Anda di halaman 1dari 71

BAB 1

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA.

A. Konsep Pendidikan Pancasila.

Pendidikan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:


1. pendidikan
2. Teori umum pendidikan
3. Ilmu pendidikan
Yang pertama memiliki arti yang mengacu kepada pendidikan yang dilakukan
masyarakat umumnya. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka
bumi.pada zaman dulu,kebanyakan manusia memperlakukan anak-anaknya secara
insting,suatu sifat pembawaan,demi kelangsungan hidup keturunannya.insting merupakan
pembawaan sejak lahir.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Sedangkan Pancasila, secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa


Sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta Pancasila memiliki arti yaitu : Panca artinya lima Sila
artinya batu sendi, alas/dasar Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik Pancasila adalah
dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945 and tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita
Republik Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang
Tubuh UUD 1945.

Jadi, pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan pengenalan
akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila itu sendiri
kepada anak didik.

1
Tujuan dari pendidikan menurut negara kita sudah jelas tercantum dalam
alinea IV pembukaan UUD 1945,yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan tumpah darah indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Sedangkan pancasila secara umum diartikan sebagai dasar negara. Dalam kalimat
“Pancasila sebagai Dasar Negara” sebenarnya tidak menjelaskan apa itu pancasila melainkan
status, kedudukan, termasuk fungsi Pancasila tersebut dalam kehidupan bernegara di
Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan sebagai status pokok yang memiliki
landasan konstitusional dan berimplikasi yuridis. Menurut Darji
Darmodiharjo, pancasila merupakan dasar falsafah negara yang digunakan untuk mengatur
pemerintahan negara, atau dengan kata lain digunakan untuk
penyelenggaraan negara.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat
sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai. Sejak
zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai
beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai contoh:
1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,
2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya.

Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah


tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, perlu diungkap berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang
menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan Pancasila.Dengan memperhatikan masalah

2
tersebut, maka pendidikan Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada berbagai jenjang
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa
memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, urgensi pendidikan
Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan
pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) (Abdulgani, 1979: 14). Urgensi
pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan
bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu agar tidak terpengaruh oleh paham-paham
asing yang negatif. Dengan demikian, urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
dengan meminjam istilah Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition yang
dapat menjadi landasan untuk pengembangan civic knowledge dan civic skills
mahasiswa.

Pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya
masing-masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang
konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-
nilai Pancasila.

3
B. Landasan pendidikan Pancasila.

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia secara konsisten harus mengimplementasikannya dalam
setiap aspek kehidupan yaitu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara filosofis dan objektif rakyat Indonesia sebelum mendirikan negara Indonesia telah
melaksanakan nilai-nilai Pancasila yaitu, sebagai bangsa yang berketuhanan, berperi
kemanusiaan, bersatu, musyawarah dalam menyelesaikan persoalan hidup dan menegakkan
keadilan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke IV menjadi dasar pertama untuk


mempelajari pancasila sebagai dasar negara tersebut. Berdasarkan pokok pikiran IV
menegaskan adanya kewajiban bagi pemerintah dan penyelenggara negara agar memelihara
budi pekerti yang luhur. Hal ini berarti supaya seluruh rakyat Indonesia berbudi luhur sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

Peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi pasal 13 ayat (2)
menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh menteri pendidikan
dan kebudayaan yang secara lebih terperinci pendidikan pancasila diatur dalam surat
keputusan Direktur Jenderal Pendidikan tinggi. SK Dirjen Dikti No 38/Dikti/kep/2002 yang
isinya bahwa pendidikan pancasila merupakan. Salah satu komponen dari mata kuliah
pengembangan kepribadian yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa di perguruan tinggi.

Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan yang tepat bagi bangsa
indonesia. Untuk itu, perlu kiranya memahami nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila
secara baik dan benar.

Landasan pendidikan Pancasila wajib kalian pahami, amalkan, pelajari, serta


menghayatinya. Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang 1945. Oleh karena itu, semua Warga Negara Indonesia harus
mencoba mempelajari, mendalami, menghayati, serta mengamalkan dalam segala hal
kehidupan.

4
Pancasila sudah berperan sebagai alat untuk bersikap setia terhadap pemerintah yang
mempunyai kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat di negara Indonesia. Pancasila ini ada dalam Pembukaan UUD
1945 menjadi dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus terlaksana
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

Semuanya perlu untuk mengetahui landasan Pancasila yang harus ada dalam berbagai
kehidupan. Landasan Pancasila itu sendiri mempunyai 4 macam. Mulai dari landasan
Pancasila historis, landasan Pancasila kultural, landasan Pancasila yuridis, serta landasan
Pancasila filosofis. Landasan tersebut wajib Anda pelajari, pahami, hayati, dan amalkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam landasan pendidikan Pancasila, kita harus memahami serta mengamalkannya di


berbagai bidang kehidupan. Dengan cara itu, berarti kalian menghargai dan menghormati
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia serta ideologi negara. Berikut landasan
Pancasila yang wajib kalian semua ketahui serta terapkan dalam kehidupan di bidang apapun.

1. Landasan historis.

Landasan pendidikan Pancasila yang pertama yaitu landasan historis. Pancasila


merupakan warisan para pendiri bangsa. Pancasila adalah fakta sejarah, tentu dari proses
berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan hasil sejarah yang sangat berharga sehingga
kita harus bersepakat untuk mempertimbangkan dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sampai dengan sekarang ini.

Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak
Zaman kutai. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan jati dirinya sebagai
suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses
yang panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya , yang di
dalamnya tersimpul ciri khas , sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa

5
Indonesia sebagai bangsa yang harus memiliki visi harus serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat Internasional.

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari,
mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.

Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan


sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai
dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk
memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila
sebagai satu-satunya asas
dalam kehidupan bermasyarakat.

Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan ideologi


bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat
pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998 dengan Tap.
No.XVII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila
sebagai dasar Negara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
dasar Negara dari Negara kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.

Perumusan Pancasila ini mengambil dari nilai-nilai pandangan hidup seluruh masyarakat.
Setiap negara mempunyai ideologi dan pandangan hidup masing-masing. Sehingga terdapat
adanya perbedaan yang kita ambil dari nilai-nilai hidup dan perkembangan pada suatu
bangsa. Pancasila sendiri mempunyai nama yang telah Presiden Ir. Soekarno beri dan
menjadi penggagasnya. Nama Pancasila ini ada pada pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yang menjadi saran serta petunjuk.

6
2. Landasan Kultural (Budaya).

Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas nilai-nilai


yang diagungkan, dan karenanya disepakati dalam kehidupan nasional. Pancasila merupakan
salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan ke generasi penerus.

Beberapa bangsa dan negara pasti memiliki suatu pandangan hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat Dunia Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang
berbeda satu dengan yang lain. Indonesia sendiri memiliki pandangan hidup yang
membedakannya dengan negara liberal komunis maupun lainnya. Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural
yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri.

Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila


pancasila bukan hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja,
melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa indonesia melalui suatu
refleksi filosofis dari para pendiri negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo,
serta para tokoh pendiri lainnya. Satu-satunya karya besar bangsa indonesia yang sejajar
dengan karya besar lain didunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan negara yang
mendasarkan pandangan hidup pada suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila
pancasila.

Nilai-nilai kultural yang terpelihara dan sudah ada sejak Indonesia ada
merupakan sumber Ideologi Pancasila. Semua negara didunia ini memiliki budaya yang
membedakannya dengan negara lain. Bagi bangsa Indonesia, Kebudayaan merupakan
warisan sosial yang harus dijaga dan dipelihara. Upaya menjaga dan memelihara tersebut
telah dilakukan oleh para pendiri negara kita melalui karya besarnya yakni Pancasila yang
setiap silanya diangkat dari nilai-nilai kultural bangsa indonesia sendiri.

Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan intelektual kampus
sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam diri pengembangannya sesuai

7
dengan tuntutan zaman. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah jati diri
dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki sifat keterbukaan
sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap perkembangan zaman di
samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukannya.
Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai
dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih
keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.

3. Landasan yuridis.

Landasan Pancasila yang ketiga yaitu sebagai landasan yuridis. Definisi landasan yuridis
adalah landasan berdasarkan aturan yang memulai perdagangan dan permusyawaratan.

Sebelum dikeluarkannya PP No.60 Tahun 1999, keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 30 Tahun 1990 menetapkan status pendidikan Pancasila dari Kurikulum
pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi dan bersifat nasional.
Silabus pendidikan Pancasila semenjak tahun 1993 sampai tahun 1999 telah banyak
mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang berlaku dalam
masyarakat, bangsa, dan Negara yang berlangsung cepat serta kebutuhan untuk
mengantisipasi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat disertai dengan pola
kehidupan yang mengglobal.

Perubahan dari silabus pendidikan Pancasila adalah dengan dikeluarkannya keputusan


Dirjen Dikti Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang penyempurnaan Pancasila pada Perguruan
Tinggi di Indonesia. Dalam keputusan ini dinyatakan bahwa mata kuliah Pendidikan Tinggi
Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila merupakan salah satu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK)
dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan Mendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman


Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil belajar mahasiswa telah

8
ditetapkan bahwa pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib
diberikan dalam kurikulum setiap
program studi. Oleh karena itu, untuk melaksanakan ketentuan diatas, maka dirjen dikti
depdiknas mengeluarkan SK No.38/Dikti/Kep./2002 tentang rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD”45, antara lain di
dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci dalam
pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Adapun
penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :

● Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.Ayat (2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.

● Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya
di dalam Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan
Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

9
● Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

● Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara.
● Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

● Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan. Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi
Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara.

● Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

Dituangkannya pancasila dalam pembukaan UUD 1945, maka mengisyaratkan bahwa


secara yuridis konstitusional Pancasila telah menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
Untuk memudahkan warga negara dalam memahami pancasila, maka dilaksanakanlah
Pendidikan Pancasila, khususnya di perguruan tinggi.

Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dari perguruan tinggi


secara gamblang tertuang dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Pasal 29 UU ini telah menetapkan bahwa udi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila.

Pada dasarnya, landasan yuridis pendidikan pancasila juga terdapat dalam


beberapa ketentuan yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain:

● Pembukaan UUD NRI 1945, dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 telah
disebutkan tentang dasar negara republik indonesia yakni Pancasila.
● Pasal 31 UUD NRI 1945 tentang Pendidikan dan Kebudayaan , yang memuat:
(1). Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

10
(2). Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
(3). Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan UU.
● TAP MPRS No. XXVIII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan.
● Peraturan pemerintah RI Nomor. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan. Pasal 9 ayat 2 “Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris".
● UU No. 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mewajibkan kurikulum
pendidikan tinggi memuat mata kuliah Pendidikan Pancasila.
● Kepmendiknas No. 045 U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, “
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi atau kelompok program
studi”.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka secara material melalui Pendidikan


Kewarganegaraan, maka materi pancasila bajan filsafat pancasila adalah wajib
diberikan di pendidikan tinggi dan secara eksplisit terdapat dalam rambu-rambu
pendidikan Kepribadian.

11
4. Landasan filosofis.

Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang


tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang
dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku dalam
kehidupan bernegara. Oleh sebab itu, dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa
memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila
sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional
dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan Filosofis bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terkandung dalam konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pemikiran terdalam dan gagasan mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia
maka pandangan hidup tersebut dijunjung tinggi karena pandangan hidup Pancasila berakar
pada budaya dan pandangan hidup masyarakat. Dengan demikian pandangan hidup Pancasila
bagi bangsa Indonesia yang bhineka tunggal ika tersebut harus merupakan asas pemersatu
bangsa sehingga tidak boleh mematikan keanekaragaman (Kaelan,2013:43).

Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan hidup.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus
bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Pada zaman
dahulu saat bangsa Indonesia belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut
kepercayaan terhadap Tuhan YME. Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila
Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang
jauh sebelum berdirinya negara Republik Indonesia.

12
Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang
tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa
yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa
manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga secara
filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah merupakan
dasar ontologism demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara Atas
dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila
merupakan dasar filsafat negara.

Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas
Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 : “Susunan Pancasila itu
adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang
mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”. Pernyataan dan
pendapatnya tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No.
XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No. V/MPR/1973. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh
Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena masing-masing sila dari Pancasila itu
tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti
setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang
keliru tentang Pancasila.

Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi


dari nilai-nilai dan norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila

13
Pancasila, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar
dan menyeluruh agar menjadi landasan filsafat yang sesuai dengan kepribadian dan cita-cita
Bangsa.

Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

● Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran


mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
(kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan
manusia.
● Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar
mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil
pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschauung) agar mencapai
kebahagiaan lahir dan batin, dunia maupun akhirat (Pancasilais).

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku
dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa
memasuki globalisasi, bangsa indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu pancasila
sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional
dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

14
C. Tujuan pendidikan Pancasila.

Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa pendidikan


nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaan
bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa
, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan YME, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.

Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi penerusnya, selaku warga
masyarakat, bangsa dan negara secara berguna dan bermakna .

Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada setiap warga negara.

Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka
ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan


dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa kepada
Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan atau golongan. Dengan demikian, perbedaan

15
pemikiran, pendapat, dan kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang beriman


dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan
hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-
cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
5. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab dan kebudayaan.
7. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.

● Tujuan nasional

Tujuan nasional sebagaimana dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea


keempat, menyatakan: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,..,memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial…”. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Pembukaan
itu diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaran Negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945. Penyelenggaraan Negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam
segala aspek kehidupan bangsa oleh penyelenggara Negara, yaitu lembaga tertinggi dan
lembaga tinggi Negara
bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

16
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-
nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dengan demikian
peranan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia sangat penting dalam
menentukan tercapainya tujuan nasional.

Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945:

1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum atau bersama.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah


untuk :
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

17
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

● Tujuan pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara
Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
Serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman.

Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Juga sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

UU no.2 th 1989 pasal 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan


bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada pasal 15 pasal yang sama tertulis
“…untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan hubungan timbal balik dengan

18
lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional


secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan. Adapun tujuan
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:


“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

● Visi pendidikan pancasila.

Visi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi menjadi sumber nilai dan pedoman
penyelenggaraan program studi dalam menghantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya selaku warga negara yang Pancasilais.

● Misi pendidikan Pancasila.

Misi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi membantu mahasiswa agar mampu


mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila serta kesadaran berbangsa, bernegara, dalam
menerapkan ilmunya serta bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

19
● Kompetensi pendidikan Pancasila.

Kompetensi Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir,


bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual serta
mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk:
1. Mengambil sikap bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan iptek.
4. Memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa guna menggalang
persatuan Indonesia.

20
RANGKUMAN MATERI
1.Pendidikan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:
1. pendidikan
2. Teori umum pendidikan
3. iLmu pendidikan
Yang pertama memiliki arti yang mengacu kepada pendidikan yang dilakukan
masyarakat umumnya. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka
bumi.pada zaman dulu,kebanyakan manusia memperlakukan anak-anaknya secara
insting,suatu sifat pembawaan,demi kelangsungan hidup keturunannya.insting merupakan
pembawaan sejak lahir.
2. Tujuan pendidikan Pancasila.
Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaan
bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa
, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan YME, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
3.Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia secara konsisten harus mengimplementasikannya dalam
setiap aspek kehidupan yaitu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara filosofis dan objektif rakyat Indonesia sebelum mendirikan negara Indonesia telah
melaksanakan nilai-nilai Pancasila yaitu, sebagai bangsa yang berketuhanan, berperi
kemanusiaan, bersatu, musyawarah dalam menyelesaikan persoalan hidup dan menegakkan
keadilan dalam
kehidupan sehari-hari.
4.Kompetensi Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir,
bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual serta
mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk:
1. Mengambil sikap bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan iptek.

21
5.Memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa guna menggalang persatuan
Indonesia.

Lembar kerja:

1.Secara garis besar pendidikan dapat di bagi menjadi berapa bagian,dan sebutkan?
2.Apa tujuan dari kompetensi pendidikan Pancasila?
3.Apa saja tujuan pendidikan Pancasila?
4.Mengapa Pancasila dikatakan sebagai filsafat dan ideologi negara?
5.Apakah pendidikan di Indonesia sudah berlandaskan Pancasila?

22
BAB 2
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa
Sanskerta:“pañca” berarti lima dan “śīla” berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi utama
tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

1.Ketuhanana Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuana
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.

Berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik
Indonesia.

1.Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia:


sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran
instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai serta sesuai
dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia.
2.Pancasilakepribadian bangsa Indonesia:
Merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang
dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan
bangsa Indonesia.
3.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:

23
merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah
membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan
pandangan hidup.
4.Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia:
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik Indonesia. Hal ini
karena segala kehidupan negara Indonesia selalu berdasarkan Pancasila dan harus
berlandasan hukum. Semua tindakan kekuasaan yang ada di dalam masyarakat harus
memiliki landasan hukum.
5.Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia:
Hal ini karena ketika waktu mendirikan negara, Pancasila merupakan suatu perjanjian luhur
yang telah disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, dipelihara serta
dilestarikan.
6.Pancasila sebagai cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia:
Pancasila sebagai cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia memiliki arti menjadikan Pancasila
sebagai patokan atau landasan yang bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia.

A. Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa


Konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa adalah membimbing serta
memberikan daya dan upaya kepada masyarakat, bangsa, dan negara, untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional.
Namun, jauh sebelum rumusan Pancasila disampaikan, cikal bakal munculnya lima dasar
negara Indonesia adalah lahirnya rasa nasionalisme pada setiap diri masyarakat Indonesia.
Benih nasionalisme sebenarnya sudah tertanam kuat dalam gerakan Perhimpunan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia mengimbau agar suku bangsa berjuang keras melawanan penjajahan.
Setelah itu, pergerakan nasional diusul dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928.

a.Makna Pancasila.
Pancasila menjadi satu-satunya landasan paling utama bagi bangsa Indonesia untuk
menjalankan kehidupan bernegara. Itu mengapa wajib bagi kita untuk memahami makna
Pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca
yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti terdapat lima pedoman

24
penting yang perlu dipegang teguh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
1. Ketuhanan yang Maha Esa

Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia mempercayai dan
bertakwa pada Tuhan. Tentunya ini disesuaikan dengan agama dan kepercayaan yang
dimiliki oleh masing-masing individu.
Karena itu, makna Pancasila pertama ini juga berarti kita perlu saling menghormati antar
umat beragama sehingga tercipta kehidupan yang rukun.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia
memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling menyayangi satu sama lain.
Kita juga harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan
bekerjasama untuk kedamaian negara kita.
3. Persatuan Indonesia

Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan dan kepentingan negara dari
kepentingan masing-masing.
Kita harus mempunyai kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia, mencintai
bangsa Indonesia dan Tanah Air, serta bangga pada negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat dan Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksa-kan kehendaknya pada orang lain dan
mengutamakan kepentingan negara dan orang lain.
Terkadang, kita akan menemukan perbedaan pendapat dan cara pandang. Namun, kita harus
menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah atau berdiskusi.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna Pacasila kelima ini berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan cara
kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu, kita harus seimbang antara
hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak orang lain.

