Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN KE-1

PENDAHULUAN:

Materi pada perkuliahan ke satu ini diarahkan Mahasiswa mampu menjelaskan latar
belakang Pendidikan Pancasila, landasan historis, landasan yuridis, filosofis dan kutural, serta
tujuan Pendidikan Pancasila.

Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang Pendidikan Pancasila, landasan


historis, landasan yuridis, filosofis dan kutural, serta tujuan Pendidikan Pancasila .

DESKRIPSI SINGKAT MATERI:

a. Latar belakang Pendidikan Pancasila

b. Landasan historis, yuridis, filosofis dan kultural

c. Kaitan sistem pendidikan nasional, tujuan dan cita-cita nasional

d. Tujuan Pendidikan Pancasila

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi mahasiswa
mampu menjelaskan latar belakang Pendidikan Pancasila, landasan historis, landasan yuridis,
filosofis dan kutural, serta tujuan Pendidikan Pancasila.

Secara khusus, materi ini akan membekali mahasiswa mampu menjelaskan latar
belakang Pendidikan Pancasila, landasan historis, landasan yuridis, filosofis dan kutural, serta
tujuan Pendidikan Pancasila.
PENYAJIAN:

Latar Belakang Pendidikan Pancasila

1. Dasar Pemikiran Pancasila

Dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila dinyatakan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia yang secara resmi ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
yang diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No 7 tanggal 15 Febuaru 1946.

Dalam perjalanan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara


Republik Indonesia mengalami berbagai macam interprestasi dan manipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa. Dengan lain perkataan dalam kedudukannya sebagai
pandangan hidup dan dasar negara seringkali direduksi, dibatasi, dan dimanipulasi demi
kepentingan politik penguasa saat itu.

Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa
lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan
bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Pandangan demikian akan melemahkan
peranan Ideologi Pancasila pada masa refirmasi dan akan melemahkan peranan Ideologi
Pancasila pada masa reformasi dan berakibat sangat fatal bagi Bangsa Indonesia yaitu
melemahnya kepercayaan rakyat terhadap Ideologi Pancasila, yang pada gilirannya akan
mengancam semangat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang telah lama dibina,
dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.

Pancasila merupakan roh kehidupan yang menjiwai semangat bangsa Indonesia


sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan jangan hanya karena tenggelam dalam euforia
reformasi kemudian kita alergi dan mengabaikan Pancasila sebagai sumber demokrasi dan
kekuatan pemersatu bangsa.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai
warga negara untuk mengembangkan serta mengkaji Pancasila sebagai suatu karya besar
bangsa kita yang setingkat dengan ideologi-ideologi besar dunia lainnya seperti misalnya
Liberalisme, Sosialisme dan Komonisme.
2. Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila


memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi
segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari,
dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
(https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-
negara-indonesia/)

3. Interpretasi dan Manipulasi Politik

Menurut Dr. H. Kaelan, M.S., secara filosofis, bangsa indonesia sebelum mendirikan
negara merupakan suatu bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan
kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Adapun syarat
mutlak suatu negara yaitu adanya persatuan yang diwujudkan dalam bentuk rakyat. Sehingga
secara filosofis negara berkesatuan dan berkerakyatan. Bentuk konsekuensi yang harus
diterima bahwa rakyat merupakan dasar ontologis demokrasi, sebab rakyat adalah asal mula
kekuasaan negara. Dalam hal ini, rakyat memiliki kekuatan untuk mengatur dan menentukan
suatu kebijakan yang akan merugikan dan menyengsarakan kaum proletar. Namun, rakyat
juga harusnya jeli dalam melihat dan membaca situasi. Saat ini banyak kaum provokator yang
memanfaatkan emosional rakyat untuk kepentingan pribadi.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kakuasaan yang berlindung dibalik
legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain, dalam kedudukan seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik
penguasa pada saat itu.Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara, Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik
sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kakuasaan yang berlindung
dibalik legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain, dalam kedudukan seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik
penguasa pada saat itu. (https://eltimzone.wordpress.com/2012/06/10/manipulasi-pancasila-
sebagai-dasar-filsafat-masa-kini/ dalam Manipulasi Pancasila sebagai Dasar Filsafat Masa
Kini Verawati Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Berlindung dibalik legitimasi
id Negara Gerakan Reformasi Tap MPR XVIII/98 Penataran P4 dihapuskan Dampak
dicabutnya Penataran P4 Penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila/ideologi Negara menjadi
lemah Nilai-nilai yang dipaksakan/tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila, Pancasila
hasil karya kebudayaan modern BI yang besar

4. Visi

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai & pedoman


penyelenggaraan dlm mengantarkan mhs mengembangkan kepribadiannya selaku warga
negara yg pancasilais.

5. Misi

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi membantu mahasiswa agar mampu


mewujudkan nilai-nilai dasar Pancaila serta kesadaran bermasyarakat, berbangsa & bernegara
dlm menerapkan ilmunya serta bertanggungjawab terhadap kemanusiaan dan tanah air.
6. Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis

Bangsa Indonesia melalui sejarah yang sangat panjang sejak zaman kerajaan Kutai,
pajajaran, kalingga, sriwijaya, majapahit,sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa indonesia selama kurang lebih empat setengah abad. Beratus-ratus tahun
lalu bangsa indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya
sebagai suatu bangsa yangt merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul
dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.

Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarahnya bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakteristik bangsa
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para sifat dan karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu
rurmusan sederhana meliputi lima prinsip, yang kemudian diberi nama Pancasila. Secara
historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri. Dengan demikian asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari
diri bangsa Indonesia sendiri. (Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila)

Dengan demikian menjadi jelas bahwa Pancasila ini sebagai dasar filsafat negara serta
ideologi bangsa dan negara bukannya suatu ideologi yang menguasai bangsa Indonesia,
namun justru nilai-nilai sila dari pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia
sendiri. Dapat juga diidefinisikan, bahwa pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak nenek moyang, yang diyakini kebenarannya dan yang
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak
terombang-ambing dalam kancah pergaulan Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas
serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan


hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada satu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsaitu sendiri. Nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual
kampus sudah seharusnyauntuk mendalami serta mengembangkan sesuai denga tuntutan
jaman.

3. Landasan Filosofis

Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Dengan demikian merupakan keharusan moral dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat
dan bernegara, setiap bangsa Indonesia dapat mewujudkannya.

Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai
Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan
termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila
merupakan merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan
keamanan.

7. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan Pendidikan pancasila:

1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang


bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.

2. Menghantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan


kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.

3. Menghantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan


perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.

4. Menghantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah


dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila yang berhasil akan memelihara sikap mental cerdas, bertanggung
jawab dari peserta didik dengan prilaku :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mendukung persatuan bangsa.

4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan


perorangan.

5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.

Sekilas perjuangan bangsa Indonesia melawan Jepang

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


MELAWAN SISTEM PENJAJAH

Asal Mula bangsa dan Masa Kejayaan Nasional

Tahap berdirinya Negara Kebangsaan

Sebelum datangnya impreialisme barat, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang


merdeka, dan hidup dalam suatu negara kerajaan yang bebas merdeka dan berdaulat. Menurut
catatan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan nasional, yaitu berdirinya
negara-negara nasional.

Negara nasional yang dimaksud adalah kerjaan Sriwijaya dan Majapahit. Berdirinya
kedua kerajaan tersebut menjadi tonggak penting mewujudkannya bangsa Indonesia yang
menegara, berdaulat, bersatu, punya wialayah yang meliputi nusantara dan menjalin
hubungan negara-negara lain. Tata pemerintahan berdasar musyawarah dan upaya keadilan
sosial telah merupakan asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia.

Berikut Tahap berdirinya Negara Kebangsaan :

4. Zaman Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (600-1400)

5. Zaman Majapahit (1293-1525)


6. Republik Indonesia (17-08-45)

Pembuktian akan hal ini dapat ditemukan dalam berbagai prasasti seperti Telaga Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi,Talang Tuo dan Kota Kapur. Demikian juga dalam buku
Nrgarakertagama karangan Mpu Tantular istilah Pancasila digunakan di samping dalam
artian “berbatu sendi lima”, juga berarti “pelaksanaan kesusilaan yang lima”

 Perjuangan, Penjajah Barat dan Perlawanan Bangsa Indonesia (Abad XVII-XX)

Mengahadapi kedatangan Imprialisme barat, Bangsa Indonesia senantiasa melakukan


perlawanan-perlawanan yang awalnya berbentuk kedaerahan kemudian bersifat nasional.
Penindasan colonial di satu sisi merupakan dan mengakibatkan pendertitaan rakyat, namun di
pihak lain, secara tidak sengaja mempersatukan rakyat Indonesia yang bersifat majemuk di
bawah satu “political unity”. Dalam kesatuan inilah berkembang suatu kesadaran bangsa
sehingga patriotisme-patriotisme local dipersatukan menjadi patriotism nasional. Melihat ciri-
ciri perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap mereka, dapat dibagi menjadi
dua tahap, perjuangan sebelum abad XX dan perlawanan sejak awal xx yang kita kenal
sebagai Pergerakan Nasional.

Perjuangan Sebelum Abad XX

Orang Eropa pertama yang dating di Indonesia ialah bangsa Portugis. Sejak perempat
pertama abad 16 sampai 1602. Belanda berhasil mengalahkan kekuasaan Portugis dan
menguasai Indonesia sampai 1807-1811 Indonesia dikuasai olaeh Prancis dan tahun 1811-
1816 Inggris berhasil merebut kekuasaan di Indonesia dari tangan penguasa Prancis. Sebagai
penjajah terakhir terhadap bangsa Indonesia ialah Jepang yang menjajah Indonesia sejak
1942-1945.

Tercatat banyak perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia seperti perang
Malaka, perang Ternate, perang Ambon, perlawanan Banten, perang Makasar, perlawanan
senopati, perang Maluku, perang Palu, perang Dipenogoro, perang Aceh, perang Tapanuli
dan lain-lain.

Semua peperangan yang dilakukan untuk mengusir penjajah tidak berhasil disebabkan
oleh beberapa hal :

Perjuangan dilakukan secara seporadis dan dalam waktu yang tidak sama.
Tidak ada koordinasi antara satu perjuangan dengan perjuangan yang lainnya dalam
mengadakan perlawanan.

Penjajah asing telah mempergunakan persenjataan yang lebih modern (senjata api),
sedangkan bangsa Indonesia menggunakan senjata tradisional.

Penjajah berhasil mengadakan politik adu domba dan politik pecah belah (devide et
impera).

Dari urutan di atas dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri perjuangan bangsa
Indonesia sebelum abad XX sebagai berikut :

Dilakukan dengan perjuangan fisik /peperangan

Dipimpin oleh bangsawan/Raja atau Ulama (pimpinan kharismatik)

Bersifat local atau kedaerahan

Mempunyai tujuan untuk mengusir penjajah.

