Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maha Oktega Syapriani

NIM : A1C219043

Kelas : R-001

Landasan Pendidikan Pancasila

Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis

Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang digunakan
sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat. Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, (tidaklah sama) yang
mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari
bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia.
Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang begitu
mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama dengan Pancasila.
Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup
dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa Indonesia itu
sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural

Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan kepada
generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu terdapat dalam adat
istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan kebudayaan dalam negara Indonesia
secara umum.Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi
yang dilakukan.
Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan tingkat
perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu bentuk keunggulan IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati dirinya.
Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila bukan hanya
menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu hasil karya yang besar milik bangsa
Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui
proses refleksi filosofis pada pendiri negara seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh
pendiri negara yang lainnya.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi penerus bangsa, terutama
pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang sudah
seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah
kian modern ini.
3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan yuridis
konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai dasar
negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara yang ada
pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat
yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi sudah diatur dalam
UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang menyatakan, isi kurikulum setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan.

4. Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,


menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai, hakikat
pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang berketuhanan
dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika manusia itu merupakan makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat (yang
menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan
konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula kekuasaan
negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat
negara. Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam
pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek penyelenggaraannya,
negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam sistem perundang-undangan yang
ada di Indonesia.

Point Utama Isi Pidato Ketiga Presiden Yang Terkait Dengan Pembinaan Kesadaran Masyarakat dan Aparatur
Dalam Menghayati Dan Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara :

1. Bj Habibie
Pancasila sebagai "grundnorm" (norma dasar) yang mampu menjadi payung kebangsaan yang menaungi
seluruh warga yang beragam Suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa, agama, dan afiliasi politik. Pancasila
adalah dasar negara yang akan menjadi pilar penyangga bangunan arsitektual yang bernama Indonesia. Yang
tetap ada dan tak akan menyertai kepergian sebuah era pemerintahan.

2. Megawati Soekarno Putri


Pancasila dengan spirit kelahiran nya bukan sebatas konsep ideologis, tetapi pancasila sekaligus menjadi
sebuah konsep etis. Kita harus menjadikan pancasila sebagai sumber pedoman dalam hidup bernegara, bahwa
pancasila adalah penuntun arah sebuah bangsa.

3. Susilo Bambang Yudhoyono

Pancasila harus kita revitalisasikan dan aktualisasikan, sebagai dasar ideologi negara dan sekaligus sebagai
rujukan dan inspirasi bagi upaya menjawab berbagai tantangan kehidupan bangsa. Melakukan revitalisasi
Pancasila melalui cara-cara yang efektif dan perlu kita garis bawahi melalui edukasi, sosialisasi, dan
keteladanan. Pancasila bukanlah doktrin yang dogmatis, tetapi sebuah living ideology, sebagai working ideology.
Sebagai ideologi yang hidup dan terbuka, Pancasila akan mampu melintasi dimensi ruang dan waktu.

Anda mungkin juga menyukai