisme yang memaksakan
kehendak dengan mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.
NILAI-NILAI DARI SILA-SILA PANCASILA TERKANDUNG BEBERAPA
HUBUNGAN MANUSIA YANG MELAHIRKAN KESEIMBANGAN ANTARA HAK
DAN KEWAJIBAN
• Hubungan vertikal. Hubungan manusia dengan Tuhan YME sebagai penjelmaan dari
nilai ketuhanan yang maha esa. Dalam hubungan ini manusia mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya.
• Hubungan Horizontal. Hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya
sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga negara.
• Hubungan Alamiah. Hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan,
tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya.
• Nilai adalah kemampuan yang dipercayai ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok, nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan
(motivator) sikap dan perilaku manusia.
• Norma adalah pedoman atau aturan tingkah laku manusia dalam masyarakat, norma
terdiri dari norma agama, norma kesusilaan, norma hukum, Norma memiliki kekuatan
untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
• Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, kelakuan,
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku
dan perbuatan manusial. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau
prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia.
HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat merupakan sistem nilai yang merupakan sumber segala
penjabaran norma-norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan lainnya.
Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar fundamental dan universal bagi manusia
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Supaya nilai-nilai itu bisa dijabarkan dalam kehidupan nyata, nilai-nilai itu dijabarkan dalam
norma-norma yang jelas sehingga menjadi suatu pedoman.
1. Norma moral yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur (baik /
buruk, sopan / tidak sopan, susila / tidak susila).
2. Norma hukum yaitu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dalam kedudukan ini, Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia.
Jadi, sila-sila Pancasila pada dasarnya bukan merupakan pedoman langsung yang bersifat
normatif/praksis, melainkan sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma moral dan
norma hukum, yang harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun
hukum.
MAKNA NILAI-NILAI SETIAP SILA PANCASILA
KETUHANAN YANG MAHA ESA
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila
lainnya.
• Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan
tujuan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Konsekuensi yang muncul kemudian adalah realisasi kemanusiaan terutama dalam
kaitannya dengan hak-hak dasar kemanusiaan (hak asasi manusia) bahwa setiap warga
negara memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai
dengan keimanan dan kepercayaannya masing-masing.
• Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29 UUD. Di samping itu, di dalam negara Indonesia
tidak boleh ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (atheisme).
KEMANUSIAN YANG ADIL DAN BERADAB
• Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu makhluk yang berbudaya dengan
memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta.
• Kemanusiaan terutama berarti hakekat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan
martabat.
• Adil berarti wajar yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban seseorang.
• Beradab sinonim dengan sopan santun, berbudi luhur, dan susila, artinya, sikap hidup,
keputusan dan tindakan harus senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran budi,
kesopanan, dan kesusilaan.
• Sehingga sila 2 mempunyai makna kesadaran sikap dan perbuatan yang didasarkan
kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap
alam dan hewan.
• Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama yang menyatakan bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan…
PERSATUAN INDONESIA
Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak terpecah-pecah, persatuan mengandung
pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan.
Persatuan Indonesia mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan.
Persatuan Indonesia adalah
1. Persatuan bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia
2. Merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia dan bertujuan
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan
perdamaian dunia yang abadi.
3. Perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang
Maha Esa, serta kemanusiaan yang adil dan beradab, oleh karena itu, paham
kebangsaan Indonesia tidak sempit tetapi menghargai bangsa lain.
4. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa serta keturunan, hal
ini sesuai dengan alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN.
• Kerakyatan yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah negara
tertentu, dimana bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi dan rakyat di posisi
tertinggi dalam hirarki kekuasaan.
• Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta didorong dengan itikad
baik sesuai dengan hati nurani.
• Permusyawaratan adalah suatu tata cara untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu
hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan yang bulat dan mufakat.
• Perwakilan adalah turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan
bernegara melalui lembaga perwakilan.
• Sehingga mempunyai makna bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaanya
ikut dalam pengambilan keputusan. yang merupakan sendi asas kekeluargaan
masyarakat dan prinsip tata pemerintahan Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi …. maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat ….
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
• Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang
kehidupan
• Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.
