Anda di halaman 1dari 32

NAMA : RIZKI ALFU SALAM

NIM : 202103030020

PRODI : D3 TEKNIK MESIN (PAGI)

TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDAHULUAN

 Landasan pendidikan Pancasila.

1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang


Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan kurikulum tingkat
Satuan Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kulian pendidikan agama, pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia serta Bahasa Inggris.
2. Berdasarkan pertimbangan di atas, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI)
memutuskan dengan SK No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

 Landasan historis

1. Nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, seperti nilai-nilai ketuhanan
(kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi sudah lahir), dan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-sila lainnya.
2. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar deolo Indonesia oleh para tokoh bangsa saat akan
melahirkan deolo RI.
3. Nilai-nilai Pancasila tetap tercantum dalam pembukaan UUD 1945, biarpun perjalanan
ketata-negaraan mengalami perubahan dan pergantian undang-undang: dari UUD 45,
Konstitusi RIS, UUD Sementara, sampai kembali keUUD 45.
4. Kebenaran Nilai-nilai Pancasila diyakini tinggi. Penafsiran Pancasila berbeda-beda :
o Masa Orde Lama :
Pancasila ditafsirkan dengan nasakom (nasionalis – agama – komunis) yang
disebut trisila – kemudian diperas menjadi ekasila (gotong royong).
o Masa Orde Baru :
Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan berpedoman kepada butir-butir
yang ditetapkan oleh MPR melalui Tap MPR no.II/MPR/1978 tentang P4.
o Masa Reformasi :
MPR melalui Tap MPR no.XVIII/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara, yang mengandung makna deology nasional sebagai cita-
cita dan tujuan deolo.

 Landasan kultural
1. Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran konseptual dari
tokoh bangsa Indonesia seperti: Soekarno, Drs. Mohammad. Hatta, Mr. Muhammad
Yamin, Prof. Mr. Dr. Supomo, dan tokoh lainnya.
3. Nilai-nilai Pancasila itu digali dari budaya bangsa Indonesia
4. Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka untuk masuknya nilai-nilai baru yang
positip, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

 Landasan Yuridis

1. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ps 39 ayat 2 yang


menyebutkan tentang isi kurikulum, jalur, dan jenjang pendidikan wajib yang memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan
kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan bahasa.
3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30 tahun 1990, menetapkan status
pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib
untuk setiap program studi dan bersifat nasional.
4. PP no. 60 tahun 1999
5. Sejak 1983—1999 silabus pendidikan Pancasila banyak mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan yang berlaku dalam masyarakat.
6. Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang penyempurnaan Kurikukum
Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT di
Indonesia.
7. Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi, dan Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi.
8. Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen Dikti no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi.
9. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di PT.

 Landasan Filosofis

1. Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia
sebelum mendirikan deolo Republik Indonesia.
2. Nilai-nilai itu:
o bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan,
o berkemanusiaan yang adil dan beradab,
o selalu berusaha mempertahankan persatuan dan mewujudkan keadilan
3. Pancasila sebagai dasar filsafat deolo menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara deolo, menjadi jiwa dari perundang-undangan.
4. Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, deolo-budaya, pertahanan
keamanan.

 TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

 Tujuan Nasional

• Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, menyatakan:


…”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tum-pah darah Indonesia, …
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dam ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdama-ian abadi
dan keadilan deolo …” Tujuan tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan deolo
yang bekerdaulatan rakyat dan demokratris dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Penyelenggaraan deolo dilaksanakan melalui pembangunan nasional oleh
penyelenggara deolo, yaitu lembaga tertinggi dan lembaga tinggi deolo bersama
rakyat.
Dalam Tap. MPR no. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
tahun 1999-2004, dinyatakan:
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan kemajuan iptek, serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-
nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

 Tujuan pendidikan nasional

1. UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4, dinyatakan tujuan


pendidikan nasional, yaitu:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri, serta
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu deolo pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
2. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan pengamalan Pancasila di bidang
pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan:
o Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mampu mandiri
o Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan deolo
Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh (mampu
menangkal setiap ajaran, paham, dan deology yang bertentangan dengan
Pancasila)

 Tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan


dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;

3. Perilaku kebudayaan, dan

4. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang


mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan.
PANCASILA RULE OF LAW

MENELUSURI PERUMUSAN PANCASILA

I. PRA REVOLUSI KEMERDEKAAN

 KESADARAN KEBANGSAAN
o RA Kartini sila II
o Budi Utomo sila II & III
o Serikat Dagang Islam I, III & V
 KESADARAN POLITIS
o Indische Partai sila III & V
o Jong Yava Sumatra sila III
o PNI sila III & IV
 KESADARAN IDEOLOGI
o Konggres Pemuda sila II, III,IV

II. ZAMAN REVOLUSI

 Sidang BPUPKI 28-1 Juni 1945

1. Muh Yamin 29 mei 1945

o Peri kebangsaan
o Peri kemanusiaan
o Peri ketuhanan
o Peri kerakyatan
o Kesejahteraan rakyat

2. Ir. Sukarno 1 Juni 1945

o Kebangsaan Indonesia
o Internasionalisme / peri kemanusiaan
o Masyarakat / demokrasi
o Kesehjateraan social
o Ketuhanan yang berkebudayaan

3. Pembukaan UUD 1945

o Ketuhanan yang maha esa


o Kemanusiaan yang adil dan beradab
o Persatuan Indonesia
o Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

o Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Rumusan piagam Jakarta

o Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya


o Kemanusiaan yang adil dan beradab
o Persatuan Indonesia
o Kerakyaan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

o Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

5. Rumusan konstitusi RIS = UUDS

o Ketuhanan yang maha esa


o Peri kemanusiaan
o Kebangsaan
o Kerakyatan
o Keadilan social

III. ZAMAN PASCA REVOLUSI

 Bung karno
o islamisme, markisme & nasionalisme nasakom
 Orde baru
o Sebagai satu-satunya azas tunggal UU no.3 tahun 1985
o Alat legitimasi kekuaaan
 Reformasi
o Tergantung bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi
o Ideologi terbuka

Kedudukan pancasila :

 Ideology Negara
 Falsafah Negara
 Dasar Negara

Hakikat fungsi ideology :

 struktur koginitif
 orientasi dasar
 norma dasar
 jalan
 sumber kekuatan

Pendidikan Pancasila

Gagasan dasar dalam ideology pancasila pembukaan UUD 1945

 Alenia pertama
o Anti penjajahan
o Berperi kemanusiaan
o Cinta kemerdekaan
o Berbuat adil dan beradab
 Alenia kedua
o Berjiwa berjuang
o Senasib & sepenanggungan
o Bersatu
 Alenia ketiga
o Religious taqwa kepada Tuhan yang maha esa
o Persatuan
o Rela berkorban
 Alenia keempat
o Tujuan Negara
o Negara hukum
o Berkedaulatan rakyat
o Negara pancasila

FALSAFAH PANCASILA

Philos → cesilla/teman

Shopia → kebijaksanaan/ ilmu kesehatan

Filsafah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang ada dan mungkin ada

 Perhatian utama :
o Alam semesta
o -Manusia dan kehidupan
o Nilai & norma
 Sudut pandang falsafah pancasila :
o Monodualistik
o Monopluralistik
o Keselarasan, keserasian & keseimbangan
o Integralistik
o Kebersamaan

Nilai dasar pancasila :

 Sila I ketuhanan yang maha esa


o Keyakinan terhadap tuhan yang maha esa dengan sifat-2nya
o Ketaqwaan
o Meliputi & menjiwai sila II dan III, IV dan V
 Sila II kemanusiaan yang adil dan beradap
o Pengakuan terhadap melihat manusia
o Perlakuan adil terhadap sesame
o Beradap : cipta, rasa, karsa
o Nilai sila II diliputi & dijiwai sila III, IV dan V
 Sila III persatuan Indonesia
o Persatuan banngsa
o Pengakuan terhadap bhineka tunggal ika
o Nilai III meliputi & menjiwai sila IV & V
 Sila IV kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

o Kedaulatan rakyat
o Demokrasi
o Musyawarah mufakat
o Diliputi & dijiwai sila I, II, III serta meliputi menjiwai sila V
 Sila V keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
o Mengutamakan keadilan
o Kesejahteraan lahir dan batin
o Keselarasan-keseimbangan-keserasian hak & kewajiban
o Diliputi & dijiwai oleh sila I, II, III & IV
KONSTITUSI

BAB I

UUD RI 45 DALAM SATU NASKAH

A. Proses Perubahan UUD 45 Negara Indonesia Tahun 1945


 Tuntunan Reformasi
 Amandemen UUD 1945
 Penghapusan dotrin dwi fungsi ABRI
 Penegakan hukum, HAM, dan pemberatasan KKN
 Otonomi daerah
 Kebebasan pers
 Mewujudkan kehidupan demokrasi

 Sebelum Perubahan
 Pembukaan
 Batang tubuh
- 16 bab
- 49 ayat
- 4 pasal aturan peralihan
- 2 ayat aturan tambahan
 Penjelasan

 Latar Belakang Perubahan


 Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
 Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
 Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir
 Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
 Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup
didukung ketentuan konstitusi
 Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat
• HAM ( Hak Asasi Manusia )
• Pembagian kekuasaan
• Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum
• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

 Dasar Yuridis
 Pasal 3 UUD 1945
 Pasal 37 UUD 1945
 TAP MPR No.IX/MPR/1999
 TAP MPR No.IX/MPR/2000
 TAP MPR No.XI/MPR/2001

 Kesepakatan Dasar
 Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
 Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Mempertegas sistem presidensiil
 Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam
pasal-pasal
 Perubahan dilakukan dengan cara “Adendum”

 Sidang MPR
 Sidang Umum MPR 1999
Tanggal 14-21 Oktober 1999
 Sidang Tahunan MPR 2000
Tanggal 7-18 Agustus 2000
 Sidang Tahunan MPR 2001
Tanggal 1-9 November 2001
 Sidang Tahunan MPR 2002
Tanggal 1-11 Agustus 2002
 Hasil Perubahan
 Pembukaan
 Pasal-pasal:
- 21 bab
- 73 pasal
- 170 ayat
- 3 pasal Aturan Peralihan
- 2 pasal Aturan Tambahan

B. Naskah Resmi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal
5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959).
BAB II
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A. Preambule
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Bentuk Dan Kedaulatan


 Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik
 Negara Indonesia adalah Negara Hukum
 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD

C. Lembaga-Lembaga Dalam Sistem Ketatanegaraan


Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- KPU ( Komisi Pemilihan Umum)
- BPK ( Badan Pemeriksa
Keuangan) Perwakilan BPK
Provinsi
- Bank Sentral
- Pemerintah Daerah Provinsi yaitu Gubernur & DPRD
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yaitu Bupati/Wakilkota & DPRD
- Presiden
- Kementrian Negara
Dewan Pertimbangan
TNI/POLRI
- DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat)
- MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat)
- DPD ( Dewan Perwakilan Daerah )
- Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
- MA ( Mahkamah Agung ) & MK ( Mahkamah Konstitusi )
Lingkungan Peradilan Umum
Lingkungan Peradilan Agama
Lingkungan Peradilan Militer
Lingkungan Peradilan TUN ( Tata Usaha Negara)
- KY( Komisi Yudisial )

D. Lembaga-Lembaga Negara Yang Memegang Kekuasaan Menurut UUD


 DPR
Memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang
 Presiden
Memegang kekuasaan pemerintah
 MA dan MK
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang berbeda untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

E. Majelis Permusyawaratan Rakyat


Wewenang MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat )
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD
 Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan
calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya secara bersamaan
BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

A. Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden


Antara lain tentang :
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
 Berhak mengajukan RUU kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah
 Memegang teguh UUD dan Menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
 Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU
 Dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan negara lain
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
 Menyatakan keadaan bahaya
 Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR
 Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR
 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA
 Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
 Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU
 Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden
 Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri
 Pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta pengesahan RUU
 Hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang
memaksa
 Pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
 Peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
 Penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR
 Pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR
 Pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota
hakim konstitusi
B. Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
 DPR
 Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat
 Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna
yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
 DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
kepada MPR
 MK
 Wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan
diterima
 MPR
 Wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari
sejak usul diterima
 Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4
jumlah anggota, disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah
Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
BAB VI
PEMERINTAHAN DAERAH

Pada pasal 18 dijelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daearh Provinsi dan daerah Provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi,
Kabupaten, dan Kota itu mempunyai pemerintahan daerah berupa :
 Kepala pemerintah daerah yang di pimpin oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota
 DPRD
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah :
 Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten,
dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
 Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang.
 Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

A. DPR
Fungsi, wewenang,dan hak DPR, yaitu :
- Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan
- Mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat
- Pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
- Persetujuan dalam menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
- Pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan duta
- Pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam menerima penempatan duta negara lain
- Memegang kekuasaan membentuk UU dan dibahas bersama Presiden
- Anggota berhak mengajukan usul RUU

B. DPD
 Hak DPD yaitu :
- Dapat mengajukan RUU yang sesuai dengan kewenangannya
- Ikut membahas dan memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai dengan
kewenangannya
 Wewenang DPD yaitu :
- Dapat mengajukan, membahas, dan melakukan pengawasan otonomi daerah
- Dapat mengajukan, membahas, dan melakukan pengawasan antara hubungan pusat
dan daerah
- Dapat mengajukan, membahas, dan melakukan pengawasan dalam pengelolaan
sumber daya alam

C. Pemilihan Umum
- Asas pemilu yaitu LUBER JURDIL
- Pemilu dilakukan setiap 5 tahun sekali
- Pemilu dilakukan untuk memilih Presiden dan Wapres
BAB VIII
HAL KEUANGAN

A. Penyusunan APBN
Presiden mengajukan RAPBN dan dibahas bersama dengan DPR. Sedangkan DPD
memberi pertimbangan kepada DPR. Apabila RABN di setujui, maka pemerintah
menjalankan APBN.

B. Pajak, Penguat Lain, Macam, dan Harga Mata Uang


 Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
Undang-Undang
 Hal-hal lain mengenai keuangan negara juga di atur dengan Undang-Undang.
 Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang

C. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)


 Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden
 Fungsi BPK yaitu Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri
 BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi
 Calon anggota BPK dipilih oleh DPR dengan pertimbangan DPD dan di resmikan oleh
presiden
BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN

A. MA (Mahkamah Agung)
 Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
profesional, dan berpengalaman di bidang hukum
 Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat
persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
 Kewajiban dan wewenang MA yaitu :
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan
di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang
 Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

B. KY (Komisi Yudisial)
 Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.
 Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
DPR
 Wewenang Komisi Yudisial yaitu :
 Mengusulkan pengangkatan hakim agung
 Mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim

C. MK (Mahkamah Konstitusi)
 Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai
pejabat negara
 Mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden,
yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang
oleh Presiden
 Wewenang dan Kewajiban MK :
 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum.
 Wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar
DEMOKR
ASI

Sistem Politik :

 Sistem politik demokrasi :


Menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.
 System politik non demokrasi :
Otoriter, totaliter, system dictator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, system
komunis.

Prinsip-prinsip system politik demokrasi :

1. Pembagian kekuasaan (eksekutif, legislative, yudikatif )


2. Pembagian Konstitusional
3. Pembagian berdasarkan hukum
4. Pembagian mayoritas
5. Pembagian dengan diskusi
6. Pemilu yang bebas
7. Parpol lebih dari satu dan menjalankan fungsinya
8. Manajemen terbuka
9. Pers yang bebas
10. Pengakuan terhadap hak-hak mayoritas
11. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
12. Peradilan bebas dan tidak memihak
13. Pengawasan terhadap admin Negara
14. Mekanisme politik yang berubah
15. Kebijakan pembagian tanpa paksaan dari lembaga manapun
16. Penempatan pejabat
17. Penyelesaian damai, bukan kompromi
18. Jaminan kebebasan individu
19. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar
20. Prinsip persetujuan
Demokratisasi

 Tahapan 1
Pergantian non demokratis & penguasa demokratis
 Tahapan 2
Pembentukan lembaga & tertib politik demokrasi
 Tahapan 3
Konsolidasi demokrasi
 Tahapan 4
Praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara

Syarat dasar penyelenggara pemeritah yang demokratis berdasarkan Rule of law

1. Perlindungan konstitusional, menjamin hak-hak individu & menentukan prosedurnya


2. Badan kehakiman bebas, tidak memihak
3. Pemilu bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat & beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)

Nilai (Kultur) demokrasi

1. Menyelesaikan pertikaian, damai & sukarela


2. Menjamin terjadinya perubahan
3. Pergantian penguasa
4. Penggunaan paksaan sesedikit mungkin
5. Pengakuan & penghormatan
6. Menegakkan keadilan
7. Manajemen IPTEK
8. Pengakuan & penghormatan

Ciri demokratisasi

 Berlangsung secara evolusioner


 Proses perubahan secara persuasive
 Proses yang tidak pernah selesai

Macam-macam demokrasi

 Individual
 Liberal
 Rakyat
 Pancasila
Perkembangan demokrasi pancasila :

 Masa Republik Indonesia I 1945-1959 demokrasi perlementer


 Masa Republik Indonesia II 1959-1965 demokrasi terpimpin
 Masa Republik Indonesia III 1965-1998

Ciri-ciri demokrai pancasila

 Ciri pokok demokrasi pancasila


 Musyawarah untuk mufakat
 Tanggung jawab
 Ciri pancaran musyawarah untuk mufakat
 Utamakan kepentingan Negara & masyarakat
 Hindari pemaksaan kehendak
 Keputusan untuk bersama
 Semangat kekeluargaan
 Keputusan harus dipertanggung jawabkan
 Musyawarah dnegan akal sehat
 Laksanakan hasil keputusan musyawarah
ARAH PENYEMPURNAAN SISTEM

POLITIK (UNDANG-UNDANG BIDANG

POLITIK)

I. SASARAN POKOK
1. Perkuatan Sistem Pemerintahan Presidensial
2. Perkuatan Sistem Kepartaian Multipartai sederhana
3. Perkuatan Keseimbangan antara DPR dengan DPD
4. Perkuatan Hubungan Kerja antara Presiden dengan DPR dan DPD

II. LANGKAH-LANGKAH
1. Bangun Parpol Modern dan Kredibbel
2. Bangun Ormas Modern dan Kredibel
3. Bangun KPU Modern dan Kredibel
4. Kembangkan system pemilihan DPR, DPD, dan DPRD yang mendukung
pencapaian sasaran pokok
5. Kembangkan system pemilihan presiden dan wapres yang mendukung pencapaian
sasaran pokok
6. Kembangkan system hubungan DPR dengan DPD yang mendukung pencapaian sasaran
pokok
7. Kembangkan system hubungan kerja presiden dengan DPR dan DPD

III. PARPOL MODERN DAN KREDIBEL


1. Pertegas Fungsi
a. Artikulasi kepentingan
b. Rekruitmen politik
c. Pendidikan politik
d. Solidaritas politik
e. Resolusi konflik
2. Isu penting
a. Organisasi sayap partai politik
b. Sumber dana partai politik
c. Subsidi partai politik
d. Partai lokal
e. Pengurus
f. Syarat pembentukan
g. Syarat mengikuti pemilu
h. Demokrasi dan akuntabilitas internal
i. Kedudukan peraturan dan keputusan parpol
IV. ORMAS MODERN DAN KREDIBEL
1. Pertegas pengertian
2. Pertegas fungsi
3. Pertegas jenis dan bidang kerja
4. Perbedaan Ormas dengan organisasi sayap parpol
5. Sumber dana ormas
6. Ormas afiliasi internasional
7. Demokrasi dan akuntabilitas internal
8. Pembukaan oleh pengadilan
9. Kedudukan peraturan dan keputusan ormas

V. KPU MODERN DAN KREDIBLE


1. Pemilu
2. Hirarki organisasi
3. Pertangung jawaban
4. Secretariat jenderal
5. Pengawasan
6. Pemberhentian
7. Kedudukan peraturan dan keputusan KPU

VI. SISTEM PEMILIHAN


1. Syarat parpol peserta pemilu
2. Tata cara rekruitmen calon
3. Tata cara pemungutan suara
4. Tata cara penentuan calon terpilih
5. Tata cara kampanye
6. Dana kampanye
7. Sengketa administrasi pemilu
8. Sengketa hasil pemilu
9. Pidana pemilu
10. Syarat, tata cara pemilihan dan penentuan calon terpilih DPD
11. Electoral Treshold/ parliament T. secara tegas

VII. SISTEM PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAPRES


1. Pemilihan presiden bersamaan waktu dengan pemilu DPR, DPD, dan DPRD
2. Pemilihan presiden setelah pemilu DPR, DPD, dan DPRD
3. Pilihan jumlah pasangan pilpres pada putaran pertama
4. Tata cara kampanye
5. Dana kampanye
6. Pidana pemilu
7. Sengketa non hasil pemilu
8. Sengketa hasil pemilu
VIII. SISTEM HUBUNGAN KERJA DPR DENGAN DPD
1. Penghapusan fraksi
2. Keikutsertaan DPD dalam panja DPR
3. Keprotokolan DPR dan DPD
4. Joint session DPR dengan DPD sebagai pengganti MPR

IX. SISTEM HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPR dan DPD


1. Hak veto presiden dimasukkan dalam Undang-Undang kepresidenan
2. Konsultasi presiden dengan pimpinan DPR dan DPD
HAK ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia adalah sebuah konsep hukum dan normative yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak Asasi Manusia
berlaku kapan saja, dimana saja, dqan kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal. HAM pada
prinsipnya tidak dapat dicabut.

Landasan pengakuan tehadap HAM

a. Landasan pertama dan langsung : kodrat manusia


b. Landasan kedua dan lebih dalam : tuhan menciptakan manusia itu sama,kecuali amalnya

Piagam PBB tentang Deklarasi of Human


Rights 1948

a. Hak berpikir & mengeluarkan


b. Hak memiliki sesuatu
c. Hak mendapatkan pendidikan & pengajaran
d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama
e. Hak untuk hidup
f. Hak untuk kemerdekaan hidup
g. Hak untuk memperoleh nama baik
h. Hak untuk memperoleh pekerjaan
i. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum

Undang-Undang 39/1999 tentang HAM

a. Hak untuk hidup


b. Hak berkeluarga
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak keadilan
e. Hak kemerdekaan
f. Hak berkomunikasi
g. Hak keamanan
h. Hak kesejahteraan
i. Hak perlindungan
HAM meliputi bidang :

a. Hak Asasi Pribadi (personal rights)


b. Hak Asasi Politik (property rights)
c. Hak Asaasi Ekonomi (property rights)
d. Hak Asasi sosial dan Kebudayaan (social and cultural rights)
e. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (Rights of
legal equality)
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan & perlindungan
(procedural rights)

Sejarah perkembangan HAM

1. Perkembangan HAM masa sejarah


2. Perkembangan HAM di Inggris
3. Perkembangan HAM di Amerika Serikat
4. Perkembangan HAM di Perancis
5. Atlantic charter
6. Pengakuan HAM PBB

Empat generasi HAM :

1. Gen pertama (Eropa Barat) : Hak & politik


2. Gen kedua (Eropa Timur) : Hak ekonomi social budaya
3. Gen ketiga (Asia-Afrika) : Hak perdamaian & pembangunan
4. Gen keempat (Asia) : hak mengkritik peranan Negara dominan dalam pembangunan

Bangsa Indonesia dalam penegakan HAM

a. Pembentukan Lembaga
1. Komisi nasional HAM
2. Pengadilan HAM
3. Pengadilan HAM Ad Hoc
4. Komisi kebenaran dan Rekondiliasi
5. Lembaga swadaya
b. Konvensi Internasional tentang HAM
c. Keikutsertaan Indonesia dalam konvensi Internasional
- Ratifikasi perjanjian
- Konvensi internasional tentang HAM yang diratifikasi oleh Indonesia
HAK ASASI MANUSIA dan DEMOKRASI

 DEMOKRASI : system politik yang dapat memberi penghargaan, menjamin perlindungan dan
penegakkan atas hak-hak dasar manusia

 Unsur utama demokrasi :


- kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis
- kesamaan hak/ kesetaraan politis dalam menjalankan kendali

 Konsep pokok demokrasi :


o Kebebasan / persamaan (freedom/equality)
o Kedaulatan rakyat (people’s sovereignty)

 Unsur pokok pemerintahan demokrasi :


o Pengakuan atas HAM
o Partisipasi rakyat dalam pemerintahan
HAK DAN KEWAJIBAN

Perbedaan rakyat berdasarkan


hubungan dengan daerah tertentu
di dalam suatu negara Perbedaan rakyat berdasarkan
hubungan dengan pemerintah
negaranya

Penduduk
Warga
Mereka yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam suatu wilayah Negara (menetap).
Negara
Bukan Penduduk
Mereka yang berada di dalam suatu wilayah Negara hanya untuk sementara waktu
Mereka yang berdasarkan
hokum tertentu merupakan

Orang yang berada Bukan Warga Negara


diwilayah negara
Mereka yang berada didalam
suatu Negara tetap secara
hukum tidak menjadi warga
Negara pada Negara tsb, namun
tunduk pada pemerintah dimana
mereka berada

Penentuan warga Negara :

 Asas Ins-sanguinis
Adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
oleh orangtuanya
 Asas Ius-soli
Adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
Negara tempat kelahirannya.
Warga Negara Indonesia

Pasal 26 ayat (1) UUD 1945


o Orang-orang bangsa Indonesia asli
o Orang- orang bangsa lain yang sah ssi undang-undang (UU 16/2006)
 SBKRI tidak perlu lagi
 Wanita WNI menikah dengan WNA tidak kehilangan WN, anaknya bisa bipatride s.d.
18th.
 Pemerintah menjamin secara maksiimum WNI di LN

Peranan (role) sesuai statusnya sebagai WNI :

 Pasif, patuh terhadap peraturan / UU


 Aktif, partisipasi kehidupan bernegara
 Negatif, tolak campur tangan Negara
 Positif, meminta pelayanan Negara

Anda mungkin juga menyukai