Anda di halaman 1dari 3

Nama:Marta IsaBella Pista

Npm:0119103011

1 .Sebagai gereja masa kini, bagaimana caranya untuk memberitakan injil


seperti yang diperintahkan Yesus Kristus dalam Matius 28:19-20

Diera masa kini,atau zaman modern /digital kita harus tetap melaksanakan
amanat agung Tuhan.bukannya malah makin mudah ya dari pada
kesulitan.karna kita disuport oleh kecanggihan era digital.Bagaimana cara
nya memberitan injil dimasa geraja saat ini,yaitu

Pelayanan Digital dan Digitalisasi Pelayanan Konsep pemuridan di masa era


digital tidak lagi harus sekonvensional dulu, di mana pada saat ini orang
dengan mudah dihubungkan (sekaligus dipisahkan) oleh teknologi digital.
Pemuridan dapat dilakukan melalui pengadopsian atau pemanfaatan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan gereja serta dunia pelayanan. Gereja
tidak sekadar mengikuti arus namun lebih kepada memanfaatkan sebagai
media. Setiap zaman memiliki kebutuhannya masing-masing, sehingga gereja
harus dapat membacanya sebagai kesempatan untuk menciptakan peluang
dalam melayani. Jadikan murid atau memuridkan berarti menciptakan sebuah
proses dialogis antara seorang guru dan murid; ada komunikasi yang tentu
menjadi ikon kehidupan di era digital. Pemuridan di era digital tidaklah perlu
dipaksakan dalam bentuk-bentuk konvensional. Gereja harus fleksibel dan
update, berupaya melakukan digitalisasi pelayanan, sehingga dapat menjawab
sebuah kebutuhan rohani di sana. Pergilah dapat dimaknai secara konteks era
digital sebagai bentuk mengarungi (browse) samudra atau dunia internet.
Gereja harus cepat mejawab tantangan dan kebutuhan ini, karena jika tidak
akan tertinggal dengan gerak atau percepatan dunia yang semakin melaju.
Pergilah bermakna pada bagaimana gereja saat ini melakukan kegiatan
pemuridan dengan menghampiri melalui ―dunia‖ melalui kemajuan
teknologi yang ada. Selain itu, komponen lain dalam amanat agung seperti
pengjaran mendapatkan porsi yang signifikan dalam penggunaan kemajuan
teknologi dan digitalisasi. Pelayanan pengajaran tidak lagi menggunakan
format konvensional yang hanya berkutat pada pola printing-oriented
melainkan menggunakan produk-produk digitial yang sudah dapat dirasakan
menyentuh seluruh aspek hidup manusia. Kemajuan teknologi harus
dibarengi dan diimbangi dengan program-program aplikatif yang dapat
memuat nilai-nilai edukasi iman Kristen. Amanat agung Matius 28:18-20
tidak lagi dipahami sesempit hanya melakukan tindakan penginjilan
semata14, sekalipun penginjilan pun dapat mengadopsi penggunaan
teknologi digital sebagai media penyampaian berita baik. Orang-orang
Kristen harus mampu bersinergi dengan kekuatan jemaat awam yang pakar
dalam bidang teknologi, untuk membangun sebuah bentuk pelayanan yang
menggunakan teknologi ini. Gereja dapat menggandeng semua kekuatan
jemaat yang memiliki basis pengetahuan dan ilmu (kemampuan) penggunaan
teknologi untuk membangun bahkan menciptakan bentuk-bentuk pelayanan
yang berorientasi pada teknologi digital. Daerah-daerh perbatasan bahkan
hingga pelosok dan pedalaman bukan lagi menjadi wilayah yang asing
terhadap internet. Jangkauan yang begitu luas telah memberikan sebuah
peluang terbentuknya sebuah budaya masyarakat yang tidak lagi berorientasi
pada alat-alat tradisional, bahkan dalam konteks beribadah. Jangkauan
internet yang telah menembus semua sekat-sekat yang sulit dijangkau
membuat pelayanan dalam rangka mengaktualisasikan amanat agung dapat
dilakukan dengan maksimal. Pada akhirnya, aktualisasi amanat agung dalam
dunia kemajuan teknologi dan era digitalisasi harus memperhatikan esensi
dari konseptual amanat agung tersebut, dan mempertimbangkannya dalam
berbagai konsekuens perubahan zaman. Karena Alkitab berlaku bagi setiap
zaman, namun tidak memaksakan sebuah konsep yang kontra perubahan dan
pergeseran zaman di mana gereja ada dan hidup. Artinya, nilai-nilai
konseptualisasi yang diejawantah dari teks masa lalu tetap harus
mempertimbangkan pergeseran perubahan komponen zaman.

2. Apa saja tantangan dalam memberitakan injil pada masa sekarang


(Tantangan dari dalam gereja itu sendiri, dan tantangan dari luar gereja).

Tantangan didalam gereja


1.membawa jemaat untuk ikut masuk semua dalam hadirat Tuhan bagaimana
menciptakan situasi gereja yang harmonis untuk saling memuji dan
menyembah Tuhan.
Perpecahan gereja karena masalah uang, beda penafsiran, perbedaan
kepentingan kelompok dan sebagainya (1 Korintus 3: 3). Perpecahan harus
terjadi untuk melihat siapakah yang tahan uji. Tetapi, jangan sampai kitalah
yang menjadi sumber perpecahan itu. Kita harus ingat sebenarnya Yesus
tidak menghendaki perpecahan (Matius 12:25).

Tantangan diluar gereja


Tantangan Individualisme
Manusia super sibuk dengan dunianya masing-masing. Contohnya adalah
generasi millennial sering bergantung pada alat gadget tercanggih. Sehingga
gadget sudah menjadi alats ‘berhala’ model baru. Terlihat dari setiap jemaat
jarang membawa printed bible sebab Alkitabnya sudah menjadi digital
bible di HP atau Ipad. Bahkan lebih menyedihkan selama kebaktian
berlangsung, mereka tetap bermain media sosial, seperti Facebook,
Instagram, dan sebagainya. Inilah permulaan hedonisme dan materialisme
yang sering dilakukan oleh orang Kristen (Yakobus 4:1 – 5:6; 1 Yohanes 2 :
15-17).

Maraknya berbagai ajaran sesat dan bidat yang memiliki aliran-aliran sesat,
seperti Gnostik, Mormonisme, Christian Science, Saksi Yehova dan
sebagainya. Hal ini bertentangan dengan peringatan Yesus terhadap murid-
muridNya
Dan masih banyak lainnya

Anda mungkin juga menyukai