25
b.Tujuan Pancasila.
Tujuan Pancasila yang juga merupakan tujuan NKRI ini terdapat pada UUD 1945 alinea ke-
4, yang berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebibaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Dari pernyataan tersebut bisa dipahami bahwa tujuan pancasila yang juga merupakan tujuan
Indonesia sendiri adalah:
•Membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
•Memajukan kesejahteraan umum.
•Mencerdaskan kehidupan bangsa.
•Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

c.Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa


Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan
pedoman warga Indonesia dalam menjalankan hidup kemasyarakatannya. Sebagai warga
negara Indonesia, sudah seharusnya kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Namun, ternyata pengamalan atau penerapan nilai Pancasila sudah dilakukan sejak awal
kemerdekaan dan dari masa ke masa. Penerapan Pancasila mengalami dinamika dari masa ke
masa. Salah satu faktor penyebab dinamika penerapan pancasila pada tiap-tiap periode adalah
adanya perubahan kebijakan pemerintahan.
Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), penerapan Pancasila
pada masa awal kemerdekaan berlangsung dari 1945 hingga 1959. Sejak saat itu, Pancasila
sudah dijadikan falsafah hidup bangsa dan dasar negara Indonesia. Maka pada saat itu pula,

26
warga Indonesia sudah bertekad untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan
menjadi bangsa yang mandiri.
Artinya warga Indonesia ingin menentukan nasib bangsanya sendiri tanpa adanya campur
tangan dari penjajah dan terlepas dari bentuk ancaman apapun, baik dari dalam maupun luar
negeri.
Dalam penerapan Pancasila di masa awal kemerdekaan ditemui banyak permasalahan,
diantaranya:
1. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun, pada 18 September 1948.
Tujuan utamanya untuk mendirikan negara Soviet dengan ideologi komunis.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Pemberontakan ini bertujuan
untuk menggantikan Pancasila dengan syariat Islam sebagai dasar negaranya.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pemberontakan ini bertujuan untuk
mendirikan negara sendiri.
4. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta) sebagai bentuk gerakan protes ke pemerintah pusat.

Lain halnya pada masa orde lama, penerapan Pancasila pada masa orde lama, terjadi pada
1959 hingga 1966. Periode ini dikenal dengan demokrasi terpimpin. Selain itu, pada masa ini,
bangsa Indonesia masih mengalami peralihan dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang
sepenuhnya merdeka. Maka dari itu, dalam penerapannya masih diperlukan proses adaptasi.
Sebagian masyarakat ada yang merasa setuju dan sebagian lagi merasa keberatan. Namun,
dalam penerapannya ditemui beberapa tindakan penyimpangan terhadap Pancasila. Salah
satunya ialah pemberontakan PKI yang dilakukan oleh D.N. Aidit pada 30 September 1965.
Sementara pada masa orde baru, dimulai saat Soeharto resmi ditetapkan menjadi presiden.
Dalam masa pemerintahannya, Soeharto berusaha untuk memulihkan kembali beberapa
kekacauan yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia. Upaya pemulihan kembali ini
ditandai dengan dibuatnya Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun, diadakannya
PEMILU, pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, serta
pemerataan pembangunan.

27
B. Urutan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
a.Sejarah Pancasila dalam masa kerajaan.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai dari kerajaan-kerajaan . Nilai –nilai
pancasila telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dulu kala sebelum bangsa indonesia
mendirikan negara. Proses terbentuknya negara indonesia melalui proses sejarah yang cukup
panjang yaitu sejak zaman batu hingga munculnya karajaan-kerajaan pada abad ke-IV.
Zaman Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terketak di sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Pada tahun 400 M, masyarakat Kutai membuka zaman sejarah Indonesia
untuk pertama kalinya menampilkan nilai-nilai sosial, politik, dan ketuhanan dalam bentuk
kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana . Hal tersebut terbukti dengan
ditemukannya 7 yupa (tiang batu) yang memiliki arti bahwa saat itu, Raja Mulawarman
mengadakan kenduri dan member sedekah pada para Brahmana dan para Brahmana
membangun yupa tersebut sebagai tanda terima kasih (Bambang Sumadjo,dkk.;1977:33-32).

Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibaawaan ini tampak dalam kerajaan-
kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatra. Dalam zaman kuno (400-1500)
terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dan wilayah yang meliputi hampir
separoh indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di
sumatra dan majapahit yang berkusa di jawa.

Zaman Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. Kerajaan ini terletak di Sungai Musi,
Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat karena
didukung oleh:
1.Letakijaya yang strategis, sehingga menjadi jalur distribusi ke berbagai daerah wilayah
nusantara
2.Runtuhnya Funnsn di Indo Cina (Vietnam)
3.Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan China
4.Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat.
Menurut Mr.M.Yamin Indonesia terbentuk melalui 3 tahap yaitu :
1.Zaman Sriwijayadibawah Wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan kedaulatan .
2.Zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan .

28
3.Negaragsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang proklamasi 17 Agustus
1945) (Sekretariat Negara RI 1995:11)
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan Sriwijaya muncul dibawah kekuasaan wangsa
Syilendra, hal ini termuat dalam prasasti Kedukan bukit di kaki bukit Siguntang dekat
palembang yang bertarikh 605 Caka dan 683 M. Dalam bahasa Melayu kuno dan huruf
Pallawa kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang mengandalkan kekuatan lautnya seperti
selat sunda, selat malaka. Kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup
disegani dikawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan dengan
pedagang pengerajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawas
dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang
dagangannya. Pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat
dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu
negara pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi marvual vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa
yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.

b.Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan jawa timur secara silih berganti.
Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya abad ke VIII yang ikut membantu membangun
candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan di jawa
tengah bersama dengan dinasti Syailendra abad ke VII dan IX. Refleksi puncak budaya dari
Jawa Tengah dalam periode kerajan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobuur
dan candi Prambanan.

Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah kerajaan-kerajaan


Isana pada abad ke IX, Darmawangsa abad ke X, Airlangga abad ke XI. Agama yang diakui
oleh kerajaan adalah Budha, Wisnu, dan agama syiwa yang hidup berdampingan secara
damai. Raja Airlangga memiliki sikap toleransi dalam beragama dengan mengadakan
hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola,dan Champa serta perhatian
kerjahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan membangun tanggul & waduk.hal ini
menunjukan nilai-nila kemanusiaan.

Di wilayah Kediri jawa timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan berdirinnya kerajaan Majapahit .

29
Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam Wuruk
dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, wilayah kekuasaan
Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu sampai Irian barat
melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular terdapat istilah
Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua artinya walaupun berbeda namun satu jua. Sumpah palapa yang diucapkan oleh
Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan
Majapahit mempunyai nilai hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah
mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada
permulaan abad XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan
akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada abad XVI
(1520).
Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam dan kerajaan
islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin mencari rempah-
rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-kelaman mulai menunjukan
peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya
Malaka pada tahun 1511. Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang ke Indonesia
dengan mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische
Compaignie). Tujuan pendirian VOC adalah:
1.Menghilangkanang akan merugikan para pedagang Belanda
2.Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang-
pedagang lainnya di Nusantara.
3.Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
Adapun hak-hak khusus yang diberikan kepada VOC, yaitu:
1.Hak monopoli dalam perdagangan
2.Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau penguasa setempat atas nama pemerintahan
Belanda, dan
3.Hak membentuk pasukan militer, mendirikan benteng, dan mengumumkan perang.
Karena praktek VOC penuh dengan paksaan sehingga mendapatkan perlawanan dari rakyat
dan kerajaan-kerajaan. Penghisapan mulai memuncak ketika belanda menerapkan system

30
monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap
rakyat.

c.Kebangkitan Nasional
Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan dunia
timur, di Indonesia kebangkitan nasional(1908) dipelopori oleh dr.Wahidin Sudirohusodo
dengan Budi Utomo. Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1908 merupakan
pelopor pergerakan nasional, setelah itu munculah Sarekat Dagang Islam(1909), kemudian
diganti dengan Sarekat Islam(1911)di bawah H.O.S. Cokroaminoto, Indische
Partij(1913),yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Deker, Ciptimangunkusumo,
KI Hajar Dewantoro Pada tahun 1927 munculah Partai Nasional Indonesia yang dipelopori
oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Perjuangan kesatuan
nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda tanggal 20 Oktober 1928, yang isinya
satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air Indonesia.
Zaman Penjajahan Jepang
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang
saudara tua bangsa Indonesia”. Pemerintah Jepang bersikap bermurah hati kepada bangsa
Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia akan merdeka. Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan
dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah kepada bangsa Indonesia
yaitu kemerdekaan tanpa syarat. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa
Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Usaha Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritu Zyumbi Tioosakai yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman
Wediodiningrat, dan beranggotakan 60 orang yang berasal dari pulau Jawa,Sumatra, Maluku,
Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina dan Arab.

31
C.Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sidang BPUPKI Pertama
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yaitu:

Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
negara sebagai berikut :
Peri kebangsaan
Peri kemanusian
Peri Ketuhanan
Peri kerakyatan (permusyawaratan, peerwakilan, kebijaksanaan)
Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).
a. Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:
Teori negara prseorangan(individualis)
Paham negara kelas(class theory)
Paham negara integralistik.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo mengusulkan
hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah,
keadilan rakyat.
b. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang
rumusanya yaitu: 1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme (peri
kemanusiaan) 3. Kesejahteraan sosial 4. Ketuhanan yang Maha Esa. Beliau juga
mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.
Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut

32
“ banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abad”i.

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)


Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan popular disebut dengan
“panitia sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut:
1.Ir.Soekarno
2.Wachid Hasyim
3.Mr.Muh.Yamin
4.Mr.Maramis
5.Drs.Moh.Hatta
6.Mr.Soebarjo
7.Kyai Abdul Kahar Muzakir
8.Abikoesmo Tjokrosoejoso
9.Haji Agus salim

Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai suatu hasil baik
yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan kebangsaan. Adapun naskah
preambule yang disusun oleh panitia sembilan tersebut pada bagian terakhir adalah sebagai
berikut :
“ ......maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu hukum dasar negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam
bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sreta dengan mewujudkan suatu keadilan sosisal bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia sembilan
bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam
Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara sebagai berikut:
1.Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

33
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.Pada sidang
kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang dasar dan
penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu
Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas
BPUPKI.

Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan dilaksanakan
secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa
Indonesia.

Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan istilah
undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk negara
republik dan luas wilayah negara baru. Tujuan anggota badan penyelidik adalah menghendaki
Indonesia raya yang sesungguhnya yang mempersatukan semua kepulauan Indonesia.
Susunan Undang Undang Dasar yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :
Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas Penjajahan belanda
Pembukaan didalamnya terkandung dasar negara Pancasila Pasal-pasal Undang Undang
Dasar.

34
D.Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya
oleh para pejuang kemerdekaan bangsa indonesia. Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut
maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye
Nassau Boulevard (sekarang Jl.imam bonjol No.1).

Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larut malam
dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr.
Buntaran, Mr. Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan redaksi
naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yang diterima
dan diketik oleh Sayuti Melik.

Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 jakarta, tepat
pada hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia barat (Jam 11.30 waktu jepang), Bung
Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan
diawali dengan pidato, sebagai berikut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Pengesahan Pancasila
Dalam Sidang BPUPKI Pertama, tepatnya tanggal 1 Juni 1945, Soekarno berkesempatan
untuk menyampaikan gagasannya melalui pidato mengenai dasar negara Indonesia.
Awalnya, pidato ini disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul, sampai akhirnya
disebut sebagai “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman
Wedyodiningrat.
Setelah menyampaikan pidatonya, isi gagasan dasar negara dari Soekarno yang disebut
Pancasila diterima oleh para anggota BPUPKI yang hadir di dalam persidangan.

35
Sebagai bentuk tindak lanjut, BPUPKI membentuk Panitia Kecil atau Panitia Sembilan yang
bertugas merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Setelah berunding, Panitia Sembilan mengubah urutan dan rumusan awal Pancasila menjadi:
•Ketuhanan yang Maha Esa
•Perikemanusiaan yang Adil dan Beradab
•Persatuan Indonesia
•Kerakyatan
•Kesejahteraan Sosial

Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama.
Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai
berikut :
Mengesahkan Undang-Undang dasar 1945 yang meliputi :
Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang kemudian berfungsi
sebagai pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari badan penyilidik pada
tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai undang-undang dasar 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah
darurat.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan
dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
Itulah sekilas sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu untuk kita ingat. Tapi tidak hanya
untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang,
menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar
negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai
Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan
bermasyarakat.

36
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali
dan ditetapkan oleh pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan
Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila
dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air
sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat
diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling
menghormati.
Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman
yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas
nasional Bhinneka Tunggal Ika.

a. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan


Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai berikut :
1. Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial.
2. Secarais ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam
suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.

Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa indonesia masih


menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di
Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil
Administration). Selain itu belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa
negara Proklamasi RI. Hadiah pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI
mengelurkan tiga buah maklumat :
1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan
kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku
selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut
kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik
yang sebanyak –banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada

37
saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga
sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa negara Proklamasi sebagai negara
Demokratis.
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini
mengubah sistem kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas
demokrasi liberal.

b. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)


Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KBM) maka ditanda tangani suatu persetujuan
(mantel resolusi) Oleh ratu belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada
tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan
hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara pasal (1
dan 2)
2. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
3. Mukadimahh menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan
UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci

Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan
“pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan.

38
c.Terbentuknya Negara Republik Indonesia tahun 1950
Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik
secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam
alinea IV, bahwa pemerintah negara.......” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan
seluruh tumpah darah negara Indonesia .....” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan
Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk
negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di
Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya
berstatus sebagai negara bagian RIS saja. Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS
tinggalah 3 buah negara bagian saja yaitu :
1. Negara Bagian RI Proklamasi
2. Negara Indonesia Timur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)

Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh
negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17
Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang
berasas Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap
Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang
rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
Pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan-pertentangan,
gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan-penyelewengan dalam
masyarakat.
2. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati
perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of
Independence bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara
juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat.

39
Dekrit Presiden 05 Juli 1959
Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan
masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada politik, social ,ekonomi, dan
hankam. Hal ini disebabkan oleh konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI
ternyata membahas kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus
bertanggung jawab mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959, yang
isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan kembali UUDS ’45 dan tidak berlakunya kembali UUDS’50 .
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik
Indonesia hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi(kepala negara atau
orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan
bila negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya.
Landasan mukum dekrit adalah ‘Hukum Darurat’yang dibedakan atas dua macam yaitu :

Hukum Tatanegara Darurat Subyektif


Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberi wewenang
kepada orang tertinggi untuk mengambil tindakan-tindakan hukum.

Hukum Tatanegara Darurat Objektif


Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberikan
wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum, tetapi
berlandaskan konstitusi yang berlaku.

Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan ini
dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideology belum selesai. Ideology
pada saat itu dirancang oleh PKI dengan ideology Manipol Usdek serta konsep Nasakom.
Puncak peristiwa pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut
kekuasaan yang sah negara RI, pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral
yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya untukmenggabti secara paksa
ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideology komunis Marxis. Atas dasar

40
tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai ‘Hari
Kesaktian Pancasila’

Masa Orde baru


Orde Baru’, yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menutut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD ’45 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde baru diawali dengan
aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia(KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia(KAMI), Kesatuan Aksi guru
Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntut dengar tiga tuntutan atau yang
dikenal dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura tersebut sebagai berikut :
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan kabinet Dwikora
3. Penurunan harga barang

Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto
dalam bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret 1966’(Super Semar).
Tugas pemegang super semar yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak
pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde Baru berangsur-angsur melaksanakan
programnya dalam upaya merealisasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan
pelaksanaan Pancasila dan UUD’45 secara murni dan konsekuen.
Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto selama 32 tahun. Masa Orde Baru
harus berakhir salah satunya karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan
Suharto.
Penyebab terjadinya perubahan masyarakat masa Orde Baru karena masyarakat mulai merasa
kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.
Harga-harga kebutuhan pokok mulai dari beras, minyak goreng, minyak tanah, susu, telur,
dan lain-lain menjadi tinggi. Selain itu, situasi politik Indonesia semakin tidak menentu dan
tidak terkendali. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin kristis dan tidak percaya pada
Orde Baru.

41
E.Masyarakat menuju Reformasi
Menurut jurnal Berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto Tahun 1988 (2014) karya
Lilik eka Aprilia dkk, terdapapt beberapa penyebab terjadinya perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Orde Baru hingga masa Reformasi, yaitu:
Pembangunan tidak merata
Pada masa Orde Baru, pemerintah memfokuskan pembangunan di Pulau Jawa dan tidak
memerhatikan wilayah-wilayah yang lainnya.Hal tersebut mengakibatkan, beberapa daerah di
luar Jawa tetap merasakan kemiskinan. Padahal mereka juga turut menyumbang devisa lebih
besar untuk negara, seperti Kalimantan, Riau, dan Papua.
Politik didominasi Golkar
Di era Orde Baru, terjadi enam kali pemilihan umum yang selalu dimenangkan oleh partai
Golongan Karya. Hal ini karena semua elemen pemerintahan (pegawai negeri) diharuskan
untuk memilih partai tersebut.
Retaknya kekuasaan Orde baru
Krisis moneter yang terjadi di 1997 yang terjadi di kawasan Asia Tenggara juga berdampak
ke Indonesia. Selain itu, pemerintahan Orde Baru mulai retak. Penerapan sistem sentralistik
dan militeristik menjadi salah satu penyebab keretakan tersebut.

a.Lahirnya Era Reformasi


Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden di tahun 1998 adalah pertanda Orde Baru telah
berakhir dan disusul dengan lahirnya era Reformasi.Pada era Reformasi ini, masih ada
beberapa pejabat yang beranggap bahwa Orde Baru belum berakhir, karenanya era Reformasi
disebut juga dengan era pasca Orde Baru.
Adapun asal kata reformasi sendiri tersusun atas dua kata, yakni re yang berarti kembali, dan
formasi berarti susunan.Maka era Reformasi dapat dikatakan sebagai era yang menyusun
kembali. Perihal yang disusun kembali dalam era ini adalah sistem pemerintahan Negara
Indonesia.
Lahirnya era Reformasi ini bertujuan untuk mengubah segala bidang yang menyimpang pada
masa Orde Baru atau sebelum tahun 1998.Era ini lahir tepat setelah presiden Soeharto
mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan kemudian digantikan oleh wakil presidennya,
yakni B.J. Habibie.

42
b.Latar Belakang Lahirnya Reformasi
Krisis finansial yang terjadi pada tahun 1997 atau yang lebih dikenal dengan krisis moneter,
menjadi faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya era Reformasi dan runtuhnya Orde
Baru.
Tidak hanya itu, Indonesia juga dilanda kemarau dan didukung dengan jatuhnya komoditas
ekspor. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat memporak-porandakan negara Indonesia
pada masa itu.Krisis finansial Asia yang turut melanda Indonesia menjadikan rakyat
Indonesia tidak puas atas kepemimpinan presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa yang terjadi di seluruh Indonesia pun menjadi pemicu demonstrasi besar-
besaran. Dikarenakan desakan dari dalam dan luar negeri, Soeharto pun memutuskan untuk
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
Melansir buku berjudul Implikasi Tata Kelola Sektor Publik Era Reformasi karya Muslim
Afandi dkk,ada begitu banyak krisis yang melanda Indonesia pada saat itu, yakni krisis
ekonomi, krisis politik, krisis hukum, krisis keamanan dan sosial budaya serta krisis
kepercayaan.
Namun krisis ekonomi menjadi faktor utama runtuhnya Orde Baru dan lahirnya era
Reformasi.

c.Tujuan Era Reformasi


Dijelaskan juga oleh Muslim Afandi dalam bukunya bahwa menurut Ketetapan MPR RI
Nomor X/MPR/1998, reformasi bertujuan mewujudkan pembaharuan di segala bidang
pembangunan nasional, terkhusus bidang ekonomi, politik, hukum, dan agama serta sosial
budaya.
Berikut tujuan reformasi secara rinci:
1. Menangani krisis ekonomi dalam waktu sesingkat mungkin, terkhusus untuk
menghasilkan stabilitas moneter yang tanggap terhadap pengaruh global serta
pemulihan aktivitas usaha nasional.
2. Mewujudkan kedaulatan rakyat di seluruh sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara melalui peningkatan dan perluasan partisipasi politik rakyat secara
tertib guna mewujudkan stabilitas nasional.
3. Menegakkan hukum sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan HAM menuju
terciptanya ketertiban umum dan perbaikan sikap mental.
4. Meletakkan dasar-dasar kerangka dan kegiatan reformasi pembangunan agama dan
sosial budaya dalam mewujudkan masyarakat madani.

