Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH

PENDIDIKAN
PANCASILA

OLEH
Dra. Nurmiani, M.H.
PENDAHULUAN

Latar Belakang Pendidikan Pancasila

Yuridis Konstitusional
Mengingat Pancasila sebagai dasar negara , dijadikan sbg landasan dan
pedoman dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara RI, termasuk melandasi
tatanan hukum yang berlaku.

Objektif Ilmiah
Pancasila sebagai dasar negara adalah suatu nilai kerohanian.
Objektif = Pancasila bukan milik subjek tertentu, tetapi milik semua
manusia,semua rakyat, dan juga bangsa Indonesia.

Ilmiah= karena ilmu pengetahuan harus dinalar berdasarkan teori-teori ilmiah


atau
pengetahuan umum, seperti bersistem, bermetode, berobjek, dan
memiliki
kesimpulan sebagai hasil analisis.
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
Landasan Historis
• Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri
• Dirumuskan dalam sidang-sidang BPU PKI
Ditetapkan sebagai Dasar Negara dalam sidang Pleno PPKI tanggal
18 Agustus 1945.
• - Masa raja-raja (kerajaan di Indonesia)
- Masa imprealisme
• Proses yang panjang sehingga ditemukan jati diri yang didalamnya
tersimpul watak, sifat dan ciri khas bangsa yang berbeda dengan bangsa lain
yang oleh para pendiri negara disebut lima prinsip yang diberi nama Pancasila
• Lahir, tumbuh dan berkembang dari adat istiadat, tradisi dan budaya
sendiri.
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada
umumnya dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada
masa yang lampau. Demikian juga dalam bidang pendidikan, para ahli
pendidikan sebelum menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka
memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional
maupun yang internasional. Dengan cara ini mereka tahu apa yang
sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang diperoleh, mereka juga
memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan atau tujuan pendidikan
sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari informasi
pada sejarah pendidikan dunia.
Secara Historis, munculnya Pancasila tidak bisa
dilepaskan dari situasi perjuangan bangsa
Indonesia menjelang kemerdekaan.

Keinginan lepas dari belenggu penjajahan asing dan belenggu


ideologis dunia saat itu, yakni ideologi Liberalisme dan
Komunisme.

Suasana kebatinan ingin lepas dari dua kungkungan inilah


Pancasila seyogyanya diposisikan .
Landasan Kultural

Pancasila adalah nilai-nilai sosial budaya bangsa ndonesia. Sebagai nilai sosial
budaya, Pancasila berwujud sebagai :
• Kepribadian bangsa Indonesia
Nilai – nilai Pancasila merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia
sendiri yang digali dari kebudayaan, adat-istiadat, tradisi, dan keagamaan
bangsa Indonesia.
Pancasila mengandung semangat kebangsaan dan patriotik yang mampu
mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam (Bhinneka Tunggal Ika) dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Moralitas bangsa Indonesia


Bahwa tata nilai Pancasila menjadi patokan dan penuntun sikap dan perilaku
manusia Indonesia dalam seluruh gerak dan hubungannya ke segala arah.

- Ciri khas setiap bangsa berbeda-beda sesuai dengan sejarah berdirinya, sehingga
melahirkan kebudayaan yang berbeda-beda.
- Negara komunistik, liberalistik, persemakmuran, federal, serikat.
- Bangsa Indonesia memiliki asas kultural yang berbeda. Nilai kemasyarakatan
dan kenegaraan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan karya besar
dari tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia spt : Mr. M.Yamin, Prof. Soepomo, & Bung
Karno
Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang
tidak memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan
dengan mudah terombang-ambing dalam menjalani kehidupannya,
terutama pada saat-saat menghadapi berbagai tantangan dan
pengaruh, baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari
dalam, lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai
pandangan hidup dan jati diri bangsa Indonesia merupakan
kristalisasi dari nilai- nilai yang hidup dan berkembang dalam
budaya masyarakat Indonesia.
Secara kultural Pancasila bukanlah sesuatu yang
asing bagi bangsa Indonesia.
Pancasila lahir dari endapan kebudayaan yang
berkembang dan hidup di wilayah Nusantara.
Semua kelompok masyarakat Nusantara
memiliki sumbangan terhadap lahirnya
Pancasila.
LATAR BELAKANG YURIDIS
Landasan yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat
setelah melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan yuridis Pancasila
terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya
terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah sebagai
berikut:
· Ketuhanan Yang Maha Esa.
· Kemanusiaan yang adil dan beradab.
· Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
· Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
· Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Landasan Yuridis

• Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


• Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional.UU No. 2 tahun 1989 􀀅 UU No. 2 tahun 2003
“Jenjang pendidikan tinggi memuat mata kuliah pengembangan
kepribadian”
• Keputusan Materi Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
• Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
• Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 38/DIKTI/2002
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Pancasila harus menjadi core filosofis bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam
rangka mewujudkan masyarakat warga yang berkeadaban.

Berdasarkan itu semua, perguruan tinggi umum harus mampu


menghasilkan manusia yang unggul secara intelektual, anggun
secara moral, berkompeten dalam penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk
berbagai kegiatan pemenuhan amanat sosial tersebut.
Pancasila memiliki pengertian “Dasar yang
memiliki lima unsur”

Para ahli menyimpulkan bahwa Pancasila adalah


cerminan dari perjalanan budaya dan karakter
bangsa Indonesia yang berlangsung selama
berabad-abad lampau.
Landasan Filosofis
Pancasila adalah sistem filsafat bangsa Indonesia.
Sebagai sistem filsafat diwujudkan sebagai falsafah bangsa
atau pandangan hidup bangsa Indonesia dalam konteks
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebelum terbentuknya negara ada hal yang harus dipenuhi ;


1. Ada persatuan yang terwujud sebagai rakyat
2. Adanya pemerintahan
3. Adanya wilayah
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Berdasarkan Pasal 3 ayat 2, Keputusan Dirjen Dikti No.38/Dikti/Kep/2002 “tentang kompetensi
mata kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap
rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara
mengantarkan mahasiswa ;
- Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesusai
hati nurani
- Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya
- Agar mampu mengenali perubahan2 dan perkembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi dan seni
- Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan.
Visi Pendidikan Nasional adalah:
terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga
negara Indonesia, berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
Visi dan Misi MKPK

Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan


penyelenggaraan program studi guna mengantar mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.

Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya secara konsisten, mampu


mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan
cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai dan menerapkan serta
mengembangkan IPTEK dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
Pengertian Pancasila

Secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI


pertama, 1 Juni 1945, dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan
suatu topik khusus dan akan dibahas pada sidang tersebut. Topik
tersebut adalah tentang calon rumusan dasar negara Indonesia yang
akan dibentuk. Kemudian tampillah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta / India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.

Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sanskerta perkataan “Pancasila”


memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau yang senonoh”
Secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara


Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang.

Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD


negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945
terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945
yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1
Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Motivasi:

MKPK ini menumbuhkan kesadaran bahwa ini merupakan


kebutuhan hidup untuk dapat eksis dalam masyarakat
Global.

Empat konsensus kebangsaan yang harus terus- menerus


disegarkan dan dijaga sebagai eksistensi Indonesia yaitu:
Pancasila, NKRI,
UUD ’45, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai