Anda di halaman 1dari 57

•DOSEN: DRS ALOYSIUS JONDAR M.

Si
PERTEMUAN I
PENGANTAR KULIAH PANCASILA
Indonesia-ku tercinta……..
A. LANDASAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
PANCASILA
1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang diejawantahkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menetapkan kurikulum
tingkat Satuan Pendidikan Tinggi wajib memuat mata
kulian pendidikan agama, pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia serta Bahasa
Inggris.
2. Berdasarkan pertimbangan di atas, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) memutuskan
dengan SK No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-
rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
LANDASAN HISTORIS
• Nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa
Indonesia sendiri, seperti nilai-nilai
ketuhanan (kepercayaan kepada Tuhan
telah berkembang dan sikap toleransi
sudah lahir), dan nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab dan sila-sila lainnya.
• Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar negara
Indonesia oleh para tokoh bangsa saat akan
melahirkan negara RI.
• Nilai-nilai Pancasila tetap tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, biarpun perjalanan ketata-
negaraan mengalami perubahan dan pergantian
undang-undang: dari UUD 45, Konstitusi RIS, UUD
Sementara, sampai kembali keUUD 45.
• Kebenaran Nilai-nilai Pancasila diyakini tinggi.
Penafsiran Pancasila berbeda-beda:
– Masa Orla:
Pancasila ditafsirkan dengan nasakom
(nasionalis – agama – komunis) yang disebut
trisila – kemudian diperas menjadi ekasila
(gotong royong);
– Masa Orba:
Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan
berpedoman kepada butir-butir yang ditetapkan
oleh MPR melalui Tap MPR no.II/MPR/1978
tentang P4;
– Masa Reformasi:
MPR melalui Tap MPR no.XVIII/MPR/1998
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara, yang mengandung makna ideologi
nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.
LANDASAN KULTURAL
• Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa
Indonesia merupakan pencerminan nilai-nilai yang
tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.
• Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila
merupakan hasil pemikiran konseptual dari tokoh
bangsa Indonesia seperti: Soekarno, Drs.
Mohammad. Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr.
Dr. Supomo, dan tokoh lainnya.
• Nilai-nilai Pancasila itu digali dari budaya bangsa
Indonesia.
• Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka untuk
masuknya nilai-nilai baru yang positip, baik dari
dalam maupun dari luar negeri.
LANDASAN YURIDIS
• UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, ps 39 ayat 2 yang menyebutkan tentang isi
kurikulum, jalur, dan jenjang pendidikan wajib yang
memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
• UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menetapkan kurikulum pendidikan tinggi
wajib memuat Pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan bahasa.
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30
tahun 1990, menetapkan status pendidikan Pancasila
dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah
wajib untuk setiap program studi dan bersifat nasional.
• PP no. 60 tahun 1999
• Sejak 1983—1999 silabus pendidikan Pancasila banyak
mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang
berlaku dalam masyarakat.
• Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan Kurikukum Inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT di Indonesia.
• Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan Nomor
45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
telah menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi.
• Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen
Dikti no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang
Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok
Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) di Perguruan Tinggi.
• Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No.
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di PT.
LANDASAN FILOSOFIS
• Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara Republik
Indonesia.
• Nilai-nilai itu:
– bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berketuhanan,
– berkemanusiaan yang adil dan beradab,
– selalu berusaha mempertahankan persatuan dan
mewujudkan keadilan
• Pancasila sebagai dasar filsafat negara
menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari
perundang-undangan.
• Pancasila sebagai sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya,
pertahanan keamanan.
TUJUAN PENDIDIKAN
PANCASILA
TUJUAN NASIONAL
• Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, menyatakan:
…”melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tum-pah darah Indonesia, …
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dam ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdama-ian
abadi dan keadilan sosial …”
• Tujuan di atas diwujudkan melalui
penyelenggaraan negara yang bekerdaulatan
rakyat dan demokratris dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Penyelenggaraan negara dilaksanakan
melalui pembangunan nasional oleh
penyelenggara negara, yaitu lembaga
tertinggi dan lembaga tinggi negara bersama
rakyat.
• Dalam Tap. MPR no. IV/MPR/1999 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-
2004, dinyatakan:
Pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajuan iptek, serta
memperhatikan tantangan perkembangan
global.
• Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian
bangsa dan nilai-nilai luhur yang universal
untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,
maju, dan kukuh kekuatan moral dan
etikanya.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
• UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 4, dinyatakan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan
mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.”
• Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31
ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.”
• Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan
pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan:
1. Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu
mandiri
2. Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia yang terwujud dalam
ketahanan nasional yang tangguh (mampu menangkal
setiap ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan
dengan Pancasila)
TUJUAN MEMPELAJARI PANCASILA