43
F.Manfaat Mempelajari Sejarah Pancasila
Pancasila merupakan salah satu landasan paling luhur yang ada di negara Indonesia.
Karena itu, pendidikan pancasila sangat penting diberikan, terutama pada mereka yang
masih usia anak-anak. Berikut ini manfaat mempelajarinya, seperti:
1. Membantu memahami arti sebenarnya dari Pancasila yang merupakan ideologi, yang
berarti masih ada kemungkinan banyak orang yang belum memahami arti sebenarnya
secara mendalam dari Pancasila. Hal ini tidak lain adalah warga negara Indonesia
yang baik memahami betul apa arti sebenarnya dari Pancasila, sebagai landasan
ideologi bangsa.
2. Membantu untuk mencintai negara Indonesia, dalam kehidupan bernegara, hal ini
dapat dikaitkan dengan hubungan antara manfaat pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan Indonesia itu sendiri.

Bagi mereka yang tidak dapat mengenal pancasila dengan baik, maka mereka tidak
akan mencintai Indonesia. Karena untuk mencintai Indonesia, maka paling tidak kita
juga harus mencintai landasan ideologis yang membentuk Indonesia.
3. Membentuk rasa nasionalisme dalam hati setiap warga negara. Rasa nasionalisme
atau kebangsaan ini menjadi begitu penting karena menjadi semacam perekat bagi
setiap anak bangsa hingga menimbulkan kesadaran sebagai sebuah bangsa.
Ketika rasa nasionalisme telah tersemat di hati setiap warga negara, keinginan dan
kekuatan untuk mempertahankan negara akan terbentuk hingga menumbuhkan
semangat rela berkorban.
Bangsa Indonesia yang peduli terhadap pandangan hidup serta dasar negara Indonesia
seharusnya mengetahui dan memahami bagaimana sejarah Pancasila yang melalui
banyak lika-liku sehingga lahirlah Pancasila yang sangat ideal seperti sekarang ini.

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui
proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, dengan
tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri.
Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan negara-negara di dunia.

44
Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui gemilangnya
kerajaan-kerajaan di Indonesia, kemudian mengalami masa penjajahan tiga setengah abad,
sampai akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya
sama tuanya dengan sejarah penjajajahan itu sendiri.
Berbagai babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh dengan cara yang
berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras, mulai dari gerakan
kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun kekuatan rakyat
banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan sampai pada gerakan-
gerakan politik. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang,
dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan. Bangsa
Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa
datang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadiannya sendiri. Sebab itu bangsa
Indonesia lahir dengan kepribadiaannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan
negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara,
“Pancasila”.
Mengingat besarnya perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, maka perlu adanya
kesadaran sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia, manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kenegaraan.
Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila
oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah. Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara akan
mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan
kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu, perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-
menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.

45
RANGKUMAN

1.Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
bahasa Sanskerta:“pañca” berarti lima dan “śīla” berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi utama
tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

1.Ketuhanana Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuana
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.
2. Konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa adalah membimbing serta
memberikan daya dan upaya kepada masyarakat, bangsa, dan negara, untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional.
Namun, jauh sebelum rumusan Pancasila disampaikan, cikal bakal munculnya lima dasar
negara Indonesia adalah lahirnya rasa nasionalisme pada setiap diri masyarakat Indonesia.
Benih nasionalisme sebenarnya sudah tertanam kuat dalam gerakan Perhimpunan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia mengimbau agar suku bangsa berjuang keras melawanan penjajahan.
Setelah itu, pergerakan nasional diusul dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928.
3. Pancasila menjadi satu-satunya landasan paling utama bagi bangsa Indonesia untuk
menjalankan kehidupan bernegara. Itu mengapa wajib bagi kita untuk memahami makna
Pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca
yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti terdapat lima pedoman
penting yang perlu dipegang teguh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

46
LEMBAR KERJA
1.Sebutkan nilai-nilai Pancasila?
2.Apa pandangan hidup bangsa Indonesia?
3.Mengapa Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia?

47
BAB 3
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Indonesia termasuk salah satu Negara Yang memiliki prinsip sendiri dalam kehidupan
Berbangsa juga bernegara yang tentunya berbeda Dengan bangsa lainnya dan hal itulah yang
tentu Saja dapat menjadikan ciri tersendiri bagi bangsa Indonesia yakni dengan menjadikan
Pancasila Sebagai dasar Negaranya. Pancasila dipilih sebagai Dasar Negara Indonesia
sebagai jati diri, sebagai Ideologi, dan juga sebagai asas persatuan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia
untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia, karena di dalam setiap sila-sila Pancasila terdapat
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian dari Bangsa Indonesia itu
sendiri.

Pancasila merupakan alat pemersatu bagi Bangsa Indonesia, sebagai dasar Negara dan
Pandangan hidup Pancasila mengandung konsep konsep dasar mengenai cita-cita bangsa
Indonesia. Sebagai pandangan hidup terkandung nilai-nilai Positif dalam setiap butir
pancasila. Pancasila dan Nilainya dapat dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia karena
pandangan hidupnya Berdasarkan apa yang melekat pada budaya dan Pandangan hidup
masyarakat itu sendiri. Agus, S (2015)
Asal mula pancasila sebagai dasar Negara Adalah ditinjau dari unsur dan nilai yang terdapat
Dalam bangsa Indonesia yang berupa pandangan Hidup bangsa Indonesia. Hal tersebut
menjadikan Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai dasar Negara
sekaligus sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia akan selalu Melekat selama keberadaan
dan naik turunnya Kehidupan di Indonesia.
Sebagai dasar Negara Indonesia pancasila Terbukti sebagai salah satu media yang menjadi
Pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat., Berbangsa, dan juga bernegara di Indonesia.
Melalui kelima sila yang terdapat di dalam Pancasila, dapat menjadikan dasar kehidupan
Bernegara di Indonesia menjadi kokoh terhadap Berbagai ancaman yang datang dari luar
maupun Dari dalam. Kedudukan dan fungsi pancasila Sebagai dasar negara Indonesia dalam
mencapai Kehidupan yang lebih sempurna manusia Senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur
sebagai Suatu pandangan hidup. Serta pancasila
Sebagai pandangan hidup yang berfungsi sebagai Titik acuan untuk menata kehidupan diri
sendiri Ataupun dalam interaksi dalam masyarakat serta Alam sekitarnya. Manusia senantiasa

48
hidup dalam Lingkungan sosial yang lebih luas secara berturut Dalam lingkungan keluarga,
masyarakat dan Keluarga.
Pancasila adalah suatu pandangan hidup dan dasar Negara bangsa Indonesia yang nilainya
sudah ada Sebelum secara yuridis Indonesia terbentuk Sebagai Negara (Sutan, S. Z 2016).
Nilai-nilai Yang terkandung dalam ke lima sila memiliki daya Ikat yang sangat luar biasa,
serangkaian nilai yang Terkandung di dalam pancasila yaitu ketuhanan, Kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pada hakikatnya nilai-nilai pancasiladiangkat dari Seni-
adat, nilai kebudayaan serta nilai religius Yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai pancasila pada dasarnya Sangat perlu diimplementasikan agar dapat
Menjaga eksistensi bangsa Indonesia sebagai Negara demokrasi dengan Pancasila sebagai
dasar Negara.
A. Pancasila

Pancasila merupakan lima sila yang Digunakan sebagai landasan dan pedoman Negara
Indonesia. Dengan burung Garuda sebagai Lambangnya. Pancasila dalam bahasa sanskerta
Artinya yakni panca yang berarti lima lalu sila yang Berarti prinsip atau asas dari kehidupan
bermasyarakat. Pancasila sebagai dasar Negara berarti bahwa seluruh pelaksaan dan juga
penyelenggaraan pemerintah itu harus mencerminkan nilai-nilai yang terkandung yang
terdapat dalam pancasila dan tidak boleh bertentangan. (Oksep, A. 2015).
Menurut Bunyamin, M (2008) upaya penerapan nilai-nilai Pancasila telah dilakukan oleh
Presiden Soekarno pada tahun 1960-an. Soekarno menguraikan apa saja dasar yang harus
dimiliki oleh Indonesia sebagai Negara merdeka. Beliau menyebutkan beberapa hal yang
pertama ada kebangsaan atau nasionalisme, lalu yang kedua internasionalisme atau
kemanusiaan, mufakat atau permusyawaratan, keadilan sosial, kemudian yang kelima yakni
ketuhanan dan kebudayaan. Lima hal itulah yang menjadi prinsip kemudian diberinama
Pancasila kemudian diusulkan sebagai Weltanschauung Negara Indonesia yang merdeka.
Agustinus, W. D (2015).
Pancasila sebagai Weltanschauung berarti bahwa nilai yang terkandung di dalam setiap
silasila Pancasila ini merupakan sesuatu yang sudah ada kemudian berkembang dalam
kehidupan masyarakat Indonesia lalu disepakati untuk menjadi dasar Negara.
Weltanschauung adalah pandangan dunia yang terdapat ajaran mengenai makna dan tujuan
hidup manusia dalam bangsa dan Negara. Nilai-nilai dari pancasila memiliki etika kehidupan
bersama atau secara praksis kehidupan masyarakat di Indonesia mengacu kepada nilai-nilai

