Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 1

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA

A. Tujuan Pembelajaran:
Pada pertemuan pertama akan dijelaskan tentang latar belakang pendidikan
kewarganegraan, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Landasan pendidikan Pancasila
2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Pancasila.

B. Uraian materi
1. Landasan Pendidikan Pancasila
a. Landasan Umum

b. Landasan Khusus

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum


dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia
harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala
bidang kehidupan.
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah
digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang

1
berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat.
Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan
ideologi bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia
yang bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998
dengan Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara.
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar
Negara dari Negara kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara.

1) Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa
Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka
dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father)
dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip (sila)
dan diberi nama Pancasila.
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki
suatu tujuan yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses
perumusannya tersebut juga diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.
Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing,
alias berbeda (tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta
berkembang di dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia
yang memang sudah tumbuh serta berkembang semenjak lahirnya bangsa
Indonesia.
Keyakinan bangsa Indonesia telah begitu tinggi terhadap kebenaran nilai-
nilai Pancasila dalam sejarah kenegaraan Negara Indonesia. Pancasila mendapat
tempat yang berbeda-beda dalam pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa.
Penafsiran Pancasila didominasi oleh pemikiran- pemikiran dari rezim untuk
melanggengkan kekuasaannya. Pada masa Orde lama, Pancasila ditafsirkan

2
dengan nasionalis, agama dan komunis (Nasakom) yang disebut juga dengan Tri
Sila, kemudian diperas lagi menjadi Eka Sila (gotong royong).
Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya,
yakni Ir. Soekarno yang ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945,
dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang temannya yang
ahli bahasa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara
obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-
nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah
bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu
berasal dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan
pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2) Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga
harus bisa diwariskan kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya.
Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu terdapat dalam adat istiadat, tulisan,
bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan kebudayaan dalam negara
Indonesia secara umum.
Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang
memang tak boleh dipisahkan dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri. Suatu
bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang
tak memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah
terombang-ambing dari berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar
negerinya.
Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa
mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap perkembangan zaman, di
samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi
yang dilakukan. Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia
merupakan pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Nilai-niali yang dirumuskan dalam Pancasila bukanlah

3
pemikiran satu orang, seperti halnya ideologi komunis yang merupakan pemikran
dari Karl Marx, melainkan pemikiran konseptual dari tokoh-tokoh bangsa
Indonesia, seperti Soekarno, Drs. Moh.Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Dr.
Supomo dan tokoh lain-lain.
Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang digali
dari budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-nilai yang terbuka
masuknya nilai-nilai baru yang positif, baik yang dating dari dalam negeri maupun
yang datang dari luar negeri. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai
budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah
peran penting dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan
intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang
sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3) Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang
dibaut setelah melalui perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan yuridis konstitusional antara lain
yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai
dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa


(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
(3) Persatuan Indonesia
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional
karena dasar negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi
lebih lanjut dan lebih terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam
Batang Tubuh UUD 1945 itu.

4
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di
Perguruan Tinggi sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 39 yang menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebelum dikeluarkannya PP No.60 Tahun 1999, keputusan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 Tahun 1990 menetapkan status pendidikan
Pancasila dari Kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap
program studi dan bersifat nasional. Silabus pendidikan Pancasila semenjak
tahun 1993 sampai tahun 1999 telah banyak mengalami perubahan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang berlaku dalam masyarakat, bangsa,
dan Negara yang berlangsung cepat serta kebutuhan untuk mengantisipasi tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat disertai dengan pola kehidupan yang
mengglobal.

Perubahan dari silabus pendidikan Pancasila adalah dengan


dikeluarkannya keputusan Dirjen Dikti Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam
keputusan ini dinyatakan bahwa mata kuliah Pendidikan Tinggi Pancasila yang
mencakup unsur filsafat Pancasila merupakan salah satu komponen yang tidak
dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK)
dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan Mendiknas No.232/U/2000 tentang


Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil belajar
mahasiswa telah ditetapkan bahwa pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi. Oleh karena itu, untuk melaksanakan ketentuan diatas, maka dirjen dikti
depdiknas mengeluarkan SK No.38/Dikti/Kep./2002 tentang rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang


didasarkan dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan
hukum yang berlaku di Indonesia.