1. YURIIDIS KONSTITUSIONAL
Pancasila adalah dasar negara yang dipergunakan
sebagai dasar mengatur menyelenggarakan
pemerintahan negara, oleh karena itu tidak setiap
orang boleh memberikan pengertian atau tafsiran
menurut pendapatnya sendiri.

2. OBYEKTIF ILMIAH
Pancasila adalah suatu faham filsafat, suatu
philosophical way of thinking atau philosophical
system, sehingga uraiannya harus logis dan dapat
diterima oleh akal sehat.
Pancasila tidak hanya merupakan dasar negara,
tetapi juga pandangan hidup bangsa. Tentu hal
itu membawa konsekuensi, nilai-nilai Pancasila
harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku
manusia Indonesia dalam kehidupan sehari-
hari. Penanaman nilai-nilai itu, terutama bagi
generasi penerus, dapat dilakukan melalui jalur
pendidik-an sebagai wahana yang efektif bagi
pembentukan pribadi yang tangguh. Berdasar
alasan tersebut Pendidikan Pancasila masuk
dalam kurikulum sekolah, sejak taman kanak-
kanak hingga perguruan tinggi.
➢ Pendidikan Pancasila adalah suatu usaha sadar, yang
terencana dan terarah, melalui pendidikan formal,
untuk mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada anak didik. Anak diharap dapat
mencerna nilai-nilai Pancasila melalui akalnya, dan
menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuan,
sehingga anak mencapai perkembangan penalaran moral
seoptimal mungkin yang dijiwai Pancasila.
➢ Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan yang sangat
penting, khususnya dalam pembentukan kepribadian
manusia Indonesia, yaitu kepribadian yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila. Sasaran terakhir dari Pedidikan
Pancasila adalah dipahami, dihayati dan diamalkan
Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
➢Karena Pendidikan Pancasila ternyata
diberikan pada setiap tingkat dan jenjang
pendidikan formal, diharapkan nilai-nilai
Pancasila dapat dicerna dan diterima
peserta didik menurut tingkat pengalaman
dan perkembangan penalarannya. Dalam
setiap jenjang perkembangannya, diharap
peserta didik mampu menemukan
relevansi nilai-nilai Pancasila bagi
kehidupannya, sehingga mampu
mentransformasikan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
HAKEKAT MEMPELAJARI PANCASILA

1. Mengerti Pancasila yang benar.


2. Menghayati dan mengamalkan Pancasila.
3. Mengamankan Pancasila.

PENDIDIKAN PANCASILA
Adalah Pendidikan nilai-nilai yang bertujuan
membentuk sikap positip manusia sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
Setiap negara Norma Dasar merupakan
mempunyai Norma kristalisasi nilai-nilai yang
Dasar dan Dasar hidup dalam suatu
Negara. negara

Norma dasar dapat


Dasar Negara
merekat persatuan
merupakan fundamen
kesatuan bagi suatu
bagi suatu negara.
negara, bangsa.