49
yang terkandung dalam sila pancasila. Setiap masyarakat Indonesia mampu mewujudkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ilham, S. J dkk (2019).
Pancasila sebagai dasar Negara memiliki makna dalam setiap aspek kehidupan berbangsa,
bermasyarakat, serta bernegara harus berdasarkan pancasila yang memiliki nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan juga nilai keadilan. Secara etimologis
istilah dasar Negara identik dengan norma dasar, cita hukum, cita Negara, dan dasar filsafat
Negara. Secara terminologis dasar Negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber-
sumber dari segala sumber hukum dalam membentuk dan menyelenggarakan Negara.
Dengan demikian dasar Negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelengaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita cita hukum
bagi tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu Negara.
Menurut Agus Subagyo (2020), Pancasila merupakan suatu ideologi bangsa Indonesia dalam
korteks kehidupan berbangsa dan bernegara, di mana seluruh masyarakat berpedoman kepada
pancasila tersebut. Makna pancasila disebutkan seluruh komponen dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara harus mengamalkan amanat dari nilai yang terkandung di dalam
pancasila. Pancasila berhubungan erat dengan pembukaan UUD 1945 bahwa pokok pikiran
pembukaan dari pembukaan UUD 1945 merupakan sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia di dalamnya terdapat dua hal pokok
yakni dasar pikiran terdalam dan gagasan kehidupan yang baik. Dasar formal kedudukan
Pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia adalah pembukaan uud 1945 alinea ke 4
hal itu secara yuridis menjelaskan bahwa pancasila sebagai dasar Negara. Secara historis
pancasila itu hasil dari karya bersama yang terkandung dalampembukaan UUD 1945
merupakan pandangan hidup dan dasar negara bangsa Indonesia.
a.Fungsi dan Kedudukan Pancasila
Pancasila sebagai dasar Negara Mengartikan bahwa segala sesuatu yang Berhubungan
dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan pancasila. Segala Peraturan-
peraturan yang berlaku di Indonesia Semua harus bersumber dari Pancasila itu sendiri. Semua
tindakan kekuasaan atau kekuatan pada Masyarakat harus berlandaskan peraturan hukum
Yang berlaku. Hukum juga yang berlaku sebagai Norma di Negara sehingga Indonesia
menjadi Sebuah Negara hukum.
Menurut Ani, S. R (2017). Pancasila Merupakan suatu ideology yang dinamis dan Terbuka
berarti nilai-nilai yang terkandung di Dalamnya perlu dilakukan pengembangan sesuai
Dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia, Secara operasional pancasila bersifat
actual, Adaptif, dan maknanya dapat diperbaharui. Secara Yuridis Pancasila sebagai dasar

50
Negara yang Terdapat dalam susunan pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 yang berbunyi
“maka disusunlah Kemerdekaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada ketuhanan yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” dapat dipahami dan disimpulkan bahwa pancasila merupakan
dasar Negara Indonesia.
Pancasila merupakan hukum dari segala hukum sumber yang ada di Indonesia yang juga
termasuk asas kerohanian yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Pancasila
mewujudkan cita-cita hukum dasar Negara baik hukum yang sifatnya tertulis maupun hukum
yang sifatnya tidak tertulis. Dalam pancasila terkandung norma-norma yang mewajibkan
pemerintahan dan penyelenggara Negara untuk menjaga dan memelihara moral kemanusiaan
juga memegang teguh cita-cita rakyat luhur sesuai dengan pokok pikiran pembukaan UUD
1945.
Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup dan juga dasar Negara republic Indonesia nilai-
nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila merupakan arahan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Selain itu, fungsi pancasila juga sebagai jati diri bangsa Indonesia. Makna
kehidupan bagi Negara Indonesia dapat dilihat dari budaya-budaya dan juga peradaban yang
terdapat di Indonesia. Pancasila dapat dikatakan sebagai pembeda dan jati diri dari Negara
Republik Indonesia dan hal tersebut sangat jelas dapat membedakan Negara Indonesia
dengan Negara lainnya yang ada didunia. Fungsi pancasila lainnya yaitu sebagi ideologi
bangsa yakni terdapat kumpulan ide, keyakaninan, dan juga gagasan yang terkandung dalam
sila-sila pancasila, hal tersebut menyangkut bidang politik, sosial, budaya dan keagamaan.
Pancasila merupakan ideologi terbuka yang berarti keberadaannya bersifat tetap dan dinamis.
Berikut merupakan rincian dari kedudukan pancasila:
1. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala hukum sumber.
2. Pancasila adalah asas tertib hukum Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 dan hal ini
dijabarkan dalam empat pokok pikiran
3. Sebagai cita-cita hukum dasar Negara Hukum tertulis maupun hukum tidak Tertulis.
4. Pancasila memiliki norma yang Mengharuskan pemerintahan dan Golongan memegang
teguh cita-cita Moral rakyat yang luhur
5. Sebagai sumber penyelenggara Negara.

51
b.Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila
H. Ahmad, M. Dkk (2007) menyatakan di Zaman serba modern dan reformasi saat ini
Pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan Terutama untuk menjaga eksistensi bangsa
Indonesia dan hal ini sangat diperlukan oleh Seluruh masyarakat Indonesia terutama pada
Generasi muda. Nilai-nilai pancasila dijabarkan Pada kehiduoan yang bersifat praksis atau
Kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa Dan juga Negara. Makna pancasila terletak
pada Nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu Kesatuan yang tidak dapat dirubah
kembali Susunannya dan hal tersebut dapat diuraikan Sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila ini dilambangkan dengan Bintang emas berlatar hitam. Makna yang Terkandung
dalam sila ini yakni bahwa Negara yang didirikan adalah tujuan Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa, dengan bintang sebagai Lambangnya. Artinya setiap
warga Negara Berhak memiliki kebebasan dalam Memeluk agama dan menjalankan
ibadah Sesuai dengan kepercayaannya masingmasing dan hal tersebut tercantum
dalam Pasal 29 UUD 1945. Hal ini mengacu Kepada keyakinan kepada tuhan dan
hidup Dengan menjalankan segala perintah Tuhan tanpa mengganggu pemegang
Keyakinan yang lain. Eko, A. M, dkk (2016).
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Pada sila ini dilambangkan dengan Lambang
rantai berlatar merah sesuai Dengan warna berdera Indonesia. Maknanya manusia
memiliki kedudukan Pada tingkatan martabat tertinggi yang
Menyadari nilai-nilai dan norma. Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat khas Manusia
sesuai dengan martabat. Sikap Hidup, keputusan, dan tindakan manusia Sesuai
dengan nilai-nilai pancasila. Sila ini Memiliki makna kesadaran dari setiap Manusia di
dasarkan dari potensi nurani Manusia dalam hubungan dengan normanorma dan
kesusilaan umumnya terhadap Seluruh makhluk hidup.
3. Persatuan Indonesia
Pada sila ke 3 ini dilambangkan Dengan pohon beringin dengan putih yang Menjadi
latarnya sama seperti salah satu Warna bendera Indonesia. Makna yang Terkandung
dalam sila ini yakni persatuan Memiliki arti bersatunya berbagai macam Dan aneka
ragam yang menjadi satu Kesatuan. Persatuan Indonesia ini Mencakup persatuan
dalam berbagai arti Seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial Budaya, pertahanan dan
juga keamanan Yang berada di Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan hal yang
dinamis Dalam kehidupan yang bertujuan unyuk Melindungi segenap bangsa dan
seluruh Tumpah darah Indonesia, memajukan Kesejahteraan umum dan

52
mencerdaskan Kehidupan bangsa, serta mewujudkan Perdamaian dunia yang abadi.
Ambiro, P. A (2017).
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Sila ini dilambangkan dengan Kepala banteng berwarna hitam dan merah Sebagai
latarnya. Maknanya berarti bahwa Sistem yang dianut oleh bangsa Indonesia Yaitu
sistem demokrasi yang Menempatkan rakyat pada posisi tertinggi Dalam hirarki
kekuasaan. Makna pada sila Ini yaitu rakyat dalam melaksanakan Tugasnya ikut serta
dalam pengambilan Keputusan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dilambangkan dengan padi dan Kapas dengan putih yang menjadi latarnya Yang
artinya hal ini berarti seluruh Masyarakat Indonesia dalam segala bidang kehidupan.
Pada sila ini mengandung makna bahwa pentingnya hubungan antara manusia sebagai
pribadi dan manusia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Hal tersebut meliputi
keadilan distributif, keadilan legal, dan keadilan komunikatif. Pada intinya seluruh
masyarakat di Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan keadailan tanpa adanya
perbedaan. Indah, A. K (2019).

c.Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Menurut Wahyu, W (2015) Nilai-nilai


pancasila bersifat fundamental, mutlak, universal dan abadi dan nilai-nilai yang
merupakan berasal dari luhur budaya masyarakat yang tersebar di seluruh nusantara.
Nilai-nilai pancasila sebelum Negara terbentuk dasarnya terdapat fragmentaris
kebudayaan yang
tersebar di seluruh Indonesia baik pada abad ke dua atau pada sebelumnya,
masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berkulturasi dengan
beberapa budaya lain. Nilai-nilai dari pancasila ini perlu diimplementasikan dalam
berbagai bidang demi menjaga eksistensi bangsa Indonesia diantaranya:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
Perkembangan bidang politik harus Berdasarkan kepada dasar ontologis manusia
yang pada kenyataan objektif bahwa manusia merupakan bagian dari subjek
Negara maka dari itu kehidupan politik harus benar-benar direalisasikan demi
harkat dan martabat manusia. Perkembangan politik Negara pada proses

53
reformasi harus mendasar kepada moralitas seperti hal nya nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila dalam esensinya sehingga beberapa bidang
politik yang selalu menghalalkan segala cara demi mendapatkan hasil harus
segara diakhiri.
Pada bidang Politik ini nilai-nilai pancasila dapat diimplementasikan seperti
saling menghormati dan menghargai pilihan setiap orang, aktif dan ikut serta
dalam proses pemilihan pemimpin baik desa maupun Negara, dan tidak
menyebarkan isu lawan politik dengan berita hoax atau tidak benar (fitnah).
2. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
Kebijakan ekonomi di Indonesia harus berdasar dan mengacu pada Pancasila dan
UUD 1945. Menurut Huriah, R (2013) keberhasilan dari suatu bangsa dapat
dilihat dari sumberdaya ekonomi masyarakatnya. Asas ketuhanan yang Maha Esa
merupakan dasar moral dari perilaku ekonomi manusia di Indonesia, kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah mencakup sila ketuhanan yang Maha Esa yakni
mempertimbangkan moral serta sifat-sifat sistem moral ekonomi Indonesia itu
memang telah melandasi atau menjadi pedoman perilaku ekonomi dalam
masyarakat.Dalam ilmu ekonomi ada beberapa istilah kuat yang menang sehingga
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Perkembangan ekonomi demi
kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia sehingga sistem
ekonomi Indonesia mendasar kepada kekeluargaan seluruh bangsa Indonesia.
Pada bidang Ekonomi pancasila dapat diimplementasikan dengan cara-cara yang
sederhana pada kehidupan seharihari seperti aktif dalam koperasi, selalu membeli
dan menggunakan produk local (dalam negeri), melakukan kerjasama ekspor
impor.
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan merupakan suatu usaha untuk dapat mempertahankan kedaulatan
Negara, keutuhan dari kesatuan Negara republic Indonesia dan untuk keselamatan
segenap bangsa Indonesia dari berbagai ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan Negara Indonesia. Pada bidang Pertahanan dan Keamanan
merupakan suatu kewajiban yang wajib dimiliki oleh warga Negara, hal ini
mengacu pada nilai-nilai yang terkandung pada sila ke 3 yakni persatuan
Indonesia.
Sebagai warga Negara hendaknya