 Perjuangan Sejak Abad XX

Memasuki abade XX para pemuda cerdik pandai yang merupakan produk etische
politiek, melihat bahwa perjuangan yang dilakukan sebelum abad xx sulit untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Mereka berkesimpulan bahwa cara perjuangan merebut kemerdekaan
perlu menggunakan strategi baru. Strategi yang mereka dimaksudkan adalah bahwa
perjuangan merebut kemerdekaan harus menggunakan organisasi modern sebagai alat
perjuangan

Pada tanggal 20 Mei 1908 beberapa pemuda bangsa indonesia mendirikan organisasi
Budi Utomo yang diketuai oleh Soetomo. Lahirnya Budi Utomo merupakan pertanda
dimulainya era pergerakan lainnya seperti : Serikat Islam (berdiri 1911 oleh H Samanhudi),
Muhamadiyah (berdiri 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan), Perkumpulan Politik Katolik
(didirikan tahun 1925 oleh I.J. Kasimo), Nahdatul Ulama (berdiri tahun 1926oleh K.H.
Wachid Hasyim dan K.H Masykur), Partai Komunis Indonesia (sebagai penjelmaan dari
ISDV berdiri tahun 1920), Partai nasional Indonesia ( berdiri 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno)
dan banyak partai lainnya seperti Perhimpunan Indonesia (di Negeri Belanda) PNI Baru,
Partindo, Parindra, Gerindo dan lain-lain.
 Sumpah pemuda

Disamping organisasi-organisasi pergerakan diatas, para pemuda tidak mau


ketinggalan, mereka mendirikan organisasi-oeganisasi sendiri. Sayang pada saat itu
organisasi mereka lebih berorientasi kedaerahan (Jong Java, Jong Sunda, Jong Ambon, Jong
Selebes dan lain-lain). Dalam rangka mempersatukan organisasi-organisasi tersebut pada 30
april-02 Mei 1926 mereka mengadakan kongres pemuda I yang kemudian dilanjutkan dengan
kongres pemuda II yang berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Dari kongres yang
kedua inilah lahir sebuah ikrar bersama yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda yang isinya :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Perjuangan Bangsa Indonesia dimasa Penjajahan Jepang.

Dalam rangka memenuhi ambisinya menguasai Asia Timur Raya, pada tanggal 7
Desenber 1941, Jepang melancarkan perang pasifik (Perang Asia Timur Raya). Pada tanggal
7 Desember 1941 angkatan udara jepang membombardir Pearl Harbour. Angkatan perang
Jepang terus bergerak ke selatan, tanpa ada kekuatan yang menandinginya, satu persatu
Negara yang ada dikawasan pasifik jatuh ketangannya.

Pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di
Kalijati Subang, Jawa Barat. Sukses Jepang tersebut di samping persiapannya yang matang,
serta kekuatan dan semangat pasukannya yang prima,keampuhan propaganda Jepang yang
menyaratakan bahwa gerakan Jepang ditujukan untuk membebaskan bangsa-bangsa Asia dari
penjajahan Barat, mendapat dukungan yang luas dari rakyat Asia.

Kedatangan pasukan Jepang di Indonesia disambut gembira oleh bangsa Indonesia.


Mereka menyambut sambil membawa bendera merah putih serta menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Namun ternyata semua propaganda Jepang di atas hanya tipuan belaka.
Beberapa saat setelah pasukan Jepang mendarat di Jawa, sikapnya yang dulu ramah dan
simpatik, berubah menjadi keras, bengis dan kejam terhadap rakyat.

Di dalam memperkuat kedudukannya di Indonesia, Jepang mendirikan apa yang


dikenal dengan sebutan gerakan 3A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan
Nippon Pemimpin Asia). Untuk memimpin gerakan tersebut diangkat Mr. Sjamsudin.
Gerakan 3A dinilai gagal, karenanya gerakan 3A dibubarkan dan diganti oleh Putera (Pusat
Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal Soekarno, Hatta, Ki Hajar
Dewantara dan K.H. Masykur. Karena tidak memenuhi harapan pemerintah Jepang,
PUTERA pun dibubarkan dan digantikan oleh Gerakan Kebaktian Rakyat Jawa. Didalam
memobilisasi pemuda untuk membantu kekuatan pasukan Jepang, dibentuknya Heiho (Tenta
Regular) dan PETA (Pasukan Sukarela).

Anda mungkin juga menyukai