Pancasila adalah Norma


Dasar sekaligus Dasar
Negara Indonesia.
PANDANGAN PARA AHLI (Norma Dasar)
➢ Prof. Dr. Hans Kelsen ➢ Prof. Mr. Dr. Raden
Norma Dasar – Grundnorm Soepomo
➢ Prof. Dr. Hans Nawiasky Cita-cita Hukum –
Norma Fundamental Rechtsidee.
Negara – ➢ Prof. Kenneth C Wheare
Staatsfundamentalnorm. Hukum Alam – Natural
➢ Prof. Dr. Friedrich Carl von Law
Savigny
Jiwa Bangsa – Volksgeist.
➢ Prof. Dr. Drs. Notonagoro,
SH.
Azas Kerokhanian Negara
PANCASILA

• Pancasila di Perguruan Tinggi dikaji secara menyeluruh sebagai satu kesatuan


sila-ideologis bangsa/negara Indonesia.
• Pancasila sebagai ideologi berhakikat sebagai sistem nilai bangsa Indonesia.
• Sistem nilai seperti ini dipandang oleh studi filsafat yang secara historik digali
pada budaya bangsa dan ditempa oleh penjajahan, yang kemudian diterapkan
pada wilayah yuridiskenegaraan sebagai pedoman bermoral, berhukum, dan
berpolitik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
• Hal itu sebagai hasil konsensus nasional bangsa Indonesia melalui
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal
18 Agustus 1945.
Hakikat Pancasila

•hakikat pandangan hidup Pancasila berbentuk


pada
•norma moral bangsa Indonesia;
•hakikat dasar negara Pancasila berbentuk pada
•norma hukum negara Indonesia;
•hakikat tujuan nasional/negara Pancasila
•berbentuk pada norma politik (kebijakan)
pembangunan nasional Indonesia.
B. Konsep dan Urgensi
Pendidikan Pancasila
Menurut pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila
adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti
mengembangkan esensi materi pendidikan Pancasila yang
meliputi:
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar Negara
4. Pencasila sebagai ideologi Negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
C. Alasan Diperlukan Pendidikan Pancasila
(Fenomena yang terjadi)

• 1. Untuk membentuk karakter manusia yang 3. Selain itu, penyalahgunaan


profesional dan bermoral. Sebab perubahan
dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi narkoba yang melibatkan generasi
mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya dari berbagai lapisan menggerus
terjadi dalam masalah pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga berbagai aliran nilai-nilai moral anak bangsa.
(mainstream) dalam berbagai kehidupan 4. Korupsi sangat merugikan
bangsa.
• 2. Dekadensi moral yang terus melanda bangsa
keuangan negara yang dananya
Indonesia yang ditandai dengan mulai berasal dari pajak masyarakat.
mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap Oleh karena terjadi
norma-norma sosial yang hidup dimasyarakat.
Dalam kehidupan politik, para elit politik penyalahgunaan atau
(eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan penyelewengan keuangan negara
dan mengabaikan budaya politik yang santun,
kurang menghormati fatsoen politik dan kering tersebut, maka target
dari jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak pembangunan yang semestinya
politikus yang terjerat masalah korupsi yang
sangat merugikan keuangan negara.
dapat dicapai dengan dana
tersebut menjadi terbengkalai.
Alasan Rasional Pendidikan Pancasila
1. Visi dan Misi P. Pancasila

VISI MISI

Sumber Nilai & -Mewujudkan nilai dasar


Pedoman -Menumbuhkan kesadaran
Pengembangan -Menumbuhkan sikap& perilaku
Kepribadian -Menumbuhkan tanggung jawab iptek & seni OUT PUT
(Semuanya bersedikan nilai-nilai Pancasila)
Pancasila sbg
keyakinan dan
pegangan hidup
bermasyarakat,
berbangsa &
PRASYARAT bernegara

Pancasila dirasakan sebg sesuatu


yang paling sesuai dengan
kehidupan keseharian
D. KOMPETENSI LULUSAN
• SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang
harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata
kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir,
bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia
intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa:
• 1. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab
• sesuai hati nuraninya;
• 2. agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
• kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;
• 3. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
• pengetahuan teknologi dan seni;
• 4. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
• untuk menggalang persatuan Indonesia.
E. Standar kompetensi lulusan