54
memiliki tanggung jawab untuk melakukan pertahanan dan keamanan kepada
negaranya. Penerapannya dengan cara melakukan aksi bela Negara. Bangsa
Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan sesuai
dengan pembukaan UUD 1945 yakni meliputi segenap rakyat Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Adanya prinsip pertahanan bangsa Indonesia
untuk menentang segala bentuk penjajahan yang menganut politik bebas aktif,
bentuk pertahanan Negara bersifat semesta serta pertahanan Negara disusun atas
dasar prinsip demokrasi HAM.
4. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya
Pengembangan sosial budaya pada masa ini perlu mengangkat nilai-nilai yang
dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar Negara yakni nilai-nilai pancasila itu
sendiri. Pada prinsipnya pancasila bersifat humanistic yang berarti pancasila
berdasar pada nilai yang sumbernya berasal dari harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya. Hal tersebut dapat diimplementasikan
dengan cara saling menjaga dan menghargai juga mempelajari budaya antar
daerah yang terdapat di Indonesia.
5. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pendidikan
Pada dunia pendidikan menerapkan nilai-nilai pancasila dapat dilaksanakan pada
momen tertentu yang tepat. Seperti pada peringatan sumpah pemuda, hari
kemerdekaan, hari pahlawan, dan hari-hari besar lainnya. Hal ini dapat
mendorong siswa untuk belajar dengan bersungguh-sungguh agar dapat
mengharumkan dan membanggakan negeri tercinta kelak. Hal ini juga dapat
menanamkan kecintaan siswa kepada negaranya sendiri serta bangga menjadi
anak Indonesia. Ade, L. P. dkk (2020).

55
B.Makna Pancasila sebagai Dasar Negara dan Kelima Silanya
Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsepsi yang telah disusun sedemikian rupa.
Pancasila merupakan representasi warga negara dan tujuan dalam bernegara. Secara luas,
makna Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila digunakan sebagai dasar oleh negara
dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti Pancasila sebagai
dasar negara juga dapat dimaknai dengan dijadikannya Pancasila sebagai pedoman dan
prinsip dasar dalam kehidupan.

KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Secara luas, makna Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila digunakan sebagai dasar
oleh negara dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti
Pancasila sebagai dasar negara juga dapat dimaknai dengan dijadikannya Pancasila sebagai
pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan.
Sejarah Pancasila
Secara etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dan merupakan gabungan dari dua
kata, yakni panca ‘lima’ dan sila ‘dasar”. Istilah Pancasila diprakarsai oleh Soekarno Sejak
Sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 untuk memberi nama atas lima prinsip dasar negara.

Konsep Pancasila Moh Yamin


Sebelum dirumuskan dan diberi sebutan, konsep Pancasila sudah dirancang sejak hari
pertama sidang BPUPKI yang pertama. Pada 29 Mei 1945, Mohammad Yamin
mengemukakan lima sila yang terdiri atas peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
Ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Sejarah Pancasila
Secara etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dan merupakan gabungan dari dua
kata, yakni panca ‘lima’ dan sila ‘dasar”. Istilah Pancasila diprakarsai oleh Soekarno Sejak
Sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 untuk memberi nama atas lima prinsip dasar negara.

Konsep Pancasila Moh Yamin

56
Sebelum dirumuskan dan diberi sebutan, konsep Pancasila sudah dirancang sejak hari
pertama sidang BPUPKI yang pertama. Pada 29 Mei 1945, Mohammad Yamin
mengemukakan lima sila yang terdiri atas peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
Ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Konsep Pancasila Soepomo


Pada hari ketiga sidang pertama BPUPKI, tepatnya pada 31 Mei 1945, Soepomo juga
mengemukakan lima dasar negara, yakni persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan
batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

Soekarno: Pancasila, Trisila, dan Ekasila


Keesokan harinya, pada hari keempat, Soekarno mengemukakan usulannya akan lima dasar
negara, yakni kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau
demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima prinsip ini diberi
nama Pancasila.

Dikemukakan Soekarno, apabila Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat disetujui
semuanya, sila tersebut dapat dipersingkat menjadi Trisila (sosio nasionalisme, sosio
demokrasi, dan Ketuhanan). Kemudian, jika Trisila juga tidak disetujui, dapat dipersingkat
lagi menjadi Ekasila, yakni gotong-royong.

A.Panitia Delapan
Setelah semua usulan disampaikan, dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan delapan
orang. Anggota tersebut meliputi Soekarno, Moh Hatta, Sutarjo, A. Wachid Hasyim, Ki
Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar, Mohammad Yamin, dan A. A. Maramis.

Tugas dari delapan panitia ini adalah untuk menampung dan mengidentifikasi usulan anggota
BPUPKI. Berdasarkan usulan yang diterima, ternyata ada perbedaan usulan yang cukup
besar. Golongan Islam menghendaki agar negara diselenggarakan berdasarkan syariat Islam,
sedangkan golongan nasionalis menghendaki negara tidak diselenggarakan berdasarkan
hukum agama tertentu.

b.Panitia Sembilan

57
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, dibentuklah panitia kecil baru yang beranggotakan
sembilan orang dan dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan. Kesembilan anggota panitia ini
berasal dari golongan Islam dan nasionalis, yakni Soekarno, Moh Hatta, Mohammad Yamin,
A. A. Maramis, Ahamd Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Wachid
Hasyim, dan Agus Salim.

Dalam sidang Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, tercapai kesepakatan dasar yang populer
dengan nama “Piagam Jakarta” dan kemudian tertuang dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945, yakni sebagai berikut:

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;


Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Persatuan Indonesia;
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang BPUPKI Kedua
Dalam sidang BPUPKI Kedua (10 Juli 1945–16 Juli 1945) tercapai kesepakatan bahwa dasar
negara yang digunakan adalah Pancasila sebagaimana tertuang dalam Piagam Jakarta. Selain
perihal Pancasila sebagai negara, sidang BPUPKI yang kedua juga menyepakati
pemerintahan negara republik, wilayah yang disepakati, dan pembentukan tiga panitia kecil
(perancang UUD, ekonomi dan keuangan, dan pembela tanah air).

Penetapan Pancasila dalam Sidang PPKI


Dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, ditetapkan bahwa sila pertama Pancasila diubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Frasa “syariat Islam” dan sejumlah ketentuan untuk
menjalankannya dihapuskan.

Perubahan ini dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara yang beraneka ragam suku dan
agama. Perubahan sila pertama dianggap mencerminkan toleransi yang tinggi di Indonesia
juga persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain perubahan sila pertama, sidang PPKI ini juga menghasilkan tiga keputusan penting,
yakni mengesahkan UUD negara, memilih presiden dan wakil presiden, dan memutuskan

58
bahwa untuk sementara waktu presiden akan dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) hingga dibentuknya MPR/DPR.
Makna Masing-Masing Sila dalam Pancasila
Kelima sila dalam hubungan Pancasila sebagai dasar negara tentu memiliki makna tersendiri.
Disarikan dari Pancasila susunan Tim Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia,
berikut makna dari tiap-tiap sila dalam Pancasila.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


Nilai Ketuhanan menjadi sumber pokok nilai kehidupan bangsa. Ketentuan Pasal 29 ayat (1)
UUD 1945 menerangkan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Kemudian,
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menerangkan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab


Sila kedua menyimpulkan cita-cita kemanusiaanbyang adil dan beradab memenuhi seluruh
hakikat manusia. Sebagaimana rumusan sila kedua, setiap warga negara Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Setiap warga negara dijamin hak dan
kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, orang seorangan, negara,
masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan untuk berpendapat dan pekerjaan serta
penghidupan yang layak.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak dan beraneka ragam menjadi
satu kebulatan. Persatuan Indonesia mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia merupakan persatuan bangsa
yang didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara
kesatuan yang merdeka dan berdaulat.

Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan

59
Sila keempat menandakan Indonesia menganut dua macam demokrasi, yakni demokrasi
langsung dan tidak langsung (demokrasi perwakilan). Hikmat kebijaksanaan berarti
penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan
kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dan dilaksanakan dengan sabar, jujur, dan bertanggung
jawab serta didorong oleh itikad baik.

Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau
memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai kesepakatan datau
mufakat. Perwakilan sendiri adalah suatu sistem atau prosedur yang mengusahakan turut
sertanya rakyat untuk ambil bagian dalam kehidupan bernegara, yakni melalui badan-badan
perwakilan. Jika disimpulkan, sila keempat bermakna pemerintahan Republik Indonesia
didasarkan atas kedaulatan rakyat.

Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila kelima berarti keadilan untuk semua rakyat, setiap warga negara mendapat perlakuan
yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Keadilan sosial
mencakup pula pengertian adil dan makmur.

Keadilan sosial juga mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi
dan kehidupan masyarakat. Seia kelima ini adalah tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara,
yakni menghasilkan tata masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila sebagai dasar
negara.

Segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara diambil dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.
Berdasarkan sejarahnya, perumusan Pancasila telah dilakukan sedemikian rupa hingga
mencapai kesepakatan pada tiap sila-silanya. Setiap sila-sila dari Pancasila pun memiliki
makna dan tujuan tersendiri sebagaimana yang telah disebutkan.

Simak ulasan hukum premium dan temukan koleksi lengkap peraturan perundang-undangan
Indonesia, versi konsolidasi, dan terjemahannya, serta putusan dan yurisprudensi, hanya di
Pusat Data Hukumonline. Dapatkan akses penuh dengan berlangganan Hukumonline Pro
Plus sekarang!