5
4) Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam
filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan
mengenai adanya sumber nilai, hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan
yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara
merupakan bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini
berdasar dari kenyataan objektif jika manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang
terwujud sebagai rakyat (yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga
secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat
menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula
kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan
yang berlaku dalam kehidupan bernegara. Oleh sebab itu, dalam menghadapi
tantangan kehidupan bangsa memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap
memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek


penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila
termasuk juga dalam sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.

2. Tujuan Pendidikan Pancasila

Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa


pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berkualitas,

6
dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya
serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan
takwa kepada Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan
agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku
kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan atau golongan. Dengan demikian, perbedaan pemikiran, pendapat, dan
kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

a. Tujuan nasional

Tujuan nasional sebagaimana dicantumkan dalamPembukaan UUD 1945


alinea keempat, menyatakan: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, ..,memajukan kesejahteraan Umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. Tujuan
nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Pembukaan itu diwujudkan
melalui pelaksanaan penyelenggaran Negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Penyelenggaraan Negara dilaksanakan
melalui pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh
penyelenggara Negara, yaitu lembaga tertinggi dan lembaga tinggi Negara
bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia.
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajian ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memperhatikan tantangna perkembangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dengan
demikian peranan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia
sangat penting dalam menentukan tercapainya tujuan nasional.

7
Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,
diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara
akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah
pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan
untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang
ada merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk
mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Secara spesifik tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi adalah untuk :
1) Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945.
4) Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal
dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

3. Misi dan Visi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Pendidikan Pancasila sebagai salah satu dari mata kuliah pengembangan


kepribadian (MPK) memiliki misi dan visi yang sama dengan matakuliah MPK lainnya,

8
yaitu sebagai berikut :
1) Misi Pendidikan Pancasila

Misi pendidikan pancasila di perguruan tinggi menjadi sumber nilai dan


pedoman bagi penyeleggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa
mengembangkan kepribadiannya.

2) Visi Pendidikan Pancasila

Bertujuan membantu mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar


agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dikuasainya dengan
rasa tanggung jawab kemanusiaan.

3) Kompetensi Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila di


perguruan Tinggi dengan kompetensinya bertujuan menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia
dan intelektual. Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap
yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah
hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengantarkan mahasiswa agar mampu mengenali perubahan-perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa
sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.
Pendidikan pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental bersifat
cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME,

2. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab

3. Mendukung persatuan bangsa

4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama

9
diatas kepentingan perseorangan, dan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.

Diharapkan melalui pendidikan Pancasila mahasiswa akan menjadi


manusia Indonesia terlebih dahulu, sebelum menguasai dan memiliki iptek dan seni
yang dipelajarinya. Didambakan bahwa warga Negara Indonesia unggul dalam
penguasaan iptek dan seni, namun tidak kehilangan jati dirinya, apalagi tercabut
dari akar budaya bangsa dan keimanan.

C. Latihan Soal

1. Sebutkan dan jelaskan Landasan Pendidikan Pancasila !


2. Sebutkan tujuan dan manfaat Pendidikan Pancasila?
3. Jelaskan menurut pendapat anda mengapa Pendidikan Pancasila dan sangat
penting diberikan kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi ?

D. Referensi
H.A.W. Widjaja, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta 2002.
Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila, Edisi Reformasi, Penerbit Paradigma: Yogyakarta,
2014
Sutrisna Adhi, I Gede. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Swasta Nulus: Denpasar.
Ditjen Dikti Kemendikbud, 2012, Pendidikan Pancasila, http://img.dikti.go.id/ wp-content/
uploads/2013/02/Buku-ModulKuliah-Pancasila.

10

Anda mungkin juga menyukai