• Pada sila kelima mengandung makna pentingnya hubungan antara manusia sebagai
pribadi dan manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Contoh Etika dalam bermasyarakat : Etika Pergaulan, Etika Berpakaian, Etika dalam
Berkendara, Etika dalam Berkumpul, Etika dalam Berbagi Informasi, Etika dalam
Bertetangga
ETIKA PANCASILA
• Etika Pancasila sebagai niai-nilai dasar Pancasila menjadi pegangan hidup bagi
bangsa Indonesia dan pegangan dalam tatalaku kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Kesepakatan ini merupakan sesuatu yang penting, karena mengandung makna bahwa
seluruh perilaku bangsa Indonesia harus mencerminkan sekaligus merupakan
pengejawantahan nilai-nilai dasar yang ada dalam Pancasila.
• Notonagoro menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian,
tetapi juga mengakui nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai estetis
(keindahan), nilai moral (kebaikan), maupun nilai kesucian yang keseluruhan bersifat
sistemik-hierarkhis, dimana sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
basis dari semua sila-sila Pancasila.
AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA, TERCERMIN DALAM SILA-
SILA PANCASILA
• Sila Pertama: menghormati setiap warga negara atas berbagai kebebasannya dalam
menganut agama dan kepercayaannya masing-masing.
• Sila Kedua: menghormati setiap warga negara sebagai pribadi “utuh seebagai
manusia”, manusia sebagai pendukung, penyangga, pengemban, serta pengelola hak-
hak dasar kodrati, merupakan suatu keutuhan eksistensi dirinya secara bermartabat.
• Sila Ketiga: bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi segmentasi-segmentasi atau
primordialisme sempit dengan jiwa dan semangat “Bhineka Tunggal Ika”, yaitu
bersatu dalam perbedaan dan berbeda dalam persatuan.
• Sila Keempat: memiliki dan mengembangkan rasa kebebasan, kemerdekaan, dan
kebersamaan dengan dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan secara jujur
dan terbuka dalam menata berbagai aspek kehidupan.
• Sila Kelima: membina dan mengembangkan masyarakat yang berkeadilan sosial yang
mencakup kesamaan derajat dan pemerataan setiap warga negara.
keterbukaan, tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur
dalam persaingan, serta menjujung tinggi hak asasi manusia.
3. Etika ekonomi dan bisnis, bertujuan agar prinsip dan prilaku ekonomi baik oleh pribadi,
golongan, serta keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan ekonomi dengan kondisi
yang baik dan realitas.
4.Etika penegakan hukum yang berkeadila, bertujuan agar penegakan hukum secara adil,
perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga Negara di hadapan
hukum, dan menghindarkan peggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan.
5. Etika keilmuan dan disiplin kehidupan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis, dan objektif.
NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA ETIKA KEHIDUPAN
• Di dunia Internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang
memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah-tamah, sopan santun dan Pancasila
memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini
dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.
• Pancasila dan etika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-sama
mengajarkan tentang nilai-nilai yang baik.
• Etika Pancasila merupakan etika dasar tentang penilaian baik buruknya sedangkan
nilai-nilai Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
demokrasi dan nilai keadilan.
• Suatu tindakan dikatakan baik bukan hanya mengetahui terhadap nilai-nilai
Pancasila, tetapi bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai yang ada menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat bagi orang lain.
NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA ETIKA KEHIDUPAN
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Pancasila dapat menjadi sistem etika
yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya fundamental, tetapi juga realistis
dan aplikatif.
• Nilai-nilai Pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan
dalam realitas kehidupan dan apabila dipahami sepenuhnya, dihayati dan
dipraktikkan, tentunya mampu mereduksi tingkat kejahatan dan pelanggaran dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
• Pancasila merupakan sistem nilai dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, sehingga akan menjadi kekuatan moral yang besar apabila nilai
keseluruhan Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai demokrasi, dan nilai keadilan dijadikan landasan moral dan diterapkan
di seluruh bangsa dan kehidupan negara.
• Penanaman nilai-nilai Pancasila diterapkan melalui pendidikan dan media, terutama
pendidikan informal dalam keluarga serta pendidikan formal dan nonformal di
masyarakat.