60
C.Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau
universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan
Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.
Contoh Pengamalan Sila ke-3 di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 sampai 5 dan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.

a.Nilai-nilai Pancasila dan Contoh Sehari-hari


1. Nilai Ketuhanan

Pancasila sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung nilai ketuhanan. Dikutip
dari seperti dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara
oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:

Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya,
sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan

Sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung nilai kemanusiaan,
yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan
berdasarkan agama, suku, ras, atau keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)

Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:

Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.

61
Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.
Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau
universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan
Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.

Contoh Pengamalan Sila ke-3 di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat


Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 sampai 5 dan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.

b.Nilai-nilai Pancasila dan Contoh Sehari-hari


1. Nilai Ketuhanan

Pancasila sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung nilai ketuhanan. Dikutip
dari seperti dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara
oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:

Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya,
sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan

Sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung nilai kemanusiaan,
yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan
berdasarkan agama, suku, ras, atau keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)

62
Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:

Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.


Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.
Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
Implementasi Sikap Positif pada Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
3. Nilai Persatuan

Makna sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” adalah kebulatan utuh dari berbagai aspek
kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang
terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga Pancasila
dapat diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan dan
kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan

Nilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Berikut
penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila:

Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.


Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan
bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau
golongan.
Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

63
5. Nilai Keadilan

Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya,
nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya:

Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.


Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.
Menghormati hak-hak orang lain.
Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong.
Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.
Alasan Mengapa Nilai Dasar Tidak dapat Diubah dalam Pancasila
Secara umum, Pancasila berasal dari dua kata, yaitu panca dan sila. Adapun ideologi
Pancasila, khususnya sila ke-3 yang dilambangkan dengan pohon beringin yang mempunyai
makna khusus, yakni untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dengan menumbuhkan rasa
bangga terhadap bangsa dan tanah air, maka seorang individu akan rela berkorban demi
kepentingan negara.
Pancasila memiliki lima prinsip yang masing-masingnya mempunyai kedudukan tersendiri
bagi bangsa Indonesia. Selain itu, Pancasila juga menjadi identitas yang melekat dan
menggambarkan jati diri bangsa. Makanya, tidak heran jika negara Indonesia berkaitan erat
dengan kehadiran Pancasila.
Mengutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id, alasan nilai dasar tidak dapat diubah dalam
Pancasila adalah karena Pancasila merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno
juga pernah menyebut bahwa Pancasila sebagai philosofische grondslag atau fundamen
filsafat dan pikiran yang sedalam-dalamnya untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan
Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.
Secara yuridis sesuai dengan pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. Akan tetapi Pancasila dalam kedudukannya sebagai
kaidah pokok negara atau staats fundamental norm yang sifatnya tetap kuat dan tidak
berubah. Staats fundamental norm ini merupakan norma yang merupakan dasar bagi
pembentukan konstitusi bahkan sebelum adanya konstitusi lainnya.

64
Pancasila sebagai staats fundamental norm harus diletakkan sebagai dasar asas dalam
mendirikan negara sehingga sifatnya memang tidak bisa diubah. Bahkan hukum di Indonesia
tidak membenarkan adanya perubahan Pancasila.
Hal ini karena Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum atau hukum dasar di
Indonesia. Dengan kata lain, mengubah Pancasila sama saja dengan mengubah dasar atau
asas negara.
Itulah jawaban mengapa nilai dasar Pancasila tidak dapat diubah. Jika dasar fundamental dari
negara tersebut diubah, sudah pasti dengan sendirinya negara yang telah diproklamasikan
hasil perjuangan para pahlawan akan berubah dan tidak ada lagi dasar atau fundamental
berdirinya sebuah negara.
Pancasila memiliki lima butir sila yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. Dalam
setiap sila, ada nilai yang wajib kita patuhi. Di samping itu, dalam pelaksanaannya
pemerintah juga sudah mengeluarkan Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa).
Butir-Butir Pengamalan Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Setiap warga negara Indonesia menyatakan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa
b. Bangsa Indonesia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertakwa menurut agama
dan kepercayaannya masing-masing, menurut asas kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Menumbuhkan sikap toleransi antar pemeluk agama dan pemeluk agama yang berbeda
keyakinan
d. Membangun kerukunan hidup antarumat beragama
e. Agama dan Ketuhanan adalah urusan pribadi antara individu dengan Tuhan Yang Maha
Esa
f. Saling menghargai kebebasan beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing
g. Tidak memaksakan agama atau kepercayaan pada orang lain

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
b. Pengakuan akan kesetaraan, persamaan hak dan kewajiban setiap manusia tanpa
diskriminasi berdasarkan ras, agama, kepercayaan, jenis kelamin, status sosial, warna kulit,
dan lain sebagainya

65
c. Menumbuhkan rasa saling mengasihi sesama manusia
d. Menumbuhkan sikap saling toleransi dan kebaikan antar manusia
e. Mengembangkan sikap tidak sewenang-wenang terhadap orang lain
f. Menjaga nilai-nilai kemanusiaan
g. Menyukai kegiatan kemanusiaan
h. Keberanian membela kebenaran dan keadilan
i. Orang Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari umat manusia
j. Mengembangkan sikap hormat, menghargai, dan kerja sama dengan bangsa lain

3. Persatuan Indonesia
a. Kemampuan untuk mengutamakan persatuan, kepentingan nasional dan keamanan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan individu dan kolektif
b. Bersedia dan rela berkorban untuk negara dan kepentingan nasional bila diperlukan
c. Menumbuhkan patriotisme dan cinta tanah air
d. Menumbuhkan kebanggaan nasional dan rasa tanah air Indonesia
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial
e. Pengembangan kesatuan Indonesia berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika
f. Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, semua orang Indonesia memiliki kedudukan,
gak, dan kewajiban yang sama
b. Tidak boleh memaksakan kehendak pada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan umum
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat berada di bawah semangat kekeluargaan
e. Menghormati dan mendukung keputusan yang dibuat sebagai hasil musyawarah
f. Menerima dengan ikhlas dan tanggung jawab serta melasanakan hasil keputusan
musyawarah
g. Kepentingan bersama mengalahkan kepentingan individu dan kelompok dalam
musyawarah
h. Setiap orang akan bermusyawarah dengan akal sehat dan hati nurani

66
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai harkat dan martabat manusia, kebenaran dan
keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan untuk kepentingan bersama.
j. Mengandalkan perwakilan untuk melaksanakan musyawarah mufakat
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perilaku luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong royong
b. Menumbuhkan sikap adil terhadap orang lain
c. Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban
d. Menghormati hak orang lain
e. Senang membantu orang lain untuk berdiri di atas kaki mereka sendiri
f. Tidak menggunakan hak miliknya untuk memeras orang lain
g. Tidak menggunakan hak miliknya untuk hal-hal yang boros dan mewah
h. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha merugikan kepentingan umum
i. Senang bekerja keras
j. Menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kemakmuran bersamak4.
Senang mengambil tindakan untuk mencapai kemajuan dan keadilan sosial

3 Tokoh Perumus Pancasila dalam Sidang BPUPKI, Salah Satunya Soekarno


Mereka mengutarakan usulan dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Perumusan Pancasila untuk pertama kali dilakukan dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29
Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.
1. Rumusan Dasar Negara Menurut Moh Yamin

Dalam sidang tanggal 29 Mei 1945, Moh Yamin mengusulkan lima dasar negara yang
disampaikan dalam pidatonya secara tidak tertulis.

Lima usulan dasar negara Moh Yamin, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Moh Yamin juga mengusulkan rancangan lima dasar negara yang merupakan
gagasan tertulis , yaitu

67
Dalam bentuk tertulis, lima dasar negara itu, yaitu:

Ketuhanan Yang Maha Esa.


Kebangsaan Persatuan Indonesia.
Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kerakyatan yang dipimpin olh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat
2. Rumusan Dasar Negara Menurut Soekarno

Ir Soekarno mengusulkan rumusan lima dasarnegara pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945,
yaitu:
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat
3. Rumusan Dasar Negara Menurut Soekarno

Ir Soekarno mengusulkan rumusan lima dasarnegara pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945,
yaitu:
Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme.
Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
Mufakat atau demokrasi.
Kesejahteraan sosial.
Ketuhanan yang Maha Esa.
Seluruh usulan dari tiga tokoh tersebut kemudian ditampung, dibahas, dan dirumuskan oleh
Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI.

Setelah berunding, Soekarno mengutarakan akhir rumusan dasar negara di hadapan peserta
sidang di Gedung Cuo Sangi In (kini Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri).

68
Rumusan Pancasila tersebut adalah:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa.


2.Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Soekarno menyampaikan bahwa, Yamin adalah orang yang mengusulkan nama Pancasila
sebagai dasar negara. Sebagai Sejarawan, Yamin memilih nama Pancasila dari bahasa
Sansekerta.

Akhirnya nama Pancasila dipilih sebagai dasar negara Republik Indonesia dan diresmikan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

69
RANGKUMAN

1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau
universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan
Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.
Contoh Pengamalan Sila ke-3 di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 sampai 5 dan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Tokoh Perumus Pancasila dalam Sidang BPUPKI, Salah Satunya Soekarno


Mereka mengutarakan usulan dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Perumusan Pancasila untuk pertama kali dilakukan dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29
Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.

3. H. Ahmad, M. Dkk (2007) menyatakan di Zaman serba modern dan reformasi saat ini
Pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan Terutama untuk menjaga eksistensi bangsa
Indonesia dan hal ini sangat diperlukan oleh Seluruh masyarakat Indonesia terutama pada
Generasi muda. Nilai-nilai pancasila dijabarkan Pada kehiduoan yang bersifat praksis atau
Kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa Dan juga Negara.

4. Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya,
nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Sila keempat menandakan Indonesia menganut dua macam demokrasi, yakni demokrasi
langsung dan tidak langsung (demokrasi perwakilan). Hikmat kebijaksanaan berarti
penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan
kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dan dilaksanakan dengan sabar, jujur, dan bertanggung
jawab serta didorong oleh itikad baik.

70
LEMBAR KERJA
1.Apa makna dari sila ke empat?
2.Bagaimana cara untuk mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
3.Mengapa keadilan menjadi salah satu tujuan NKRI?
4.Siapa saja yang menjadi tokoh perumusan Pancasila?
5.Apa peran presiden soekarno dalam perumusan Pancasila?

71

Anda mungkin juga menyukai