• Sikap
1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang dewasa yang beriman, berakhlak mulia,
mandiri, kreatif, bertanggung jawab, berbudaya
dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial alam;
2. Berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia
dengan menjungjung tinggi penegakkan hukum.
Standar kompetensi lulusan
•Ketrampilan
1. Memiliki kemampuan piker dan tindak yang
efektif dan inovatif dalam ranah abstrak dan
konkrit terkait dengan pengembangan diri
sesuai dengan bakat dan kemampuan;
2. Mampu memberikan petunjuk dalam
memilih alternatif solusi secara mandiri dan
atau kelompok.
Standar kompetensi lulusan
•Pengetahuan
•1. Memiliki pengetahuan prosedural dan
metakognitif dalam konsep teoretis bidang
pengetahuan tertentu secara umum dan
khusus serta mendalam dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
•2. Terkait dengan fenomena dan kejadian
yang mencakup penyebab, alternatif solusi,
kendala dan soluis akhir
Kompetensi yang diharapkan

Sikap
bertanggung
jawab

Kemampuan
Pengenalan
memaknai
atas perubahan
peristiwa
KOMPETENSI & perkembangan
sejarah & nilai2
HARAPAN ilmu
budaya bagi
pengetahuan,
Persatuan
teknologi,seni
Indonesia

Pengenalan
masalah hidup &
kesejahteraan &
cara
pemecahannya
PANCASILA SECARA ILMIAH

Pengetahuan menurut Sifatnya

PENGETAHUAN

A PRIORI A POSTERIORI

Pengetahuan yang terjadi secara Pengetahuan yang terjadi


serta merta tanpa melalui berdasar pengalaman yang
pengalaman dikenal .
Pengetahuan berdasarkan gradasinya

Pengetahuan wahyu melalui keyakinan


(terjadi melalui proses keyakinan shg sifatnya
“dogmatik tradisional”

Pengetahuan menuju hakikat objek


( melalaui refleksi: analisa,pemahaman,
deskripsi, penafsiran, spekulasi

Pengetahuan sistemik
melalui metodologi ilmiah

Pengetahuan
inderawi
Pengetahuan Ilmiah berdasarkan gradasinya

Menjawab pertanyaan “apa”


Fil. Pancasila

Menjawab pertanyaan “ ke mana”

PYK
Menjawab
pertanyaan”Mengapa”

Menjawab pertanyaan
“Bagaimana”
Penerapan Jenis Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila

Kajian mengenai hakikat dari isi arti Pancasila

Kajian mengenai pedoman, norma hukum sbg realisasi &


kongkritisasi nilai Pancasila

Kajian mengenai kausalitas Pancasila


(K Materialis:asal mula bahan; asli ada pada bangsa)
(K Formalis: asal mula bentuk;susunan & rumusan aline 4
(K Efisien: asal mula karya;perumusan BPUPKI,pentpn PPKI
(sbg pembentuk negara)
(K Finalis: asal mula tujuan ;Pancasial sbg dasar filsft neg.)

Kajian mengenai sejarah


perumusan , bentuk & susunan
otentik, kedudukan & fungsi
F. Pancasila sebagai cita-cita moral
bangsa Indonesia
•Adanya kesadaran rakyat indonesia dalam melaksanakan pancasila.
Karena Pancasila bukannya ciptaan baru yang terjadi saat proklamasi
kemerdekaan tetapi berasal dari kehidupan bangsa Indonesia sepanjang
masa. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman,
pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai cita-
cita moral mengandung nilai dan tujuan moral dalam pembinaan watak
dan kepribadian manusia yang bertujuan mempertinggi moral budi
pekerti manusia sebagai pengamalan pancasila. Kesadaran untuk
mengamalkan atau melaksanakan pancasila akan tercapai jika rakyat
Indonesia terdorong untuk taat pada isi dari sila-sila pancasila. Karena isi
dari pancasila adalah cermin dari kehidupan rakyat Indonesia.
•Posisi Pancasila sebagai cita-cita moral bangsa
ini dapat kita temukan dalam Penjelasan UUD
1945 yang menyatakan bahwa pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 itu mewujudkan (merupakan
perwujudan dari) Rechtsidee (cita-cita hukum)
yang menguasai hukum dasar Negara, baik
hukum yang tertulis maupun hukum yang
tidak tertulis
Cita-cita moral di berbagai negara
Setiap Negara di dunia memiliki cita-cita bangsa. Hal itu sesuai
dengan tujuan yang dimiliki oleh negara seluruh dunia untuk
menjadi negara yang lebih baik, sesuai dengan tujuan UNESCO.
Cita-cita negara lain sebagai berikut:
1.Pendidikan Moral Negara Malaysia Di dalam Rukun Negara
yang Malaysia telah tercantum “bahwasanya negara Malaysia
mendukung cita-cita yang dapat membentuk hubungan erat di
kalangan seluruh masyarakat... , membina masyarakat yang
adil dimana kemakmuran negara akan dapat dinikmati
bersama secara adil dan seksama” (Kementrian Pendidikan
Malaysia : 3). Hal itu merupakan sepenggal bukti cita-cita
moral suatu bangsa untuk membentuk masyarakat yang lebih
baik. Dan Negara Malaysia menerapkannya melalui pendidikan
2. Pendidikan moral di Negara
Jepang
Dalam bahasa Jepang disebut
‘doutokukyouiku‘. Kata doutoku berarti moral
dan kyouiku berarti pendidikan. Jepang
memerlukan ketekunan untuk mencapai taraf
tertinggi. Pendidikan moral di sekolah-sekolah
di Jepang tidak diajarkan sebagai sebuah mata
pelajaran khusus, tetapi diintegrasikan dalam
semua mata pelajaran. Namun, pemberian
pendidikan moral mulai diberikan di sekolah
dasar
3. Pendidikan moral di Korea Selatan

•Ajaran moral ialah ajaran yang dipegang teguh


sebagai prinsip moral dan etika dalam bersosialisasi
dalam masyarakat Korea Selatan. Hal ini dapat dilihat
ketika mencermati kebiasaan orang Korea Selatan.
Orang Korea Selatan dikenal sebagai orang yang
selalu bersikap ramah terhadap orang yang baru
dikenalnya. Kebiasaan seperti ini pula yang
menyebabkan orang Korea Selatan terkenal dengan
sebutan orang ramah dari Timur
(https://www.slideshare.net/dwierri/kewarganegara
an-pancasila-sebagai-citacita-moral)
BUKU REFERENSI
• Syarbaini, Syahrial. (2003). Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia.
• _______________ Dkk. (2006). Membangnun
Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Mewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
• Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
• Kansil C.S. T. Pendidikan kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita, 2003.
Hlm. 1—17
• Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. (2006).
Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat
• Sumarsono, S [et al]. Pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2000. Hlm. 1—7
• Winaarno (2007). Paradigma Baru Pendidikan
Kewarganegaraan: Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
• Kaelan, H dan H. Achmad Zubaidi. (2007).
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran Penilaian

1. Experimental learning 1. UTS

2. Collaborative learning 2. UAS

3. Problem based learning 3. Lembar tugas mahasiswa

4. Presentasi 4. Penilaian presentasi

5. Penyusunan makalah 5. Penilaian makalah

6. Project based learning 6. Penilaian diskusi kelompok


PERENCANAAN TUGAS
•1. MASA UTS YAITU TUGAS INDIVIDU
MEMBUAT RINGKASAN PERKULIAHAN
•PANJANG TULISAN MINIM 1 HALAMAN
•BENTUK TULISAN YAITU TULISAN TANGAN
•JANGKA WAKTU: 24 JAM SETELAH
PERKULIAHAN BERLANGSUNG
•2. MASA UAS YAITU MAKALAH KELOMPOK
UNTUK DIPRESENTASIKAN SETELAH UTS
SISTEMATIKA MAKALAH
KELOMPOK
•ABSTRAKSI
JUDUL
•I. PENDAHULUAN
•A. LATAR BELAKANG MASALAH
•B. PERMASALAHAN
•C. TUJUAN
•II. KAJIAN TEORI
•III. METODE
•IV. A. LAPORAN DISKUSI KELOMPOK (JURNAL KASUS/SKRIPSI)
• B. PEMBAHASAN (ANALISA MIKRO DAN MAKRO)
V. PENUTUP
aloysiuscendana@gmail.com

SALAM SEHAT SEMUANYA

Anda mungkin juga menyukai