BAGIAN II
A. Landasan Pokok Pendidikan Pancasila.
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu bangsa Indonesia secara konsisten harus
mengimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan yaitu dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara filosofis dan objektif rakyat Indonesia
sebelum mendirikan negara telah melaksanakan nilai-nilai Pancasila yaitu sebagai
bangsa yang berketuhanan. berperikemanusiaan, bersatu, musyawarah dalam
menghadapi persoalan hidup, dan menegakkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah merdeka nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat tersebut ditetapkan menjadi
dasar negara Republik Indonesia oleh para pendiri bangsa. Oleh karena itu seluruh
rakyat Indonesia harus mengetahui Pancasila sebagai dasar negara agar dapat
dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea IV menjadi dasar pertama untuk
mempelajari Pancasila tersebut. Berdasarkan pokok pikiran IV
menegaskan adanya kewajiban bagi pemerintah dan lain-lain penyelenggaranegara agar
memelihara budi pekerti yang luhur. Ini berarti supaya seluruh rakyat Indonesia berbudi
luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 13
ayat (2) menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang secara lebih terperinci Pendidikan Pancasila diatur
dalam surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. SK Dirjen Dikti Nomor
38/Dikti/Kep/2002 yang isinya bahwa Pendidikan Pancasila merupakan salah satu
komponen dari Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang wajib diikuti oleh
seluruh mahasiswa di perguruan tinggi.
Kemudian penyelenggaraan Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah wajib di
perguruan tinggi ditegaskan dalam surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor 914/E/T/2013 tertanggal 30 JUNI 2011 bahwa perguruan tinggi harus
menyelenggarakan Pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan
bersama-sama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan nama Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS.
Selanjutnya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memuat
penegasan tentang pentingnya penyelenggaraan Pendidikan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam pasal-pasal berikut ini ;
1) Pasal 2 menyebutkan bahwa pendidkan tinggi berdasarkan Pancasila, UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, negara kesatuan danBhinneka Tunggal Ika.
2) Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah Agama, Pancasila,
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Memilih Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan tepat bagi bangsa
Indonesia. Untuk itu perlu kiranya memahami nilai-nilai yang tercantum di dalam
Pancasila secara baik dan benar. Pemahaman yang benar terhadap Pancasila
memerlukan rasionalitas serta penjelasan logis tentang Pancasila. Untuk memahami
Pancasila secara baik dan benar maka perlu kiranya mempelajari, mendalami,
menghayati dan selanjutnya mengamalkan dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam
memahami Pancasila, perlu kiranya memahami terlebih dahulu landasan pokok
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi yang terdiri atas:
1. Landasan Historis
Memahami landasan historis Pendidikan Pancasila, berarti kita kembali memahami
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan serta merebut
kemerdekaan atau upaya dalam membebaskan bangsa dari belenggu penjajah beradab-
abad lamanya. Dalam konteks ini, pemahaman tersebut ditingkatkan menjadi sebuah
kesadaran yakni perjuangan bangsa Indonesia didasari, disemangati dan dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila yang telah ada dalam diri bangsa Indonesia sejak lama.
Terbentuknya bangsa Indonesia melalui proses yang cukup panjang menghantarkan
bangsa ini menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, serta
memiliki semangat kebersamaan yang disimpul dalam pandangan hidupbangsa,
yakni Pancasila.
Sebagai warga negara Indonesia memang selayaknya peserta didik harus
memahami secara benar sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini agar setiap warga
negara tidak terombang-ambing di tengah arus globalisasi
masyarakat dunia. Warga negara yang memahami sejarah bangsanya akan menjadi
warga negara yang memiliki sikap mental yang kuat dan ditunjukkan oleh sikap
nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat pula.
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijarya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang
menjajah dan menguasai bangsa lndonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia
menjalani hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka, mandiri, dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup
serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalam tersimpul
ciri khas dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh pendiri
bangsa kita dirumuskan dalam suatu susunan sederhana namun mendalam yang
meliputi lima prinsip (sila) dan kemudian diberi nama Pancasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa
reformasi, bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang kuat agar
tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan perkataan
lain bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme dan rasa kebangsaan yang kuat. Hal
ini terlaksana bukanmelalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi melainkan suatu
kesadaranberbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Jadi secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia, sehingga boleh dikatakan bahwa secara historis nilai-nilai Pancasila itu
berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan kata lain, bangsa Indonesia adalah
causa materialis dari Pancasila.
Catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia menunjukkan bahwa,pemilihan dan
perumusan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia memiliki proses yang cukup
panjang. Proses tersebut diawali dari penggalian dan pembuktian nilai-nilai Pancasila
yang telah ada sejak Indonesia ada, sejak dari zaman Kutai, Sriwijaya, Majapahit
sampai datangnya bangsa asing menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Nilai- nilai
tersebut kemudian dirumuskan menjadi dasar falsafah negara Indonesia oleh para
pendiri negara melalui sidang BPUPKI dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni
1945.
Sidang BPUPKI kemudian dilanjutkan kembali oleh Sembilan tokoh nasional
untuk membahas hasil pidato pada sidang BPUPKI pertama dan berhasil menyusun
sebuah naskah yang disebut dengan “Piagam Jakarta” pada tanggal 22 Juni 1945 yang
didalamnya menyepakati rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Selanjutnya penetapan Pancasila
menjadi dasar negara, dilaksanakan sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia secara sah,
sehingga Pancasila terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan secara resmi menjadi
dasar negara Republik Indonesia.
Penetapan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia
ternyata dalam pelaksanaannya tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen.
Terjadinya pemberontakan sebagai upaya merubah ideologi Pancasila terjadi di
beberapa tempat di Indonesia. Peristiwa pemberontakan
G.30 S/PKI pada tahun 1965 merupakan sebuah bukti kelam pelaksanaan
mempertahankan ideologi Pancasila menjadi ideologi yang mampu diterima oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Perbedaan pandangan yang mengutamakan kepentingan
golongan daripada kepentingan nasional bangsa membawa sikap mental sebagian
masyarakat yang ingin merubah ideologi Pancasila menjadi ideologi Komunis.
Ketidakpahaman terhadap makna nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
merupakan salah satupenyebab terjadinya penyelewengan terhadap ideologi Pancasila.
Perjalanan sejarah Pancasila ini harusnya dijadikan sebagai penguat dalam
memahami Pancasila secara baik benar dan konsekuen. Memahami peristiwa sejarah
pemberontakan dan penyelewengan terhadap Pancasila akan menguatkan kembali
kewajiban setiap warga negara Indonesia untuk memahami, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai upaya mencapai cita-cita nasional bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara, peserta didik harus memiliki sikap kepribadian seorang patriot
yang cinta dan rela berkorban demi tanah air dan bangsa. Mahasiswa harus siap
menerima estafet perjuangan tersebut untuk mengisi kemerdekaan di segala bidang
dengan semangat dan dijiwai oleh Pancasila. Semangat dan jiwa tersebut harus
dipahami dan disebarluaskan melalui Pendidikan Pancasila.
2. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa
bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan dirinya pada
nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan
falsafah bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.
Pancasila sebagai dasar filsafat merupakan landasan filosofi bagi Pendidikan
Pancasila. Sebagai dasar filsafat, Pancasila mempunyai fungsi
sebagai pedoman dan pegangan bangsa Indonesia dalam bersikap, bertingkah laku dan
berbuat dalam kehidupan sehari-hari di segala bidang baik dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, Pancasila mampu
memberi jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan mendasar kenegaraan.
Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila yang dijadikan sebagai ajaran moral
bangsa merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia. Nilai- nilai Pancasila yang
dijadikan sebagai dasar negara merupakan hasil perenungan mendalam bangsa
Indonesia yang menjiwai dan membentuk watak bangsa Indonesia, sehingga menjadi
kepribadian nasional yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Oleh
karena itu nilaitersebut harus diyakini dan dipahami serta diinternalisasikan dalam diri
setiap warga negara Indonesia. Sebagai mahasiswa wajib kiranya menumbuh
kembangkan kepribadiannya sesuai dengan kepribadian Indonesia yaitu Pancasila.
D. Rangkuman
Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi. Hal ini
dituangkan dalam Pasal 35 (ayat 2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pendidikan Tinggi. Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah pengembangan
kepribadian dapat diartikan juga sebagai pembelajaran tentang Pancasila. Misi utama
pada tataran ini adalah untuk menghasilkan manusia dewasa Indonesia yang dapat
memahami dan mampu menerapkannya dalam kehidupannya. Untuk mencapai misi
ini diperlukan sejumlah kompetensi pendidikan Pancasila. Kompetensi lulusan
pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
seorang warganegara dalam memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai
Pancasila. Wreksosuhardjo, S (2004) merumuskan kompetensi yang diharapkan dari
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi yakni kompetensi filosofis, kompetensi
kultural, kompetensi historis, dan kompetensi yuridis. Pada era globalisasi saat ini,
kompetensi tersebut harus dimiliki oleh setiap warga negara sebagai upaya memberikan
ketahanan mental ideologi bangsa.
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, keahlian, dan
kepribadian sesuai dengan program studinya masing-masing. Selain itu mahasiswa
diharapkan mampu memberikan kontribusi yang kostruktif dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk
mempersiapkan warga negara yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
penghayatan tentang Pancasila sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang akhirnya mampu menghadapi tentangan
dan perkembangan zaman. Hal ini ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi
kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap
tingkatan lembaga- lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga
infrstrutur politik, lembaga-lembaga bisnis dan profesi lainnya yang menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila.