Anda di halaman 1dari 30

PERTEMUAN KE-1

PENDAHULUAN:

Materi pada perkuliahan ke satu ini diarahkan Mahasiswa mampu menjelaskan latar
belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, landasan historis, landasan yuridis,
filosofis dan kutural, serta tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Masa
Kejayaan Nasional, Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah

Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang Pendidikan Pancasila, landasan


historis, landasan yuridis, filosofis dan kutural, serta tujuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Masa Kejayaan Nasional, Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan
Penjajah.

DESKRIPSI SINGKAT MATERI:

a. Latar belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

b. Landasan historis, yuridis, filosofis dan kultural

c. Kaitan sistem pendidikan nasional, tujuan dan cita-cita nasional

d. Tujuan Pendidikan Pancasila

e. Masa Kejayaan Nasional

f. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi mahasiswa
mampu menjelaskan latar belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, landasan
historis, landasan yuridis, filosofis dan kutural, serta tujuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Masa Kejayaan Nasional, Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan
Penjajah.
Secara khusus, materi ini akan membekali mahasiswa mampu menjelaskan latar
belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Masa Kejayaan Nasional, Perjuangan
Bangsa Indonesia Melawan Penjajah.

PENYAJIAN:

Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1. Dasar Pemikiran Pancasila dan Kewarganegaraan

Dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila dinyatakan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia yang secara resmi ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
yang diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No 7 tanggal 15 Febuaru 1946.

Dalam perjalanan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara


Republik Indonesia mengalami berbagai macam interprestasi dan manipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa. Dengan lain perkataan dalam kedudukannya sebagai
pandangan hidup dan dasar negara seringkali direduksi, dibatasi, dan dimanipulasi demi
kepentingan politik penguasa saat itu.

Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa
lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan
bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Pandangan demikian akan melemahkan
peranan Ideologi Pancasila pada masa refirmasi dan akan melemahkan peranan Ideologi
Pancasila pada masa reformasi dan berakibat sangat fatal bagi Bangsa Indonesia yaitu
melemahnya kepercayaan rakyat terhadap Ideologi Pancasila, yang pada gilirannya akan
mengancam semangat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang telah lama dibina,
dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.

Pancasila merupakan roh kehidupan yang menjiwai semangat bangsa Indonesia


sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan jangan hanya karena tenggelam dalam euforia
reformasi kemudian kita alergi dan mengabaikan Pancasila sebagai sumber demokrasi dan
kekuatan pemersatu bangsa.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai
warga negara untuk mengembangkan serta mengkaji Pancasila sebagai suatu karya besar
bangsa kita yang setingkat dengan ideologi-ideologi besar dunia lainnya seperti misalnya
Liberalisme, Sosialisme dan Komonisme.

2. Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila


memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi
segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari,
dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
(https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-
negara-indonesia/)

3. Interpretasi dan Manipulasi Politik


Menurut Dr. H. Kaelan, M.S., secara filosofis, bangsa indonesia sebelum mendirikan
negara merupakan suatu bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan
kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Adapun syarat
mutlak suatu negara yaitu adanya persatuan yang diwujudkan dalam bentuk rakyat. Sehingga
secara filosofis negara berkesatuan dan berkerakyatan. Bentuk konsekuensi yang harus
diterima bahwa rakyat merupakan dasar ontologis demokrasi, sebab rakyat adalah asal mula
kekuasaan negara. Dalam hal ini, rakyat memiliki kekuatan untuk mengatur dan menentukan
suatu kebijakan yang akan merugikan dan menyengsarakan kaum proletar. Namun, rakyat
juga harusnya jeli dalam melihat dan membaca situasi. Saat ini banyak kaum provokator yang
memanfaatkan emosional rakyat untuk kepentingan pribadi.

Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kakuasaan yang berlindung dibalik
legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain, dalam kedudukan seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik
penguasa pada saat itu.Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara, Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik
sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kakuasaan yang berlindung
dibalik legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain, dalam kedudukan seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik
penguasa pada saat itu. (https://eltimzone.wordpress.com/2012/06/10/manipulasi-pancasila-
sebagai-dasar-filsafat-masa-kini/ dalam Manipulasi Pancasila sebagai Dasar Filsafat Masa
Kini Verawati Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Berlindung dibalik legitimasi
id Negara Gerakan Reformasi Tap MPR XVIII/98 Penataran P4 dihapuskan Dampak
dicabutnya Penataran P4 Penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila/ideologi Negara menjadi
lemah Nilai-nilai yang dipaksakan/tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila, Pancasila
hasil karya kebudayaan modern BI yang besar

4. Visi
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai & pedoman
penyelenggaraan dlm mengantarkan mhs mengembangkan kepribadiannya selaku warga
negara yg pancasilais.

5. Misi

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi membantu mahasiswa agar mampu


mewujudkan nilai-nilai dasar Pancaila serta kesadaran bermasyarakat, berbangsa & bernegara
dlm menerapkan ilmunya serta bertanggungjawab terhadap kemanusiaan dan tanah air.

6. Landasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1. Landasan Historis

Bangsa Indonesia melalui sejarah yang sangat panjang sejak zaman kerajaan Kutai,
pajajaran, kalingga, sriwijaya, majapahit,sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa indonesia selama kurang lebih empat setengah abad. Beratus-ratus tahun
lalu bangsa indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya
sebagai suatu bangsa yangt merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul
dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.

Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarahnya bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakteristik bangsa
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para sifat dan karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu
rurmusan sederhana meliputi lima prinsip, yang kemudian diberi nama Pancasila. Secara
historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri. Dengan demikian asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari
diri bangsa Indonesia sendiri. (Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila)

Dengan demikian menjadi jelas bahwa Pancasila ini sebagai dasar filsafat negara serta
ideologi bangsa dan negara bukannya suatu ideologi yang menguasai bangsa Indonesia,
namun justru nilai-nilai sila dari pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia
sendiri. Dapat juga diidefinisikan, bahwa pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak nenek moyang, yang diyakini kebenarannya dan yang
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak
terombang-ambing dalam kancah pergaulan Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas
serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan


hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada satu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsaitu sendiri. Nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual
kampus sudah seharusnyauntuk mendalami serta mengembangkan sesuai denga tuntutan
jaman.

3. Landasan Filosofis

Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Dengan demikian merupakan keharusan moral dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat
dan bernegara, setiap bangsa Indonesia dapat mewujudkannya.

Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai
Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan
termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila
merupakan merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan
keamanan.

4. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan Pendidikan pancasila:

1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang


bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Menghantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.

3. Menghantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan


perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.

4. Menghantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah


dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

Pendidikan Pancasila yang berhasil akan memelihara sikap mental cerdas, bertanggung
jawab dari peserta didik dengan prilaku :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mendukung persatuan bangsa.

4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan


perorangan.

5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.

Sekilas perjuangan bangsa Indonesia melawan Jepang

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


MELAWAN SISTEM PENJAJAH

Asal Mula bangsa dan Masa Kejayaan Nasional

Tahap berdirinya Negara Kebangsaan

Sebelum datangnya impreialisme barat, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang


merdeka, dan hidup dalam suatu negara kerajaan yang bebas merdeka dan berdaulat. Menurut
catatan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan nasional, yaitu berdirinya
negara-negara nasional.

Negara nasional yang dimaksud adalah kerjaan Sriwijaya dan Majapahit. Berdirinya
kedua kerajaan tersebut menjadi tonggak penting mewujudkannya bangsa Indonesia yang
menegara, berdaulat, bersatu, punya wialayah yang meliputi nusantara dan menjalin
hubungan negara-negara lain. Tata pemerintahan berdasar musyawarah dan upaya keadilan
sosial telah merupakan asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia.

Berikut Tahap berdirinya Negara Kebangsaan :

6. Zaman Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (600-1400)

7. Zaman Majapahit (1293-1525)

8. Republik Indonesia (17-08-45)

Pembuktian akan hal ini dapat ditemukan dalam berbagai prasasti seperti Telaga Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi,Talang Tuo dan Kota Kapur. Demikian juga dalam buku
Nrgarakertagama karangan Mpu Tantular istilah Pancasila digunakan di samping dalam
artian “berbatu sendi lima”, juga berarti “pelaksanaan kesusilaan yang lima”

 Perjuangan, Penjajah Barat dan Perlawanan Bangsa Indonesia (Abad XVII-XX)

Mengahadapi kedatangan Imprialisme barat, Bangsa Indonesia senantiasa melakukan


perlawanan-perlawanan yang awalnya berbentuk kedaerahan kemudian bersifat nasional.
Penindasan colonial di satu sisi merupakan dan mengakibatkan pendertitaan rakyat, namun di
pihak lain, secara tidak sengaja mempersatukan rakyat Indonesia yang bersifat majemuk di
bawah satu “political unity”. Dalam kesatuan inilah berkembang suatu kesadaran bangsa
sehingga patriotisme-patriotisme local dipersatukan menjadi patriotism nasional. Melihat ciri-
ciri perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap mereka, dapat dibagi menjadi
dua tahap, perjuangan sebelum abad XX dan perlawanan sejak awal xx yang kita kenal
sebagai Pergerakan Nasional.

Perjuangan Sebelum Abad XX

Orang Eropa pertama yang dating di Indonesia ialah bangsa Portugis. Sejak perempat
pertama abad 16 sampai 1602. Belanda berhasil mengalahkan kekuasaan Portugis dan
menguasai Indonesia sampai 1807-1811 Indonesia dikuasai olaeh Prancis dan tahun 1811-
1816 Inggris berhasil merebut kekuasaan di Indonesia dari tangan penguasa Prancis. Sebagai
penjajah terakhir terhadap bangsa Indonesia ialah Jepang yang menjajah Indonesia sejak
1942-1945.

Tercatat banyak perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia seperti perang
Malaka, perang Ternate, perang Ambon, perlawanan Banten, perang Makasar, perlawanan
senopati, perang Maluku, perang Palu, perang Dipenogoro, perang Aceh, perang Tapanuli
dan lain-lain.

Semua peperangan yang dilakukan untuk mengusir penjajah tidak berhasil disebabkan
oleh beberapa hal :

Perjuangan dilakukan secara seporadis dan dalam waktu yang tidak sama.

Tidak ada koordinasi antara satu perjuangan dengan perjuangan yang lainnya dalam
mengadakan perlawanan.

Penjajah asing telah mempergunakan persenjataan yang lebih modern (senjata api),
sedangkan bangsa Indonesia menggunakan senjata tradisional.

Penjajah berhasil mengadakan politik adu domba dan politik pecah belah (devide et
impera).

Dari urutan di atas dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri perjuangan bangsa
Indonesia sebelum abad XX sebagai berikut :

Dilakukan dengan perjuangan fisik /peperangan

Dipimpin oleh bangsawan/Raja atau Ulama (pimpinan kharismatik)

Bersifat local atau kedaerahan

Mempunyai tujuan untuk mengusir penjajah.

 Perjuangan Sejak Abad XX

Memasuki abade XX para pemuda cerdik pandai yang merupakan produk etische
politiek, melihat bahwa perjuangan yang dilakukan sebelum abad xx sulit untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Mereka berkesimpulan bahwa cara perjuangan merebut kemerdekaan
perlu menggunakan strategi baru. Strategi yang mereka dimaksudkan adalah bahwa
perjuangan merebut kemerdekaan harus menggunakan organisasi modern sebagai alat
perjuangan

Pada tanggal 20 Mei 1908 beberapa pemuda bangsa indonesia mendirikan organisasi
Budi Utomo yang diketuai oleh Soetomo. Lahirnya Budi Utomo merupakan pertanda
dimulainya era pergerakan lainnya seperti : Serikat Islam (berdiri 1911 oleh H Samanhudi),
Muhamadiyah (berdiri 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan), Perkumpulan Politik Katolik
(didirikan tahun 1925 oleh I.J. Kasimo), Nahdatul Ulama (berdiri tahun 1926oleh K.H.
Wachid Hasyim dan K.H Masykur), Partai Komunis Indonesia (sebagai penjelmaan dari
ISDV berdiri tahun 1920), Partai nasional Indonesia ( berdiri 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno)
dan banyak partai lainnya seperti Perhimpunan Indonesia (di Negeri Belanda) PNI Baru,
Partindo, Parindra, Gerindo dan lain-lain.

 Sumpah pemuda

Disamping organisasi-organisasi pergerakan diatas, para pemuda tidak mau


ketinggalan, mereka mendirikan organisasi-oeganisasi sendiri. Sayang pada saat itu
organisasi mereka lebih berorientasi kedaerahan (Jong Java, Jong Sunda, Jong Ambon, Jong
Selebes dan lain-lain). Dalam rangka mempersatukan organisasi-organisasi tersebut pada 30
april-02 Mei 1926 mereka mengadakan kongres pemuda I yang kemudian dilanjutkan dengan
kongres pemuda II yang berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Dari kongres yang
kedua inilah lahir sebuah ikrar bersama yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda yang isinya :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Perjuangan Bangsa Indonesia dimasa Penjajahan Jepang.

Dalam rangka memenuhi ambisinya menguasai Asia Timur Raya, pada tanggal 7
Desenber 1941, Jepang melancarkan perang pasifik (Perang Asia Timur Raya). Pada tanggal
7 Desember 1941 angkatan udara jepang membombardir Pearl Harbour. Angkatan perang
Jepang terus bergerak ke selatan, tanpa ada kekuatan yang menandinginya, satu persatu
Negara yang ada dikawasan pasifik jatuh ketangannya.
Pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di
Kalijati Subang, Jawa Barat. Sukses Jepang tersebut di samping persiapannya yang matang,
serta kekuatan dan semangat pasukannya yang prima,keampuhan propaganda Jepang yang
menyaratakan bahwa gerakan Jepang ditujukan untuk membebaskan bangsa-bangsa Asia dari
penjajahan Barat, mendapat dukungan yang luas dari rakyat Asia.

Kedatangan pasukan Jepang di Indonesia disambut gembira oleh bangsa Indonesia.


Mereka menyambut sambil membawa bendera merah putih serta menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Namun ternyata semua propaganda Jepang di atas hanya tipuan belaka.
Beberapa saat setelah pasukan Jepang mendarat di Jawa, sikapnya yang dulu ramah dan
simpatik, berubah menjadi keras, bengis dan kejam terhadap rakyat.

Di dalam memperkuat kedudukannya di Indonesia, Jepang mendirikan apa yang


dikenal dengan sebutan gerakan 3A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan
Nippon Pemimpin Asia). Untuk memimpin gerakan tersebut diangkat Mr. Sjamsudin.
Gerakan 3A dinilai gagal, karenanya gerakan 3A dibubarkan dan diganti oleh Putera (Pusat
Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal Soekarno, Hatta, Ki Hajar
Dewantara dan K.H. Masykur. Karena tidak memenuhi harapan pemerintah Jepang,
PUTERA pun dibubarkan dan digantikan oleh Gerakan Kebaktian Rakyat Jawa. Didalam
memobilisasi pemuda untuk membantu kekuatan pasukan Jepang, dibentuknya Heiho (Tenta
Regular) dan PETA (Pasukan Sukarela).

Proses Perancangan dan Perumusan Pancasila


Masa Kejayaan Nasional
A.      Masa Kejayaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya  mencapai puncak kejayaan pada masa


pemerintahan Balaputradewa. Ia mengadakan hubungan dengan raja Dewapaladewa dari
India. Dalam prasasti Nalanda yang berasal dari sekitar tahun 860 M disebutkan bahwa
Balaputradewa mengajukan permintaan kepada raja Dewapaladewa dari Benggala untuk
mendirikan biara bagi para mahasiswa dan pendeta Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
Balaputradewa adalah putra Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa
Tengah tahun 812-824 M.

Sriwijaya pernah pula menjadi pusat pendidikan dan pengembangan agama Budha.
Seorang biksu Budha dari Cina bernama I-tsing pada tahun 671 berangkat dari Kanton ke
India untuk belajar agama Budha. Ia singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar
bahasa sansekerta. Di Sriwijaya mengajar seorang guru agama Budha terkenal
bernama Sakyakirti yang menulis buku berjudul Hastadandasastra. Para biksu Cina yang
hendak belajar agama ke India dianjurkan untuk belajar di Sriwijaya selama 1-2 tahun. Pada
masa berikutnya, yaitu pada tahun 717 dua pendeta Tantris
bernamaWajrabodhi dan Amoghawajra datang ke Sriwijaya. Kemudian, antara tahun 1011-
1023 M datang pula pendeta dari Tibet bernama Attisa untuk belajar agama Budha kepada
mahaguru di Sriwijaya bernama Dharmakirti.

1. Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M, ketika itu yang berkuasa di


Sriwijaya ialahSri Sudami Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil,
tetapi telah melemahkan Sriwijaya.
2. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintahkan oleh Raja
Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke
semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga
dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucuRajendracoladewa.
3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang
diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi), Mauliwarmedawa, semakin
melemahkan kedudukan Sriwijaya.  
4. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai yang mengambil alih
posisi Sriwijaya.
5. Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih
Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan
Majapahit.
6. Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang
didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan
ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja
Kertanegara Wikrama Dharmotunggadewa.

Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya,
Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken
Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari
(1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.

·         Ken Arok

Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana,
semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para
pendeta Hindu kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah Kerajaan
Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok menimbulkan
kemarahan raja Kediri, Kertajaya. Ia kemudian memimpin  sendiri pasukan besar untuk
menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa Ganter pada 1222. Ken
Arok berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri
dikuasai oleh Singasari.

·         Kertanegara

Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari hanya lima tahun. Pada 1227 ia dibunuh
oleh Anusapati, anak tirinya (hasil perkawinan Tunggul Ametung dan Ken Dedes). Sepuluh
tahun kemudian Anusapati dibunuh oleh saudara tirinya, Tohjaya (putra Ken Arok dengan
Ken Umang). Kematian Anusapati menimbulkan kemarahan Ranggawumi menjadi raja
Singasari bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari
selama 20 tahun (1248-1268) dan dibantu oleh Mahisa Cempaka (Narasingamurti).
Ranggawuni wafat pada 1268 dan digantikan oleh putranya, Kertanegara. Ia memerintah
Kerajaan Singasari selama 24 tahun (1268-1292).

·         Ekspedisi Pamalayu

Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada


1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin
persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal
dengan nama Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Singasari sempat
menguasai Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan
Gurun (Maluku).

·         Serangan Pasukan Mongol

Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar


Mongol, Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke
Singasari untuk meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak maka
Singasari akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara dengan
melukai utusan khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari
tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. Ia kemudian memperkuat pasukannya di
Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol menyerang Kerajaan Singasari. Namun Kertanegara
telah dibunuh oleh raja Kediri, Jayakatwang, setahun sebelumnya. Singasari kemudian
dikuasai oleh Jayakatwang.

B. Masa Kejayaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar
tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan
Hayam Wuruk yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-
kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatera, Bali dan Filipina. Kerajaan
Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan
dianggap sebagai salah satu dari Negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaan
terbentang di Sumatera Semenanjung Malay Borneo hingga Indonesia timur meskipun
wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.

    1.     Sejarah Kerajaan Majapahit


Terdapat sedikit nukti fisik sisa-sisa Majapahit dan sejarah tak jelas. Sumber utama
yang digunakan oleh para sejarawan adalah Paraton – Kitab Raja-raja dalam bahasa Kawi
dan nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Paraton terutama menceritakan Ken arok
(pendiri Kerajaan Singasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai
terbentuk Majapahit. Sementara itu Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang
ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa
itu hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa
Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan Negara-negara lain.

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat


disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsure non-historis dan mitos. Beberapa sarjana
seperti C.C.Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu tetapi memiliki
arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian banyak pula
sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena
sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok khusus daftar penguasa dan keadaan kerajaan
yang tampak cukup pasti.

    2.     Sejarah Pendirian Kerajaan Majapahit

Sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290
Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai
Khan penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke
Singasari yang menuntut upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajah
dan memotong telinganya. Kubilai khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke
Jawa tahun 1293. Ketika itu Jayakatwang adipati Kediri sudah membunuh Kertanegara. Atas
saran Aria Wiraraja Kayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya
memantu Kertanegara yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan
Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit yang
namanya diambil dari buah maja dan rasa pahit “pahit” dari buah tersebut. Ketika pasukan
Mongolia tiba Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia sehingga memaksa mereka
menarik pulang kembali pasukan secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing.
Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar
dapat pulang atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti \yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah
hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia
dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa termasuk Ranggalawe Sorra dan Nambi memberontak
melawan meskipun pemberontakan tersebut tak berhasil. Slamet Muljani menduga bahwa
Mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang
terpercaya raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah
kematian pemberontakan terakhir (Kuti) Halayudha ditanggkap dan dipenjara dan lalu
dihukum mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Anak dan penerus Wijaya Jayanegara adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia
digelar Kala Gemet yang berarti “penjahat lemah”. Pada tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh
tabib Tanca. Ibu tiri yaitu Gayatri Rajapatni seharus menggantikan akan tetapi Rajapatni
memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk
anak perempuan Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama
kekuasaan Tribhuwana kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di
daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibu pada tahun 1350. Ia
diteruskan oleh putra Hayam Wuruk.

    3.     Kejayaan Kerajaan Majapahit

Hayam Wuruk juga disebut Rajasanagara memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masa Majapahit mencapai puncak kejayaan dengan bantuan Mahapatih
Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364) Majapahit menguasai lebih banyak
wilayah. Pada tahun 1377 beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada Majapahit
melancarkan serangan laut ke Palembang menyebabkan runtuh sisa-sisa kerajaan Sriwijaya.
Jenderal terkenal Majapahit lain adalah Adityawarman yang terkenal karena penaklukkan di
Minangkabau.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV daerah kekuasanaan Majapahit


meliputi Sumatra,semenanjung Malaya,Borneo,Sulawesi, Kepulauan Nusa
Tenggara,Maluku,Papua dan Sebagaian Kepulauan Filipina. Namun demikian batasan alam
dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampak tidaklah berada
di bawah kekuasanaan terpusat Majapahit tetapi terhubungkan satu sama lain oleh
perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan
dengan Campa Kamboja Siam Birma bagian selatan dan Vietnam dan bahkan mengirim duta-
duta ke Tiongkok.

    4.     Keruntuhan Majapahit

Sesudah mencapai puncak pada abad ke-14 kekuasaan Majapahit berangsur-angsur


melemah, tampak terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406 antara
Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang
dipertengkarkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang
bangsawan pada tahun 1468.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna
ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhir Majapahit dan harus dibaca
sebagai 0041 yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “Sirna
hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yang sebenar digambarkan oleh
candrasengkala tersebut adalah gugur Bre Kertabumi raja ke-11 Majapahit oleh
Girindrawardhana.

Ketika Majapahit didirikan pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai
memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di
seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan sebuah kerajaan perdagangan baru
yang berdasarkan agam Islam yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul di bagian barat
nusantara.
Catatan sejarah dari Tiongkok Portugis (Tome Pires) dan Italia (Pigafetta)
mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa
Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa dari Kesultanan Demak antara tahun 1518 dan1521
M.

    5.     Sistem Perekonomian Majapahit

Majapahit  merupakan negara agraris dan sekaligus Negara perdagangan. Majapahit


memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi perdagangan dari India dan Tiongkok yang
menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.

Menurut catatan Wang Ta-yuan pedagang Tiongkok komoditas ekspor Jawa pada saat
itu ialah lada,garam,kain, dan burung kakak tua sedangkan komoditas impor adalah
mutiara,emas,perak,sutra,barang keramik dan barnag dari besi. Mata uang dibuat dari
campuran perak,timah putih,timah hitam dan tembaga, selain itu catatan Odorico da
Pordenone biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321
menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas,perak,dan permata.

    6.     Kebudayaan Majapahit

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan
besar keagamaan yang diselenggarakan tiap tahun. Agama Budha Siwa dan Waisnawa
(pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit dan raja dianggap sekaligus titisan Budha
Siwa maupun Wisnu.

Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelum arsitek
Majapahit yang paling ahli menggunakannya, candi-candi Majapahit berkualitas baik secara
geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat
batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah candi Tikus
dan candi Bajangratu di Trowulan Mojokerto.

    7.     Struktur Pemerintah Majapahit

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut tak banyak
berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia
dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan


dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasa
diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawah antara lain :

       Rakryan Mahamatri Katrini biasa dijabat putra-putra raja


       Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yang melaksanakan
pemerintahan
       Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan
       Dharma-upapatti para oejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiraan terdapat seorang  pejabat yang terpenting
yaitu Rakryan Mapatih atau Patih hamangkubhumi. Pejabat ini dpaat dikatakan sebagai
perdana menteri yang bersama-sama raja dapat iktu melaksanakan kebijaksanaan
pemerintahan. Selain itu terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggota
para sanak saudara raja yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

Dibawah ini raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah yang disebut Paduka
Bhattara, mereka biasa merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam
mengumpulkan penghasilan kerajaan penyerahan upeti dan pertahanan kerajaan di wilayah
masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan
Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar
Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu :

1.      Kelinggapura

2.      Kembang Jenar

3.      Matahun

4.      Pajang

5.      Singhapura

6.      Tanjungpura

7.      Tumapel

8.      Wengker

9.      Daha

10.  Jagaraga

11.  Kabalan

12.  Kahuripan

13.  Keeling

    8.     Raja-raja Majapahit

Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode


kekosongan antara  pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana
yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluagra kerajaan Majapahit
menjadi dua kelompok.

1.      Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)

2.      Kalangamet bergelar Sri jayanagara (1309-1328)

3.      Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)


4.      Hayam Wuruk bergelar Sri rajasanagara (1350-1389)

5.      Wikramawardhana (1389-1429)

6.      Suhita (1429-1447)

7.      Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447-1451)

8.      Rajasawardhana bergelar Brawijaya II (1451-1453)

9.      Purwawisesa atau girishawardhana bergelar Brawijaya III (1456-1466)

10.  Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466-1468)

11.  Kertabumi bergelar Brawijaya V (1468-1478)

12.  Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478-1498)

13.  Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518).

    9.          Warisan Sejarah Kerajaan Majapahit

Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa
Nusantara pada abad-abad berikutnya. Kesultanan-kesultanan Islam Demak Pajang dan
Mataram berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke
Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunan melalui Kertabhumi; pendiri Raden
Patah menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan
seorang Putri Cina yg dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan.

Penaklukan Mataram atas Wirasaba tahun 1615 yg dipimpin langsung oleh Sultan
Agung sendiri memiliki arti penting krn merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-
keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yg berusaha membuktikan hubungan para
raja dgn keluarga kerajaan Majapahit sering kali dalam bentuk makam leluhur yg di Jawa
merupakan bukti penting dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali
secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit dan masyarakat Bali menganggap diri
mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.

Para penggerak nasionalisme Indonesia modern termasuk mereka yg terlibat Gerakan


Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20 telah merujuk pada Majapahit sebagai contoh
gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara
Republik Indonesia saat ini. Dalam propaganda yg dijalankan tahun 1920-an Partai Komunis
Indonesia menyampaikan visi tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali
dari Majapahit yg diromantiskan. Sukarno juga mengangkat Majapahit utk kepentingan
persatuan bangsa sedangkan Orde Baru menggunakan utk kepentingan perluasan dan
konsolidasi kekuasaan negara. Sebagaimana Majapahit negara Indonesia modern meliputi
wilayah yg luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.

Majapahit memiliki pengaruh yg nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di


Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit
dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan
keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.

Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan pelestarian dan penyebaran teknik


pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami
penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal
berat namun semenjak masa ini dan seterus bilah keris yg ringan tetapi kuat menjadi petunjuk
kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga
berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara terutama di bagian
barat. Selain keris berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.

Meskipun tak ada bukti tertulis banyak perguruan pencak silat di Nusantara
mengklaim memiliki akar tradisi hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim
ekspansionis tentara Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yg lbh handal
daripada bawahan-bawahannya.

Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yg terjadi pada masa itu menjadi
sumber inspirasi tak henti-henti bagi para seniman masa selanjut utk menuangkan kreasi
terutama di Indonesia. Berikut adl daftar beberapa karya seni Kerjaan Majapahit yg berkaitan
dgn masa tersebut.

 Serat Darmagandhul sebuah kitab yg tak jelas penulis krn menggunakan nama pena
Ki Kalamwadi namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini
berkisah tentang hal-hal yg berkaitan dgn perubahan keyakinan orang Majapahit dari
agama sinkretis “Buda” ke Islam dan sejumlah ibadah yg perlu dilakukan sebagai
umat Islam.

 Serial “Mahesa Rani” karya Teguh Santosa yg dimuat di Majalah Hai mengambil
latar belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga awal-awal karier Mada
(Gajah Mada) adik seperguruan Lubdhaka seorang rekan Mahesa Rani.

 Komik/Cerita bergambar Imperium Majapahit karya Jan Mintaraga.

 Komik Majapahit karya R.A. Kosasih

 Strip komik “Panji Koming” karya Dwi Koendoro yg dimuat di surat kabar “Kompas”
edisi Minggu menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji
Koming.

 Sandyakalaning Majapahit (1933) roman sejarah dgn setting masa keruntuhan


Majapahit karya Sanusi Pane.

 Kemelut Di Majapahit roman sejarah dgn setting masa kejayaan Majapahit karya
Asmaraman S. Kho Ping Hoo.

 Zaman Gemilang (1938/1950/2000) roman sejarah yg menceritakan akhir masa


Singasari masa Majapahit dan berakhir pada intrik seputar terbunuh Jayanegara karya
Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
 Senopati Pamungkas (1986/2003) cerita silat dgn setting runtuh Singhasari dan awal
berdiri Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara karya Arswendo Atmowiloto.

 Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005) roman karya Hermawan Aksan
tentang Dyah Pitaloka Citraresmi putri dari Kerajaan Sunda yg gugur dalam Peristiwa
Bubat.

 Gajah Mada (2005) sebuah roman sejarah berseri yg mengisahkan kehidupan Gajah
Mada dgn ambisi menguasai Nusantara karya Langit Kresna Hariadi.

 Tutur Tinular suatu adaptasi film karya S. Tidjab dari serial sandiwara radio. Kisah ini
berlatar belakang Singhasari pada pemerintahan Kertanegara hingga Majapahit pada
pemerintahan Jayanagara.

 Saur Sepuh suatu adaptasi film karya Niki Kosasih dari serial sandiwara radio yg
populer pada awal 1990-an. Film ini sebetul lbh berfokus pada sejarah Pajajaran
namun berkait dgn Majapahit pula.

 Walisongo sinetron Ramadhan tahun 2003 yg berlatar Majapahit di masa Brawijaya V


hingga Kesultanan Demak di zaman Sultan Trenggana.

Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah.


Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama rempah-rempah
yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa asing
(Eropa) masuk ke indonesia.

Bangsa eropa yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki indonesia,


yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Masuknya bangsa Eropa seiring keruntuhan
Majapahit sebagai akibat perselisihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai
nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun abad ke-XVI agama islam berkembang dengan
pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam, seperti Samudra Pasai dan Demak,
tampaknya tidak mampu membendung tekanan bangsa Eropa memasuki Indonesia.

Bangsa-bangsa eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi indonesia


ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah indonesia dengan penjajahan eropa,
khususnya belanda. Masa penjajahan belanda itu dijadikan tonggak sejarah perjuangan
bangsa indonesia dalam mencapai cita-citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang
telah dicapai oleh bangsa indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang.

1. Perjuangan sebelum abad ke-XX

Penjajahan eropa yang memusnahkan kemakmuran bangsa indonesia itu tidak


dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa indonesia. Sejak semula, imprialis itu menjejakkan
kakinya di indonesia, di mana-mana bangsa indonesia melawannya dengan semangat
patriotik melalui perlawanan secara fisik.
Kita mengenal nama-nama pahlawan bangsa yang berjuang dengan gigih melawan
penjajah. Pada abad ke-XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajahan digerakkan oleh
Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki Tapa di banten (1650),
Hasanuddin di makassar 1660), Iskandar Muda di aceh (1635), untung Surapati dan
Trunojoyo da jawa timur (1670), Ibnu Iskandar di Minangkabau (1680), dan lain-lain. Pada
permulaan abad ke- XIX penjajah belanda mengubah sistem kolonialismenya yang semula
berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernama VOC beganti dengan badan
pemerintahan resmi, yaitu pemerintahan Hindia Belanda.

Semula pernah terjadi pergeseran pemertintahan penjajahan dari Hindia Belanda


kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada belanda lagi. Dalam
usaha memperkuat kolonialismenya, belanda menghadapi perlawanan bangsa indonesia yang
dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di Minangkabau (1822—1837), Diponegoro di
mataram (1825-1830), Badaruddin di Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan
(1860), Jelantik di bali (1850), Anang Agung made di Lombok (1895), Teuku Umar, Teuku
Cik Di Tiro dan Cut Nya’Din di aceh (1873-1904), Si Singamangaraja di batak (1900).

2. Kebangkitan Nasional 1908

Pada permulaan abad ke-XX bangsa indonesia mengubah cara-caranya dalam


melakukan perlawanan terhadap penjajahan belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik yang
tidak adanya koordinasi pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin indonesia abad ke-
XX itu untuk mengubah bentuk perlawanan yang lain.

Bentuk perlawanan itu ialah dengan membangkitkan kesadaran bangsa indonesia akan
pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah mendirikan berbagai macam
organisasi politik di samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.
Organisasi sebagai pelopor pertama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.

Mereka yang tergabung dalam organisasi itu mulai merintis jalan baru ke arah
tercapainya cita-cita perjuangan bangsa indonesia, tokohnya yang terkenal adalah dr.
Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain , yaitu Sarikat
Dagang Islam (1909), kemudian berubah bentuknya menjadi pergerakan politik dengan
mengganti nama menjadi Sarikat Islam (1911) di bawah pimpinan H.O.S Tjokroaminoto.

Berikutnya muncul pula Indische Parti (1913) dengan pimpinan Douwes Deker,
Ciptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Namun karena terlalu radikal, pemimpinnya
dibuang keluar negeri (1913). Akan tetapi, perjuangan tidak kendur karena kemudian berdiri
Partai Nasional Indonesia (1927) yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.

3. Sumpah Pemuda 1928

Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah perjuangan


bangsa indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda indonesia yang di pelopori oleh
Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto, dan lain-lain mengumandangkan sumpah pemuda yang
berisi pengakuan akan adanya bangsa, tanah air, dan Bahasa satu, yaitu indonesia.
Melalui sumpah pemuda ini, makin tegaslah apa yang diinginkan oleh bangsa
indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya
persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak. Sebagai tali pengikat
persatuan itu adalah bangsa indonesia. Sebagai realisasi perjuangan bangsa, pada tahun 1930
berdirilah Partai Indonesia yang disingkat Partindo (1931) sebagai pengganti PNI yang
dibubarkan. Kemudain golongan demokrat yang terdiri atas Moh. Hatta dan Sultan Syahrir
mendirikan PNI baru, dengan semboyan kemerdekaan indonesia harus dicapai dengan
kekuatan sendiri.

4. Perjuangan bangsa indonesia pada masa penjajahan jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang pasifik, dengan dibomnya Pearl
Harbour oleh jepang. Dalam waktu yang singkat, jepang dapat menduduki daerah-daerah
jajahan sekutu di daerah pasifik. Kemudian pada tanggal 8 maret 1942, jepang masuk ke
indonesia menghalau penjajah belanda. Pada saat itu, jepang mengetahui keinginan bangsa
indonesia, yaitu kemerdekaan bangsa dan tanah air indonesia. Peristiwa penyerahan indonesia
dari belanda kepada jepang terjadi di kalijati Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942. Jepang
mempropagandakan kehadirannya di indonesia untuk membebaskan indonesia dari
cengkraman belanda.

Oleh karena itu, jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta
menyanyikan lagu indonesia raya. Akan tetapi, hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat
indonesia membantu jepang untuk menghancurkan belanda. Hal ini merupakan kenyataan
yang dihadapi oleh bangsa indonesia, bahwa sesungguhnya jepang tidak kurang kejamnya
dengan penjajahan belanda. Bahkan pada zaman ini, bangsa indonesia mengalami
penderitaan dan penindasan yang sampai kepada puncaknya.

Kemerdekaan tanah air dan bangsa indonesia yang didambakan tidak pernah
menunjukkan tanda-tanda kedatangannya, bahkan terasa semakin menjauh, bersamaan
dengan semakin mengganasnya bala tentara jepang. Sejarah berjalan terus, di mana perang
pasifik menunjukkan tanda-tanda akan berakhirnya dengan kekalahan jepang di mana-mana.
Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat indonesia, jepang berusaha membujuk hati bangsa
indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian hari apabila perang
telah selesai.

1. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan pancasila dan UUD 1945,
proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan pancasila dasar negara dan
UUD 1945.

1. Proses perumusan pancasila dan UUD 1945

Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 jepang
mengumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Badan Penyelidik), dalam Bahasa jepang disebut Dokuritu Zyunbi Tyoosakai.
Badan penyelidik ini kemudian dibentuk tanggal 29 April 1945 dengan susuan
keanggotaanya, adalah sebagai berikut. Dengan adanya Badan Penyelidik ini, bangsa
indonesia dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai negara merdeka. Pada tanggal 29 mei 1945, badan
penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang
tersebut.

1. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan pertama
mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap Badan penyelidik yang pertama.
Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk negara indonesia merdeka yang diidam-idamkan,
yaitu sebagai berikut.

 Kesejahteraan rakyat.

Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Racangan UUD


Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan itu tercantum perumusan lima asas
dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.

 Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Kebangsaan persatuan Indonesia.

 Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Perlu dicatat, bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, hal itu sebagai
bukti sejarah.

1. Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya di hadapan siding
hari ketiga Badan penyelidik. Dalam pidatonya diusulkan lima hal untuk menjadi dasar-dasar
negara merdeka, dengan rumusannnya sebagai berikut.

 Kebangsaan indonesia.

 Intenasionalisme (Perikemanusiaan).

 Mufakat (Demokrasi).

 Kesejahteraan sosial.

 Ketuhanan yang berkebudayaan.


Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila, yang
menurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai dasar
negara itu selanjutnya dapat diperas menjadi Tri Sila yaitu, (1) sosionasionalisme
(kebangsaan), (2) sosio demokrasi (mufakat), dan (3) ketuhanan. Kemudian Tri Sila dapat
diperas lagi menjadi Eka Sila yang berinti gotong-royong.

2. Proklamasi kemerdekaan dan maknanya

Pada tanggal 9 Agustus 1945, terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(PPKI) yang disebut dalam bahasa jepang dokuritu zyunbi linkai. Ir. Soekarno diangkat
sebagai ketua dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan
fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut.

1. Mewakili seluruh bangsa indonesia.

2. Sebagai pembentuk negara.

3. Menurut teori hokum, badan ini mempunyai wewenang meletakkan dasar negara
(pokok kaidah negara fundamental).

Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah kalah kepada sekutu. Pada saat itu
terjadilah kekosongan kekuasaan di indonesia. Inggris diserahi oleh sekutu untuk memelihara
keamanan di Asia Tenggara, termasuk indonesia. Situasi kekosongan itu tidak disia-siakan
oleh bangsa indonesia.

Pemimpin-pemimpin bangsa, terutama pada pemudanya, segera menanggapi situasi


ini dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh
PPKI sebagai wakil bangsa indonesia. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa indonesia, bertanggal 17 Agustus 1945.

Berdasarkan kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan


indonesia bukanlah hadiah dari jepang, melainkan sebagai suatu perjuangan dari kekuatan
sendiri. Proklamasi kemerdekaan negara republik indonesia tanggal 17 Agustus 1945
mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara indonesia, yaitu sebagai
berikut.

 Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa


Indonesia. Kemerdekaan indonesia merupakan buah perjuangan bangsa indonesia
melawan penjajahan secara bertahap-tahap. Pertama, perlawanan terhadap penjajahan
barat sebelum tahun 1908. Kedua, perjuangan dengan menggunakan organisasi.
Ketiga, perlawanan dengan melahirkan rasa nasionalisme. Keempat, perjuangan
melalui taktik kooperasi dan nonkooperasi. Kelima, perlawanan bangsa menentang
penjajahan sampai kepada puncak, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

 Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik


Indonesia. Proklamasi bermakna bahwa bangsa indonesia yang selama berabad-abad
dijajah telah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus
membentuk perubahan baru, yaitu negara Republik Indonesia, dengan membawa dua
akibat. Pertama, lahirlah tata hukum indonesia sekaligus dihapusnya tata hukum
colonial. Kedua, merupakan sumber hukum bagi pembentukan negara kesatuan
Republik Indonesia.

 Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata hukum
Indonesia. Dengan dinyatakan kemerdekaan bangsa indonesia dilihat dari segi hukum
berarti bangsa indonesia telah memutuskan ikatan dengan tata hukum sebelumnya.
Dengan demikian, bangsa indonesia saat ini telah mendirikan tata hukum yang baru,
yaitu tata hukum indonesia yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa
indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu
revolusi bangsa indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri maupun kepada
dunia luar (internasional).

3. Proses pengesahan UUD 1945

Sehari setelah proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan


sidangnya yang pertama dengan menyempurnakan dan mengesahkan UUD 1945. UUD 1945
terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh UUD. Hasil sidang
pertama menghasilkan keputusan sebagai berikut.

1. Mengesahkan undang-undang dasar 1945 yang meliputi sebagai berikut.

 Melakukan beberapa perubahan pada piagam jakarta yang kemudian berfungsi


sebagai pembukaan UUD 1945.

 Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima Badan Penyelidik pada
tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-undang dasar 1945.

1. Memilih presiden dan wakil presiden pertama.

2. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan Musyawarah


Darurat.

Rumusan dasar negara pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah
sah dan benar, karena di samping mempunyai kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh
suatu badan yang mewakili seluruh bangsa indonesia (Panitia Persiapan Kemerdekaan) yang
berarti telah disepakati oleh seluruh bangsa indonesia.

1. Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia

Pembahasan subbagian ini tentang perjuangan mempertahankan dan mengisi


kemerdekaan indonesia, meliputi periode (masa) revolusi fisik, demokrasi liberal, orde lama,
orde baru, dan era global.

1. Masa revolusi fisik


Undang-undang dasar 1945 dibentuk dalam waktu singkat dan secara keseluruhan
oleh badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan dan panitia persiapan kemerdekaan
indonesia. Oleh pembentuk UUD 1945 disadari, bahwa untuk membentuk lembaga-lembaga
negara tingkat pusat, serta peraturan perundang-undangan sebagaimana dikehendaki oleh
UUD 1945 adalah membutuhkan waktu lama.

2. Masa demokrasi liberal

Belanda mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka. Merka tidak tinggal diam,
mereka ingin menjajah kembali seperti tempo dahulu. Masuknya Belanda dan menduduki
wilayah Republik Indonesia, dilakukan dengan cara membonceng tentara Sekutu yang
bertugas melucuti tentara Jepang di Indonesia, setelah Jepang menyatakan kekalahannya
dalam Perang Dunia II.

Beberapa daerah di mana Belanda mendudukinya diusahakan terbentuknya negara-


negara kecil yang bersifat kedaerahan beserta dengan pemerintahannya. Sejak saat itu
wilayah negara Republik inndonesia berkembang menjadi dua pemerintahan, yaitu :

 Pemerintahan Republik Indonesia yang mempertahankan kemerdekaannya serta


kedaulatannya baik terhadap pihak Belanda maupun terhadap pihak dunia luar
berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

 Pemerintahan negara-negara kecil yang didirikan oleh atau paling tidak atas bantuan
Belanda.

Sikap dan usaha Belanda dimana-mana mendapatkan perlawanan sengit dari bangsa
Indonesia. Namun, Belanda telah berhasil membentuk negara-negara kecil, yaitu :

1. Negara Indonesia Timur (1946)

2. Negara Sumatera Timur (1947)

3. Negara Pasundan (1948)

4. Negara Sumatera Selatan (1948)

5. Negara Jawa Timur (1948)

6. Negara Madura (1948)

Negara-negara itulah yang kemudian bergabung dalam Bijeenkomst Voor Federal


Overleg (BOF), atau pertemuan untuk musyawaratan federal, yang merupakan aliran
federalism atas usaha Belanda.

3. Masa orde lama

Pemilu tahun 1995, dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan masyarakat,
bahkan kestabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hankam. Keadaan ini
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.

2. Akibat silih bergantinya cabinet, maka pemerintah tidak mampu menyalurkan


dinamika masyarakat kea rah pembangunan, terutama pembangunan bidang ekonomi.

3. System liberal berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan cabinet jatuh bangun


sehingga pemerintahan tidak stabil.

4. Pemilu 1995 ternyata dalam DPR tidak mencerminkan perimbangan kekuasaan


politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat, karena banyak golongan-golongan
di daerah-daerah belum terwakili di DPR.

5. Konstituante yang bertugas membentuk UUD yang baru ternyata gagal.

Atas dasar hal tersebut Presiden (Ir. Soekarno) menyatakan, bahwa negara dalam
keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
keselamatan negara. Untuk itu, Presiden mengeluarkan dekrit pada tanggal 5 juli 1959. Isi
dekrit tersebut yaitu :

1. Membubarkan Konstituane.

2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlaku lagi UUDS 1950.

3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

4. Masa orde baru

Orde baru adalah era pemerintahan pengganti pemerntah orde lama. Pemerintahan
orde lama melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka “Revolusi Indonesia Belum
Selesai”. Orde baru bertolak belakang dengan orde lama dalam hal kebijakan ekonomi.

Akan tetapi, dalam hal sistem dan kebijakan politik cenderung otoriter dan
monopolistic sebagai pelanjut dari rezim orde lama. Konsentrasi kekuasaan di tangan
pemerintah yang memungkinkan oposisi tidak dapat melakukan control. Pemerintah
menganut kebijakan ekonomi campuran sehingga ekonomi nasional meningkat rata-rata 7
persen dari tahun 1969 hingga decade 1980-an, tetapi kemudian membuka praktik monopoli,
korupsi, dan kolusi yang berskala massif antara penguasa dengan penguasa.

Penyimpangan serta skandal raksasa di bidang ekonomi banyak terjadi, seperti pada
kasus Bank Duta, Bapindo, dan lain-lain. Menurut Didik Rachbini, pada tahun 1993 sekitar 1
persen penduduk memperoleh 80 persen pendapat nasional, sedaangkan 99 persen penduduk
di tingkat bawah dan menengah menerima 20 persen.

5. Masa era global

Penyimpangan kehidupan bernegara era orde baru sampai kepada puncaknya dengan
muncul krisis moneter yang berakibat jatuhnya Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama
32 tahun. Pada masa era grobal, telah tiga kali pergantian Presiden, yaitu Presiden B.J.
Habibie dengan Kabinet Reformasi Pembangunan, Presiden Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden hasil Pemilu tahun 1999 dengan Kabinet Persatuan Nasional, namun Presiden
Abdurrahman Wahid diperhentikan oleh MPR karena dianggap melanggar haluan negara,
kemudian digantikan oleh Presiden Megawati dengan Kabinet Gotong Royong.

Pada masa orde global ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi seperti orde
baru yang dikenal dengan nama rencana pembangunan lima tahun (Repelita), melainkan
dengan nama program pembangunan nasional (Propenas). Propenas yang telah disusun oleh
Bappenas, berlaku untuk tahun 2000-2004. Propenas tersebut meliputi berbagai bidang.

Kesimpulan :
1. Masa Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Nasional pertama di Indonesia. Kerajaan ini


merupakan kerajaan maritim yang bertumpu pada kekuatan kelautannya. Yang menguasai
lalu lintas di sepanjang Selat Sunda, Selat Malaka dan disegani oleh kawasan Asia Selatan.

Dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda


kekayaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem pemerintahan
tidak terlepas dari nilai ketuhanan.

Sriwijaya merupakan pusat ilmu pengetahuan dan Agama Budha dan mendirikan
suatu universitas Agama Budha yang sangat terkenal di Asia.

2. Masa Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan Nasional Ke-dua. Kerajaan Majapahit


didirikan Oleh Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa. Kerajaan Majapahit mencapai masa
kejayaan pada saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada, yang
dibantu oleh Laksamana Nala, dimana wilayah kekuasaannya meliputi Semenanjung Malaya
sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Pada masanya Agama Hindu dan Agama
Budha hidup berdampingan secara damai.
DAFTAR PUSTAKA

Alfian,Dalam Pancasila Sebagai Ideologi.Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Kehidupan

Politik.Jakarta:BP-7 Pusat 1991.

Budiarjo,Miriam.Dasar Ilmu Politik.Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1991.

Bakry,Noor MS. Oriental Filsafat Pancasila. Yogyakarta,Liberty,1990.

Bakry,Noor MS. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta,Liberty,1994

Darmodiharjo,cs Darji.Santiaji Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional, 1981.

Darmodiharjo, Darji. Mimbar BP-7. Pengertian Nilai, Norma, Moral, Etika, Pandangan

Hidup.Jakarta: BP-7 Pusat,1995/1996,No.76.

Djuharno,Hasanudin.Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945.Bandung,1989.

KMKLU Universitas Kristen Maranatha,Diktat Kuliah Pendidikan Pancasila,2009.

Hatta,Mohamad cs. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara,1980.

Kaelan,M.S, Pancasila Sebagai Filsafat,Pancasila Sebagai Etika Politik,

Paradigma Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.

Anda mungkin juga menyukai