• Media harus memiliki visi dan misi untuk mencerdaskan bangsa dan membangun
karakter masyarakat yang maju, namun tetap berkepribadian bangsa Indonesia.
Pertemuan 6-Pancasila Sebagai dasar Nilai Pengembangan Ilmu
KONSEP PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
• Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang dikemukakan oleh
Prof. Notonagoro, yang mengatakan bahwa
1. Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam usaha ilmu pengetahuan untuk
dipergunakan sebagai asas dan pendirian hidup,
2. Pancasila sebagai suatu sudut pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan
3. Pancasila menjadi objek ilmu pengetahuan atau hal yang diselidiki.
3. Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut
mengancam nilainilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas,
gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan
4. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia tidak berakar pada nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia
sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented).
5. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan
pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah
prodi-prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).
6. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum melibatkan
masyarakat luas sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang
mengembangkan ilmu (scientist oriented).
ALASAN PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU
1. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan
pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
perlu mendapat perhatian yang serius.
2. Penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang
ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
3. Kearifan lokal yang menjadi simbol di berbagai daerah kini digantikan oleh gaya
hidup global, seperti: gotong royong digantikan dengan individualis, sikap bersahaja
digantikan dengan gaya hidup mewah,
SUMBER HISTORIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
• Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan pada awal
kemerdekaan bangsa Indonesia.
• Para pendiri negara pada masa itu mencurahkan tenaga dan pemikirnya untuk
membangun bangsa dan negara dan upaya pembenahan dan penataan negara yang
baru saja terbebas dari penjajahan.
• Rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan di masa penjajahan itulah yang
menjadi pelopor bagi kebangkitan bangsa sehingga ketika negara Indonesia merdeka
diproklamirkan, mereka merasa perlu mencantumkan aspek kesejahteraan dan
pendidikan ke dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
”..memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melindungi
segenap tanah tumpah darah Indonesia”.
• Sila-sila Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan bagian dari amanat para pendiri negara untuk mengangkat dan
meningkatkan serta memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam artian
mengatkan perekonomian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia agar setara dengan bangsa-bangsa
lain di dunia.
SUMBER HISTORIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
• Soekarno selalu menyinggung perlunya setiap sila Pancasila dijadikan blueprint bagi
setiap pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia karena kalau tidak, akan terjadi
kemunduran dalam pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Pancasila sebagai blueprint dalam pernyataan Soekarno mengandung pengertian yang
sama dengan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek karena sila-sila
Pancasila sebagai cetak biru harus masuk ke dalam seluruh rencana pemikiran dan
tindakan bangsa Indonesia.
• Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mulai dirasakan sebagai
kebutuhan yang mendesak sekitar 1980-an, terutama di perguruan tinggi yang
mencetak kaum intelektual.
Nilai-nilai Pancasila yang kita dapat apabila kita taat membayar pajak
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Salah satunya yaitu nilai syukur, bentuk tindakannya adalah menyalurkan kelebihan rezeki.
Misalnya warga negara yang memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu melalui
membayar pajak.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Salah satunya yaitu nilai keadilan, dimana terdapat 3 tolak ukur, salah satunya adalah nilai
skandal sosial, artinya kalua sampai ada orang yang tidak mau berbagi dengan orang miskin,
maka hal ini merupakan perbuatan menurunkan dan merendahkan martabat orang kaya
tersebut, melalui membayar pajak kita dapat berbagi dengan orang miskin.
3. Persatuan Indonesia
Nilai-nilai ini meliputi rasa nasionalisme dan rasa memiliki negara ini, salah satu
mewujudkannya adalah dengan kesadaran akan kewajiban sebagai warga negara, misalnya
kesadaran akan kewajiban membayar pajak.
4. Kerakyatan Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Sila ini bertujuan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, dimana
sejalan dengan tujuan dari fungsi pajak.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai dari Sila ini mengandung nilai-nilai keadilan berhubungan dengan kesejahteraan
bersama yang juga sejalan dengan fungsi pajak.
Sebagai warga negara Indonesia hendaknya kita sama-sama membangun bangsa ini dengan
hal-hal sederhana, misalnya dengan menaati segala aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, salah satunya melaksanakan kewajiban sebagai warga