Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN KE-6

PENDAHULUAN:

Materi pada perkuliahan ke tiga ini diarahkan mampu menjelaskan mengaplikasikan


secara kritis dan objektif pengertian, makna dan fungsi ideologi, Pancasila sebagai ideologi
nasional dan permasalahan sebagai orientasi pendidikan pancasila agar menjadi pedoman
berkarya lulusan Perguruan Tinggi.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan secara kritis dan objektif
pengertian, makna dan fungsi ideologi, dan Pancasila sebagai ideologi nasional pengertian,
makna dan fungsi ideologi, Pancasila sebagai ideologi nasional dan permasalahan sebagai
orientasi pendidikan pancasila agar menjadi pedoman berkarya lulusan Perguruan Tinggi.

DESKRIPSI SINGKAT MATERI:

Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian :

a. Pengertian, makna dan fungsi ideologi;


b. Pancasila sebagai ideologi nasional;
c. Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai ideologi.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi Mahasiswa mampu
menjelaskan dan mengaplikasikan secara kritis dan objektif pengertian, makna dan fungsi
ideologi, dan Pancasila sebagai ideologi nasional dan permasalahan di Perguruan Tinggi.
Meyakini nilai –nilai pengertian, makna dan fungsi ideologi, dan Pancasila sebagai ideologi
nasional dan permasalahan sebagai orientasi pendidikan pancasila agar menjadi pedoman
berkarya lulusan Perguruan Tinggi.
Secara khusus, materi ini akan membekali Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengaplikasikan secara kritis dan objektif pengertian, makna dan fungsi ideologi, dan Pancasila
sebagai ideologi nasional dan permasalahan sebagai orientasi pendidikan pancasila di Perguruan
Tinggi. Meyakini nilai – nilai Pancasila sebagai orientasi agar menjadi pedoman berkarya
lulusan Perguruan Tinggi.

PENYAJIAN :

IDEOLOGI

A. Pengertian

 Ideologi : “a system of ideas”

1. Suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam, tentang bagaimana
yang sebaik-baiknya, yang secara moral dianggap adil dan benar, mengatur tingkah laku
mereka dalam berbagai segi kehidupan duniawi

2. Suatu sistem atau pola berpikir manusia didalam menanggapi dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat.

B. Ideologi Pancasila

1. Berfungsi sebagai ajaran tentang ide-ide atau cita-cita yang diyakini


kebenarannya, disusun secara sistematis, disertai petunjuk-petunjuk untuk
mewujudkan cita-cita tersebut

2. Sebagai seperangkat nilai-nilai yang dirumuskan secara sistematis, rasional,


teratur, konsisten, sebagai dasar struktur seluruh dimensi kehidupan bangsa untuk
mewujudkan cita-cita bangsa.

2
C. Hubungan Ideologi dengan Filsafat

> Ideologi = Belief System

> Filsafat = Knowledge System,bersifat refleksif,sistematis

dan kritis

1. Ideologi tidak ditunjukan kepada masalah kebenaran pengetahuan atau bobot kebenaran
secara internal, tetapi kepada kepentingan yang sipatnya praktis dan konkrit

2. Ideologi merupakan petunjuk pelaksanaan bagi filsafat, memberikan arah dan bimbingan
yang lebih konkrit

PANDANGAN HIDUP PANCASILA

A. Pengertian

1. Pandangan Hidup

> Pandangan seseorang, masyarakat atau bangsa yang berisi nilai-nilai dan norma-
norma sosial yang menjadi landasan pokok tata hidup suatu masyarakat dan telah
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu realitas

2. Ideologi

> Pandangan hidup yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai sebagai
pedoman untuk membentuk tata hidup masyarakat yang dianggap ideal atau yang dicita-
citakan.

B. Manfaat

1. Kekokohan dalam mencapai tujuan

2. Pedoman dalam pemecahan masalah

3. Pembangunan diri

3
C. Isi Pandangan Hidup

1. Konsep dasar pikiran / gagasan

2. Kristalisasi nilai

3. Way of life, weltanschauung

4. Mempersatukan Bangsa Indonesia

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

TANTANGAN IDEOLOGIS MASA DEPAN KONSISTENSI, KONTEKSTUALISASI


DAN AKTUALISASI

1. Pancasila sebagai sistem nilai

a. Nilai dasar (fundamental)

b. Nilai instrumental (operasional)

c. Nilai praksis

 Penjelasan

● Nilai dasar

 Bersifat tetap, tidak berubah

 Terdapat pada lima sila PS

● Nilai instrumentas :

 Penjabaran dari nilai dasar

 Sifatnya dapat berubah, menyesuaikan diri terhadap


dinamika masyarakat

● Nilai praksis

4
2. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

a. Pengertian

 Ideologi terbuka adalah berkembang secara dinamis dan konseptual di


dalam dunia modern, merupakan pengertian dari

b. Dasar pemikiran

 Dari UUD 1945 bagian penjelasan

c. Faktor’s yang mempengaruhi

 Dinamika masyarakat

 Bangkrutnya ideologi komunis yang tertutup

 Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara

3. Mengatasi kekakuan ideology

4. Urgensinya keterbukaan ideologi

a. Menyadari bahwa nilai dasar bersifat tetap

b. Penerapannya menjadi nilai instrumental dan nilai praksis berkembang secara


dinamis dan konseptual di dalam dunia modern.

5. Implikasi

a. Menghilangkan kekhawatiran bahwa PS akan menjadi ideologi yang usang

b. Penyesuaian nilai instrumental dan nilai praksis secara konseptual

c. Pengembangan nilai’s baru

5
6. Pembatasan

a. Tidak mengganggu stabilitas nasional yg dinamis

b. Larangan thd Marxisme, Leninisme dan Komunisme

c. Larangan thd pandangan ekstrim lainnya

d. Penciptaan norma melalui konsensus

7. Pancasila ideologi modern, memenuhi dimensi :

a. Idealisme

b. Realita

c. fleksibilitas

8. Perbedaan hierarkhi dan hubungan antar nilai’s

a. Penjelasan dari UUD’45

1. UUD à aturan-aturan pokok

2. Undang-Undang à aturan penyelenggaraan

b. Perumusan secara konseptual ideologis :

1. UUD à Nilai dasar

2. Undang-Undang à Niliai instrumental

1. Untuk memberikan tempat kepada dinamika kehidupan masyarakat

c. Posisi nilai praksis

1. Bagian Penjelasan UUD 1945

1. Semangat para penyelenggara negara

1. Meskipun UUD bersifat kekeluargaan, tetapi kalau


pelaksanaannya berjiwa liberal

2. Meskipun UUD tidak sempurna

6
2. Praksis tidak sama dengan Praktek

1. Praksis à proses refleksi, menjabarkan nilai secara taat azas =


based on values

Praktek à dapat bersifat “value free”

9. Tolok ukur kandungan nilai-nilai

Dibedakan dari tingkat abstraksinya

a. Nilai dasar

 Abstrak, umum, tidak terikat ruang dan waktu, abadi

 Kandungan kebenaran àaksioma

 Kandungan nilai à cita’s, tujuan, tatanan dasar, ciri khas

b. Nilai Instrumental

 Penjabaran dilai dasar à kinerjanya untuk kurun waktu dan kondisi


tertentu

 Bersifat “kontekstual” à sesuai dengan tuntutan jaman

 Kandungan nilai à kebijaksanaan, strategi, rencana, sistem, program

 Kontekstualisasi dari nilai dasar

c. Nilai Praksis

1)  sedemikian rupa sehingga dapat dipakai sebagai pedoman untuk 


membentuk tata hidup
2) pada tempat dan kondisi tertentu
3) Perbandingan kekuatan nilai instrumental >< situasi dan kondisi khusus
4) Pertarungan antara Idealisme dan realita yang tidak sepenuhnya dapat
dikuasai à kontak secara langsung dengan kondisi obyektif
5) Dalam kondisi darurat, kondisi obyektif dapat terjadi tidak memungkinkan
pelaksanaan nilai dasar dan nilai instrumental secara taat azas

7
6) Dari aspek ideologi : ideologi dapat mempunyai rumusan yang ideal, logis
dan konsisten pada tahap ND dan NI, tetapi jika pada nilai praksisnya tidak
dapat diwujudkan, ideologi dapat kehilangan kredibilitasnya.
7) Pertarungan antara Idealisme dan realita yang tidak sepenuhnya dapat
dikuasai à kontak secara langsung dengan kondisi obyektif

 Dalam kondisi darurat, kondisi obyektif dapat terjadi tidak memungkinkan


pelaksanaan nilai dasar dan nilai instrumental secara taat azas

 Dari aspek ideologi : ideologi dapat mempunyai rumusan yang ideal, logis
dan konsisten pada tahap ND dan NI, tetapi jika pada nilai praksisnya
tidak dapat diwujudkan, ideologi dapat kehilangan kredibilitasnya.

10. Letak ND, NI dan NP

1. Nilai Dasar

1. Tercantum di dalam hukum dasar tertulis :

2. Pembukaan, Batang Tubuh, Penjelasan

3. Suasana kebatinan dari UUD

4. Ditafsirkan secara otentik

5. Menghindari kekeliruan historis dan konseptual

2. Nilai Instrumental

1. Tercantum dalam seluruh dokumen yang menindaklanjuti UUD

2. Wewenang MPR, Presiden, DPR

3. Tidak boleh bertentangan dengan induknya

4. Masih banyak yg belum sesuai dgn nilai Pancasila

3. Nilai Praksis

1. Wujud penerapan nilai-nilai Pancasila baik tertulis maupun lisan

8
2. Terkandung dalam kenyataan sehari-hari à cara bagaimana kita
melaksanakan Pancasila

Kritik dalam masyarakat : terhadap nilai praksis yang tidak sesuai dengan nilai dasarnya

11. Kesimpulan

a. Pancasila sebagai ideologi terbuka sudah terdapat dalam bagian penjelasan UUD’45
secara tersirat

b. Terdapat Aturan Pokok (ND), Aturan Penyelenggaraan (NI) dan Semangat para
penyelenggara negara (NP)

c. Rumusan secara konseptual tahun 1985

d. Perbedaan konseptual dalam tiga tataran nilai (ND, NI. dan NP) untuk : melayani
dinamika masyarakat, menjernihkan wawasan dan untuk dapat mengamalkan secara
konsisten, kontekstual dan aktual.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alfian,Dalam Pancasila Sebagai Ideologi.Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Kehidupan


Politik.Jakarta:BP-7 Pusat 1991.

Budiarjo,Miriam.DasarIlmuPolitik.JakartaGramediaPustakaUtama 1991.

Bakry,Noor MS. Oriental FilsafatPancasila. Yogyakarta,Liberty,1990.

Bakry,Noor MS. PancasilaYuridisKenegaraan. Yogyakarta,Liberty,1994

Darmodiharjo,csDarji.SantiajiPancasila. Surabaya : Usaha Nasional, 1981.

Darmodiharjo, Darji. Mimbar BP-7.PengertianNilai, Norma, Moral, Etika, Pandangan


Hidup.Jakarta: BP-7 Pusat,1995/1996,No.76.

Djuharno,Hasanudin.PancasiladanUndang-UndangDasar 1945.Bandung,1989.

KMKLU Universitas Kristen Maranatha,DiktatKuliahPendidikan Pancasila,2009.

Hatta,Mohamad cs. UraianPancasila. Jakarta: Mutiara,1980.

Kaelan,M.S, PancasilaSebagaiFilsafat,PancasilaSebagaiEtikaPolitik,
ParadigmaBermasyarakat, BerbangsadanBernegara.
Paradigma Yogyakarta,2003.

LaboratoriumPancasila IKIP Malang.GlossariumSekitarPancasila.


Surabaya : Usaha Nasional, 1981.

Mubyarto.DalamPancasilaSebagaiIdeologi. PncasilaSebagaiIdeologiDalam
KehidupanKebudayaan. Jakarta BP-7 Pusat,1981.

10
Notosusanto, Nugroho. Proses PerumusanPancasilaDasar Negara, Jakarta : PN Balai
Pustaka,1981.

Poespowardojo, soerjanto.FalsafahPancasila. Jakarta Gramedia,1991.

Sumantri, Sri.ProsedurdanSistemPerubahanKonstitusi,Bandung,Alumni 1979.

Suseno, Franz Magins. EtikaPoltik. Jakarta Gramedia,1988.

Tim PenyuntingSetneg. RisalahSidang BPUPKI, PPKI,


Jakarta :Sekertaris Negara R.I, 1992.

Wahjono, Padmo (ed) Masalah-MasalahAktualKetatanegaraan. Jakarta, Yayasan


Wisma Djokosutarto,SH.,1991.

11

Anda mungkin juga menyukai