1. Landasan Historis
Landasan pendidikan Pancasila yang pertama yaitu landasan historis.
Pancasila merupakan warisan para pendiri bangsa. Pancasila ialah fakta sejarah,
tentu dari proses berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan hasil sejarah
yang sangat berharga sehingga kita harus bersepakat untuk mempertimbangkan
dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan
sekarang ini. Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar
bagi pengembangan pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan evaluasinya.
Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang
dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-
nilai pandangan hidup masyarakat.
Fakta historis tersebut membentang mulai dari kehidupan prasejarah, sejarah
Indonesia lama, masa kejayaan nasional, perjuangan bangsa Indonesia melawan
sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga perjuangan mempertahankan
dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Oleh para pendiri bangsa kita dirumuskanlah
dengan sederhana, namun memiliki arti yang begitu mendalam yang mana mampu
meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama dengan Pancasila.
Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai
yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia. Pancasila sendiri mempunyai nama yang telah Presiden Ir.
Soekarno beri dan menjadi penggagasnya. Nama Pancasila ini ada pada pidato Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menjadi saran serta petunjuk.
2. Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan baik secara
formal maupun nonformal.
Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas
nilai-nilai budaya dan perbedaan yang ada dan beragam.
Landasan kultural Pancasila mempunyai unsur-unsur sebagai adat istiadat, tulisan,
bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan, dan kebudayaan dalam negara
Indonesia yang secara umum.
3. Landasan Yuridis
Pengertian Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila
Landasan yuridis Pendidikan merupakan seperangkat konsep peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan acuan baik material maupun
konseptual dalam pelaksanaan Pendidikan dan praktek Pendidikan di suatu negara
sebagai dasar peraturan perundangan yang menjadi landasan dalam pelaksanaan
Pendidikan. Landasan yuridis Pendidikan di Indonesia diatur pada pasal 31 ayat
(1) sampai (5) UUD 1945 tentang hak dan kewajiban setiap warga negara
Indonesia dalam memperoleh Pendidikan dasar serta upaya pemerintah dalam
menyelenggarakan system Pendidikan nasional. Selain itu, pemerintah berupaya
memprioritaskan anggarakan Pendidikan sebesar dua puluh persen dan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa dalaam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Landasan yuridis sebagai perangkat dasar hukum pelaksanaan Pendidikan di
indonesia yang mengacu pada:
1. Landasan hukum Pendidikan nasional di Indonesia dalam Undang-Undang
Dasar tahun 1945.
2. Landasan idiil dalam system Pendidikan Pancasila.
3. Ketetapan MPR sebagai landasan hukum Pendidikan nasional.
4. Landasan hukum Pendidikan nasional yang termuat dalam undang-undang
dan peraturan pemerintah.
5. Keputusan pemerintah sebagai landasan hukum pelaksanaan Pendidikan
nasional.
6. Instruksi Menteri sebagai landasan hukum pelaksanaan Pendidikan nasional
Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila harus dapat tertanam pada
diri pada peserta didik melalui penyelenggaraan Pendidikan nasional dalam semua
tingkatan satuan Pendidikan baik formal maupun informal. Sistem Pendidikan
nasional dapat diperbaharui melalui visi, misi serta strategi peembangunan
Pendidikan nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Peraturan
pemerintah Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab II pasal (3) dan (4) tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan Pendidikan yang bermutu serta membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Hal ini menunjukan bahwa proses pembudayaan dan
pemberdayaan berlangsung sepanjang hayat oleh karenanya perlu adanya
keterlibatan seorang pendidik dalam memberikan keteladanan, membangun, dan
mengembangkan seluruh potensi dan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
4. Landasan Filosofis
Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang tertuang
dalam rumusan sila sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila itu merupakan satu
kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena
masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara
sendiri-sendiri. Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai
berikut:
-Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran
mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
(kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
-Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar
mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran
yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup
sehari-hari (way of life/weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan
bathin, dunia maupun akhirat (Pancasilais).
Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia.